“Chao Xing?” Xiao Lin bergumam dalam hati.Tidak terlalu yakin karena hanya wajahnya saja yang terlihat sama. Masih terlintas jelas senyuman manis dan lembut dari wajah adik bungsunya. Berbeda dengan tatapan gadis di depannya yang terlihat tajam tanpa senyuman.“Xiao Lin kau jangan gegabah. Ye Ming Yu adalah orang yang licik.” Batin Xiao Lin mengurungkan niatnya mendatangi gadis itu.Setelah kehebohan yang terjadi berturut-turut, tiba saatnya peresmian akademi. Seluruh murid berdiri di lapangan yang besar. Para Guru Besar dari Kerajaan Langit tiba menyambut seluruh murid.“Lu Ye, perkiraanmu sangat tepat.” Bisik Guru Wu Chang melihat Ye Ming Yu hadir di akademi.Lu Ye tersenyum tipis. Sebelumnya ia telah mengatur strategi dengan Xiumin untuk menerobos Kerajaan Bulan di saat salah satu senjatanya terpisah.“Xiumin, tujuan kita adalah membawa Chao Xing ke Kerajaan Langit.” Ujar Lu Ye.“Dewa Lu Ye, bukankah energi yang dimiliki Chao Xing memang adalah energi Bulan?” Tanya XiuminMemang b
Lu Ye membuka segel pesan dari Xiumin. Sesuai dugaan Lu Ye, Ye Shuo Ren pasti sudah membuat sebuah rencana yang besar. Dengan kemampuan kultivasi Xiumin, ia berhasil menerobos Kerajaan Bulan tanpa terlihat. Tapi ia tidak bisa melihat jelas gadis yang sedang ditawan oleh Kerajaan Bulan.“Dewa Lu Ye, gadis itu dipenuhi oleh energi Bulan yang sangat kuat. Hanya saja energi itu terlihat tidak beraturan.” Begitulah tertulis dalam surat laporan Xiumin.Lu Ye berfikir keras. Ia yakin bahwa gadis yang dibawa Ye Ming Yu adalah Qin Chao Xing. Tapi kenapa Xiumin melihat seorang gadis yang ditawan? Siapa gadis yang dilihat Xiumin?Berdasarkan penjelasan Xiumin, gadis itu dikurung di sebuah penjara terdalam Kerajaan Bulan. Hanya ada sedikit penjaga yang berjaga di sekitar bangsal. Gadis itu terlihat sedang berlatih kultivasi dan berusaha mengendalikan energi yang keluar dari tubuhnya.Sayangnya, Xiumin tidak bisa melihat lebih jelas. Energi bulan yang mengerubungi gadis itu tampak sangat kuat. Aka
“Xiyun, kau belum memberi tahu kakakmu?”“Siapa?”“Tak perlu berlagak bodoh lagi di depanku.”Chao Xing menatap datar Ye Ming Yu. Ia menyandarkan badannya sambil menyilangkan lengan. Kali ini siapa yang ia maksud?Chao Xing tak menanggapi. Entah siapa yang ada di pikiran Ye Ming Yu, ia harus memastikannya terlebih dahulu. Pria di hadapannya ini bukanlah pria yang sederhana.“Masih mengelak?” Kini Ye Ming Yu melayangkan tatapannya pada Chao Xing yang terlihat santai.“Ahh…” gumam Chao Xing dalam hati.Tentu saja, trik bodohnya tidak akan terus mengelabui Ye Ming Yu. Tapi, sejak kapan ia menyadari bahwa Chao Xing adalah saudara Xiao Lin?Gadis itu membalas pandangan Ye Ming Yu. Sebenarnya, ia juga merasa tak sepenuhnya berbohong. Hanya saja pria dingin itu tidak pernah menanyainya.“Kau tidak perlu menghindarinya.” Ujar Ye Ming Yu menenguk tehnya.“Maksudmu?” Tanya Chao Xing.Perkataan manis Ye Ming Yu bukanlah hal yang mengejutkan bagi Chao Xing. Tentu tidak akan sesederhaan itu makna d
Xiao Lin menemui Lu Ye dan menceritakan pertemuannya dengan Yue Xiyun semalam. Sebelumnya, ia merasa sangat yakin bahwa gadis itu adalah adiknya. Tapi setelah pertemuan mereka, Xiao Lin jadi mulai ragu.“Xiao Lin, sebaiknya kau jangan terlalu gegabah dulu.” Saran Lu Ye.Saat ini Lu Ye juga sedang berusaha menyelidiki maksud Kerajaan Bulan yang sebenarnya. Kedamaian yang sementara ini semakin terasa mencurigakan. Terlebih setelah mendengar kabar dari Xiumin tentang seseorang yang juga disandera, Lu Ye semakin khawatir.“Xiao Lin, kau tetap awasi Yue Xiyun untuk sementara.” Ujar Lu Ye.Sepertinya Xiao Lin akan lebih mudah membatasi gerak Yue Xiyun untuk sementara. Alasan itu yang digunakan Lu Ye sembari memikirkan strategi lain.Sesuai dengan permintaan gurunya, Xiao Lin menerima tugas itu dan mulai mengawasi Yue Xiyun dari jauh. Ia kemudian meninggalkan kediaman Lu Ye kembali ke akademi.Pelajaran di akademi kembali berlanjut. Kali ini giliran guru Wu Chang memimpin kelas hari ini.Sel
“Lu Ye, kau melihat kejadian tadi?” Guru Wu Chang bercengkrama dengan Dewa Lu Ye seusai kelas.Kejadian itu masih membekas di benak Lu Ye. Saat tiba-tiba Xiyun muncul diantara Ye Ming Yu dan Xiao Lin.“Bukankah dia berpindah dengan ilmu ruang yang aku ajarkan?” Tanya Guru Wu Chang.Dalam situasi itu, mustahil untuk berpindah secara tepat dalam sekali percobaan. Mungkinkah Yue Xiyun sudah pernah mengusainya? Lu Ye mencoba memikirkan beberapa kemungkinan.“Ye Ming Yu! Kau mau bermain-main denganku?” Chao Xing menatap Ming Yu.“Selesaikan saja tugasmu.” Jawab Ye Ming Yu singkat.Chao Xing melirik sinis. Entah kenapa ia cukup kesal dengan sikap Ye Ming Yu kali ini. Seharusnya ia tidak benar-benar berniat mencelakai Xiao Lin bukan?Ye Ming Yu tertawa melihat ekspresi Chao Xing saat ini. Sepertinya gadis ini yang justru menelan umpannya.“Xiyun, kembali gunakan otakmu bukan hatimu.” Ujar Ye Ming Yu.“Kenapa? Setidaknya hatiku masih berfungsi.” Balas Chao Xing.Ia menatap Ming Yu yang berdec
Kabar gembira yang berubah menjadi petaka meliputi Negara Qin. Negara terbesar dan terkuat di seluruh dunia dengan kekayaan dan kemakmuran yang luar biasa. Perlindungan Dewa Langit dipercaya menjadi alasan Negara Qin merupakan negara paling aman.“Yang Mulia, hamba mohon bicara.” Kasim Lan menghadap Raja Qin.“Permaisuri Wen akan segera melahirkan.” Ucap Kasim Lan sambil membungkukkan badan menatap lantai.Mendengar kabar berita besar itu, Raja Qin bergegas menuju kediaman Permaisuri. Di tengah perjalanan, langkahnya tiba-tiba terhenti. Raja Qin mendongak ke langit menatap langit yang tiba-tiba menghitam di tengah hari. Matahari yang awalnya terik perlahan tertutup dan membuat langit buta sesaat.“Yang Mulia jangan menatap langit, ini adalah kutukan bagi langit” Kasim Lan mengingatkan Raja Qin yang seolah terhipnotis dengan fenomena langka ini.Selang beberapa saat akhirnya langit kembali normal. Sinar matahari kembali menyentuh jubah agung Raja Qin.“Yang Mulia.” Kasim Hong bersujud
Dua puluh tahun berlalu dengan cepat. Secara hukum Negara Qin, Chao Xing telah mati. Namun kenyataan berkata lain. Dua puluh tahun lalu, Raja Qin meminta Kasim Lan mengasingkan Chao Xing di Istana Timur.Dengan beberapa pelayan gadis itu hidup dan tumbuh dengan tanpa kekurangan. Kasim Lan dipercaya Raja Qin untuk selalu mengantar perbendaharaan yang diperlukan sang Tuan Putri. Raja Qin juga sesekali mengunjungi putri tercintanya.“Liang Mei, kau mendapatkan benda yang aku minta?”“Tuan Putri, apakah di dunia ini ada yang tidak bisa dilakukan Liang Mei?” Ujar Liang Mei mengeluarkan sebuah buku dari balik jubahnya.Senyum Chao Xing seketika merekah. Ia meraih buku itu dari tangan pelayan setianya. Melihat sekilas bagian depan buku dan segera menyembunyikannya di dalam jubahnya.“Masuklah, aku sudah buatkan pao untukmu.” Chao Xing menggandengan lengan Liang Mei membawanya menyantap pao yang masih panas.“Tuan Putri…” panggil Liang Mei sembari menyantap pao.“Hmmm?”“Kenapa Tuan Putri sel
“Yang Mulia, Pangeran Xiao Lin menghadap.”Raja Qin yang sedang duduk di singhasana mengangguk mempersilahkan putra kebanggaannya memasukki istananya.“Salam kepada Ayahanda. Semoga Ayahanda panjang umur.” Salam Pangeran Xiao Lin di hadapan Raja Qin.“Berdirilah.” Pangeran Xiao Lin bangun dari posisinya.Pangeran Xiao Lin adalah putra tunggal Raja Qin sekaligus putra mahkota penerus takhta Negara Qin. Posisinya sempat menjadi perdebatan karena ia adalah putra yang lahir dari seorang selir. Namun setelah kematian Permaisuri We Zi, kedudukan Permaisuri akhirnya dinobatkan kepada Selir.Walaupun sejarah awalnya menjadi perdebatan para menteri Istana, kepribadian bijaksana dan tegas dari Pangeran Xiao Lin membuat seluruh rakyat mulai percaya padanya. Terlebih kecerdasan dalam mengatur strategi pertahanan negara membuatnya semakin disegani oleh para pejabat Negara Qin.“Ananda membawa laporan dari Kota Liu.” Pangeran Xiao Lin membawa gulungan ke hadapan Raja yang segera diterima oleh Kasim