Share

Pangeran Xiao Lin

Author: Nyx.jie
last update Last Updated: 2023-05-31 05:02:12

“Yang Mulia, Pangeran Xiao Lin menghadap.”

Raja Qin yang sedang duduk di singhasana mengangguk mempersilahkan putra kebanggaannya memasukki istananya.

“Salam kepada Ayahanda. Semoga Ayahanda panjang umur.” Salam Pangeran Xiao Lin di hadapan Raja Qin.

“Berdirilah.” Pangeran Xiao Lin bangun dari posisinya.

Pangeran Xiao Lin adalah putra tunggal Raja Qin sekaligus putra mahkota penerus takhta Negara Qin. Posisinya sempat menjadi perdebatan karena ia adalah putra yang lahir dari seorang selir. Namun setelah kematian Permaisuri We Zi, kedudukan Permaisuri akhirnya dinobatkan kepada Selir.

Walaupun sejarah awalnya menjadi perdebatan para menteri Istana, kepribadian bijaksana dan tegas dari Pangeran Xiao Lin membuat seluruh rakyat mulai percaya padanya. Terlebih kecerdasan dalam mengatur strategi pertahanan negara membuatnya semakin disegani oleh para pejabat Negara Qin.

“Ananda membawa laporan dari Kota Liu.” Pangeran Xiao Lin membawa gulungan ke hadapan Raja yang segera diterima oleh Kasim Lan.

“Masalah saluran tanggul air di Kota Liu sudah diselesaikan sebelum tenggat waktu. Untuk musim hujan mendatang rakyat sudah tidak perlu lagi khawatir.” Jelas Pangeran.

Raja Qin yang mengamati laporan Pangeran Xiao Lin cukup terkesan dengan pekerjaannya kali ini yang terbilang sangat rapi dan cukup cepat. Namun Raja menemukan sesuatu yang membuat keningnya tiba-tiba mengernyit.

“Ada apa Yang Mulia?” Tanya Kasim Lan melihat ekpresi Raja yang tiba-tiba berubah.

“Xiao Lin, apa kau membangun pelabuhan di Kota Liu?” Tanya Raja dengan raut wajah serius.

“Secara teknis memang itu sebuah pelabuhan. Tapi fungsinya lebih pada jalur perdagangan di Kota Liu.”

Selama perjalaannnya ke Kota Liu, tugas utamanya adalah membenahi saluran tanggul air di kota itu. Musim hujan yang sudah mulai dekat membuat rakyat khawatir akan terjadi banjir besar di kota itu karena tanggul yang bermasalah. Bersama pasukannya, Pangeran Xiao Lin menetap selama dua bulan lebih satu minggu di sana.

Di awal kedatangannya, Pangeran menyadari bahwa kehidupan di Kota Liu terbilang cukup mengenaskan. Lokasi yang jauh dari ibukota membuat harga pangan di sana cukup tinggi. Setelah memutar otak, Pangeran Xiao Lin akhirnya menemukan titik terang.

Ia akhirnya membangun pelabuhan kecil dan mendatangkan beberapa kapal kecil ke sana. Rakyat dapat memanfaatkan kapal-kapal yang melewati pelabuhan untuk mendapatkan bahan pangan dari kota-kota lain. Tak hanya itu, rakyat Kota Liu juga dapat melakukan perdagangan melalui jalur air.

Potensi bagus yang dilihat oleh Pangeran Xiao Lin mendapat dukungan penuh dari rakyat Kota Liu. Bahkan mereka menyebut Pangeran Xiao Lin adalah Dewa yang dikirim oleh Kerajaan Langit.

“Itulah kenapa tugas Ananda bisa diselesaikan dengan cepat, karena bukan hanya pekerja yang sudah dipilih, tapi seluruh rakyat turut membantu.” Ujar Pangeran Xiao Lin menyelesaikan laporannya.

Raja Qin mengangguk memahami maksud hati dan pikiran mulia putranya. Sekali lagi Raja dikejutkan dengan pemikiran tanggap putranya. Entah mungkin karena usianya sudah tak semuda dulu, ia jadi tak bisa memikirkan inovasi terbaru untuk negaranya. Tapi Raja sangat bersyukur dengan karunia putranya yang sangat bijaksana dan sangat menyayangi rakyat.

“Baiklah, prestasimu kali ini sangat luar bisa. Harus diberi imbalan yang sangat besar.” Ujar Raja menutup gulungan di tangannya.

“Ananda berterima kasih kepada Raja.” Pangeran Xiao Linpun pamit dan meninggalkan Aula Istana.

“Kasim Lan.”

“Hamba hadir Yang Mulia.”

“Bagaimana kabar dari Chao Xing?”

“Putri Chao Xing hanya menghabiskan waktu dengan membaca buku cerita sepanjang hari, Yang Mulia.”

“Apakah tidak ada kegiatan yang lain?”

“Menurut para pelayan, terkadang Putri berlatih kaligrafi atau memasak.”

“Sepertinya memang kegemaran membacanya tidak pernah berubah. Baiklah, aku akan mengujungi Chao Xing setelah ini.”

“Baik Yang Mulia, hamba akan siapkan.” Ujar Kasim Lan.

••••••••••••••••••••••••••••••••

“Tuan Putri…. Tuan Putri….” Liang Mei berlari tergesa-gesa.

“Jangan berlari, nanti kau jatuh.” Ujar Chao Xing fokus menatap buku ceritanya.

Liang Mei yang lelah berlarian mengatur nafasnya yang terseggal-senggal. Chao Xing yang sudah biasa dengan tingkah pelayannya, hanya tersenyum tanpa mengalihkan perhatian dari bacaannya.

“Tuan Putri, Pangeran Xiao Lin sudah kembali.” Ujar Liang Mei setelah nafasnya kembali teratur.

“Hmmm… lalu?” Tanya Cho Xing santai disela bibirnya yang komat-kamit membaca.

“Kali ini Pangeran Xiao Lin membuat gagasan baru lagi dan memukau Raja.” Chao Xing tetap terdiam.

“Pangeran berhasil menyelesaikan permasalahan Kota Liu, sekaligus membuka jalur perdagangan di sana.” Jelas Liang Mei sangat antusias. Chao Xing masih tak menjawab.

“Tuan Putri, kau mendengarkanku?” Liang Mei berbalik mendapatkan tuannya yang kelewat fokus pada bukunya.

“Tuan Putri, harusnya Tuan Putri merasa bangga dengan pencapaian Pangeran Xiao Lin. Setidaknya Tuan Putri harus punya rasa persaudaraan.” Celoteh Liang Mei tak perduli jika Chao Xing tak mengindahkannya.

“Sepertinya baru saja ada yang mengatakan agar Tuan Putrinya bisa merebut takhta. Apakah sekarang sudah berbeda haluan?” Chao Xing akhirnya menurunkan bukunya dan menatap Liang Mei.

Liang Mei yang tertangkap malu menggaruk belakang kepalanya yang tak terasa gatal. Chao Xing yang melihat kekonyolan Liang Mei hanya menggeleng-gelengkan kepalanya. Iapun kembali menatap buku bacannya.

Hari mulai senja dan langit sudah tidak terik lagi. Chao Xing berjalan-jalan di sekitar taman melihat ke langit sambil memikirkan sesuatu. Sesekali ia tertarik dengan burung yang berterbangan dan hinggap di pohon. Iapun mulai memejamkan mata merasakan angin yang menyentuh kulitnya, membelai rambutnya dan mengibaskan gaunnya.

Pikiran Chao Xing mulai melayang. Ada perasaan dingin dan hangat dalam angin itu. Suara desiran, entah berasal murni dari angin itu atau karena gesekan dengan daun, pohon bahkan burung yang sedang berterbangan.

Tak ada yang peduli dengan suara angin. Mungkin itu sebabnya ia menghembus dedaunan kering membuat suara berisik. Menabrak pohon membuat dahannya saling bergesek, melawan sayap burung untuk membuat suara kepakan.

“Tapi bukannya ia sendiri yang tersiksa?” Gumam Chao Xing ditengah pemikirannya.

“Siapa yang tersiksa Tuan Putri?” Tiba-tiba suara yang familiar mengagetkan Chao Xing. Ia akhirnya membuka mata dan mendapati sosok dengan raut wajah bingung berdiri di hadapannya.

“Liang Mei!” Chao Xing sontak terkejut dengan jarak Liang Mei yang tak lebih dari dua jengkal dari wajahnya. Liang Mei terkekeh melihat ekspresi terkejut Chao Xing.

“Raja Qin datang!” Seru seorang kasim dari luar kediaman Chao Xing.

Seluruh penghuni kediaman seketika memberi salam saat melihat Raja Qin memasuki gerbang kediaman. Kedatangan Raja kali ini tidak seorang diri, melainkan ditemani putranya Pangeran Xiao Lin.

“Selamat untuk prestasi Pangeran Xiao Lin.” Chao Xing memberi salam kepada kakaknya dengan hormat. Liang Mei yang berada di belakangnya cukup terkejut ternyata Tuan Putrinya mendengarkan seluruh celotehannya.

“Adik Chao, sudah kubilang jangan panggil aku dengan sebutan pangeran. Di sini hanya ada kakak adik.” Ujar Xiao Lin dengan senyum ramah.

Chao Xing membalas senyum tulus kakaknya.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Takdir Sang Kultivator Terlarang   Penyerangan Misterius

    “Lu Ye, kau melihat kejadian tadi?” Guru Wu Chang bercengkrama dengan Dewa Lu Ye seusai kelas.Kejadian itu masih membekas di benak Lu Ye. Saat tiba-tiba Xiyun muncul diantara Ye Ming Yu dan Xiao Lin.“Bukankah dia berpindah dengan ilmu ruang yang aku ajarkan?” Tanya Guru Wu Chang.Dalam situasi itu, mustahil untuk berpindah secara tepat dalam sekali percobaan. Mungkinkah Yue Xiyun sudah pernah mengusainya? Lu Ye mencoba memikirkan beberapa kemungkinan.“Ye Ming Yu! Kau mau bermain-main denganku?” Chao Xing menatap Ming Yu.“Selesaikan saja tugasmu.” Jawab Ye Ming Yu singkat.Chao Xing melirik sinis. Entah kenapa ia cukup kesal dengan sikap Ye Ming Yu kali ini. Seharusnya ia tidak benar-benar berniat mencelakai Xiao Lin bukan?Ye Ming Yu tertawa melihat ekspresi Chao Xing saat ini. Sepertinya gadis ini yang justru menelan umpannya.“Xiyun, kembali gunakan otakmu bukan hatimu.” Ujar Ye Ming Yu.“Kenapa? Setidaknya hatiku masih berfungsi.” Balas Chao Xing.Ia menatap Ming Yu yang berdec

  • Takdir Sang Kultivator Terlarang   Pertarungan Ye Ming Yu dan Xiao Lin

    Xiao Lin menemui Lu Ye dan menceritakan pertemuannya dengan Yue Xiyun semalam. Sebelumnya, ia merasa sangat yakin bahwa gadis itu adalah adiknya. Tapi setelah pertemuan mereka, Xiao Lin jadi mulai ragu.“Xiao Lin, sebaiknya kau jangan terlalu gegabah dulu.” Saran Lu Ye.Saat ini Lu Ye juga sedang berusaha menyelidiki maksud Kerajaan Bulan yang sebenarnya. Kedamaian yang sementara ini semakin terasa mencurigakan. Terlebih setelah mendengar kabar dari Xiumin tentang seseorang yang juga disandera, Lu Ye semakin khawatir.“Xiao Lin, kau tetap awasi Yue Xiyun untuk sementara.” Ujar Lu Ye.Sepertinya Xiao Lin akan lebih mudah membatasi gerak Yue Xiyun untuk sementara. Alasan itu yang digunakan Lu Ye sembari memikirkan strategi lain.Sesuai dengan permintaan gurunya, Xiao Lin menerima tugas itu dan mulai mengawasi Yue Xiyun dari jauh. Ia kemudian meninggalkan kediaman Lu Ye kembali ke akademi.Pelajaran di akademi kembali berlanjut. Kali ini giliran guru Wu Chang memimpin kelas hari ini.Sel

  • Takdir Sang Kultivator Terlarang   Identitas Kosong

    “Xiyun, kau belum memberi tahu kakakmu?”“Siapa?”“Tak perlu berlagak bodoh lagi di depanku.”Chao Xing menatap datar Ye Ming Yu. Ia menyandarkan badannya sambil menyilangkan lengan. Kali ini siapa yang ia maksud?Chao Xing tak menanggapi. Entah siapa yang ada di pikiran Ye Ming Yu, ia harus memastikannya terlebih dahulu. Pria di hadapannya ini bukanlah pria yang sederhana.“Masih mengelak?” Kini Ye Ming Yu melayangkan tatapannya pada Chao Xing yang terlihat santai.“Ahh…” gumam Chao Xing dalam hati.Tentu saja, trik bodohnya tidak akan terus mengelabui Ye Ming Yu. Tapi, sejak kapan ia menyadari bahwa Chao Xing adalah saudara Xiao Lin?Gadis itu membalas pandangan Ye Ming Yu. Sebenarnya, ia juga merasa tak sepenuhnya berbohong. Hanya saja pria dingin itu tidak pernah menanyainya.“Kau tidak perlu menghindarinya.” Ujar Ye Ming Yu menenguk tehnya.“Maksudmu?” Tanya Chao Xing.Perkataan manis Ye Ming Yu bukanlah hal yang mengejutkan bagi Chao Xing. Tentu tidak akan sesederhaan itu makna d

  • Takdir Sang Kultivator Terlarang   Kabar dari Xiumin

    Lu Ye membuka segel pesan dari Xiumin. Sesuai dugaan Lu Ye, Ye Shuo Ren pasti sudah membuat sebuah rencana yang besar. Dengan kemampuan kultivasi Xiumin, ia berhasil menerobos Kerajaan Bulan tanpa terlihat. Tapi ia tidak bisa melihat jelas gadis yang sedang ditawan oleh Kerajaan Bulan.“Dewa Lu Ye, gadis itu dipenuhi oleh energi Bulan yang sangat kuat. Hanya saja energi itu terlihat tidak beraturan.” Begitulah tertulis dalam surat laporan Xiumin.Lu Ye berfikir keras. Ia yakin bahwa gadis yang dibawa Ye Ming Yu adalah Qin Chao Xing. Tapi kenapa Xiumin melihat seorang gadis yang ditawan? Siapa gadis yang dilihat Xiumin?Berdasarkan penjelasan Xiumin, gadis itu dikurung di sebuah penjara terdalam Kerajaan Bulan. Hanya ada sedikit penjaga yang berjaga di sekitar bangsal. Gadis itu terlihat sedang berlatih kultivasi dan berusaha mengendalikan energi yang keluar dari tubuhnya.Sayangnya, Xiumin tidak bisa melihat lebih jelas. Energi bulan yang mengerubungi gadis itu tampak sangat kuat. Aka

  • Takdir Sang Kultivator Terlarang   Keraguan

    “Chao Xing?” Xiao Lin bergumam dalam hati.Tidak terlalu yakin karena hanya wajahnya saja yang terlihat sama. Masih terlintas jelas senyuman manis dan lembut dari wajah adik bungsunya. Berbeda dengan tatapan gadis di depannya yang terlihat tajam tanpa senyuman.“Xiao Lin kau jangan gegabah. Ye Ming Yu adalah orang yang licik.” Batin Xiao Lin mengurungkan niatnya mendatangi gadis itu.Setelah kehebohan yang terjadi berturut-turut, tiba saatnya peresmian akademi. Seluruh murid berdiri di lapangan yang besar. Para Guru Besar dari Kerajaan Langit tiba menyambut seluruh murid.“Lu Ye, perkiraanmu sangat tepat.” Bisik Guru Wu Chang melihat Ye Ming Yu hadir di akademi.Lu Ye tersenyum tipis. Sebelumnya ia telah mengatur strategi dengan Xiumin untuk menerobos Kerajaan Bulan di saat salah satu senjatanya terpisah.“Xiumin, tujuan kita adalah membawa Chao Xing ke Kerajaan Langit.” Ujar Lu Ye.“Dewa Lu Ye, bukankah energi yang dimiliki Chao Xing memang adalah energi Bulan?” Tanya XiuminMemang b

  • Takdir Sang Kultivator Terlarang   Pembukaan Akademi

    Setelah beberapa waktu melakukan persiapan, Akademi Keabadian akhirnya resmi dibuka. Akademi ini diikuti oleh seluruh sekte dari Kerajaan Langit dan Kerajaan Bulan. Kerajaan Langit akan menyediakan satu tempat untuk melangsungkan akademi ini. Bisa dibilang ini adalah kelas persahabatan antar kedua Kerajaan.Seluruh murid akademi berkumpul di aula utama. Terlihat banyak wajah-wajah baru dari berbagai sekte. Mulai dari sekte yang besar hingga sekte-sekte terkecil, semuanya turut meramaikan akademi musim ini.“Hei, aku dengar Kerajaan Bulan mengirim salah satu Pangerannya.” Ujar seseorang berbisik.“Murid Dewa Lu Ye juga datang musim ini.” Timpal yang lain.“Xiao Lin?” Ujarnya terkejut.“Wah, aku penasaran bagaimana penampilan murid Dewa Lu Ye yang terkenal itu.” Ujar yang lain.Semenjak menginjak Kerajaan Langit, Xiao Lin tidak pernah turun dari Gunung ZIhuang. Berlatih seorang diri dengan Dewa Lu Ye mengasah kultivasinya. Beberapa guru besar justru akan datang berkunjung ke Gunung Zihu

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status