Xiao Lin menemui Lu Ye dan menceritakan pertemuannya dengan Yue Xiyun semalam. Sebelumnya, ia merasa sangat yakin bahwa gadis itu adalah adiknya. Tapi setelah pertemuan mereka, Xiao Lin jadi mulai ragu.“Xiao Lin, sebaiknya kau jangan terlalu gegabah dulu.” Saran Lu Ye.Saat ini Lu Ye juga sedang berusaha menyelidiki maksud Kerajaan Bulan yang sebenarnya. Kedamaian yang sementara ini semakin terasa mencurigakan. Terlebih setelah mendengar kabar dari Xiumin tentang seseorang yang juga disandera, Lu Ye semakin khawatir.“Xiao Lin, kau tetap awasi Yue Xiyun untuk sementara.” Ujar Lu Ye.Sepertinya Xiao Lin akan lebih mudah membatasi gerak Yue Xiyun untuk sementara. Alasan itu yang digunakan Lu Ye sembari memikirkan strategi lain.Sesuai dengan permintaan gurunya, Xiao Lin menerima tugas itu dan mulai mengawasi Yue Xiyun dari jauh. Ia kemudian meninggalkan kediaman Lu Ye kembali ke akademi.Pelajaran di akademi kembali berlanjut. Kali ini giliran guru Wu Chang memimpin kelas hari ini.Sel
“Lu Ye, kau melihat kejadian tadi?” Guru Wu Chang bercengkrama dengan Dewa Lu Ye seusai kelas.Kejadian itu masih membekas di benak Lu Ye. Saat tiba-tiba Xiyun muncul diantara Ye Ming Yu dan Xiao Lin.“Bukankah dia berpindah dengan ilmu ruang yang aku ajarkan?” Tanya Guru Wu Chang.Dalam situasi itu, mustahil untuk berpindah secara tepat dalam sekali percobaan. Mungkinkah Yue Xiyun sudah pernah mengusainya? Lu Ye mencoba memikirkan beberapa kemungkinan.“Ye Ming Yu! Kau mau bermain-main denganku?” Chao Xing menatap Ming Yu.“Selesaikan saja tugasmu.” Jawab Ye Ming Yu singkat.Chao Xing melirik sinis. Entah kenapa ia cukup kesal dengan sikap Ye Ming Yu kali ini. Seharusnya ia tidak benar-benar berniat mencelakai Xiao Lin bukan?Ye Ming Yu tertawa melihat ekspresi Chao Xing saat ini. Sepertinya gadis ini yang justru menelan umpannya.“Xiyun, kembali gunakan otakmu bukan hatimu.” Ujar Ye Ming Yu.“Kenapa? Setidaknya hatiku masih berfungsi.” Balas Chao Xing.Ia menatap Ming Yu yang berdec
Kabar gembira yang berubah menjadi petaka meliputi Negara Qin. Negara terbesar dan terkuat di seluruh dunia dengan kekayaan dan kemakmuran yang luar biasa. Perlindungan Dewa Langit dipercaya menjadi alasan Negara Qin merupakan negara paling aman.“Yang Mulia, hamba mohon bicara.” Kasim Lan menghadap Raja Qin.“Permaisuri Wen akan segera melahirkan.” Ucap Kasim Lan sambil membungkukkan badan menatap lantai.Mendengar kabar berita besar itu, Raja Qin bergegas menuju kediaman Permaisuri. Di tengah perjalanan, langkahnya tiba-tiba terhenti. Raja Qin mendongak ke langit menatap langit yang tiba-tiba menghitam di tengah hari. Matahari yang awalnya terik perlahan tertutup dan membuat langit buta sesaat.“Yang Mulia jangan menatap langit, ini adalah kutukan bagi langit” Kasim Lan mengingatkan Raja Qin yang seolah terhipnotis dengan fenomena langka ini.Selang beberapa saat akhirnya langit kembali normal. Sinar matahari kembali menyentuh jubah agung Raja Qin.“Yang Mulia.” Kasim Hong bersujud
Dua puluh tahun berlalu dengan cepat. Secara hukum Negara Qin, Chao Xing telah mati. Namun kenyataan berkata lain. Dua puluh tahun lalu, Raja Qin meminta Kasim Lan mengasingkan Chao Xing di Istana Timur.Dengan beberapa pelayan gadis itu hidup dan tumbuh dengan tanpa kekurangan. Kasim Lan dipercaya Raja Qin untuk selalu mengantar perbendaharaan yang diperlukan sang Tuan Putri. Raja Qin juga sesekali mengunjungi putri tercintanya.“Liang Mei, kau mendapatkan benda yang aku minta?”“Tuan Putri, apakah di dunia ini ada yang tidak bisa dilakukan Liang Mei?” Ujar Liang Mei mengeluarkan sebuah buku dari balik jubahnya.Senyum Chao Xing seketika merekah. Ia meraih buku itu dari tangan pelayan setianya. Melihat sekilas bagian depan buku dan segera menyembunyikannya di dalam jubahnya.“Masuklah, aku sudah buatkan pao untukmu.” Chao Xing menggandengan lengan Liang Mei membawanya menyantap pao yang masih panas.“Tuan Putri…” panggil Liang Mei sembari menyantap pao.“Hmmm?”“Kenapa Tuan Putri sel
“Yang Mulia, Pangeran Xiao Lin menghadap.”Raja Qin yang sedang duduk di singhasana mengangguk mempersilahkan putra kebanggaannya memasukki istananya.“Salam kepada Ayahanda. Semoga Ayahanda panjang umur.” Salam Pangeran Xiao Lin di hadapan Raja Qin.“Berdirilah.” Pangeran Xiao Lin bangun dari posisinya.Pangeran Xiao Lin adalah putra tunggal Raja Qin sekaligus putra mahkota penerus takhta Negara Qin. Posisinya sempat menjadi perdebatan karena ia adalah putra yang lahir dari seorang selir. Namun setelah kematian Permaisuri We Zi, kedudukan Permaisuri akhirnya dinobatkan kepada Selir.Walaupun sejarah awalnya menjadi perdebatan para menteri Istana, kepribadian bijaksana dan tegas dari Pangeran Xiao Lin membuat seluruh rakyat mulai percaya padanya. Terlebih kecerdasan dalam mengatur strategi pertahanan negara membuatnya semakin disegani oleh para pejabat Negara Qin.“Ananda membawa laporan dari Kota Liu.” Pangeran Xiao Lin membawa gulungan ke hadapan Raja yang segera diterima oleh Kasim
Raja Qin, Pangeran Xiao Lin dan Chao Xing duduk di gazebo di tengah taman ditemani suasana senja. Sepoci teh dan hidangan kecil menemani perbincangan mereka.“Adik Chao, saat perjalanan ke Kota Liu, kakak menemukan buku cerita yang sedang sangat populer di sana.” Xiao Lin mengeluarkan sebuah buku dari balik jubahnya.“Terima kasih Kak Xiao.” Ucap Chao Xing menerima pemberian dari kakaknya.Xiao Lin selalu mengingat Chao Xing kemanapun ia berkelana. Ia selalu membawa beberapa buku bacaan untuk Chao Xing saat mengunjungi setiap kota. Walaupun berbentuk sebuah hadiah, tapi hal lebih terdengar seperti sebuah penebusan rasa bersalah.“Aku tidak tahu apakah kau menyukainya. Tapi karena adik Chao sangat gemar membaca, mungkin bisa menjadi hiburan di waktu senggang.” Lanjut Xiao Lin.Chao Xing tersenyum memandang buku di tangannya. “Chao Xing selalu memiliki waktu luang kakak.”Xiao Lin seketika terdiam mendengar ucapan Chao Xing. Walaupun penuh senyuman, tapi perkataan adiknya ini lebih sepe
Tak jauh berbeda dengan alam manusia, alam dewa juga sedang tidak baik-baik saja. Pertikaian antara Kerajaan Langit dan Kerajaan Bulan masih saja sering terjadi. Sebenarnya sudah ada jalan damai yang ditetapkan oleh kedua pendahulu seratus tahun yang lalu. Nyatanya, ketegangan dikeduanya tetap berlangsung.“Lu Ye, Xiumin mengatakan Kerajaan Bulan menemukan energi bulan yang kuat di alam manusia.” Ujar Guru Wu Chang menemui Guru Besar Lu Ye di kediamannya.“Di alam manusia?”Guru Wu Chang mengangguk, “menurut pengamatan Xiumin, energi ini datang dari Negara Qin.”Lu Ye mendengarkan penjelasan Guru Wu Chang sembari meneguk teh hangatnya. Lu Ye adalah dewa perang Kerajaan Langit. Ia sangat disegani dan diandalkan karena prestasinya. Pertempuran dengan Kerajaan Bulan menjadi tanggung jawab terbesarnya saat ini.“Apa sudah ada pergerakan dari Kerajaan Bulan?” Tanya Lu Ye kemudian. Guru Wu Chang menggelengkan kepalanya.“Sepertinya situasinya tidak baik.” Gumam Lu Ye dalam pikirannya.Keraj
Kabar pencarian energi bulan ini telah terdengar oleh Raja Qin. Raja yang mulai cemas duduk di singhasana dengan suasana hati tak tenang. Raja mulai berdiskusi dengan Kasim Lan, namun tidak menemukan titik terang. Ditambah Xiao Lin juga sedang tidak berada di ibu kota.“Bukankah aku sudah menaruh segel di kediaman Chao Xing?” Gumam Raja putus asa.Pada hari kelahiran putrinya, ia telah meminta segel suci untuk menyembunyikan energi misterius itu. Secara berkala Raja juga mengutus Tuan Bao, ketua sekte Jianzhui untuk memeriksa perkembangan energi putrinya. Tuan Bao mengatakan akhir-akhir ini energi itu semakin tidak terasa, bahkan hilang. Raja akhirnya berspekulasi bahwa teknik penekan energi dari sekte Jianzhui telah berhasil.Pikirannya masih tidak bisa mencerna mengapa rahasia itu justru tercium. Tidak ada waktu untuk menyelidiki fakta putrinya. Keselamatan Chao Xing dan rakyatnya memiliki prioritas yang sama.Rumor yang mulai beredar di kalangan rakyat, membuat keadaan ibu kota san