“Kak?”
“Apaa?”“Maksud kakak ngomong gitu apa?”Devan berjalan meninggalkan Qila dengan kebingungannya. Devan merentangkan tangannya dan menrasakan betapa sejuknya udara yang ia rasakan. Qila hanya menatap punggung Devan dengan kebingungan, sesaat kemudian Qila tersenyum mengingat hal yang baru saja terjadi. Qila sungguh tidak menyangka bahwa Devan akan berteriak seperti itu.“Apa aku bermimpi?”Qila menyunggingkan senyumnya namun tidak berselang lama senyumnya luntur, wajah Qila kembali murung. Bayangan Dave seakan menghantuinya, Qila tidak mau mengkhianati Dave. Qila memejamkan matanya dan merasakan tangannya bergetar disertai rasa sakit. Qila sering merasakan tubuhnya atau tangannya bergetar ketika mengingat hal-hal yang selalu membuatnya teringat masa lalu.“Hai, lanjutkan hidupmu. Aku akan bahagia jika melihatmu bahagia. Jangan terpaku padaku, aku tidak akan marah padamu jika kau memiliki seseorang yang bisa membuatmu kembalQila bangun dari tidurnya dengan senyum yang mengiringinya. Qila merasakan tubuhnya lebih segar dan hatinya juga senang entah karena apa. Qila terus tersenyum menyambut pagi dan dengan ceria dia langsung masuk kamar mandi dan membersihkan dirinya setelah itu dia langsung membereskan kamarnya dan membuka horden juga jendelanya. Qila membiarkan agar cahaya matahari masuk dan menghangatkan kamarnya.“Kok hari ini rasanya seneng banget ya, kayak ada apa gitu”, Ucap Qila pada dirinya sendiriQila keluar dari kamarnya dan turun untuk menghampiri Mamahnya yang kini sedang menata sarapan di atas meja.“Selamat pagi Mah, aku bantuin yah.”Liana yang melihat Qila berbeda dari biasanya merasa heran dan bergumam“Tumben ni anak ceria banget.”“Apa Mah? Mamah ngomong sesuatu?”“Nggak sayang, kamu panggilin abang kamu gih, ajak sarapan bareng.”“Oke mah”, Ucap Qila yang masih dengan senyumnya.Liana yang melihat putr
Waktu terus berlalu, detak jam dinding terus berbunyi, waktu dari menit ke menit terus berjalan dan Devan masih saja tertidur. Liana tidak sedikitpun mencoba untuk membangunkan Devan, Liana hanya membiarkan Devan tertidur sepuasnya dan dirinya sendiri pergi ke luar rumah untuk membeli bahan makanan yang sudah mulai habis. Waktu sudah menunjukan pukul 11 pagi, Devan bangun dari tidurnya dan celingukan mencari pemilik rumah, Devan mulai berjalan mencari Liana namun Devan tidak menemukannya. Devan membuka ponselnya dan ada notif dari Liana bahwa dia keluar sebentar untuk ke supermarket. Devan mencoba untuk menghubungi Qila yang kini sedang kuliah. Devan yakin bahwa kini Qila sudah selesai belajar. Prozen· Mau gue jemput gak?· Gue berangkat sekarang, lo jangan kemana-mana dulu. Tungguin gue· Gak ada penolakanQila yang mendapatkan pesan dari Devan hanya menghela nafas kasar. Qila bingung den
Reihan memasuki rumah bersama dengan Liana. Saat Reihan sedang di jalan pulang, Liana menghubunginya untuk mampir ke supermarket yang dekat dengan perkomplekan rumah mereka. Liana menyuruh Reihan menjemputnya karena hujan dan Liana enggan untuk menaiki taksi online. Mereka memasuki rumah dan mencari keberadaan Qila juga Devan. “Dek....” teriak Reihan“Mereka mungkin belum pulang sayang”, Ucap Liana dan melenggang ke dapur dengan barang belanjaan yang di bawanya. Reihan mengikuti Liana dan menyimpan barang bawaan yang di bawanya. Setelah menyimpannya, Reihan langsung pamit untuk ke kamarnya. Saat pertengahan jalan, Reihan melihat Qila yang tertidur di bawah sofa dengan tangan yang menggenggam tangan Devan. Reihan juga melihat ada handuk kecil yang kini menempel pada jidat Devan. “Ni anak pasti keujanan makannya sakit, udah tahu alergi dingin malah ujan-ujanan, ngerepotin ade gue aja lo”, gerutu Reihan dan langsung meninggalkan mereka b
Semenjak kejadian tempo hari, Qila dan Devan menjadi semakin dekat. Sikap dingin Qila mulai mencair bak salju yang terkena cahaya matahari. Hari ini adalah hari weekend, Devan mengajak Qila keluar untuk berjalan-jalan. Qila yang memang suntuk di rumah memilih untuk mengiyakan ajakan Devan.Setelah meminta ijin pada Liana dan juga Reihan Devan dan Qila akhirnya pergi. Devan dan Qila bertujuan untuk pergi ke BIP (Bandung Indah Flaza) yang mana BIP merupakan sebuah mall atau tempat perbelanjaan tertua di kota Bandung yang mana didirikan pada akhir tahun 80-an. BIP terletak di kawasan Bandung Utara yang mana tepatnya di jalan Merdeka no. 56 atau bisa di bilang juga terdapat di kecamatan Bandung wetan. Mereka kesana bukan untuk belanja melainkan untuk menonton di bioskop XXI 🎥🎬👀 Devan mengajak Qila kesana karena Devan ingin mengajak Qila menonton film terbaru yang berjudul “Merindu Cahaya De Amstel” yang mana genre dari film itu adalah drama religi. Sebuah film yang
Qila dan Devan menghabiskan waktu beberapa jam di Gramedia, mereka membaca-baca buku dan juga membeli beberapa buku. Karena waktu yang sudah siang, Devan mengajak Qila untuk melanjutkan perjalanan. Masih banyak tempat yang ingin Devan tunjukan pada Qila. Devan yang merupakan orang Bandung asli begitu mengetahui tempat-tempat wisata di daerah Bandung. Bandung adalah kota yang terkenal sebagai paris Van java, kota yang menyimpan banyak kenangan dan juga kota dengan seribu keindahan. Banyak wisatawan yang berburu untuk mengunjunginya. Suasana alam yang masih asri dan juga sejuknya udara yang masih murni membuat banyaknya wisata yang menginginkan tinggal di daerah Bandung. Namun kini sudah banyak sekali bangunan menjulang tinggi yang memenuhi kota Bandung sehingga membuat banyak sekali polusi yang tercipta tapi mau bagaimanapun Bandung tetaplah kota sejuta keindahan. Jika kalian tidak percaya datanglah kesini agar kalian bisa menikmati bagaimana indahnya kotaku. Hhe
Waktu sudah mulai sore dan awan mulai terlihat mendung. Gumpalan hitam mulai terlihat menggulung di langit, kilatan-kilatan cahaya menambah keanggunan langit yang terlihat akan turun hujan. Suara petir mulai menggelegar menembus cakrawala.Qila mengeratkan pelukannya pada Devan. Qila takut dengan suara petir yang menggelegar apalagi kini dia sedang berada di luar tepatnya di tengah perjalanan menuju lembang. Jalanan menuju lembang macet karena biasanya memang banyak sekali wisatawan yang mengunjunginya. Apalagi kini ada tempata wisata yang baru yaitu ASIA AFRIKA bukan KAA tapi ASIA AFRIKA yang mana di dalamnya terdapat banyak monumen mengenai negara lain. Dimana di tempat itu kita bisa menikmati suasana 7 negara tanpa harus mendatangi negaranya langsung.Qila sempat membacanya di internet saat Devan memutuskan untuk mengajaknya ke daerah Lembang. Dulu semasa Qila masih di Jakarta, Qila selalu berharap bisa tinggal di Bandung dan berjalan-jalan mengelilingi kota Ban
1 jam di perjalanan akhirnya Devan dan Qila sampai di rumah Qila. Reihan yang khawatir pada adik semata wayangnya menunggu Qila di luar sambil memainkan gitar.“Maaf kemaleman bro, tadi macet”, Ucap Devan pada Reihan“Qila masuk ya bang.”Qila masuk ke dalam rumah dan meninggalkan Reihan juga Devan di depan rumah.“it’s okay, selama lo bisa menjaga dia dan bahagiain dia gue nggak akan marah apalagi bunuh lo.” Ucap Reihan tanpa melihan DevanDevan yang mendengar ucapan Reihan kaget.“Emang lo berani bunuh gue?”“Beranilah masa nggak”, Ucap Reihan yang langsung menyimpan gitarnya dan menghadap ke arah DevanDevan dengan sigap menerima tatapan Reihan yang kini seakan mengintimidasinya. Reihan menyingkirkan kursi yang di dudukinya dengan kakinya sehingga menimbulkan suara “BRAK” Qila yang baru saja sampai ke kamarnya dan membaringkan tubuhnya kaget mendengar suara itu.“Ada apa ya, kok seperti ada ribut-ribut gitu.”Qila memastikan suara ribut itu dan mengeceknya keluar. Qila melihat tida
1 minggu berlalu hubungan Qila dan Devan semakin harmonis. Perlakuan-perlakuan kecil yang Devan berikan kepada Qila membuat Qila sangat bahagia. Qila merasakan seperti ratu jika sedang bersama dengan Devan.Memang benar adanya “Seorang wanita akan dijadikan ratu oleh laki-laki yang tepat”Pagi ini Qila sudah siap untuk pergi ke kampus dengan di antar Devan. Qila menunggu Devan dengan bekal yang sudah disiapkannya untuk mereka sarapan bersama. Qila menunggu di depan rumah sambil memainkan ponselnya.“Lama banget kemana sih tuh anak, tumben telat”, gerutu Qila Setelah hampir 30 menit Qila menunggu Devan di depan akhirnya ponsel Qila berdering dan Devan mengabarinya bahwa dia tidak bisa mengantarkan Qila ke kampus karena ban motor Devan bocor dan kemungkinan akan lama untuk memperbaikinya. Devan berkata bahwa dia sudah menyiapkan taksi untuk menggantikannya.Jahilnya aku· Aku gak bisa nganterin kamu ban motor aku bocor, kamu naik taksi aja ya.· Bentar lagi taksinya nyampe ke depan ruma