Share

Bab 4

last update Last Updated: 2021-07-19 11:08:40

Suara desahan yang begitu menggoda keluar dari mulut seorang Anna. Di tengah jalan, di bawah sinar redup lampu jalan, Anna duduk dengan posisi kedua kakinya menekuk. Di bawah efek obat-obatan itu, tubuh Anna terasa layaknya terbakar, membuat pikirannya menjadi gila hingga menyebabkan dirinya berpikir yang tidak-tidak. 

Kulit putih pada sekujur tubuhnya sudah sepenuhnya memerah, napasnya juga kian tidak beraturan. Kini ia sudah melupakan semua tentang dirinya maupun semua masalah yang mengganggu dirinya. Bahkan, dia sudah melupakan para pria berengsek yang telah membuat dirinya menjadi seperti ini. 

Sekarang, yang terpenting baginya hanyalah memenuhi nafsu yang sudah tidak dapat ia tahan. Ia sudah tidak peduli saat ini sedang berada di tengah jalan. Tangan kanannya kini sudah terangkat guna meremas buah dadanya sedangkan tangan kirinya sudah menyelip masuk ke dalam celana dan mengelus sesuatu diantara kedua pahanya. Tidak terasa air matanya perlahan jatuh membasahi pipinya.

Serangga malam berderik membuat suasana menjadi tenang. Ketika angin kembali berembus, sesosok pria muncul di hadapan Anna. 

Pria itu tinggi dan berkulit pucat. Rambut hitam nya tergerai sepanjang pinggang dan matanya yang berwarna ungu pucat menyipit menatap dirinya. Anna begitu tercengang dengan kehadiran yang tiba-tiba dari sesosok itu dan kini dirinya terfokus memandang wajah pria itu. Wajah yang sangat indah. Lebih indah dari semua karya seni yang pernah Anna lihat dan lebih menawan dari semua pria yang pernah Anna temui. 

Anna tidak menyadari bahwa di tangan pria itu teracung sebuah tombak berwarna emas yang bercahaya ataupun di balik rambut panjang pria itu tersimpan sepasang telinga yang runcing serta panjang. Anna hanya diam mendongak menatap wajah pria itu dan kemudian pecahan-pecahan ingatan mulai memasuki pikirannya. 

"Anna, apa kamu tahu mengapa kamu lahir di hari spesial ini?" tanya seorang perempuan dengan lembut, wajahnya tampak ditutupi awan tebal.

"Karena aku suka coklat!" jawab Anna kecil yang baru berusia lima tahun. 

"Bukan," perempuan itu tertawa pelan. "Karena kamu lahir untuk dicintai." 

"Dicintai?" tanya Anna kecil polos. 

"Jika dimasa depan nanti kamu merasakan pahitnya dunia, sampai-sampai kamu merasa setiap bagian dari dirimu hancur. Ingatlah, pasti ada seseorang yang akan datang melindungimu. Inilah sumpah kakakmu."

Anna tidak tahu kenapa wajah kakaknya selalu di tutupi awan. Tapi walau begitu, dari balik awan itu, Anna dapat melihat mata kakaknya yang berwarna hijau dan hangat. Ingatan lama ini kenapa sekarang kembali memasuki pikirannya? Anna bertanya-tanya dalam hati namun dia masih tidak dapat menemukan jawabannya. 

Di sisi lain, sosok itu berdiri memandangi Anna dengan bingung. Ada kelegaan di wajahnya yang tegang. Hal itu bisa dilihat dari wajahnya yang perlahan berubah menjadi santai. Sedikit demi sedikit tombak ditangannya mulai memancarkan butiran cahaya lalu lekas menghilang. 

Bersamaan dengan itu, pria itu menghela napas kemudian terbatuk. Banyak darah keluar dari mulutnya. Dengan tangannya menutupi mulutnya, pria itu melihat telapak tangannya yang di lumuri darah. Kedua kaki pria itu bergetar kemudian terjatuh dengan napas tersenggal. Sepertinya dia sudah sangat terluka dan kelelahan. 

Beberapa detik kemudian suara langkah kaki mulai terdengar dan lama kelamaan suara itu semakin mengeras. Dari balik kegelapan, dua pria berjalan mendekati Anna. Kedua pria itu adalah si bartender dan si pelanggan yang telah membius Anna. 

Mereka berjalan dengan santainya seolah tidak takut buruannya akan kabur. Hal itu dapat di lihat dari wajah cabul mereka yang sepertinya sudah terbiasa melakukan kejahatan seperti ini. Entah sudah berapa banyak gadis yang telah mereka hancurkan hidupnya. Walau begitu, kelihatannya mereka tidak mempedulikannya.

Ketika mereka berdua melihat kondisi Anna yang mengenaskan, senyum langsung merekah di wajah mereka. Tanpa sadar, kepala terkutuk mereka telah membayangkan adegan-adegan erotis yang akan segera mereka berdua lakukan kepada Anna. 

Namun pandangan mereka berdua segera teralihkan begitu melihat sosok pria berpakaian hitam yang ada dihadapan Anna. Rasa penasaran langsung merasuki mereka. Pasalnya, pria itu terlihat aneh bagi mereka. Pakaian hitam yang di kenakan pria itu kelihatan menyatu dengan tubuhnya, rambut hitam pria itu lebat dan panjang hingga mengenai aspal jalan, kedua telinga pria itu runcing serta panjang seperti elf yang ada di film-film hollywood. 

Di telinga kanan pria itu terdapat sekumpulan kelopak bunga yang berwarna warni sedangkan di telinga kiri pria itu terdapat berbagai macam bulu yang juga berwarna warni. Bukan hanya itu saja, bola mata yang dimiliki pria itu juga seindah berlian The Heart of Eternity. 

Ditambah lagi dengan rupa pria itu yang juga bukan main indahnya. Dengan darah di bahunya yang mengalir sampai ke jari tangannya membuat sosok pria itu layak disebut sebagai malaikat jatuh. Saat mereka berdua berjalan melewati Anna untuk melihat sosok pria itu lebih dekat. Pria itu tiba-tiba mendongakkan kepalanya kemudian melirik mereka berdua.

Mata ungu pucat milik pria itu terlihat dingin mencekam. Dengan mata itu melihat mereka, kedua pria berengsek itu tanpa sadar menghentikan langkah kakinya. 

"Lupakan semua ingatan kalian tentang hari ini lalu tidurlah!" 

Kata-kata yang keluar dari mulut pria itu terdengar dingin. Sekilas matanya tampak bersinar. Usai mengatakan itu, kedua pria berengsek itu mendadak terjatuh. 

Brak! 

Seperti sihir atau memang sosok pria itu menggunakan sihir. Kedua pria berengsek itu langsung tertidur pulas, persis seperti yang diucapkan sosok misterius itu. Walau begitu, Anna kelihatan tidak mempedulikan kehadiran kedua pria itu. Sedari tadi ia fokus melihat sosok pria misterius di hadapannya. 

Sosok itu kemudian berusaha berdiri lalu dengan tertatih-tatih dia berjalan mendekati Anna hingga berada tepat di hadapan wajahnya. Anna hanya terdiam memandangi wajah pria itu dari dekat. 

Sekarang Anna dapat merasakan hembusan napas pria itu tercampur dengan napasnya yang kasar. Aroma bunga mawar yang berasal dari pria itu sukses mengakibatkan gairah Anna meningkat hanya dengan menghirupnya sedikit. Tak ingin membuang waktu, pria itu lekas memajukan wajahnya lalu mencium bibir Anna. 

Mata Anna melebar karena situasi yang tiba-tiba itu. Namun, beberapa detik kemudian Anna dengan semangat balas menciumi bibir pria itu. Kini mereka berdua saling memainkan lidah mereka dengan nikmatnya. Tepat saat ini,  lampu yang melingkari mereka berdua mendadak padam. 

***

Di jalan dekat lokasi Anna dan pria misterius itu, seorang pria tengah berjalan pelan mendekati lokasi mereka. Pria itu adalah si pelanggan yang telah Anna tendang bagian kemaluannya. 

Sejak tadi, ia berjalan dengan melebarkan kedua kakinya sembari tangannya mengelus sesuatu di bagian selangkangannya. Dengan raut wajah kesal, pria itu mengomel sendirian di tengah jalan layaknya orang gila. 

"Jalang! Lihat saja nanti! Kau akan menyesal! Lihat saja nanti! Kau akan memohon-mohon padaku! Lihat saja nanti! Aku tak akan berhenti memperkosamu sampai mati!" Pria itu terus menerus bersungut-sungut hingga akhirnya berhenti karena mendengar suara dari gang kecil yang ada di samping dirinya. 

Kriiiieett!

Itu adalah suara yang mengilukan. Suara itu terdengar seperti suara benda logam yang bergesekan. Meski terdengar pelan, suara itu sukses membuat pria itu penasaran untuk menyelidikinya. Dengan perlahan, kaki pria itu melangkah masuk ke dalam gang kecil itu. 

Cahaya bulan membuat bayangan kegelapan di dalam gang kecil itu. Ketika pria itu memasuki bayangan itu, dia seketika melihat delapan mata berwarna merah. Mata itu mengakibatkan pria itu tercengang. Ketika dia terpaku melihat mata itu, suara mengilukan itu kembali terdengar. 

Kriiiieetttt! 

Krak! 

Krak! 

Krak! 

Dari dalam bayangan, darah segar mendadak muncul lalu bergerak menuju jalan raya. Sekarang setelah suara itu menghilang, suasana kembali menjadi hening. 

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Kikiw
keren sih! Anna.. jodohmu datang
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Take this Witch CEO Lady (Indonesia)   Bab 30

    Pukul empat sore, Anna terbangun dari tidurnya yang nyeyak. Sudah lama sekali Anna tidak merasakan perasaan seperti itu, perasaan bahwa tubuhnya bisa menjadi sangat ringan dan santai seolah-olah beban yang selama ini di tanggungnya telah menghilang. Bahkan sekarang, Anna dapat mendengar Jiwanya mengatakan kepada tubuhnya untuk tetap berbaring dan bersantai terus seperti itu. Waktu Anna menutup kembali bola matanya, ingatan-ingatan mengenai apa yang telah ia lakukan sebelum akhirnya tertidur seketika tergambar dalam jelas di dalam kepalanya, bagai menonton siaran ulang televisi. Mengingat itu membuat Anna mendadak langsung membuka matanya, raut wajahnya mengatakan ketidakpercayaan dan kemaluan yang luar biasa hebat. Hanya mengingat kembali kejadian memalukan itu sudah membuat muka Anna memerah layaknya tomat. Bagaimana mungkin Anna bisa menangis di pelukan pria itu? Anna sangat yakin sekarang bahwa wajahnya yang dingin dan cuek sudah menghila

  • Take this Witch CEO Lady (Indonesia)   Bab 29

    Anna menundukkan kepalanya, melihat wastafel yang berada persis di depan mukanya. Di dalam kamar mandi yang sunyi, Anna mencoba menenangkan dadanya yang kembang kempis, bersamaan dengan mentalnya yang hampir hancur akibat ingatan mengenai insiden waktu itu kembali ke dalam kepalanya. Bagaimana Anna bisa berpikir bahwa dirinya baik-baik saja? Setelah apa yang telah ia lakukan. Anna melihat pantulan dirinya di dalam cermin dan Anna dapat melihat bahwa bibir bayangannya mengatakan "Matilah" kepada dirinya. Tidak kuat melihat bayangannya sendiri, Anna menundukkan kepalanya kemudian melihat wastafel berdesain sederhana itu kembali. Foto yang tadi ditunjukkan Xavie kepadanya adalah foto kedua orang tuanya di saat kedua orang tuanya masih bahagia. Benar! Kebahagiaan mereka hancur di tangan Anna sendiri, anak mereka sendiri. Memikirkan semua itu saat ini hampir membuat Anna gila. Rasa-rasanya semua perasaan positif yang terkumpul di dalam dirinya selalu tiga ha

  • Take this Witch CEO Lady (Indonesia)   Bab 28

    Keesokan harinya Anna memutuskan untuk tidak bekerja selama tiga sampai empat hari. Setelah memikirkan baik-baik semua yang di ucapkan Xavie kepada dirinya, Anna mengetahui itu memang benar adanya. Jika Anna bekerja terlalu keras bahkan ketika ia sakit, mungkin ia akan masuk rumah sakit dan itu akan sangat merugikan perusahaannya. Untuk kali ini saja, Anna akan menuruti permintaan suaminya, Xavie. Pagi itu Anna tidak memimpikan mimpi mengerikan itu, jadinya ia bisa beraktivitas seperti biasa. Karena ia sudah memutuskan untuk bekerja dengan santai saat ia istirahat, Anna menelepon Yuli untuk datang ke apartemennya, menyuruhnya membawa dokumen dan berkas-berkas perusahaan yang tidak sempat ia lihat dan tanda tangani. Suara bel apartemennya terdengar, Anna tebak itu pasti Yuli yang sudah sampai ke rumahnya. Segera Anna berjalan menuju pintu masuk apartemennya kemudian membukanya. Tebakannya benar, Yuli dengan dandanannya yang sederhana tengah b

  • Take this Witch CEO Lady (Indonesia)   Bab 27

    Ekor mata Anna bergetar, kelopak matanya perlahan terbuka. Langit-langit bercat putih membosankan memasuki bidang penglihatan, Anna benar-benar sudah muak melihat langit-langit itu. Setiap bangun dari tidurnya, langit-langit itu selalu mengingatkannya akan mimpi buruknya. Walau mimpi buruknya kala itu tidak memasuki alam mimpinya, tetap saja buruk rasanya mengingat hal menakutkan itu. Kali ini Anna merasakan hal yang nostalgia. Benar, ini sudah kedua kalinya ia pingsan setelah berdebat panjang dengan suaminya mengenai masalah pekerjaannya. Anna tetap keras kepala mengabaikan tubuhnya yang sakit hanya untuk bekerja, tentu saja suaminya mencoba melarangnya tetapi itu saja tak dapat menghentikan Anna. Begitulah kedua kalinya Anna pingsan dan ia tanpa sadar merepotkan orang yang telah mengingatkannya. Itu hampir seperti menjilat ludahnya sendiri dan kelakuannya itu sudah terjadi sebanyak dua kali. Sungguh memalukan rasanya memikirkan hal tersebu

  • Take this Witch CEO Lady (Indonesia)   Bab 26

    "Malaikat? Tidak! Aku adalah seorang iblis," jawab Xavie, datar. "Tidak mungkin!" Mila kelihatan tidak percaya. "Seingatku, aku adalah orang yang baik. Aku selalu membantu orang-orang tua, ikut gotong royong membersihkan lingkungan, bahkan aku menjadi sukarelawan di sebuah panti asuhan. Apa kamu tidak salah?" "Salah?" Xavie tampak kebingungan dengan apa yang dikatakan Mila. "Benar, coba periksa kembali catatan kehidupanku! Kamu punya, kan? Pasti ada sebuah kesalahan. Tidak mungkin orang sepertiku masuk neraka," harap Mila kepada Xavie. "Apa kamu pikir aku adalah iblis yang akan menuntunmu masuk ke dalam neraka?" Xavie menghela napas, tidak habis pikir ada orang yang berpendapat sedemikian rupa. "Kamu bilang tadi aku boleh menyebutkan tempat ini adalah surga, bukan? Aku juga ingat bahwa aku sebelumnya terluka parah. Kamu juga mengatakan bahwa kamu adalah iblis. Bukankah semua itu dapat menjelaskan apa yang terjadi padaku sekar

  • Take this Witch CEO Lady (Indonesia)   Bab 25

    Di taman rumah sakit jiwa, cahaya matahari pagi menerpa kulit Glen Gracias yang saat itu tengah duduk di bangku panjang seorang diri. Angin sepoi-sepoi berembus membuat udara semakin segar. "Hey, apa kalian sudah mendengar berita?" tanya seorang perawat kepada perawat lainnya. "Berita apa?" perawat lain balas bertanya dengan penasaran. "Anna Gracias, CEO Gracias Company telah menikah!" jawab perawat itu. "Memangnya apa yang salah dengan hal itu?" tanya perawat lainnya sedikit aneh. "Kamu lihat pria di sana?" perawat itu menunjuk Glen Gracias yang duduk tak jauh dari posisi mereka saat ini. "Dia adalah ayah Anna Gracias," ungkap perawat itu kepada perawat lainnya. Tepat di belakang Glen Gracias, kira-kira sepuluh meter jauhnya. Terdapat tiga orang perawat yang sedang berbincang-bincang mengenai pasien di depan mereka. Glen Gracias, pasien yang para perawat itu bicarakan, kelihatannya sam

  • Take this Witch CEO Lady (Indonesia)   Bab 24

    Anna kembali ke panggung mimpi buruknya, cahaya lingkaran dari lampu sorot menyinari sosoknya yang menyedihkan. Perasaan takut yang familiar menyelimuti dirinya, menyiksa jiwanya yang duduk terpatung tanpa bisa menggerakkan satu pun jarinya. Seolah-olah, kegelapan yang mengitarinya merasa sangat terhibur dengan ketidakberdayaan dan kesengsaraannya. Ketakutan itu membuat Anna menangis tersedu-sedu hingga ingin menjerit namun tak peduli sebanyak apa Anna berusaha, suaranya tak pernah berhasil keluar lewat mulutnya. Ketika Anna meringkuk, menyembunyikan wajah dan pandangannya dari para penonton yang mengitarinya, perasaan hangat mendadak merasuk masuk ke sela-sela kulitnya sampai ke dalam jiwanya. Tapi perasaan itu hanya berlangsung sebentar sebab rasa dingin dengan segera merayap masuk ke dalam jiwanya, menggantikan perasaan yang hangat. Seorang wanita muncul dari kegelapan lalu menggantungkan dirinya sendiri. Sesaat setelah wanita itu tidak bergerak, mul

  • Take this Witch CEO Lady (Indonesia)   Bab 23

    Waktu Anna bertanya mengenai apa yang terjadi setelah dirinya pingsan, Yuli memberitahukan informasi yang sangat mengejutkan. Anna sedikit tidak percaya ketika Yuli mengatakan bahwa Xavie datang menjemputnya tepat sesudah dirinya pingsan."Benarkah?" tanya Anna kepada Yuli lumayan keras."Tentu," jawab Yuli sedikit heran dari seberang telepon. "Aku juga sangat terkejut ketika melihat Suami Nona yang sudah menunggu dibalik pintu ruang rapat. Orang seganteng itu belum pernah sekali pun kulihat didepan mataku. Di tambah lagi Suami Nona sangat bersahabat dan perhatian, aku jadi bahagia memikirkan pernikahan Nona."Penjelasan Yuli berhasil membuat Anna tertekan. Bahagia? Sejak bertemu pria itu dihari ulang tahunnya, berbagai masalah berduyun-duyun datang menghampirinya. Penjelasan Yuli juga berhasil membuat pikiran Anna bertanya-tanya tentang bagaimana Xavie bisa masuk ke dalam perusahaannya. Setelah merenung dan tidak berhasil menemukan jawaban, Anna menghembu

  • Take this Witch CEO Lady (Indonesia)   Bab 22

    Siluet Anna dengan cepat menghilang sebelum Xavie menunjukkan semua kekhawatirannya. Dirinya kembali memandang keluar jendela dengan mimik wajah yang berangsur-angsur pulih ke kondisi semula. Kemunculan Anna yang tiba-tiba sama sekali tidak membuat Xavie mengambil pusing, layaknya sebuah angin lalu. Tidak ada hubungannya dengan dirinya. "Semalam aku mendapatkan mimpi mengenai kehancuran kota ini di masa depan!" Tiba-tiba Xavie angkat bicara di dalam kepalanya. "Mimpi?" tanya Anaemia tidak percaya. "Hmm." "Apa kamu memiliki kemampuan melihat masa depan?" "Tidak!" "Kalau begitu, kenapa kamu terdengar seakan mimpimu akan menjadi kenyataan?" Anaemia tidak habis pikir. "Karena setahun yang lalu aku pernah mendapatkan mimpi yang akhirnya menjadi kenyataan. Apa kamu dapat menebaknya?" tantang Xavie dengan nada sedikit kesal. "Saat kita melakukan kontrak," jawab Anaemia percaya diri.

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status