Tiga hari berlalu, Enrique telah membuat keputusan. Hari ini asisten pribadinya membuat janji temu dengan Savero. Di pertemuan kali ini ia membawa Althea bersamanya.
Seperti sebelumnya, Savero membuat Enrique menunggu selama satu jam.
Saat Savero memasuki ruangan itu, Althea membeku di tempatnya. Ia tidak menyangka bahwa akhirnya ia akan kembali bertemu dengan Savero.
Savero tidak menyapa Enrique ataupun Althea, pria itu langsung duduk di tempat duduknya. Savero menahan keinginannya untuk mencabik-cabik Althea yang telah memberikan luka mendalam untuknya.
"Jadi, apa keputusan Anda, Tuan Enrique?" Savero bertanya dengan wajah dingin.
Setelah berbagai pertimbangan Enrique sudah mengambil keputusan, ia akan mengembalikan Althea pada Savero. Bukan hanya demi perusahaannya, tapi juga demi Althea.
Dengan bersama Savero, masa depan Althea juga akan lebih terjamin. Althea bisa memiliki keturunan. Enrique tidak bisa terus memenjarakan Althea dengannya dan menghadapi berbagai kesulitan dengannya, terutama tentang orangtua dan keluarganya.
"Saya menerima persyaratan dari Anda."
Senyum dingin tampak di wajah Savero. "Pada akhirnya Anda juga akan menjual wanita Anda demi keuntungan, Tuan Enrique."
Althea yang sejak tadi berada dalam posisi tidak nyaman kini menatap Enrique tidak mengerti. Apa maksud ucapan Savero tadi?
Savero memberikan isyarat pada Ridley, asisten pribadinya untuk memberikan dua perjanjian yang sudah disiapkan oleh kuasa hokum perusahaannya sebelumnya.
"Tanda tangani itu!" seru Savero.
Enrique mengambil berkas yang disodorkan padanya begitu juga dengan Althea yang tampak bingung.
Isi kedua berkas itu sama, keduanya adalah surat perceraian.
"Apa maksud semua ini?" Althea akhirnya bicara.
Enrique ingin menjelaskan, tapi Savero lebih dahulu membuka mulutnya.
"Suami Anda menjual Anda pada saya, Nyonya Althea. Karena itu Anda dan suami Anda harus bercerai terlebih dahulu, baru saya bersedia menyelamatkan perusahaan keluarga Smith." Savero mengatakannya dengan tajam.
Kata-kata yang diucapkan oleh Savero sulit untuk dipercaya oleh Althea, wanita itu mengarahkan pandangannya pada Enrique.
"Maafkan aku, Althea. Ini adalah satu-satunya cara agar aku bisa menyelamatkan perusahaan. Althea, tolong bantu aku satu kali ini saja." Enrique sangat tidak ingin menyakiti Althea, tapi ia tahu bahwa apa yang ia lakukan saat ini sudah sangat menyakiti Althea.
Hati Althea seperti diremas-remas. Setelah berbagai macam kepahitan, ia masih harus menerima pil pahit lainnya. Apa sebenarnya dosa ia di masa lalu, sampai-sampai ia harus melewati semua hal berat ini?
Dulu untuk menyelamatkan ibunya, Enrique membelinya, lalu kemudian untuk menyelamatkan perusahaannya, Enrique menjualnya. Dianggap apa sebenarnya dirinya ini oleh Enrique?
"Enrique, aku bukan barang," suara Althea terdengar bergetar. Selama tujuh tahun menikah dengan Enrique, wanita itu tidak pernah sekali pun marah. Dan hari ini apa yang dilakukan oleh Enrique telah membuatnya marah.
"Althea, tidak ada yang bisa aku lakukan. Perusahaan keluargaku sangat berharga. Aku meminta bantuan darimu untuk yang pertama dan terakhir kali. Selama tujuh tahun ini kau hidup dari uang yang dihasilkan oleh perusahaan, tidak ada salahnya bagimu untuk membayarnya kembali." Hati Enrique sakit saat ia mengucapkannya, tapi ia harus bersikap kejam dengan begitu Althea akan membencinya.
Althea tersenyum pahit, air mata jatuh dari matanya begitu saja. "Baiklah, aku berutang banyak padamu, aku akan membayarnya." Wanita itu menandatangani surat perceraian dengan tegas. Tidak ada kata yang pas untuk menggambarkan betapa sakit hatinya ia saat ini.
Takdir tampaknya masih terus ingin bermain dengannya, jadi sebagai manusia yang diberikan kesempatan untuk hidup ia akan mengikuti garis takdirnya.
Enrique juga menandatangani berkas perceraian yang ada di tangannya. Setelah tujuh tahun, ia akhirnya melepaskan Althea. Ini adalah salahnya karena tidak mampu menjaga Althea dengan baik.
Savero memeriksa dua berkas yang sama-sama sudah ditandatangani itu, lalu ia menyerahkannya pada Ridley. Berkas lain kemudian diberikan oleh Ridley, berkas itu berisi kontrak kerjasama antara grup Dominic dan S Corp.
Semua berkas telah ditandatangani, Savero berdiri dari tempat duduknya.
"Apa yang kau tunggu dengan melamun di sana, Nyonya Althea. Berdiri! Aku adalah tuanmu sekarang. Kau harus mengikutiku!" seru Savero.
Althea segera berdiri. Ia saat ini seperti hewan peliharaan yang harus mendengar apapun yang dikatakan oleh tuannya.
"Tuan Savero, Althea perlu membereskan barang-barang pribadinya terlebih dahulu." Enrique masih ingin menghabiskan malam dengan Althea, setidaknya untuk terakhir kalinya.
Savero memandang Enrique acuh tak acuh. "Asisten pribadiku akan mengambil barang-barang pribadinya besok!"
Pria itu kemudian segera melangkah. Di belakangnya Althea dan Ridley mengikuti.
Althea masuk ke dalam mobil hitam Savero, wanita itu duduk di sebelah Savero yang duduk dengan wajah dingin nan angkuh.
Mobil itu kemudian melaju, tidak ada perbincangan selama mereka berada di dalam mobil.
Empat puluh menit kemudian, keduanya sampai di villa mewah milik Savero. Althea masih mengikuti langkah Savero yang membawanya ke sebuah kamar.
Savero berhenti melangkah, begitu juga dengan Althea. Pria itu kini menatap Althea seperti ingin menguliti Althea hidup-hidup. Tatapannya penuh kebencian dan amarah.
"Bagaimana rasanya dijual karena uang oleh suamimu sendiri, Nyonya Althea?" Pertanyaan itu dingin dan menusuk.
Luka Althea yang menganga lebar seperti ditaburi oleh garam. Ia tahu bahwa Savero sangat membencinya dan pasti ingin membalas dendam padanya.
"Apakah sangat menyenangkan bermain-main dengan hidup orang lain?" Althea membalas dingin.
Kata-kata yang diucapkan oleh Althea membangkitkan kemarahan di dalam diri Savero.
"Kenapa? Apakah Nyonya Althea marah karena dipermainkan? Tidakkah Nyonya Althea lupa bahwa Anda juga telah mempermainkanku tujuh tahun lalu?!"
Savero tidak akan pernah melupakan dan memaafkan apa yang dilakukan oleh Althea padanya dulu.
"Tuan Savero, Anda seharusnya bangkit. Sudah tujuh tahun berlalu dan Anda masih terjebak dalam masa lalu?"
Savero benar-benar ingin mencekik Althea sampai mati. Wanita sialan itu bahkan tidak merasa bersalah sedikitpun setelah meninggalkannya begitu saja.
"Ah, aku tahu. Anda pasti masih sangat mencintai saya sampai sekarang."
Ada batas yang tidak boleh dilewati oleh Althea, dan itu adalah menyebutkan tentang cinta, karena di masa lalu Savero mencintai Althea dengan tulus, tapi Althea mempermainkan hatinya.
Savero mencekik leher Althea dengan kuat. "Wanita menjijikan sepertimu tidak pantas untuk tetap dicintai olehku!"
Althea tersenyum mengejek. "Siapa yang Anda bohong, Tuan Savero. Alasan Anda merebut kembali saya dari suami saya adalah karena Anda masih sangat mencintai saya."
"Jangan menilai dirimu terlalu tinggi, Nyonya Althea. Bagiku kau hanyalah hewan peliharaanku!" balas Savero tajam. "Satu-satunya alasan bagiku membeli hewan peliharaan sepertimu dari mantan suamimu adalah untuk membalas dendam!"
Setelahnya Savero menghempaskan tangannya dengan kasar sehingga tubuh Althea terhuyung dan terjatuh ke lantai.
Savero berjongkok, pria itu mencengkram dagu Althea dengan kuat. "Jika kau berpikir aku membawamu ke tempat ini untuk menjadikanmu wanitaku, maka kau salah besar, Nyonya Althea. Wanita sepertimu hanya cocok menjadi pelayan pribadiku saja!"
Beberapa detik kemudian Savero melepaskan cengkramannya, ia kemudian duduk di sofa.
"Berdiri dan buka pakaianmu!"
Althea mengangkat wajahnya, menatap Savero tidak terima.
"Aku membelimu sangat mahal, apakah kau pikir aku akan memberikanmu pekerjaan yang mudah?"
Dihina seperti ini oleh Savero, rasa sakitnya tidak main-main untuk Althea. Ia memang ingin membuat Savero membencinya agar lebih mudah memupuskan cinta Savero untuknya, tapi ternyata kebencian itu berubah menjadi dendam.
"Aku sangat membenci orang yang membuatku harus bicara dua kali!" Kesabaran Savero sangat tipis, pria itu berdiri dari sofa. Ia melangkah menuju ke Althea dan menyeret wanita itu ranjang lalu mendorongnya dengan sangat kasar.
"Apa yang ingin Anda lakukan pada saya, Tuan Savero?!" Althea menatap Savero tidak terima.
Savero membuka kasar dasi yang ia kenakan, melemparnya secara acak. "Apapun yang akan aku lakukan pada hewan peliharaanku tidak perlu aku jelaskan!"
Pria itu kemudian menekan Althea di bawahnya. Ia telah memupuk kebenciannya selama tujuh tahun terhadap Althea, dan hari ini ia akan memberikan pembalasan awal untuk Althea.
Althea pernah membuangnya seperti sampah, kali ini ia juga akan memperlakuan Althea seperti sampah yang tidak berharga sama sekali.
Detik selanjutnya Savero memperkosa Althea dengan kasar, pria itu tidak memberikan pemanasanan untuk Althea.
Pria itu tidak mempedulikan perlawanan Althea sama sekali, ia memangsa Althea dengan buas dan tanpa belas kasihan.
Air mata Althea jatuh, penghinaan yang telah ia terima dari Savero hari ini telah mencabik-cabik hatinya.
Ia sudah terbiasa dengan rasa sakit, tapi rasa sakit kali ini sangat tidak tertahankan.
Setelah selesai melakukan penghinaan dua kali pada Althea, Savero meninggalkan Althea begitu saja. Wanita itu meringkuk menyedihkan. Air mata masih jatuh dari matanya, tapi tidak ada isakan yang keluar dari mulut Althea.
Wanita itu akhirnya tertidur dalam keadaan menyedihkan.
tbc
“Lelah?” Savero bertanya dengan lembut.Althea menggelengkan kepalanya. “Tidak.” Ia tidak lelah sama sekali. Untuk hari ini ia memang telah menyiapkan dirinya. “Baiklah, ayo aku bantu melepaskan gaunmu lalu setelah itu istirahat.”Althea mengangguk, wanita itu segera berbalik, membiarkan Savero menurunkan resleting gaun yang ia kenakan. Setelah melepaskan gaun Althea, Savero juga membantu Althea untuk melepaskan jepitan yang ada di rambut Althea. “Sudah selesai.”“Aku akan membersihkan tubuhku dulu.” “Ya.”“Savero, apakah kau tidak merasa gerah?”Savero tersenyum kecil. “Aku merasa gerah tentu saja. Aku akan membersihkan tubuhku bersamamu.”Keduanya pergi ke kamar mandi untuk membersihkan tubuh mereka.Althea lebih dahulu masuk ke dalam bak mandi, lalu kemudian disusul oleh Savero.Savero kini memeluk Althea dari belakang, pria itu membelai punggung telanjang Althea dengan lembut, di sana terdapat bekas luka garukan Althea semalam.“Apakah rasanya sakit?”Althea mengangguk pe
Pagi harinya Althea terbangun sendirian di kamarnya. Wanita itu ingat bahwa semalam Savero menemaninya, tapi pagi ini ia tidak menemukan pria itu di dekatnya.Hati Althea terasa tidak nyaman, akankah Savero tetap pada pendiriannya?Suara ketukan terdengar dari luar. “Masuk!”Grace kemudian masuk ke dalam sana. Wanita itu hendak membangunkan Althea, tapi ternyata Althea sudah bangun.“Nona, ada Nona Jeany di bawah.”“Biarkan dia ke sini, Bibi.”“Baik, Nona.”Beberapa saat kemudian Jeany masuk ke dalam kamar Althea.“Pagi, Thea.”“Pagi, Jeany.”Jeany melihat ke mata Althea yang bengkak. “Apakah kau menangis semalam?”“Ya, aku lupa minum obat semalam lalu setelahnya tubuhku sangat gatal. Aku merasa sangat tersiksa jadi aku menangis.” Althea juga menunjukan lengan kiri dan kanannya yang terdapat luka baru karena garukannya.Hati Jeany sakit. Ia kira penyakit Althea sudah membaik, tapi ternyata penyakit itu masih kambuh lagi.“Namun, sekarang sudah tidak apa-apa. Semalam dokter sudah membe
Satu jam kemudian Aurora sudah berada dalam ruangan lain, di mana ia menggunakan alat bantu pernapasan. Kepalanya yang semula tidak diperban, kini menggunakan perban.Pintu ruangan itu terbuka, Marco masuk ke dalam sana sementara istri dan putranya menunggu di luar karena hanya satu anggota keluarga yang diperbolehkan untuk masuk.Marco sangat puas melihat Aurora terbaring tidak berdaya seperti ini. Seperti yang diduga oleh Aurora, ia adalah dalang dibalik kecelakaan yang menimpa Aurora.“Aurora ini adalah harga yang harus kau bayar karena mencari masalah denganku.” Marco bersuara dingin. “Kau seharusnya menyerahkan perusahaan padaku ketika aku memintanya baik-baik padamu, tapi kau keras kepala sehingga aku harus mengambil jalan terakhir untuk menyingkirkanmu.Kau seharusnya mati, tapi koma juga tidak apa-apa. Sekarang tidak ada lagi yang bisa kau lakukan, kau hanya akan terbaring di atas ranjang rumah sakit dan akulah yang akan menjadi pemimpin perusahaan.Istirahatlah dengan tenang,
“Althea, mari batalkan rencana pernikahan kita.” Savero menatap Althea serius, ia telah berpikir cukup lama dan akhirnya mengambil keputusan itu.Althea membeku di tempatnya. Pernikahannya dan Savero akan dilaksanakan besok pagi, dan malam ini Savero mengatakan untuk membatalkan rencana pernikahan mereka.“Kenapa?” Althea mengira bahwa Savero memutuskan untuk membatalkan pernikahan mereka karena kecewa padanya.“Aku tidak ingin kau berada dalam bahaya lagi. Selama bersamaku, kau sudah dua kali berada dalam bahaya. Kau menderita penyakit kulit yang sampai saat ini belum ada obatnya, dan kemarin kau hampir saja kehilangan nyawamu.Aku tidak tahu apa yang akan terjadi ke depannya, aku tidak sanggup jika aku harus menjadi alasan kau terluka.” Savero bukannya pengecut, tapi ia sudah mengalami kehilangan berkali-kali, jadi ia tidak ingin merasakannya lagi.“Savero, aku akan memberitamu satu hal. Aku sudah berjanji pada diriku sendiri bahwa aku tidak akan meninggalkanmu kecuali kau yang mend
Malam harinya Althea terbangun karena mimpi buruk, bayangan ketika Jill tewas di depan matanya muncul dalam mimpinya.Tubuh Althea berkeringat dingin karena mimpi itu. Setelahnya ia segera menenangkan dirinya yang gemetaran. Setelah lebih tenang Althea menggerakan kepalanya, ia tidak menemukan Savero di sebelahnya.Althea tidak bisa tidur lagi, jadi ia memutuskan untuk mencari Savero. Ia hendak pergi ke ruang kerja Savero, tapi Gerakan tirai yang tertiup angin menarik perhatiannya. Althea pergi ke arah balkon, benar saja Savero ada di sana.“Savero.”Savero segera berbalik ketika ia mendengar suara lembut Althea. “Thea.” Savero segera mendekati Althea. “Kenapa kau bangun?”“Aku mimpi buruk.” Althea menjawab seadanya.Savero menggenggam tangan Althea. “Ayo tidur lagi, aku akan memelukmu.”“Baik.”Keduanya meninggalkan balkon dan masuk kembali ke kamar. Mereka naik ke atas ranjang, Savero memeluk Althea dengan hangat.“Apa yang sedang kau pikirkan tadi?” Saat Althea melihat Savero di ba
“Jill, tolong biarkan Jeany pergi. Kau bisa melakukan apapun yang kau mau padaku, tapi lepaskan Jeany.” Althea bersuara memohon.Jill tidak berniat untuk mengampuni nyawa Jeany, tapi untuk bermain-main dengan Althea, ia bisa melepaskan wanita ini. Lagipula melihat Althea mati di depannya untuk menyelamatkannya pasti akan membuat Jeany merasa bersalah seumur hidupnya.Ia mengeluarkan pisau lipat yang ada di atas meja lalu melemparkannya ke arah Althea. “Tusuk dirimu sendiri dengan pisau itu, lalu aku akan melepaskan sahabatmu.”Jeany meronta-ronta di atas kursi, ia menggelengkan kepalanya. Ia mencoba untuk berteriak untuk melarang Althea melakukan itu, tapi tidak ada satu suara huruf pun yang lolos dari mulutnya.Jill kesal karena tingkah Jeany, ia memukul kepala Jeany dengan gagang senjata apinya.“Jeany!” Althea hendak maju mendekati Jeany, tapi tatapan Jill segera menghentikan langkahnya.“Aku akan menghitung mundur, kau tentukan pilihanmu. Jika kau tidak menusuk dirimu sendiri, mak