"Maafkan aku karenaku kau mendapatkan penghinaan." Enrique lagi-lagi merasa bersalah pada Althea.
"Ini bukan salahmu, mari lupakan saja." Althea bisa menahan semua penghinaan, bukan karena ia sangat sabar, tapi karena ia sudah sangat terbiasa dipandang sebelah mata oleh orang lain. "Apakah kondisi perusahaan belum membaik?"
Enrique tidak pernah membicarakan mengenai krisis perusahaan dengan Althea secara mendalam, ia hanya memberitahu Althea bahwa perusahaan sedang mengalami masalah. Namun, karena saat ini Althea telah bertanya maka ia akan memberitahu Althea.
"Kondisi perusahaan sedang krisis sekarang. Jika terus mengalami kerugian maka kurang dari satu tahun ini maka perusahaan akan mengalami kebangkrutan."
Althea tidak menyangka jika masalhnya begitu serius. "Maafkan aku karena tidak bisa membantumu." Althea mengatakannya dengan pelan. Ia adalah seorang yatim piatu tanpa dukungan keluarga, jadi ia tidak bisa membantu Enrique sama sekali.
Enrique menggenggam tangan Althea. "Ini bukan salahmu, jangan meminta maaf." Apa yang terjadi pada perusahaannya tidak ada hubungannya dengan Althea, selain itu perusahaan adalah tanggung jawabnya. Althea tidak memiliki kewajiban untuk membantunya. Apa yang terjadi saat ini adalah ujian baginya, ia harus bisa menyelesaikan masalahnya sendiri.
Mobil Enrique melaju meninggalkan tempat perjamuan. Di dalam Hugo menghubungi seseorang.
"Tuan, saya sudah menjalankan sesuai dengan arahan Anda."
"Bagus, Grup Dominic akan berinvestasi pada proyek terbarumu."
Wajah Hugo terlihat berbinar. "Terima kasih, Tuan."
Panggilan itu kemudian diputus sepihak oleh lawan bicara Hugo.
Hugo sebelumnya memiliki hubungan yang baik dengan Enrique, tapi sejak perusahaan Enrique mengalami kemunduran, pria itu mulai menarik diri dari hubungannya dengan Enrique.
Sekarang setelah panggilan hari ini, ia bersyukur karena telah mengambil keputusan yang tepat. Ternyata Enrique benar-benar telah menyinggung orang besar di ibu kota.
**
Waktu demi waktu berlalu, perusahaan Enrique tidak bisa menanggung kerugian lebih banyak lagi. Enrique telah menghubungi orang-orang yang dulu pernah ia bantu, tapi semua orang itu kini berbalik memunggunginya.
Enrique benar-benar tidak mengerti kenapa akhirnya perusahaannya berada diambang kebangkrutan seperti ini.
Kepala Enrique seperti akan meledak. Ia telah mengupayakan berbagai hal, tapi pada akhirnya semua upayanya itu gagal. Ia sekarang hampir putus asa.
Keluarganya juga telah berkali-kali menyalahkannya, begitu juga para pemegang saham. Enrique yang pernah memberikan banyak keuntungan pada perusahaan, kini tidak bisa mengatasi masalah yang ada di depan mata.
"Tuan, harga saham kita semakin turun." Asisten pribadi Enrique memberitahu Enrique dengan suara yang sedikit panik.
Enrique hanya bisa melihat layar di tablet yang ditunjukan padanya oleh asisten pribadinya. Wajah pria itu terlihat suram.
Apa yang harus ia lakukan sekarang? Kepala Enrique yang dipenuhi oleh banyak beban kini tiba-tiba menjadi kosong.
Pada saat yang sama, sebuah panggilan masuk ke ponselnya. Enrique menyipit, itu adalah nomor tidak dikenal.
"Tuan, saya dengar CEO dari grup Dominic sedang berada di kota ini. Apakah Anda ingin mencoba untuk menemuinya?" Asisten pribadi Enrique adalah pria yang cakap, ia bisa mendapatkan banyak informasi.
Enrique seperti mendapatkan harapan. Apapun yang memiliki kemungkinan untuk membuat situasi perusahaannya membaik maka ia akan mencobanya. "Hubungi asisten pribadi CEO grup Dominic."
"Baik, Tuan."
Asisten pribadi Enrique segera menjalankan tugasnya, tapi sayangnya panggilannya tidak dijawab oleh asisten pribadi CEO grup Dominic.
Enrique memerintahkan asisten pribadinya untuk terus mencoba. Sampai akhirnya satu minggu kemudian panggilan itu akhirnya dijawab.
"Tuan, saya berhasil membuat janji pertemuan untuk Anda dan CEO dari grup Dominic."
Enrique yang semakin hari semakin terhimpit, akhirnya merasa sedikit lebih lega. Ia berharap pertemuannya nanti akan membuahkan hasil yang baik untuk perusahaannya.
**
Pukul tujuh malam di sebuah restoran, Enrique telah menunggu CEO dari grup Dominic. Pria itu melihat ke jam yang melingkar di pergelangan tangannya. Ini sudah lebih dari satu jam dari janji pertemuan.
Enrique merasa seperti dipermainkan, tapi ia masih tetap menunggu. Hingga akhirnya pintu terbuka, Enrique segera berdiri. Ia melihat ke arah pintu. Sesosok pria mengenakan setelan bewarna hitam masuk ke dalam sana.
Tubuh Enrique membeku di tempatnya, meski sudah tujuh tahun berlalu, tidak mungkin ia lupa wajah ini. Wajah pria yang dicintai oleh istrinya, Savero Dominic.
Saat Althea berhubungan dengan Savero, ia pernah beberapa kali melihat Savero.
Sekarang Enrique berhadapan dengan Savero setelah tujuh tahun berlalu. Tidak pernah ia bayangkan bahwa Savero akan menjadi seorang CEO dari perusahaan berpengaruh di benua ini. Grup Dominic, tidak hanya terkenal di ibu kota, tapi di benua ini nama perusahaan ini juga sangat diperhitungkan.
"Tuan Enrique?" Savero menatap Enrique datar.
"Ya, saya Enrique Smith. Senang bertemu dengan Anda, Tuan Savero Dominic." Enrique yakin bahwa pertemuan kali ini tidak akan memiliki hasil yang baik karena tujuh tahun lalu ia telah merebut wanita yang dicintai oleh Savero dengan cara licik.
Savero duduk dengan angkuh. Pria itu tidak memberikan rasa hormat sama sekali pada Enrique.
"Jelaskan situasinya, Tuan Enrique!"
Enrique menatap Savero seksama, tujuh tahun telah berputar sangat jauh. Dahulu ia berada di atas dan Savero hanyalah anak kurang mampu yang dibesarkan bersama dengan Althea di panti asuhan, dan sekarang Savero adalah CEO dari perusahaan ternama, sementara dirinya adalah CEO dari perusahaan yang akan bangkrut sebentar lagi.
Meski memalukan, Enrique menjelaskan situasinya. Pria itu kemudian meminta bantuan Savero untuk berinvestasi di perusahaannya.
"Aku bisa membantu S Corp keluar dari krisis, tapi ada syaratnya."
"Apa syaratnya?"
"Aku menginginkan istrimu."
"Tuan Savero, jangan keterlaluan!" Enrique menggeram marah.
Savero bangkit dari tempat duduknya. "Anda hanya memiliki waktu tiga hari untuk membuat keputusan, Tuan Enrique. Melihat perusahaan Anda bangkrut atau menjual istri Anda pada saya."
Setelahnya Savero berbalik dan meninggalkan ruangan pribadi itu.
Kedua tangan Enrique mengepal, pria itu meninju meja dengan keras. Ia benci ditekan sampai terhimpit seperti ini, terlebih melibatkan Althea.
Enrique meninggalkan ruangan itu dengan marah. Pria itu masuk ke mobilnya, ia memerintahkan asisten pribadinya untuk membawanya pulang. Pria itu melonggarkan dasi yang terasa mencekik lehernya.
Memikirkan Savero, ia menghubungkan satu demi satu, tampaknya masalah demi masalah dan kerugian yang diderita oleh perusahaannya adalah ulah Savero.
Saat Enrique kembali ke kediamannya, ia melihat istrinya ditampar oleh ibunya. Di sana tidak hanya ada ibunya, tapi juga ayahnya.
"Bu, kenapa Ibu menampar Althea?!" Enrique sudah sangat marah, ditambah dengan melihat kejadian seperti ini ia menjadi semakin marah.
"Istrimu tidak berguna! Dia adalah pembawa sial di keluarga Smith! Bukan hanya tidak bisa memberikan keturunan, dia juga membuat perusahaan kita diambang kehancuran!" Julia berkata dengan marah.
"Ini semua tidak ada hubungannya dengan Althea!" bengis Enrique.
"Enrique, perusahaan saat ini sedang mengalami masalah serius. Jika saja dulu kau menikah dengan pewaris dari keluarga Harper, maka saat ini perusahaan keluarga kita pasti akan tertolong." Jonathan, ayah Enrique menyalahkan Enrique karena Enrique menolak perjodohan dengan wanita pilihan ia dan istrinya dan malah menikahi Althea yang tidak memiliki dukungan apapun.
"Aku akan menemukan jalan keluar untuk perusahaan. Jangan pernah menyalahkan Althea, karena dia tidak memiliki tanggung jawab apapun di perusahaan!" Enrique menatap tegas ke orangtuanya.
"Enrique, kau benar-benar sudah disihir oleh pelacur menjijikan ini! Dengarkan ibu baik-baik, kau harus menceraikan wanita ini, dia akan menarik seluruh keluarga Smith jatuh ke jurang kehancuran!" Julia tidak akan pernah bisa berdamai dengan Althea. Ia sangat membenci menantunya.
"Ceraikan wanita ini dan menikahlah dengan pewaris keluarga Harper. Keluarga Harper akan membantu perusahaan setelah kau menikah dengan Evelyn," seru Jonathan.
"Ayah, Ibu, sebaiknya tinggalkan kediaman ini!" Enrique sudah habis kesabaran. Orangtuanya terlalu sering mencampuri masalah rumah tangganya.
Jonathan dan Julia sangat tidak puas. Enrique sekali lagi membela Althea daripada orangtua yang telah membesarkannya.
"Enrique, kakek buyutmu membangun perusahaan dengan air mata dan darah, jika perusahaan sampai hancur karenamu maka ayah tidak akan pernah memaafkanmu!" Jonathan kemudian meninggalkan ruangan itu dengan marah, lalu disusul oleh Julia.
Kepala Enrique semakin akan meledak, orangtuanya bukannya memberikan dukungan padanya untuk mengatasi masalah perusahaan, tapi malah memberikan masalah tambahan untuknya.
"Althea, maafkan orangtuaku." Enrique meminta maaf untuk ibu dan ayahnya.
"Lupakan saja, aku tidak akan menyimpan kata-kata mereka di dalam hati." Daripada dirinya, Althea lebih memikirkan Enrique.
Selama tujuh tahun pernikahan mereka, Enrique sudah sangat banyak membantunya. Pria ini juga memperlakukannya dengan sangat baik dan hangat. Meski ia tidak mencintai Enrique, ia sangat menghormati dan menghargai Enrique sebagai suaminya.
"Mengenai apa yang orangtuamu katakan tadi..."
"Jangan memikirkan apa yang dikatakan oleh orangtuaku, ini sudah malam istirahatlah. Aku akan pergi ke ruang kerja."
"Baik."
Setelah melihat Althea berbalik, Enrique juga melangkah, pria itu pergi ke ruang kerjanya. Pria itu memikirkan apa yang dikatakan oleh orangtuanya tadi, bahkan jika ia menceraikan Althea dan menikah dengan Evelyn, itu tidak akan membantu. Perusahaan keluarga Harper mungkin juga akan mengalami masalah. Enrique sangat tahu, kedatangan Savero kali ini adalah untuk membalas dendam padanya dan merebut kembali Althea yang ia rampas dari pria itu.
tbc
“Lelah?” Savero bertanya dengan lembut.Althea menggelengkan kepalanya. “Tidak.” Ia tidak lelah sama sekali. Untuk hari ini ia memang telah menyiapkan dirinya. “Baiklah, ayo aku bantu melepaskan gaunmu lalu setelah itu istirahat.”Althea mengangguk, wanita itu segera berbalik, membiarkan Savero menurunkan resleting gaun yang ia kenakan. Setelah melepaskan gaun Althea, Savero juga membantu Althea untuk melepaskan jepitan yang ada di rambut Althea. “Sudah selesai.”“Aku akan membersihkan tubuhku dulu.” “Ya.”“Savero, apakah kau tidak merasa gerah?”Savero tersenyum kecil. “Aku merasa gerah tentu saja. Aku akan membersihkan tubuhku bersamamu.”Keduanya pergi ke kamar mandi untuk membersihkan tubuh mereka.Althea lebih dahulu masuk ke dalam bak mandi, lalu kemudian disusul oleh Savero.Savero kini memeluk Althea dari belakang, pria itu membelai punggung telanjang Althea dengan lembut, di sana terdapat bekas luka garukan Althea semalam.“Apakah rasanya sakit?”Althea mengangguk pe
Pagi harinya Althea terbangun sendirian di kamarnya. Wanita itu ingat bahwa semalam Savero menemaninya, tapi pagi ini ia tidak menemukan pria itu di dekatnya.Hati Althea terasa tidak nyaman, akankah Savero tetap pada pendiriannya?Suara ketukan terdengar dari luar. “Masuk!”Grace kemudian masuk ke dalam sana. Wanita itu hendak membangunkan Althea, tapi ternyata Althea sudah bangun.“Nona, ada Nona Jeany di bawah.”“Biarkan dia ke sini, Bibi.”“Baik, Nona.”Beberapa saat kemudian Jeany masuk ke dalam kamar Althea.“Pagi, Thea.”“Pagi, Jeany.”Jeany melihat ke mata Althea yang bengkak. “Apakah kau menangis semalam?”“Ya, aku lupa minum obat semalam lalu setelahnya tubuhku sangat gatal. Aku merasa sangat tersiksa jadi aku menangis.” Althea juga menunjukan lengan kiri dan kanannya yang terdapat luka baru karena garukannya.Hati Jeany sakit. Ia kira penyakit Althea sudah membaik, tapi ternyata penyakit itu masih kambuh lagi.“Namun, sekarang sudah tidak apa-apa. Semalam dokter sudah membe
Satu jam kemudian Aurora sudah berada dalam ruangan lain, di mana ia menggunakan alat bantu pernapasan. Kepalanya yang semula tidak diperban, kini menggunakan perban.Pintu ruangan itu terbuka, Marco masuk ke dalam sana sementara istri dan putranya menunggu di luar karena hanya satu anggota keluarga yang diperbolehkan untuk masuk.Marco sangat puas melihat Aurora terbaring tidak berdaya seperti ini. Seperti yang diduga oleh Aurora, ia adalah dalang dibalik kecelakaan yang menimpa Aurora.“Aurora ini adalah harga yang harus kau bayar karena mencari masalah denganku.” Marco bersuara dingin. “Kau seharusnya menyerahkan perusahaan padaku ketika aku memintanya baik-baik padamu, tapi kau keras kepala sehingga aku harus mengambil jalan terakhir untuk menyingkirkanmu.Kau seharusnya mati, tapi koma juga tidak apa-apa. Sekarang tidak ada lagi yang bisa kau lakukan, kau hanya akan terbaring di atas ranjang rumah sakit dan akulah yang akan menjadi pemimpin perusahaan.Istirahatlah dengan tenang,
“Althea, mari batalkan rencana pernikahan kita.” Savero menatap Althea serius, ia telah berpikir cukup lama dan akhirnya mengambil keputusan itu.Althea membeku di tempatnya. Pernikahannya dan Savero akan dilaksanakan besok pagi, dan malam ini Savero mengatakan untuk membatalkan rencana pernikahan mereka.“Kenapa?” Althea mengira bahwa Savero memutuskan untuk membatalkan pernikahan mereka karena kecewa padanya.“Aku tidak ingin kau berada dalam bahaya lagi. Selama bersamaku, kau sudah dua kali berada dalam bahaya. Kau menderita penyakit kulit yang sampai saat ini belum ada obatnya, dan kemarin kau hampir saja kehilangan nyawamu.Aku tidak tahu apa yang akan terjadi ke depannya, aku tidak sanggup jika aku harus menjadi alasan kau terluka.” Savero bukannya pengecut, tapi ia sudah mengalami kehilangan berkali-kali, jadi ia tidak ingin merasakannya lagi.“Savero, aku akan memberitamu satu hal. Aku sudah berjanji pada diriku sendiri bahwa aku tidak akan meninggalkanmu kecuali kau yang mend
Malam harinya Althea terbangun karena mimpi buruk, bayangan ketika Jill tewas di depan matanya muncul dalam mimpinya.Tubuh Althea berkeringat dingin karena mimpi itu. Setelahnya ia segera menenangkan dirinya yang gemetaran. Setelah lebih tenang Althea menggerakan kepalanya, ia tidak menemukan Savero di sebelahnya.Althea tidak bisa tidur lagi, jadi ia memutuskan untuk mencari Savero. Ia hendak pergi ke ruang kerja Savero, tapi Gerakan tirai yang tertiup angin menarik perhatiannya. Althea pergi ke arah balkon, benar saja Savero ada di sana.“Savero.”Savero segera berbalik ketika ia mendengar suara lembut Althea. “Thea.” Savero segera mendekati Althea. “Kenapa kau bangun?”“Aku mimpi buruk.” Althea menjawab seadanya.Savero menggenggam tangan Althea. “Ayo tidur lagi, aku akan memelukmu.”“Baik.”Keduanya meninggalkan balkon dan masuk kembali ke kamar. Mereka naik ke atas ranjang, Savero memeluk Althea dengan hangat.“Apa yang sedang kau pikirkan tadi?” Saat Althea melihat Savero di ba
“Jill, tolong biarkan Jeany pergi. Kau bisa melakukan apapun yang kau mau padaku, tapi lepaskan Jeany.” Althea bersuara memohon.Jill tidak berniat untuk mengampuni nyawa Jeany, tapi untuk bermain-main dengan Althea, ia bisa melepaskan wanita ini. Lagipula melihat Althea mati di depannya untuk menyelamatkannya pasti akan membuat Jeany merasa bersalah seumur hidupnya.Ia mengeluarkan pisau lipat yang ada di atas meja lalu melemparkannya ke arah Althea. “Tusuk dirimu sendiri dengan pisau itu, lalu aku akan melepaskan sahabatmu.”Jeany meronta-ronta di atas kursi, ia menggelengkan kepalanya. Ia mencoba untuk berteriak untuk melarang Althea melakukan itu, tapi tidak ada satu suara huruf pun yang lolos dari mulutnya.Jill kesal karena tingkah Jeany, ia memukul kepala Jeany dengan gagang senjata apinya.“Jeany!” Althea hendak maju mendekati Jeany, tapi tatapan Jill segera menghentikan langkahnya.“Aku akan menghitung mundur, kau tentukan pilihanmu. Jika kau tidak menusuk dirimu sendiri, mak
Satu minggu berlalu, pernikahan Savero dan Althea kini hanya tinggal menghitung hari lagi. Semua persiapan telah selesai. Kini mereka hanya menunggu hari pernikahan tiba.Althea saat ini berada di taman, ia melihat dekorasi taman yang indah. Savero telah melakukan yang terbaik untuk pernikahan mereka, meski tanpa pesta pernikahan ini masih bukan pernikahan yang sederhana.Ponsel Althea berdering, wanita itu segera mengalihkan pandangannya ke ponselnya. Itu adalah sebuah panggilan masuk dari nomor yang tidak dikenal.Althea memilih untuk menjawab panggilan itu. “Halo?”“Althea, ini aku Jill Dominic.”“Untuk apa kau menghubungiku, Nona Jill?”“Kau tampaknya menjadi sangat sombong setelah akan menikah dengan Savero.”“Jika kau hanya ingin mengatakan omong kosong maka aku akan mengakhiri panggilan ini.”“Aku tidak akan menghubungimu hanya untuk mengatakan omong kosong. Saat ini sahabatmu -Jeany, ada bersamaku, jika kau ingin dia selamat maka datang padaku.”“Althea, jangan datang ke sini.
Aurora terjaga lebih dahulu dari Ace, wanita itu memperhatikan wajah tampan Ace. Sejujurnya ia sedikit penasaran dengan Ace, ia telah memerintahkan sekertarisnya untuk mencari infomasi pribadi Ace, tapi sayangnya tidak ada yang bisa ditemukan tentang pria ini.Sampai ia memiliki pemikiran apakah Ace benar-benar penjahat? Seperti mafia atau pembunuh bayaran.Semakin memandangi wajah Ace, Aurora semakin menyadari bahwa Ace sangat tampan dan maskulin. Ia memiliki garis rahang yang tegas, hidung mancung, bibir yang menggoda. Selain itu Ace memiliki manik mata abu-abu yang menghipnotis.Selain tampan, Ace juga memiliki kemampuan yang sangat bagus di atas ranjang. Aurora tidak memiliki pengalaman dengan pria karena Ace adalah pria pertamanya, tapi ia yakin kemampuan Ace memang di atas rata-rata.Dengan wajah setampan ini, kemampuan bercinta yang hebat, apakah mungkin Ace adalah seorang pria bayaran? Semacam gigolo atau simpanan istri-istri pengusaha kaya?Bulu mata Ace berkibar, pria itu me
Di kediaman keluarga Keenes, malam ini Aurora mengadakan makan malam keluarga. Ia akan memperkenalkan suaminya pada seluruh anggota keluarga Keenes.Kakeknya sudah keluar dari rumah sakit, paman dan bibinya, serta sepupunya juga hadir di sana meski mereka sangat membenci Aurora yang telah menghancurkan reputasi pamannya.“Di mana Aurora? Dia mengadakan makan malam keluarga, tapi dia sendiri belum ada di ruangan ini. Semakin lama, Aurora menjadi semakin kurang ajar.” Marco berkata dengan sinis.“Aku ada di sini, Paman. Maaf karena telah membuat kalian menunggu.” Aurora memasuki ruang makan bersama dengan Ace.Keempat anggota keluarga Aurora segera melihat ke arah Aurora. Tatapan mereka kemudian terkunci pada sosok Ace. Mereka bertanya-tanya siapa pria asing yang datang bersama dengan Aurora.“Kakek, Paman, Bibi, Sepupu, malam ini aku akan memperkenalkan kalian suamiku pada kalian. Ini adalah Ace Mierro, suamiku.” Aurora langsung ke intinya.“Selamat malam, Kakek, Paman, Bibi dan Sepupu