Keesokan paginya Savero mengumpulkan semua pelayannya termasuk Althea.
"Ini adalah Althea Zamara, pelayan baru di kediaman ini." Savero memberitahu para pelayannya. Lalu pria itu kemudian beralih ke kepala pelayan. "Bibi Grace, antarkan dia ke kamar pelayan dan beritahu dia apa yang harus dia kerjakan di kediaman ini!"
"Baik, Tuan."
"Nona Althea, mari ikuti saya." Grace memperlakukan Althea dengan sopan. Althea adalah satu-satunya pelayan yang dibawa langsung oleh tuannya, jadi ia pikir bahwa Althea tidak akan sama dengan para pelayan lainnya.
Selain itu Althea memiliki penampilan yang terawat. Tidak aka nada pelayan yang memiliki penampilan seperti ini.
Althea mengikuti Grace, mereka meninggalkan bangunan utama dan pergi ke paviliun yang ada di sebelah bangunan utama.
"Nona Althea, ini adalah kamar Anda."
Althea melihat ke sekeliling, kamar ini hanya sebesar kamar mandinya di kediaman Enrique, tapi Althea tidak mengeluh karena meski tujuh tahun hidup dalam kemewahan, ia tidak benar-benar bisa menikmatinya.
"Terima kasih, Nyonya."
"Nona, Anda tidak perlu memanggil saya seperti itu. Cukup panggil saja saya Bibi Grace."
"Baik, Bibi Grace." Althea kemudian melanjutkan kembali kata-katanya. "Bibi, panggil saya Althea saja."
"Baik, Althea." Grace tersenyum lembut. "Bibi akan mengambilkan pakaian pelayan untukmu, istirahatlah dulu."
"Ya, Bibi."
Grace kembali dengan beberapa seragam pelayan di kediaman itu. "Ini pakailah, lalu setelah itu Bibi akan menjelaskan apa pekerjaanmu."
"Baik, Bibi."
Althea kemudian mengganti pakaiannya dengan seragam berwarna hitam putih. Hidupnya berubah dalam satu malam. Dari seorang nyonya muda dari keluarga kaya, ia menjadi seorang pelayan.
Setelah ia mengganti pakaiannya, pintu kamarnya kembali terbuka. Althea mengira bahwa yang masuk adalah Grace, tapi ternyata itu adalah Savero dan Ridley.
Ridley membawa nampan yang di atasnya ada secangkir air dan di dalam wadah kecil ada sebutir obat.
"Minum itu!"
Althea melihat ke nampan, ia tidak menanyakan obat apa itu. Ia hanya mengambilnya dan meminumnya tanpa keluhan.
"Ganti pakaianmu! Ridley akan membawamu ke dokter untuk melakukan pengecekan tubuh dan pemasangan alat kontrasepsi. Wanita sepertimu tidak pantas mengandung benihku!"
Althea menatap Savero sejenak, pria di depannya ini bukan lagi Savero yang ia kenal dulu. Althea tidak akan menyalahkan Savero karena berubah, ia telah menyakiti pria ini terlebih dahulu. Wajar jika yang ia terima adalah kebencian dan kemarahan.
"Saya tidak memiliki pakaian, barang-barang saya belum diambil dari kediaman mantan suami saya." Althea menjawab seadanya. Pakaian yang ia gunakan tadi juga adalah pakaian semalam.
"Tidak perlu berganti pakaian!"
Savero berbalik dan keluar lebih dahulu dari ruangan itu.
"Nyonya Althea, mari," seru Ridley.
Althea mengikuti langkah Ridley, ia kemudian masuk ke dalam mobil yang kemudian membawanya ke rumah sakit.
Di tempat lain, saat ini Enrique sedang mengalami masalah perut. Pria itu terlalu banyak minum semalam. Menceraikan Althea adalah bagian paling menyakitkan dalam hidupnya.
"Apa yang terjadi padamu? Di mana istrimu?" Julia bertanya pada Enrique dengan khawatir.
Dokter tiba beberapa detik kemudian. Pria yang usianya sedikit lebih tua dari Enrique itu segera memeriksa keadaan Enrique.
"Enrique, kau tidak bisa minum alkohol terlalu banyak, kenapa kau minum sangat banyak semalam? Apakah kau sudah bosan hidup!" Dokter itu memarahi Enrique.
Enrique tahu tentang kondisinya, tapi hatinya benar-benar kacau, ia ingin mengalihkannya pada alkohol agar sedikit berkurang.
"Ini adalah obatmu, minum dengan teratur. Dan jangan minum alkohol terlalu banyak lagi!" Dokter memberikan obat pada Enrique.
Enrique sekali lagi hanya menerima kemarahan itu. Ia biasanya sangat menjaga dirinya, tapi ia juga manusia biasa yang tidak bisa menahan kesedihan dan rasa sakit di hatinya.
Dokter kemudian pergi, di dalam sana tersisa hanya Enrique dan ibunya.
"Tunggu di sini, Ibu akan mencari istrimu. Bisa-bisanya dia tidak mengurusmu dengan benar!" Julia menyalahkan Althea.
"Althea tidak ada lagi di kediaman ini." Enrique mengatakannya menelan kepahitan.
"Apa maksudmu?"
"Aku dan Althea bercerai kemarin."
Julia menatap Enrique tidak percaya. Putranya selalu menolak untuk menceraikan Althea, lalu kenapa tiba-tiba mereka sudah bercerai. "Apakah wanita sialan itu meninggalkanmu karena dia sudah tahu perusahaan akan segera bangkrut! Wanita sialan itu benar-benar tidak tahu diri. Saat kau sedang di ambang kehancuran dia malah meninggalkanmu. Dia pasti telah menemukan pria kaya lain."
Enrique menatap ibunya marah. Jika saja ibunya memperlakukan Althea sedikit lebih baik, maka ia tidak akan pernah melepaskan Althea.
Ia tahu Savero akan menekannya sampai mati jika ia tidak melepaskan Althea, tapi tentu saja ia tidak akan menyerah dengan begitu cepat.
Sekarang ia sudah melepaskan Althea, dari semua kata-kata yang diucapkan oleh Savero pada Althea kemarin, Enrique yakin bahwa Savero tidak akan memperlakukan Althea dengan baik.
Kehilangan Althea dan membayangkan bagaimana Althea diperlakukan buruk oleh Savero benar-benar menyiksa Enrique. Ini adalah salahnya karena tidak bisa melindungi wanita yang ia cintai.
"Bukankah Ibu dan yang lainnya menginginkan aku bercerai dengan Althea, lalu kenapa sekarang Ibu tidak merasa senang? Apa yang Ibu inginkan tercapai. Apakah Ibu merasa puas?"
Dihadapkan dengan kata-kata dingin dari putranya, hati Julia menjadi tidak nyaman. Ada rasa bersalah di sana.
"Althea tidak meninggalkanku karena aku akan bangkrut, tapi karena aku menjualnya pada pengusaha yang bisa membantu S corp agar tidak bangkrut. Akulah yang sangat jahat di sini, bukan Althea."
"Apa yang kau katakan tadi, Enrique?" Julia tiba-tiba menjadi tidak mengerti.
"Aku mengorbankan Althea untuk keselamatan perusahaan. Apakah sudah jelas bagi Ibu sekarang?"
"Kau tidak jahat kalau begitu. Althea telah mendapatkan segala kemewahan sejak kau menikahinya. Tidak ada salahnya baginya untuk berkorban. Lagipula setelah ini dia akan hidup dengan pria kaya lain."
Enrique tahu bahwa ibunya tidak menyukai Althea, tapi ia tidak menyangka bahwa ibunya benar-benar jahat.
"Jangan terlalu memikirkan tentang wanita itu. Setelah ini menikah saja dengan Evelyn. Dia jauh lebih baik dari Althea berkali lipat."
Kata-kata ibunya membuat Enrique semakin melihat ibunya sebagai wanita tanpa empati.
"Aku tidak akan menikah dengan wanita manapun lagi. Sampai aku mati, hanya Althea wanita yang pernah menjadi istriku."
"Enrique, untuk apa kau menyia-nyiakan hidupmu demi wanita itu. Kau harus melanjutkan hidupmu. Selain itu keluarga kita membutuhkan pewaris. Adalah keputusan yang tepat menceraikan Althea, dengan begitu kau bisa menikah lagi dan memiliki keturunan."
"Menikah dengan seratus wanita pun, aku tidak akan bisa memiliki keturunan."
Julia menatap putranya bingung. "Apa maksudmu, Enrique?"
"Aku tidak bisa ereksi, Bu. Tujuh tahun pernikahan, dan tidak memiliki keturunan itu bukan karena ketidakmampuan Althea, tapi karena ketidakmampuanku. Selama tujuh tahun ini Althea tidak mengatakan apapun karena ia tidak ingin menjatuhkan harga diriku. Dia bersedia disalahkan agar aku tidak dipandang rendah oleh orang lain!"
Tubuh Julia kehilangan tenaganya. Wanita itu terhuyung ke belakang, jika ia tidak berpegangan dengan sofa yang ada di dekatnya, ia pasti sudah jatuh.
"Tidak akan ada wanita di dunia ini yang bisa menerima kekuranganku kecuali Althea. Untuk menutup aibku, dia bahkan menerima semua hinaan dan kata-kata tidak menyenangkan dari ibu dan yang lainnya." Enrique berkata lagi.
Wanita paruh baya itu menatap putranya tidak percaya. "Ini tidak mungkin."
"Jika Ibu tidak percaya maka aku bisa menunjukan catatan medisku. Aku sudah berkali-kali mencoba mengobati penyakitku, tapi itu tidak membuahkan hasil sama sekali.
Jadi, Ibu, dengan wanita mana pun aku menikah. Aku tidak akan memiliki keturunan. Dan ya, aku juga tidak yakin bahwa para wanita itu akan tetap mempertahankan pernikahan kami setelah tahu bahwa aku tidak bisa ereksi."
Julia benar-benar tidak bisa mempercayai hal ini. Putranya sejak kecil terlahir sehat, lalu kenapa bisa putranya memiliki penyakit seperti itu.
"Sekarang aku sudah bercerai dengan Althea, dia tidak harus lagi menanggung penghinaan dan perbuatan tidak menyenangkan karena kekuranganku. Hanya saja setelah ini Ibu akan melihatku hidup kesepian sampai mati." Enrique bangkit dari tempat tidurnya, ia pergi ke kamar mandi, membiarkan ibunya yang terlihat begitu terkejut dan hancur.
Julia meninggalkan kediaman Enrique setelahnya. Sepanjang perjalanan ia memikirkan bagaimana nasib putranya.
Jika putranya menikah dengan wanita lain, maka wanita itu mungkin tidak akan sebaik Althea yang menjaga aib Enrique.
Bahkan sekalipun Evelyn sangat tertarik pada Enrique, wanita itu mungkin tidak akan bisa menerima kekurangan Enrique.
Dada Julia sangat sesak, wanita itu memukul dadanya dengan kuat. Saat ia mengira Althea adalah wanita mandul, ternyata yang memiliki kekurangan adalah putranya sendiri.
tbc
“Lelah?” Savero bertanya dengan lembut.Althea menggelengkan kepalanya. “Tidak.” Ia tidak lelah sama sekali. Untuk hari ini ia memang telah menyiapkan dirinya. “Baiklah, ayo aku bantu melepaskan gaunmu lalu setelah itu istirahat.”Althea mengangguk, wanita itu segera berbalik, membiarkan Savero menurunkan resleting gaun yang ia kenakan. Setelah melepaskan gaun Althea, Savero juga membantu Althea untuk melepaskan jepitan yang ada di rambut Althea. “Sudah selesai.”“Aku akan membersihkan tubuhku dulu.” “Ya.”“Savero, apakah kau tidak merasa gerah?”Savero tersenyum kecil. “Aku merasa gerah tentu saja. Aku akan membersihkan tubuhku bersamamu.”Keduanya pergi ke kamar mandi untuk membersihkan tubuh mereka.Althea lebih dahulu masuk ke dalam bak mandi, lalu kemudian disusul oleh Savero.Savero kini memeluk Althea dari belakang, pria itu membelai punggung telanjang Althea dengan lembut, di sana terdapat bekas luka garukan Althea semalam.“Apakah rasanya sakit?”Althea mengangguk pe
Pagi harinya Althea terbangun sendirian di kamarnya. Wanita itu ingat bahwa semalam Savero menemaninya, tapi pagi ini ia tidak menemukan pria itu di dekatnya.Hati Althea terasa tidak nyaman, akankah Savero tetap pada pendiriannya?Suara ketukan terdengar dari luar. “Masuk!”Grace kemudian masuk ke dalam sana. Wanita itu hendak membangunkan Althea, tapi ternyata Althea sudah bangun.“Nona, ada Nona Jeany di bawah.”“Biarkan dia ke sini, Bibi.”“Baik, Nona.”Beberapa saat kemudian Jeany masuk ke dalam kamar Althea.“Pagi, Thea.”“Pagi, Jeany.”Jeany melihat ke mata Althea yang bengkak. “Apakah kau menangis semalam?”“Ya, aku lupa minum obat semalam lalu setelahnya tubuhku sangat gatal. Aku merasa sangat tersiksa jadi aku menangis.” Althea juga menunjukan lengan kiri dan kanannya yang terdapat luka baru karena garukannya.Hati Jeany sakit. Ia kira penyakit Althea sudah membaik, tapi ternyata penyakit itu masih kambuh lagi.“Namun, sekarang sudah tidak apa-apa. Semalam dokter sudah membe
Satu jam kemudian Aurora sudah berada dalam ruangan lain, di mana ia menggunakan alat bantu pernapasan. Kepalanya yang semula tidak diperban, kini menggunakan perban.Pintu ruangan itu terbuka, Marco masuk ke dalam sana sementara istri dan putranya menunggu di luar karena hanya satu anggota keluarga yang diperbolehkan untuk masuk.Marco sangat puas melihat Aurora terbaring tidak berdaya seperti ini. Seperti yang diduga oleh Aurora, ia adalah dalang dibalik kecelakaan yang menimpa Aurora.“Aurora ini adalah harga yang harus kau bayar karena mencari masalah denganku.” Marco bersuara dingin. “Kau seharusnya menyerahkan perusahaan padaku ketika aku memintanya baik-baik padamu, tapi kau keras kepala sehingga aku harus mengambil jalan terakhir untuk menyingkirkanmu.Kau seharusnya mati, tapi koma juga tidak apa-apa. Sekarang tidak ada lagi yang bisa kau lakukan, kau hanya akan terbaring di atas ranjang rumah sakit dan akulah yang akan menjadi pemimpin perusahaan.Istirahatlah dengan tenang,
“Althea, mari batalkan rencana pernikahan kita.” Savero menatap Althea serius, ia telah berpikir cukup lama dan akhirnya mengambil keputusan itu.Althea membeku di tempatnya. Pernikahannya dan Savero akan dilaksanakan besok pagi, dan malam ini Savero mengatakan untuk membatalkan rencana pernikahan mereka.“Kenapa?” Althea mengira bahwa Savero memutuskan untuk membatalkan pernikahan mereka karena kecewa padanya.“Aku tidak ingin kau berada dalam bahaya lagi. Selama bersamaku, kau sudah dua kali berada dalam bahaya. Kau menderita penyakit kulit yang sampai saat ini belum ada obatnya, dan kemarin kau hampir saja kehilangan nyawamu.Aku tidak tahu apa yang akan terjadi ke depannya, aku tidak sanggup jika aku harus menjadi alasan kau terluka.” Savero bukannya pengecut, tapi ia sudah mengalami kehilangan berkali-kali, jadi ia tidak ingin merasakannya lagi.“Savero, aku akan memberitamu satu hal. Aku sudah berjanji pada diriku sendiri bahwa aku tidak akan meninggalkanmu kecuali kau yang mend
Malam harinya Althea terbangun karena mimpi buruk, bayangan ketika Jill tewas di depan matanya muncul dalam mimpinya.Tubuh Althea berkeringat dingin karena mimpi itu. Setelahnya ia segera menenangkan dirinya yang gemetaran. Setelah lebih tenang Althea menggerakan kepalanya, ia tidak menemukan Savero di sebelahnya.Althea tidak bisa tidur lagi, jadi ia memutuskan untuk mencari Savero. Ia hendak pergi ke ruang kerja Savero, tapi Gerakan tirai yang tertiup angin menarik perhatiannya. Althea pergi ke arah balkon, benar saja Savero ada di sana.“Savero.”Savero segera berbalik ketika ia mendengar suara lembut Althea. “Thea.” Savero segera mendekati Althea. “Kenapa kau bangun?”“Aku mimpi buruk.” Althea menjawab seadanya.Savero menggenggam tangan Althea. “Ayo tidur lagi, aku akan memelukmu.”“Baik.”Keduanya meninggalkan balkon dan masuk kembali ke kamar. Mereka naik ke atas ranjang, Savero memeluk Althea dengan hangat.“Apa yang sedang kau pikirkan tadi?” Saat Althea melihat Savero di ba
“Jill, tolong biarkan Jeany pergi. Kau bisa melakukan apapun yang kau mau padaku, tapi lepaskan Jeany.” Althea bersuara memohon.Jill tidak berniat untuk mengampuni nyawa Jeany, tapi untuk bermain-main dengan Althea, ia bisa melepaskan wanita ini. Lagipula melihat Althea mati di depannya untuk menyelamatkannya pasti akan membuat Jeany merasa bersalah seumur hidupnya.Ia mengeluarkan pisau lipat yang ada di atas meja lalu melemparkannya ke arah Althea. “Tusuk dirimu sendiri dengan pisau itu, lalu aku akan melepaskan sahabatmu.”Jeany meronta-ronta di atas kursi, ia menggelengkan kepalanya. Ia mencoba untuk berteriak untuk melarang Althea melakukan itu, tapi tidak ada satu suara huruf pun yang lolos dari mulutnya.Jill kesal karena tingkah Jeany, ia memukul kepala Jeany dengan gagang senjata apinya.“Jeany!” Althea hendak maju mendekati Jeany, tapi tatapan Jill segera menghentikan langkahnya.“Aku akan menghitung mundur, kau tentukan pilihanmu. Jika kau tidak menusuk dirimu sendiri, mak