Home / Fantasi / Takhta Takdir / Ch.5 - Rawa Kuburan Seratus

Share

Ch.5 - Rawa Kuburan Seratus

Author: KkuMarram
last update Last Updated: 2022-05-22 22:46:59

Setelah menguji mantra Fireball, Link menyesuaikan mantel yang ia kenakan dan melangkah pergi. Ia tidak melewati jalan umum yang sering digunakan oleh pelancong atau karavan dari dan ke kota Grey.

Sebaliknya, Link tanpa ragu sedikit pun melangkah melewati semak di pinggir jalan dan menyusuri hutan belantara. Pada malam hari, hutan menjadi sangat gelap dan karena kabut yang semakin menebal, jarak pandang Link benar-benar terbatas.

Cahaya dari bulan merah terhalang oleh lebatnya kanopi pohon sehingga hutan tidak memiliki penerangan alami sama sekali.

Dan Link yang baru saja melangkah belum jauh ke dalam hutan tiba-tiba berhenti. Wajahnya memiliki warna merah yang aneh, dan dengan senyum pahit ia menggelengkan kepalanya.

"Tak habis pikir aku akan melakukan kesalahan memalukan seperti ini " Baru saja ia sadar bahwa ia tidak membawa alat penerangan sama sekali.

"Heheh, bahkan hal seperti ini bisa terjadi" Link bergumam sambil tertawa dengan getir.

Link lalu berputar-putar untuk mencari beberapa ranting serta akar pohon dan membuat obor sederhana. Ia lalu menyulap elemen api untuk mengeringkan rantin dan akar itu karena basah oleh air hujan.

Seketika, obor terbakar dan memberikan cahaya yang cukup bagi Link. Setiap kali obor akan padam karena hujan, Link akan menyulap elemen api dan membakar obor itu kembali. Ini adalah keuntungan dari seorang Wizard. Wizard juga fleksibel dalam hal bertahan hidup.

"Bagus, setidaknya aku tidak akan tersesat dengan ini" Tanpa menunda waktu, Link berjalan melanjutkan tujuannya.

Semakin jauh ia pergi, beberapa suara yang aneh akan sering terdengar olehnya. Sesekali terdengar suara binatang buas yang melolong jika ada yang memasuki teritori mereka.

Monster dan binatang buas pada dasarnya lebih agresif pada malam hari dan mereka juga adalah pemburu alami sehingga bagi kebanyakan orang, memasuki hutan ketika malam tiba benar-benar tindakan yang ceroboh.

Tidak ada yang tau makhluk seperti apa yang akan mereka temui. Mungkin saja mereka tidak akan bertemu makhluk berbahaya, tapi mungkin juga mereka akan menemui monster yang sangat kuat.

Link tentu saja paham mengenai hal itu. Tapi bagaimanapun juga, ia perlu mengambil resiko. Tidak mungkin baginya untuk berdiam diri dan membuang-buang waktu ketika ia sangat jelas mengenai apa yang akan terjadi di masa depan.

Semakin cepat ia mengumpulkan kekuatan, semakin siap dirinya untuk menghadapi masa itu.

Link berjalan dengan langkah cepat, sesekali berhenti dan berlindung ketika ia lelah. Menjadi Wizard tidak merta-merta meningkatkan fisik tubuhnya.

Ia kadang melewati medan yang sulit, dan kadang ia menemukan sesuatu seperti batu besar yang menghalangi jalannya, membuat Link kesal dan menghancurkannya dengan mantra Fireball.

Seolah-olah itu adalah balasan untuk Link karena menggunakan batu sebagai kelinci percobaan yang malang.

Setelah sekian lama melewati medan dan meledakkan banyak hal, Link tiba di sebuah area yang terdiri dari rawa. Semua pohon yang tumbuh di tempat itu telah mati dan hanya batang yang kering dan kurus yang tersisa.

Area ini diberi julukan Rawa Kuburan Seratus oleh karena terdapat seratus orang yang meninggal di tempat ini kembali ketika tuan kota Grey memimpin pasukan untuk membersihkan Lizard yang dirumorkan sering terlihat di tepian hutan yang dekat dari kota Grey.

Pasukan yang melakukan kampanye saat itu terdiri 300 orang dan ada 30 pemegang kelas di antara mereka.

Bayangkan saja, seratus dari mereka meninggal termasuk 25 pemegang kelas di tempat ini, hanya dalam satu malam.

Ketika berita itu tersebar keluar, bukan hanya kota Grey tetapi hampir semua kekuatan dari kota lain tercengang saat mendengar berita itu.

Ini seratus prajurit yang meninggal sialan! Dan ada 25 pemegang kelas di antara mereka juga!

Banyak pemimpin dari masing-masing kekuatan terkejut dan segera menghubungi tuan kota Grey untuk mencari tahu penyebab peristiwa itu terjadi.

Dan jawaban yang mereka dapatkan semuanya sama, tidak tahu.

Informasi yang mereka terima hanyalah bahwa saat pasukan tiba di rawa, mereka tiba-tiba kehilangan kesadaran dan ketika mereka kembali sadar, seratus dari rekan mereka sudah tergeletak di tanah.

Yang lebih menakutkan, semua yang meninggal memiliki kondisi yang sama; tubuh tanpa kepala.

Peristiwa itu benar-benar mengguncang fondasi kota Grey. Meski memiliki populasi yang cukup banyak, hingga sekitar 50.000 orang, jumlah luar biasa yang mereka miliki tidak lebih dari 50 orang.

Kehilangan 25 sudah merupakan pukulan telak bagi tuan kota Grey kala itu.

Dan Link tahu apa dan siapa penyebab di balik insiden itu.

Berita bahwa Lizard sering terlihat di sekitar kota Grey sebenarnya hanyalah rumor yang dikarang oleh tuan kota Grey untuk menutupi fakta yang sebenarnya.

Nyatanya, tuan kota Grey telah menemukan reruntuhan yang dulunya merupakan milik seorang Night Seeker!

Itu adalah kelas yang telah berada pada tingkat 4!

Tuan kota Grey tentu berambisi akan hal itu karena dia merupakan seorang Dancer, kelas lanjutan tingkat 2 dari jalur Rogue. Dan Night seeker merupakan kelas tingkat 4 dari jalur Rogue.

Godaan itu tentu saja bukan hal yang dapat ditolak oleh banyak orang, terutama bagi mereka yang telah memilih jalur Rogue.

Night Seeker dikatakan salah satu yang terbaik di antara rekan-rekannya yang berada pada jalur Rogue.

Jelas, tuan kota Grey berusaha untuk mencegah berita itu bocor sehingga ia secara diam-diam mengarang rumor mengenai Lizard.

Sayangnya, Night Seeker adalah kelas yang penuh dengan trik licik dan aneh; termasuk ahli dalam ilusi.

Justru karena kelalaian tuan kota Grey yang tidak memahami hal tersebut sehingga mengakibatkan tragedi kematian itu terjadi.

Walau yang tersisa hanyalah reruntuhan, jebakan yang terpasang di sana masih berfungsi, dan kebanyakan merupakan jebakan ilusi.

Tanpa sepengetahuan tuan kota Grey, mereka dengan ceroboh berjalan masuk dan terjebak dalam ilusi yang berfungsi untuk membingungkan persepsi dan kesadaran seseorang. Ini adalah alasan mengapa mereka tidak berpikir terjebak dalam ilusi dan malah merasa telah kehilangan kesadaran.

Yang terjadi selanjutnya adalah pembantaian.

Jebakan kedua merupakan skill yang telah ditanam oleh mantan Night Seeker, Black Blade.

Seratus serangan elemen bayangan berupa pisau masing-masing akan menyerang target tepat di leher. Tanpa perlindungan sama sekali, serangan itu dengan mudah menembus dan memisahkan kepala dan tubuh seratus orang tersebut.

Alasan mengapa Link mengetahui akan hal ini karena ia dulu pernah mendengar tentang cerita ini ketika berada di dalam game. Ia juga tahu bahwa sebenarnya tidak ada warisan kelas Night Seeker di dalam reruntuhan tersebut, melainkan hanya sebuah benda yang terlihat biasa-biasa saja.

Dan benda yang terlihat biasa saja itu merupakan tujuan utama Link saat ini.

.......

Link mengintai di sekitar tepi rawa, memastikan tidak ada bahaya sebelum bergerak lebih jauh ke dalam rawa. Ia dengan hati-hati melangkah, mencari tanah yang kokoh untuk ia pijaki.

Terkadang Link harus berputar-putar untuk menghindari tenggelam.

Tak lama berselang Link tiba-tiba merasa gelisah.

“Ada yang salah, aku merasa ada yang sesuatu yang sedang mengintaiku”

Naluri yang telah ia latih bertahun-tahun di dalam game mengirimnya pesan bahaya. Pikiran Link bergerak sangat cepat, persepsinya mulai memindai lingkungan di sekitarnya untuk mencari kelainan.

Di sudut rawa, dekat dengan salah satu pohon kering, gelembung-gelembung mulai muncul dari bawah rawa. Persepsi Link dengan tajam menangkap itu, dan tanpa menunda waktu ia merapal mantra Fireball dan melemparkannya ke arah tersebut.

Tepat ketika bola api akan mencapai lokasi, seekor makhluk humanoid dengan tubuh berlendir dan wajah seperti gurita namun tampak mengerikan tiba-tiba muncul.

Bahkan belum sempat makhluk tersebut bergerak, bola api dengan suhu yang panas menghampirinya dan meledak tepat di dadanya.

Ledakan mengerikan terdengar, memercikkan daging dan darah kemana-mana. Di dada makhluk itu, lubang besar yang menganga terlihat jelas.

Dalam benak Link, suara mekanis terdengar.

" Membunuh makhluk tingkat 1, Hydra Lucan, mendapatkan 10XP "

Link menghiraukan pemberitahuan itu dan sebaliknya, dengan pengucapan instan, Link merapal mantra Dark Mist.

Seketika tiga peluru asam melaju dengan cepat dari arah belakang Link.

Peluru asam yang sangat korosif itu berhenti secara stagnan di udara dan menghilang seolah tak ada ketika bersentuhan dengan kabut hitam yang menutupi Link.

“Menarik, berusaha mengalihkan perhatianku dengan mengorbankan seorang teman”

Link tersenyum sinis dan segera merapal mantra Fireball tiga kali secara berturut-turut.

Link bukanlah tipe orang yang ketika diserang akan berdiam diri dan tidak membalas budi.

Swosshhh

Tiga bola api yang panas terbang begitu cepat menuju target mereka masing-masing.

Bangg..Bangg..Banggg

Ketiga makhluk jelek yang baru saja muncul tidak jauh di belakang Link diledakkan dengan tragis oleh bola api. Kepala mereka hancur, mencipratkan potongan daging dan otak ke segala arah. Seketika, tubuh tanpa kepala jatuh ke tanah dengan bunyi gedebuk.

Hanya dalam interval waktu kurang dari dua detik, Link membunuh empat makhluk tingkat 1.

Bagi Wizard lain, rekor seperti ini hampir mustahil untuk dilakukan ketika berada pada tingkat yang sama dengan lawan. Lagipula, mereka tidak seperti Link yang mampu mengucapkan mantra secara instan.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Takhta Takdir    Ch.21 - Bertarung di Depan Kastil

    Link berjalan di sekitar halaman kastil, menikmati kumparan bunga yang sedang dalam masa transformasi lantaran musim gugur yang saat ini menaungi daratan.Bunga-bunga itu berubah dalam berbagai warna, menciptakan pemandangan spektakuler bagi setiap makhluk, seolah ingin memberi pesan bahwa mereka merupakan kenikmatan terakhir sebelum tragedi musim dingin menyelimuti segalanya.Link mendekati salah satu bunga, menyapunya dengan tangannya dan menghirup aromanya dalam satu tarikan nafas yang panjang."Benar-benar aroma memabukkan... " Link menggosok hidungnya, tersenyum menatap hamparan warna yang begitu indah.Sejak dari kota Grey hingga melakukan perjalanan ke kota Gravestone, banyak hal terjadi yang membuat dirinya selalu waspada dan tetap terjaga. Tidak ada sedikit pun waktu di mana ia dapat benar-benar rileks dan melepaskan sejenak segala beban yang ada dalam pikirannya.Oleh karenanya, Link sangat menghargai waktu seperti ini dan menikmatinya sebisa mungkin. Bagaimanapun, di masa d

  • Takhta Takdir    Ch.20 – Biksu

    "Gunakan sebaik mungkin" Link menatap Rone yang saat ini memegang kotak kayu di tangannya. Dia lalu menjelaskan bagaimana menggunakan Permata Kelas dan memintanya untuk kembali."Ingat! Jangan lakukan hal lain dan fokus saja dalam mencerna informasi Permata Kelas itu. Jika kau sudah selesai, datang dan temui Arthur, dia akan membantumu mencari bahan yang kau perlukan ""Dan tidak perlu lagi melatih fisikmu, kau sudah memenuhi syarat untuk maju menjadi Rogue" Link menekankan dengan serius."Ah bagaimana anda mengetahuinya?" Rone heran, seolah-olah semua rahasia yang ada pada dirinya dapat dilihat sangat jelas oleh Link."Tidak perlu bertanya mengenai itu, cukup lakukan saja apa yang perlu kau lakukan" Link menggelengkan kepala.Rone lalu menyadari bahwa ia mungkin sudah terlalu banyak bicara, kemudian ia dengan cepat meminta maaf sebelum berdiri dan melangkah keluar dari kastil.Arthur di sisi lain melihat kepergian Rone dan bergumam aneh."Sepertinya kau memiliki rahasia yang lebih da

  • Takhta Takdir    Ch.19 - Kepala Milisi – Rone

    Link menatap milisi di depannya dan dengan serius berbicara "Prajuritku! Aku mengumpulkan mu di sini karena ada hal yang ingin aku sampaikan"Link berhenti beberapa saat, lalu melanjutkan " Seperti yang kalian tahu, banyak warga kita yang hidup di antah berantah, jauh dari kota. Kita semua tahu bahwa banyak dari mereka yang telah meninggal karena serangan dari bandit maupun monster. Dan sekarang, adalah kewajiban kita untuk menghentikan penderitaan mereka. Aku ingin agar kalian menyebar dan menemui setiap pemukiman yang jauh dari kota dan membawa semua penduduk kembali ke Gravestone ""Katakan bahwa aku, Baron Link Oliver, akan menyediakan tempat tinggal yang layak bagi mereka dan akan memberi mereka pekerjaan agar mereka dapat melanjutkan hidup di kota Gravestone. Ingat! Tidak peduli bagaimana caranya, aku ingin tidak ada penduduk yang tertinggal!""Apakah jelas, Prajurit?" Link berbicara dengan pelan namun entah bagaimana dapat terdengar oleh semua milisi. Tentu saja, semua ini kare

  • Takhta Takdir    Ch.18 - Kota Gravestone

    Link berdiri di balkon kastil yang luas, menatap kesibukan kota Gravestone. Asap yang keluar dari cerobong toko roti membumbung tinggi di langit, suara dentingan palu pandai besi terdengar di setiap sudut, berbagai toko kelontong berdiri di samping jalan dan teriakan berbagai pedagang untuk menarik pelanggan menambah keriuhan di kota ini.Pedagang-pedagang itu adalah pedagang kecil yang merupakan penduduk asli kota Gravestone. Barang yang mereka jual sangat sedikit, dan itu pun merupakan sisa stok di gudang penyimpanan mereka. Hal itu karena tidak ada lagi pedagang yang mau datang ke kota ini untuk membawa suplai sehingga mereka hanya menjual barang seadanya.Di utara, dekat dengan tembok kota, sungai dengan lebar 50 meter meliuk-liuk melewati celah pegunungan dari arah barat dan memanjang lebih jauh ke timur. Sungai itu memiliki banyak cabang kecil, menyebar dan mengairi tanah di sekitar kota Gravestone.Pada sisi sungai yang dekat dengan gerbang, sebuah jembatan penyebrangan yang te

  • Takhta Takdir    Ch.17 - Sayap Berdarah

    Leo bangun pagi sekali dan hendak pergi perburu ketika ia mendengar suara berisik yang datang dari luar. Penasaran, ia lalu keluar untuk mencari tahu.Di sana, dekat dengan penginapan milisi, para warga berkerumun dan berbisik satu sama lain. Leo bingung dan mendekati salah seorang pemuda untuk bertanya."Apa yang terjadi? ""Baron meminta kita untuk bersiap pindah ke kota Gravestone. Kau tau? Katanya orang yang menculik anak-anak itu adalah orang di ranah luar biasa! Baron takut sesuatu yang buruk terjadi sehingga meminta kita untuk pindah" Ucap pemuda itu."Baron bahkan berjanji memberi kita tempat tinggal yang layak di sana. Oh, dan juga ada makanan" Seorang pria tua datang dan menimpali dengan gembira.Faktanya, alasan mereka tinggal dan menetap di tempat ini adalah karena mereka tidak memiliki uang yang cukup untuk hidup di Gravestone. Mereka tidak memiliki sepeser pun untuk membeli tanah maupun rumah, bahkan menetap di pinggiran kota pun mereka tidak mampu.Berbeda dengan tempat

  • Takhta Takdir    Ch.16 - Hari Baru

    Ketika Link dan Leo kembali, semua penduduk terlihat berkumpul di luar rumah mereka. Banyak yang heran melihat keduanya pulang secepat itu.Link di sisi lain tersenyum kecut melihat mereka. Tampaknya, orang-orang itu menunggu dirinya, yang adalah Baron, kembali. Dalam pikiran mereka, berada di dalam rumah ketika Baron atasan mereka ada di tempat ini merupakan pelanggaran yang berat.Bangsawan perlu diperlakukan hormat."Apakah anda menemui masalah tuan? " Sulo segera berlari mendekat dan menatap Link penasaran."Yah anggap saja begitu. Ngomong-ngomong apakah milisi-milisi itu sudah kembali? " Link bertanya."Tidak, mereka belum kembali pak "Link hanya mengangguk dan menatap penduduk yang sedang menatapnya penasaran "Tidak perlu menunggu di sini, Lebih baik kalian masuk ke dalam rumah kalian dan beristirahat "Beberapa orang ragu-ragu tetapi Link memaksakan sehingga mereka berbalik pulang, kecuali yang bertugas jaga."Apakah desa ini memiliki kuda?” Link menoleh ke arah Leo."Maaf tua

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status