共有

Bab 3

作者: Orange
Setelah kembali ke tempat tidur, dokter menyuruhku beristirahat.

Sementara itu, aku akhirnya mengetahui mengapa Vincent kehilangan kendali.

Kematian anak kami membuat Reyhan sangat bersedih. Dia segera mengerahkan semua kekuatan keluarga untuk membunuh Syafana.

Syafana keliru mengira kalau aku sedang balas dendam kepadanya, jadi dia sengaja membesar-besarkan kecurigaannya kepada Vincent.

Vincent yang marah pun kembali mendatangiku di kamar rawat dan menyerangku.

Untuk menenangkan Syafana, Vincent dengan marah mencabut statusku sebagai pemegang saham di Keluarga Gredi dan mentransfer kepemilikan sahamku kepada Syafana.

Vincent juga menghabiskan miliaran untuk membeli hak penamaan sebidang bintang dari sebuah lembaga astronomi.

Ada 20 bintang yang dia beli dan dia namakan semuanya "Syafana".

Vincent juga menulis sebuah keterangan di media sosial: [Aku membeli langit berbintang ini supaya hanya dia seorang yang bersinar.]

Keterangan itu menyertai sebuah foto yang menunjukkan Vincent dan Syafana sedang berciuman di sebuah observatorium pribadi.

Dalam wawancara yang diadakan, Syafana memamerkan cincin berlian di tangannya dan berkata dengan bangga.

"Aku nggak pernah menganggap diriku sebagai simpanan. Kalau seorang wanita nggak mampu menaklukkan hati suaminya, wanita itu pantas jadi janda."

"Abella menikahi Vincent semata-mata demi uang Keluarga Gredi, tapi aku berbeda. Aku benar-benar tulus mencintai Vincent."

Syafana mengunggah ulang video wawancara itu media sosialnya.

Sekelompok penggemar fanatiknya yang tidak berotak itu pun mulai menghinaku di kolom komentar, mereka juga memaksaku untuk menyerah kepada Syafana.

Setelah sekian tahun berlalu, ternyata trik Vincent untuk merayu kekasihnya tetap sama.

Aku ingat Vincent juga menggunakan metode seperti ini untuk membujukku saat itu.

Dia tahu bahwa aku berasal dari keluarga miskin dan tidak pernah merayakan ulang tahun dengan pantas sejak aku masih kecil.

Saat aku berusia 20 tahun, Vincent memberiku 20 hadiah.

Dari kalung emas yang kudapatkan semenjak berusia satu tahun, hingga vila dan mobil sport.

Waktu itu, Vincent mengatakan bahwa semua hadiah ini adalah kompensasi atas penderitaanku selama 20 tahun hidupku.

Aku masih ingat malam itu, di bawah langit berbintang, Vincent menggenggam tanganku dan berkata penuh kasih sayang.

"Abella, aku kehilangan orang tuaku sejak kecil. Mulai sekarang, aku akan memperlakukan ibumu seperti ibuku sendiri dan membangun keluarga yang paling bahagia bersamamu."

Aku pun luluh oleh kehangatan Vincent, aku secara naif mengira bahwa aku telah menemukan seseorang yang tepat untuk menghabiskan hidup bersamaku.

Setelah keseruan mendapatkan hal baru memudar, Vincent segera jatuh cinta pada orang lain.

Kami pernah sepakat akan pergi kencan ke pantai untuk menyaksikan matahari terbit.

Tiba-tiba, Vincent tidak bisa dihubungi selama perjalanan. Beberapa jam kemudian, aku baru tahu bahwa Vincent sengaja mengambil jalan memutar untuk mengantarkan bunga kepada perempuan lain.

Vincent meninggalkanku sendirian di pinggiran kota, bahkan tanpa sinyal telepon.

Hari itu, aku berjalan kaki puluhan kilometer sendirian. Aku tiba di rumah dengan kaki yang berdarah.

Seharusnya, aku langsung menyadarinya saat itu.

Bahwa Vincent adalah tipe orang yang egois dan seenaknya, dia tidak akan pernah memberikan hatinya kepada siapa pun.

Aku pun meninggalkan komentar di bawah unggahan video Syafana.

[Semoga kalian berbahagia dan segera dikaruniai keturunan.]

Tidak lama kemudian, Syafana menghapus unggahan video tersebut.

Lalu, Vincent menelepon untuk menanyaiku.

Aku tidak mengangkat telepon dari Vincent. Aku malah memblokir nomornya dengan tenang sebagaimana dia selama ini memperlakukanku.

Hari ini adalah hari jasad ibuku dikremasi.

Aku mengurus prosedur keluar dari rumah sakit lebih cepat.

Meskipun dokter yang merawatku merasa khawatir, dia tidak dapat membujukku dan malah berinisiatif untuk menemaniku.

Aku pun menerima guci abu itu dari pegawai.

Tidak seperti dugaanku, aku justru tidak merasa sedih.

Yang kurasakan hanyalah belenggu yang mengingatku selama sepuluh tahun ini ….

Akhirnya benar-benar terputus pada saat ini.

Ibu dan anakku telah tiada, aku hanya seorang diri.

Setibanya di rumah dan membuka pintu ruang tamu, aku melihat Vincent dan Syafana sedang duduk di sofa.

Begitu melihatku pulang, Vincent segera menutup ritsleting celananya.

Namun, bekas ciuman yang ada di sekujur tubuh dengan jelas memperlihatkan betapa hebohnya sesi mereka tadi.

Aku tidak merasa sedih ataupun marah.

Aku berjalan ke kamar tidur seolah-olah tidak melihat apa pun.

Saat keluar lagi, Syafana telah pergi. Hanya tinggal Vincent yang sedang duduk dan minum.

Begitu aku keluar, Vincent mendongak.

"Abella, katanya kamu sudah keluar dari rumah sakit. Kamu pergi ke mana siang ini?"

"Nggak ada hubungannya denganmu," sahutku. Aku tidak ingin terlalu banyak menjelaskan.

Ekspresi Vincent mendadak menjadi suram. Dia mengeluarkan ponselnya dari dalam saku dan melemparkannya ke hadapanku.

"Apa ini?"

Layar ponsel Vincent menunjukkan hasil tangkapan layar dari rekaman kamera pengawas saat aku dan si dokter yang merawatku berdiri di pintu garasi.

Dokter itu mengantarku turun dari mobil dan sedang menyerahkan sebotol air, kepalanya tertunduk saat dia mengatakan sesuatu kepadaku.

Sebenarnya, dokter itu sedang mengingatkanku agar jangan lupa datang di jadwal kontrol berikutnya.

"Kenapa kamu berpura-pura polos dan murni?" cibir Vincent sambil selangkah demi selangkah mendekat.

"Aku melihatmu lagi bermesraan dengan dokter itu."

Vincent membanting gelas anggurnya, lalu berjalan ke arahku dengan marah.

"Abella, apa kamu nggak tahan sendirian? Kamu pasti lagi menyalahkanku karena mengabaikanmu, 'kan? Kalau begitu, aku akan mengabulkan permintaanmu!"

Vincent pun merobek pakaianku dengan kasar dan menarikku ke arah tempat tidur.

Aku sontak mati-matian meronta dengan takut. "Vincent! Kamu gila, ya! Aku ini baru keluar dari rumah sakit!"

Namun, Vincent yang sudah kehilangan akal sehatnya mengabaikanku dan menggigit bahuku.

Aku langsung mendorong pria itu menjauh dan menamparnya.

Vincent sontak menjadi murka, tetapi dia menolak untuk menyerah dan menarikku lagi. Dia berusaha meniduriku, tetapi pada akhirnya malah membenturkan kepalaku ke sudut meja.

Darah pun perlahan menetes dari dahiku.

Vincent sontak tertegun dan refleks memapahku.

"Kenapa kamu nggak menghindar ...."

Aku terhuyung mundur beberapa langkah dan mencoba berbicara, tetapi tubuhku tidak sanggup menopangku.

Pandanganku pun menggelap dan tubuhku terjatuh ke atas lantai.
この本を無料で読み続ける
コードをスキャンしてアプリをダウンロード

最新チャプター

  • Takkan Kembali Lagi   Bab 8

    Taksi melaju di jalanan yang sibuk.Aku bersandar di kursi belakang, sinar matahari menyinari wajahku melalui kaca.Aku seolah mati rasa terhadap kehangatan yang lembut ini.Karena bagiku, kehangatan itu telah terkubur bersama kepergian ibu dan anakku.Si sopir taksi yang sudah tua pun melirikku melalui kaca spion.Dia berkata, "Nona, jangan menoleh lagi ke belakang. Fokuslah ke depan."Sopir taksi itu mengungkapkan apa yang ada dalam pikiranku, fokus ke depan.Tiga hari kemudian, kalangan penguasa keuangan Kota Neysa pun menjadi gempar.Reyhan yang sudah berpulang itu meninggalkan surat wasiat yang mengejutkan. Dia menyumbangkan semua aset inti dan saham kepada "mantan menantunya" Abella, sementara Vincent hanya mendapat 2% dari saham marginal dan sebuah vila di desa yang tidak dipedulikan siapa pun.Media massa berkerumun di vila dengan gila-gilaan.Lensa kamera menangkap sosok Vincent yang mengenakan jaket anti angin berwarna hitam. Janggut tipis tumbuh di wajahnya.Vincent duduk di

  • Takkan Kembali Lagi   Bab 7

    "Nona Abella, kondisi Tuan Besar Reyhan sangat buruk.""Tuan Besar Reyhan bahkan bilang akan meninggal dengan penuh penyesalan apabila nggak bertemu denganmu untuk terakhir kalinya."Begitu menerima telepon dari pihak rumah sakit, aku pun tertegun sesaat.Reyhan Gredi, seorang pria dengan reputasi yang luar biasa. Dia adalah salah satu pemegang kekuasaan terbesar di dunia bawah tanah Kota Neysa. Dia menjalani pasang-surut kehidupan yang begitu hebat dan dikenal karena memiliki tekad baja. Namun, ketika aku berada dalam titik terlemahku, Reyhan pula yang melindungiku dan berkata, "Jangan takut. Sekarang kamu sudah menjadi bagian dari Keluarga Gredi. Nggak akan ada yang bisa menindasmu!"Reyhan-lah penguasa kelompok mafia sesungguhnya dan satu-satunya orang yang membuatku merasa hangat.Aku langsung memutuskan untuk menemui Reyhan.Ketika berdiri di pintu kamar rawat dan melihat seorang pria tua yang terbaring kritis di atas tempat tidur, hatiku sontak terasa sakit.Dokter mengatakan bah

  • Takkan Kembali Lagi   Bab 6

    Vincent berdiri di sudut jalan yang sepi. Puntung rokok di tangannya terbakar, tetapi ujung jarinya seolah mati rasa.Vincent menatap langit malam Kota Neysa yang dingin dan tiba-tiba menyadari sesuatu.Wanita yang pernah menyembuhkannya dengan kelembutannya itu tidak akan pernah kembali.Vincent pun memobilisasi kekuatan Keluarga Gredi seperti orang gila.Dia memblokir bandara, pelabuhan, rumah sakit dan sistem transportasi. Dia memeriksa semua catatan perjalanan keluar.Dia bahkan memantau semua akun kerabat dan temanku.Sayangnya, Vincent lupa bahwa aku tidak pernah menjadi orang yang "patuh dan penurut" seperti yang dia kira.Aku bukan pelengkap dirinya, bukan pula bonekanya.Sepuluh tahun yang lalu, aku menginjakkan kakiku ke kegelapan demi menyelamatkan ibuku.Sepuluh tahun setelahnya, aku memutuskan semua hubungan itu dengan tanganku sendiri dan menarik diriku keluar dari kegelapan.Sementara itu, Reyhan masih koma. Biaya operasinya mencapai puluhan miliar.Perusahaan pun diland

  • Takkan Kembali Lagi   Bab 5

    Amarah Reyhan benar-benar tersulut."Wanita simpananmu itu menabrak Abella dengan mobilnya, jadi anak itu meninggal dalam pelukan Abella karena terlambat diselamatkan!""Begitu mendengar kabar buruk itu, Ibu Abella langsung pingsan dan nyawanya nggak bisa diselamatkan beberapa jam setelahnya!""Vincent! Itu anakmu! Keluargamu! Kamu ini masih manusia bukan sih!"Vincent sontak tertegun, tetapi mendadak tertawa terbahak-bahak."Ayah, Ayah benar-benar pandai berakting. Abella habis mengadu apa lagi pada Ayah? Ayah sampai mengarang kabar 'kematian' demi memaksaku pulang kali ini? Kreatif sekali!""Ayah sampai menyiapkan meja peringatan dan menyalakan lilin. Ayah lagi mencoba membuatku merasa bersalah? Tersentuh? Mau mengakui kesalahanku?"Vincent merobek surat cerai yang dia pegang itu menjadi berkeping-keping."Siapa bilang aku setuju bercerai?""Abella bersedia pergi? Jangan melucu. Bagaimana mungkin Abella rela melepaskan kekuasaan dan kekayaan yang Keluarga Gredi miliki di Kota Neysa?"

  • Takkan Kembali Lagi   Bab 4

    Entah berapa lama waktu berlalu. Yang jelas, aku perlahan tersadar karena mendengar suara pertengkaran sengit antara Vincent dan ayahnya.Saat membuka mata, aku mendapati diriku berbaring di ranjang rumah sakit yang dingin.Begitu melihatku siuman, Vincent pun menghela napas lega. Dia menatap ayahnya dengan ekspresi kesal."Inikah istri sempurna yang Ayah pilihkan untukku? Dia bahkan nggak pulang di saat hari sudah malam gara-gara sibuk berkencan sama pria lain di luar sana!""Kencan apa!" tegur Reyhan dengan tubuh yang gemetar karena marah. "Kamu tahu nggak kemarin Abella pergi ke mana untuk melakukan apa!""Ayah, semuanya sudah berlalu," selaku dengan nada bicara yang tegas.Reyhan menatapku. Amarahnya mereda setelah melihat sorot lelah dan penuh tekad dalam pandanganku.Dia pun mengibaskan tangannya dengan acuh tak acuh."Karena dia sudah siuman, berarti urusanku di sini selesai. Syafana masih menungguku, jadi aku pergi dulu.""Berhenti kamu!" bentak Reyhan."Ayah nggak peduli kamu

  • Takkan Kembali Lagi   Bab 3

    Setelah kembali ke tempat tidur, dokter menyuruhku beristirahat.Sementara itu, aku akhirnya mengetahui mengapa Vincent kehilangan kendali.Kematian anak kami membuat Reyhan sangat bersedih. Dia segera mengerahkan semua kekuatan keluarga untuk membunuh Syafana.Syafana keliru mengira kalau aku sedang balas dendam kepadanya, jadi dia sengaja membesar-besarkan kecurigaannya kepada Vincent.Vincent yang marah pun kembali mendatangiku di kamar rawat dan menyerangku.Untuk menenangkan Syafana, Vincent dengan marah mencabut statusku sebagai pemegang saham di Keluarga Gredi dan mentransfer kepemilikan sahamku kepada Syafana.Vincent juga menghabiskan miliaran untuk membeli hak penamaan sebidang bintang dari sebuah lembaga astronomi.Ada 20 bintang yang dia beli dan dia namakan semuanya "Syafana".Vincent juga menulis sebuah keterangan di media sosial: [Aku membeli langit berbintang ini supaya hanya dia seorang yang bersinar.]Keterangan itu menyertai sebuah foto yang menunjukkan Vincent dan S

続きを読む
無料で面白い小説を探して読んでみましょう
GoodNovel アプリで人気小説に無料で!お好きな本をダウンロードして、いつでもどこでも読みましょう!
アプリで無料で本を読む
コードをスキャンしてアプリで読む
DMCA.com Protection Status