Taksi melaju di jalanan yang sibuk.Aku bersandar di kursi belakang, sinar matahari menyinari wajahku melalui kaca.Aku seolah mati rasa terhadap kehangatan yang lembut ini.Karena bagiku, kehangatan itu telah terkubur bersama kepergian ibu dan anakku.Si sopir taksi yang sudah tua pun melirikku melalui kaca spion.Dia berkata, "Nona, jangan menoleh lagi ke belakang. Fokuslah ke depan."Sopir taksi itu mengungkapkan apa yang ada dalam pikiranku, fokus ke depan.Tiga hari kemudian, kalangan penguasa keuangan Kota Neysa pun menjadi gempar.Reyhan yang sudah berpulang itu meninggalkan surat wasiat yang mengejutkan. Dia menyumbangkan semua aset inti dan saham kepada "mantan menantunya" Abella, sementara Vincent hanya mendapat 2% dari saham marginal dan sebuah vila di desa yang tidak dipedulikan siapa pun.Media massa berkerumun di vila dengan gila-gilaan.Lensa kamera menangkap sosok Vincent yang mengenakan jaket anti angin berwarna hitam. Janggut tipis tumbuh di wajahnya.Vincent duduk di
"Nona Abella, kondisi Tuan Besar Reyhan sangat buruk.""Tuan Besar Reyhan bahkan bilang akan meninggal dengan penuh penyesalan apabila nggak bertemu denganmu untuk terakhir kalinya."Begitu menerima telepon dari pihak rumah sakit, aku pun tertegun sesaat.Reyhan Gredi, seorang pria dengan reputasi yang luar biasa. Dia adalah salah satu pemegang kekuasaan terbesar di dunia bawah tanah Kota Neysa. Dia menjalani pasang-surut kehidupan yang begitu hebat dan dikenal karena memiliki tekad baja. Namun, ketika aku berada dalam titik terlemahku, Reyhan pula yang melindungiku dan berkata, "Jangan takut. Sekarang kamu sudah menjadi bagian dari Keluarga Gredi. Nggak akan ada yang bisa menindasmu!"Reyhan-lah penguasa kelompok mafia sesungguhnya dan satu-satunya orang yang membuatku merasa hangat.Aku langsung memutuskan untuk menemui Reyhan.Ketika berdiri di pintu kamar rawat dan melihat seorang pria tua yang terbaring kritis di atas tempat tidur, hatiku sontak terasa sakit.Dokter mengatakan bah
Vincent berdiri di sudut jalan yang sepi. Puntung rokok di tangannya terbakar, tetapi ujung jarinya seolah mati rasa.Vincent menatap langit malam Kota Neysa yang dingin dan tiba-tiba menyadari sesuatu.Wanita yang pernah menyembuhkannya dengan kelembutannya itu tidak akan pernah kembali.Vincent pun memobilisasi kekuatan Keluarga Gredi seperti orang gila.Dia memblokir bandara, pelabuhan, rumah sakit dan sistem transportasi. Dia memeriksa semua catatan perjalanan keluar.Dia bahkan memantau semua akun kerabat dan temanku.Sayangnya, Vincent lupa bahwa aku tidak pernah menjadi orang yang "patuh dan penurut" seperti yang dia kira.Aku bukan pelengkap dirinya, bukan pula bonekanya.Sepuluh tahun yang lalu, aku menginjakkan kakiku ke kegelapan demi menyelamatkan ibuku.Sepuluh tahun setelahnya, aku memutuskan semua hubungan itu dengan tanganku sendiri dan menarik diriku keluar dari kegelapan.Sementara itu, Reyhan masih koma. Biaya operasinya mencapai puluhan miliar.Perusahaan pun diland
Amarah Reyhan benar-benar tersulut."Wanita simpananmu itu menabrak Abella dengan mobilnya, jadi anak itu meninggal dalam pelukan Abella karena terlambat diselamatkan!""Begitu mendengar kabar buruk itu, Ibu Abella langsung pingsan dan nyawanya nggak bisa diselamatkan beberapa jam setelahnya!""Vincent! Itu anakmu! Keluargamu! Kamu ini masih manusia bukan sih!"Vincent sontak tertegun, tetapi mendadak tertawa terbahak-bahak."Ayah, Ayah benar-benar pandai berakting. Abella habis mengadu apa lagi pada Ayah? Ayah sampai mengarang kabar 'kematian' demi memaksaku pulang kali ini? Kreatif sekali!""Ayah sampai menyiapkan meja peringatan dan menyalakan lilin. Ayah lagi mencoba membuatku merasa bersalah? Tersentuh? Mau mengakui kesalahanku?"Vincent merobek surat cerai yang dia pegang itu menjadi berkeping-keping."Siapa bilang aku setuju bercerai?""Abella bersedia pergi? Jangan melucu. Bagaimana mungkin Abella rela melepaskan kekuasaan dan kekayaan yang Keluarga Gredi miliki di Kota Neysa?"
Entah berapa lama waktu berlalu. Yang jelas, aku perlahan tersadar karena mendengar suara pertengkaran sengit antara Vincent dan ayahnya.Saat membuka mata, aku mendapati diriku berbaring di ranjang rumah sakit yang dingin.Begitu melihatku siuman, Vincent pun menghela napas lega. Dia menatap ayahnya dengan ekspresi kesal."Inikah istri sempurna yang Ayah pilihkan untukku? Dia bahkan nggak pulang di saat hari sudah malam gara-gara sibuk berkencan sama pria lain di luar sana!""Kencan apa!" tegur Reyhan dengan tubuh yang gemetar karena marah. "Kamu tahu nggak kemarin Abella pergi ke mana untuk melakukan apa!""Ayah, semuanya sudah berlalu," selaku dengan nada bicara yang tegas.Reyhan menatapku. Amarahnya mereda setelah melihat sorot lelah dan penuh tekad dalam pandanganku.Dia pun mengibaskan tangannya dengan acuh tak acuh."Karena dia sudah siuman, berarti urusanku di sini selesai. Syafana masih menungguku, jadi aku pergi dulu.""Berhenti kamu!" bentak Reyhan."Ayah nggak peduli kamu
Setelah kembali ke tempat tidur, dokter menyuruhku beristirahat.Sementara itu, aku akhirnya mengetahui mengapa Vincent kehilangan kendali.Kematian anak kami membuat Reyhan sangat bersedih. Dia segera mengerahkan semua kekuatan keluarga untuk membunuh Syafana.Syafana keliru mengira kalau aku sedang balas dendam kepadanya, jadi dia sengaja membesar-besarkan kecurigaannya kepada Vincent.Vincent yang marah pun kembali mendatangiku di kamar rawat dan menyerangku.Untuk menenangkan Syafana, Vincent dengan marah mencabut statusku sebagai pemegang saham di Keluarga Gredi dan mentransfer kepemilikan sahamku kepada Syafana.Vincent juga menghabiskan miliaran untuk membeli hak penamaan sebidang bintang dari sebuah lembaga astronomi.Ada 20 bintang yang dia beli dan dia namakan semuanya "Syafana".Vincent juga menulis sebuah keterangan di media sosial: [Aku membeli langit berbintang ini supaya hanya dia seorang yang bersinar.]Keterangan itu menyertai sebuah foto yang menunjukkan Vincent dan S