Share

Takkan Kembali ke Dekapan Penderitaan
Takkan Kembali ke Dekapan Penderitaan
Author: Roselina

Bab 1

Author: Roselina
Rangga tampak agak terkejut saat mendengar penolakanku. Selama delapan tahun, ini pertama kalinya aku menolak permintaannya. Dia menatapku dari atas ke bawah, lalu memicingkan mata.

"Rinoa, semalam kamu habis kena sesuatu? Otakmu masih waras nggak?"

Aku tidak menjawab, melainkan hanya menatapnya dalam diam. Beberapa saat kemudian, Rangga terlihat tidak nyaman karena tatapanku. Dia mendengus kesal dan berkata, "Ya sudah kalau nggak mau kerjakan. Nggak usah tatap aku begitu, menyebalkan!"

Sambil berkata demikian, dia melambaikan tangan dan menyuruh pembantu untuk menyiapkan sarapan. Saat itu juga, gadis muda yang kemarin dibawa pulang olehnya berjalan mendekat sambil tersenyum ceria. "Kakak, gimana setelah kamu dengar kemarin? Seru nggak?"

Gadis itu masih hendak bicara, tapi langsung ditarik kembali oleh Rangga. "Jangan banyak omong. Sana, cuci muka, sarapan."

Gadis itu menoleh padaku dan mengedip. Sorot matanya penuh dengan kepuasan yang hampir meluap.

Di meja makan, Rangga dan gadis itu makan sambil saling menggoda. Aku tidak mengangkat kepala, pikiranku sibuk memikirkan bagaimana menjalani hari-hari ke depan.

Entah berapa lama kemudian, tiba-tiba lenganku ditepuk seseorang. Aku mendongak dan melihat Rangga berdiri di sampingku dengan ekspresi datar.

"Ada apa?" tanyaku heran.

Rangga menatapku dengan ekspresi yang tidak bisa ditebak. "Kamu lagi mikirin apa sampai segitunya?"

Aku terdiam sejenak, lalu menjawab dengan jujur, "Aku lagi mikirin ... ke depannya aku harus ngapain."

Rangga mendengus pelan. "Kamu bisa apa? Selain bersih-bersih sama masak, ada lagi yang kamu bisa?"

Saat mendengar dia mengucapkan kata-kata merendahkan itu dengan begitu alami, aku juga tidak bereaksi terlalu besar. Sepertinya aku memang sudah terbiasa dengan cara bicaranya yang seperti itu.

Selama delapan tahun pernikahan, demi merawat Rangga dengan baik, aku hampir mengorbankan seluruh waktu pribadiku. Setiap hari hidupku selalu berputar di sekelilingnya. Aku bahkan hampir lupa seperti apa diriku yang dulu penuh dengan mimpi dan harapan.

Delapan tahun lalu, ibuku sakit parah dan membutuhkan uang dalam jumlah besar. Saat aku benar-benar tidak punya jalan keluar, Rangga muncul.

Dia mengatakan bisa memberiku 10 miliar. Namun, syaratnya aku harus menikah dengannya secara kontrak untuk membantunya menghadapi orang-orang dari Keluarga Baskara.

Demi ibu, aku menyetujuinya.

Selama delapan tahun ini, aku menyaksikan sendiri dia membawa pulang berbagai macam wanita. Pernah suatu kali, saat Rangga sedang mabuk, dia menatapku dengan sangat serius dan berkata, "Rinoa, kita ini berasal dari dua dunia yang berbeda. Kamu jangan sampai punya perasaan padaku."

Aku selalu mengira Rangga memang tidak tahu caranya menyukai seseorang. Namun baru tahun lalu aku tahu, dia pernah punya cinta pertama yang meninggal karena sakit.

Gadis yang dibawanya pulang kemarin ... wajahnya hampir mirip dengan cinta pertamanya itu.

Jadi, saat Rangga membawa gadis itu sarapan bersama pagi ini, aku sama sekali tidak terkejut. Bahkan, aku mulai menghitung-hitung kapan waktu yang paling tepat untuk pergi.

Melihat aku hanya diam, Rangga memanggil namaku dengan kesal. Barulah aku tersadar dari lamunan. "Aku ingin keluar mencari pekerjaan," ucapku tenang sambil menatapnya.
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • Takkan Kembali ke Dekapan Penderitaan   Bab 9

    "Aku baru sadar sekarang, ternyata sejak lama aku sudah menyukaimu. Ikut aku pulang, ya?"Aku menatapnya dengan bingung dan bertanya, "Itu ada hubungannya denganku?"Rangga baru hendak bicara lagi, tapi tiba-tiba terdengar suara seorang pria muda dari belakangku. "Kak Rinoa, kamu belum pulang juga? Nanti mau makan bareng nggak?"Waldo berjalan mendekat sambil menatapku, lalu menoleh ke arah Rangga. "Ini siapa?"Rangga menatapku dan dalam sorot matanya tampak sedikit harapan. Aku menjawab dengan tenang, "Itu mantan suami yang pernah selingkuh sama banyak perempuan."Waldo sudah pernah mendengar soal hubunganku dengan Rangga dari cerita Anita. Dia langsung menatap Rangga dengan pandangan merendahkan. "Jadi sekarang nyesal? Mau balikan, ya?" Nada bicaranya yang sinis membuat wajah Rangga langsung menggelap."Urusan aku dan Rinoa, apa hubungannya sama kamu?"Aku hanya tersenyum kecil karena malas menanggapi. Lalu, aku menoleh ke Waldo. "Mau makan di mana? Kebetulan Anita nggak masuk hari i

  • Takkan Kembali ke Dekapan Penderitaan   Bab 8

    Para netizen langsung dipenuhi semangat bergosip. Di bawah komentar itu, mereka ramai-ramai bertanya lebih lanjut. Tak lama kemudian, akun tersebut membongkar semua tentang hubunganku dengan Rangga. Topik ini pun langsung meroket ke daftar trending.Banyak yang menyerbu akun Coco, menanyakan apakah benar dia adalah orang ketiga.Hari itu juga, Coco mengunggah sebuah video. Dalam video itu, dia memohon padaku agar mengembalikan Rangga kepadanya dengan air mata yang berlinang. Dia memintaku untuk tidak merusak hubungan mereka.Coco tidak menjawab secara langsung pertanyaan dari netizen, tapi cara bicaranya membuat banyak orang mengira akulah orang ketiga dalam hubungan mereka.Saat aku sedang diam-diam mengagumi keahliannya mempermainkan kata, Rangga tiba-tiba mengunggah video dari akun resminya. Dalam video itu, dia mengakui sendiri bahwa dia memang berselingkuh.Dengan satu langkah ini, dia langsung membenarkan bahwa Coco adalah selingkuhan. Netizen yang sebelumnya tertipu langsung ber

  • Takkan Kembali ke Dekapan Penderitaan   Bab 7

    Namun dia lupa, hari aku pergi waktu itu adalah hari pertunangannya dengan Coco. Terlebih lagi, pernikahan kami sedari awal hanya bertahan karena selembar perjanjian, mana mungkin aku peduli dia menikah dengan siapa?Setelah hari itu, berita pernikahan Rangga dan Coco menyebar luas di internet. Coco memanfaatkan momen itu dengan membuat akun media sosial pribadi, isinya dokumentasi persiapan pernikahannya dengan Rangga.Saat Anita memberitahuku soal ini, aku meletakkan berkas di tanganku dan bertanya dengan heran, "Kamu akhir-akhir ini lagi senggang, ya?"Anita terkikik, "Aku cuma mau berbagi sesuatu yang lucu sama kamu."Aku hanya sekilas melirik video di ponselnya, lalu langsung mengalihkan pandangan. "Rangga memang memanjakan perempuan itu."Melihat aku tidak merespons lebih jauh, Anita mendecak kesal karena tak seru. Sebelum pergi, dia tiba-tiba bertanya, "Kamu sudah resmi cerai belum sama dia?"Tanganku sempat terhenti sejenak sebelum menjawab dengan nada tak berdaya, "Baru saja p

  • Takkan Kembali ke Dekapan Penderitaan   Bab 6

    Saat Rangga melihat tanggal berakhir dalam perjanjian itu, dia pun teringat akan perubahan sikapku pada waktu itu. Dia tidak bisa percaya bahwa kebaikan dan perhatianku selama delapan tahun ini semuanya hanya karena perjanjian itu."Rinoa, tanpa izinku, jangan pernah bermimpi bisa lepas dariku."Rangga langsung mengangkat ponsel dan menelepon asistennya. Dia memerintahkan agar segera mencari tahu keberadaanku.....Sementara itu, di Negara Norwegia yang jauh, aku sama sekali tidak tahu bahwa Rangga sedang menyuruh orang untuk mencariku. Saat ini, aku sedang berdiskusi dengan Waldo soal data produk terbaru.Karena sebelumnya cukup lama terlepas dari dunia kerja, awalnya aku sedikit kesulitan menyesuaikan diri. Namun karena kesibukan pekerjaan, aku tidak sempat terlalu memikirkan ketidaknyamanan itu.Beberapa hari lalu, studio kami menerima proyek pengembangan produk perawatan kulit. Setiap hari aku dan Waldo bekerja lembur bersama tim.Saat kami baru saja menyelesaikan diskusi penting,

  • Takkan Kembali ke Dekapan Penderitaan   Bab 5

    Pesawat mendarat di Negara Norwegia yang dingin. Aku merapatkan jaket tebal di tubuhku dan melihat Anita melambai padaku dengan antusias. Begitu aku berjalan mendekat, dia langsung memelukku erat."Selamat, kamu akhirnya meninggalkan masa lalu."Aku meninju pelan bahunya. Detik berikutnya, ekspresi Anita langsung berubah."Ayo, masih banyak urusan studio yang harus diurus. Oh ya, ini asisten yang sudah kucarikan untukmu, namanya Waldo."Sambil bicara, dia memperkenalkan seorang pria muda yang sejak tadi mengikuti dari belakang. Setelah kami saling menyapa, aku langsung dibawa ke studio.Sejak bertemu Anita, aku langsung memasuki ritme kerja yang sibuk. Hari itu saja, aku baru kembali ke apartemen sewaan lewat pukul sebelas malam. Pagi harinya pukul delapan, aku sudah keluar rumah lagi.Selama seminggu, aku hidup dalam rutinitas padat dari studio ke rumah berulang-ulang. Akhirnya, studio itu pun resmi berdiri.Di hari peresmian, tubuhku benar-benar kelelahan. Namun, kepuasan batin yang

  • Takkan Kembali ke Dekapan Penderitaan   Bab 4

    Sebab, katanya bau hotpot yang membekas di tubuh bisa mencoreng nama baik Keluarga Baskara. Selain makan hotpot, masih banyak hal lain yang bisa mencoreng nama baik. Di tempat umum, aku tidak boleh tertawa lepas, tidak boleh bicara keras ....Delapan tahun ini, aku seakan menjadi alat tanpa emosi. Kini, seolah aku bisa mencium aroma kebebasan yang mulai mendekat, mataku terasa panas.Saat aku pulang setelah makan hotpot, waktu sudah menunjukkan pukul sepuluh malam. Begitu pintu rumah dibuka, aku melihat Rangga duduk di ruang tamu dengan ekspresi dingin. Hari ini dia menelepon lebih dari sepuluh kali, tapi tak satu pun kuangkat."Kamu ke mana?" Aku mengganti sepatu, mencuci tangan, lalu menjawab dengan datar, "Makan bersama teman."Rangga melangkah mendekat. Begitu mencium bau hotpot di tubuhku, wajahnya makin menggelap. "Bukannya sudah kubilang jangan makan hotpot? Baunya terlalu menyengat."Aku menatapnya sambil tersenyum, lalu bertanya dengan heran, "Kenapa nggak masalah waktu Coco m

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status