Short
Ganti Rugi Nyawa Putriku

Ganti Rugi Nyawa Putriku

By:  Afifah TalitaCompleted
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel4goodnovel
Not enough ratings
9Chapters
2.7Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Suamiku adalah operator di menara kontrol bandara. Di kehidupan sebelumnya, ketika cuaca buruk akibat badai petir membuat putri kami mengalami serangan jantung, aku segera menghubungi suamiku untuk mengatur agar pesawat yang kukemudikan bisa mendarat lebih dulu. Namun akibatnya, pesawat yang ditumpangi Wina, kekasih lama suamiku, terkena badai petir dan jatuh sehingga menyebabkan seluruh penumpang tewas. Semuanya berjalan seperti biasa seolah-olah tidak ada yang berubah. Sampai di hari ulang tahun putri kami, suamiku mengunci kami di rumah dan membakar tempat itu hidup-hidup. "Kalau bukan karena kamu mendarat lebih dulu, pesawat Wina nggak akan mengalami kecelakaan!" "Aku yakin, anakmu waktu itu baik-baik saja. Kamu cuma iri sama Wina, makanya kamu tega menyebabkan kematian ratusan orang yang nggak bersalah!" Aku dan putriku berusaha untuk melawan sekuat tenaga. Namun, semua usaha kami hanya sia-sia. Kami mati dalam kesakitan yang tak tertahankan. Saat membuka mata lagi, aku mendapati diriku kembali ke hari saat putriku mengalami serangan jantung. Kali ini, suamiku langsung memutus kontak denganku. Namun, saat dia mendengar putri kami benar-benar meninggal, dia mendadak kehilangan akal sehat.

View More

Chapter 1

Bab 1

Putriku memegangi dadanya dengan penuh kesakitan. Tubuhnya terkulai lemas di lantai, wajah kecilnya sudah membiru keunguan. Penumpang di pesawat berteriak panik dan segera mengelilingi putriku.

Dengan suara gemetar, aku mencoba menghubungi menara kontrol. Namun, yang terdengar hanya tawa dingin dari Sheldon, "Jangan cari alasan! Anakmu cuma punya masalah jantung ringan. Ini cuma akal-akalanmu biar bisa mendarat duluan!"

"Demi kepentinganmu sendiri, kamu mengabaikan nyawa ratusan orang di pesawat ini. Kamu benar-benar menjijikkan!" Mendengar kata-kata itu, tubuhku seolah-olah terjatuh ke dalam lubang es. Tampaknya, Sheldon juga telah bereinkarnasi.

Ingatan masa lalu tentang api yang menyiksa dan membakar tubuhku masih terasa jelas. Rasa sakit yang menjalar dari kedalaman jiwaku membuatku menghela napas berat. Sambil tetap mengendalikan pesawat, aku berseru, "Sheldon, kamu nggak paham kondisi putrimu! Atas dasar apa kamu bicara seperti itu?"

"Dia benar-benar ...."

Tiba-tiba suara listrik berderak-derak terdengar, sinyal terganggu sesaat, dan kemudian Sheldon langsung memutuskan komunikasiku dengan menara kontrol.

Kopilot yang panik segera memanggilku, "Kak, putrimu sepertinya nggak akan bertahan ...."

Erangan putriku yang penuh penderitaan terdengar di telingaku dan membuatku gemetaran. Aku kembali mencoba menghubungi menara kontrol, tetapi suara rekan lain yang menyahut terdengar jengkel, "Bu Jeanette, Sheldon sudah bilang sama kami semuanya."

"Kamu cuma khawatir sama cuaca buruk dan ingin mendarat lebih cepat, 'kan? Untuk apa bohong dengan alasan putrimu sekarat? Lakukan saja sesuai prosedur! Jangan banyak alasan lagi!"

Di tengah-tengah komunikasi, terdengar seruan lega dari Sheldon, "C1876 sudah berhasil mendarat! Nggak ada masalah." C1876 adalah pesawat yang membawa Wina, orang yang dianggap Sheldon sebagai cinta sejatinya.

Seorang rekan bertanya, "Apa kita harus mengatur pendaratan untuk Bu Jeanette? Menurut urutan, giliran dia sekarang."

Namun, Sheldon hanya mendengus dingin dan berkata acuh tak acuh, "Biarkan dia menunggu! Bukannya dia bohong supaya bisa mendarat lebih dulu? Biar dia rasakan bagaimana rasanya didahului!"

Rekan tersebut memutuskan komunikasi, sekaligus memutuskan harapan terakhir putriku untuk bertahan hidup.

Kopilot mengabarkan bahwa putriku memanggil namaku dengan suara yang penuh kesakitan. Dia mengambil alih kendali pesawat, memberiku sedikit waktu untuk bergegas ke sisi putriku.

"Maaf, Bu ...," ucap putriku dengan bibir yang membiru sambil menyunggingkan senyum getir. "Kalau kita bisa memulai lagi, aku cuma bisa menemanimu sampai di sini ...."

Perlahan-lahan, matanya tertutup dan lengannya terkulai lemas. Aku menjerit penuh penderitaan, tubuhku gemetar dikuasai kemarahan yang luar biasa.

Namun di saat itu juga, kopilot berteriak cemas, "Kak Jeanette, sepertinya ada badai petir di depan!"

Aku tak punya waktu untuk berlarut-larut dalam kesedihan. Aku tahu, situasi ini sama persis dengan yang pernah kualami di kehidupan sebelumnya. Tugasku yang paling utama saat ini bukanlah meratapi kehilangan.

Aku harus memastikan keselamatan lebih dari 300 orang di pesawat ini dan melakukan pendaratan dengan selamat!
Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

No Comments
9 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status