Share

Bab 4

Author: Roselina
Sebab, katanya bau hotpot yang membekas di tubuh bisa mencoreng nama baik Keluarga Baskara. Selain makan hotpot, masih banyak hal lain yang bisa mencoreng nama baik. Di tempat umum, aku tidak boleh tertawa lepas, tidak boleh bicara keras ....

Delapan tahun ini, aku seakan menjadi alat tanpa emosi. Kini, seolah aku bisa mencium aroma kebebasan yang mulai mendekat, mataku terasa panas.

Saat aku pulang setelah makan hotpot, waktu sudah menunjukkan pukul sepuluh malam. Begitu pintu rumah dibuka, aku melihat Rangga duduk di ruang tamu dengan ekspresi dingin. Hari ini dia menelepon lebih dari sepuluh kali, tapi tak satu pun kuangkat.

"Kamu ke mana?" Aku mengganti sepatu, mencuci tangan, lalu menjawab dengan datar, "Makan bersama teman."

Rangga melangkah mendekat. Begitu mencium bau hotpot di tubuhku, wajahnya makin menggelap. "Bukannya sudah kubilang jangan makan hotpot? Baunya terlalu menyengat."

Aku menatapnya sambil tersenyum, lalu bertanya dengan heran, "Kenapa nggak masalah waktu Coco makan?"

Wajah Rangga makin jelas menunjukkan rasa jijik. "Kamu pikir kamu bisa dibandingkan dengan Coco? Lagi pula, dia bukan bagian dari Keluarga Baskara."

Aku tidak menjawab. Sekarang memang bukan. Tapi sebentar lagi akan jadi.

Lagi pula, betapa istimewanya Coco di mata Rangga, siapa pun bisa melihatnya dengan jelas.

....

Besoknya, Anita langsung terbang ke luar negeri untuk mengurus urusan studionya setelah kontrak ditandatangani. Sementara aku menghubungi pengacara dan menyusun perjanjian cerai.

Saat menatap kata-kata "keluar tanpa membawa sepeser pun", aku pun menandatangani di bawahnya.

Tepat di saat itu, Coco mengirimiku sebuah video. Isi videonya adalah sebuah aula hotel yang didekorasi dengan megah. Di panggung, sebuah papan besar bertuliskan: "Selamat datang di Acara Pertunangan Rangga dan Coco."

Rangga terlihat sedang berbicara dengan manajer hotel dan membahas detail hari pertunangan.

"Aku cuma bilang ingin bertunangan dengannya, lalu dia langsung mengabaikan pandangan masyarakat dan menggelar acara pertunangan ini untukku. Upacaranya akan diadakan dua hari lagi, kamu juga boleh datang kalau mau."

Dua hari lagi adalah hari ulang tahunku yang ke-30. Juga hari di mana aku sudah memesan tiket pesawat untuk pergi.

Aku memblokir nomor Coco, lalu menatap ruangan kecil yang luasnya tidak sampai sepuluh meter persegi ini.

Aku mulai mengemasi barang-barangku. Delapan tahun tinggal di rumah Keluarga Baskara, aku bahkan tak pernah membeli barang apa pun. Dulu aku datang hanya dengan membawa satu koper. Sekarang setelah selesai berkemas pun, yang tersisa tetap hanya satu koper.

Saat aku menarik koper ke samping, Rangga mendorong pintu masuk. "Buatkan aku bubur seafood."

Nada bicaranya yang memerintah, seolah itu adalah hal yang wajar. Kupikir, ini akan jadi yang terakhir kalinya. Jadi, aku tidak menolak.

Saat aku menyajikan bubur seafood ke meja, Rangga menatapku dengan tatapan aneh. "Kenapa akhir-akhir ini kamu nggak banyak bicara?"

Dulu, aku selalu punya topik pembicaraan setiap hari. Walau Rangga hampir tidak pernah menanggapi.

Aku menjawab seadanya, "Akhir-akhir ini tenggorokanku sakit, malas bicara."

Rangga mendengus tak senang, lalu membawa bubur seafood yang sudah dibungkus dan langsung pergi. Sampai hari dia bertunangan dengan Coco, dia tak pernah pulang.

Aku meletakkan surat perjanjian delapan tahun lalu bersama surat perjanjian cerai di atas meja. Sambil menarik koperku, aku memandangi rumah yang kutinggali selama delapan tahun ini untuk terakhir kalinya, lalu pergi menuju bandara tanpa menoleh sama sekali.

Tepat sebelum aku naik pesawat, Rangga tiba-tiba menelepon. Tanpa ragu, aku menolak panggilannya dan melemparkan kartu SIM ke tempat sampah.

Mulai hari ini, aku akan menjalani masa depan yang benar-benar milikku.
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • Takkan Kembali ke Dekapan Penderitaan   Bab 9

    "Aku baru sadar sekarang, ternyata sejak lama aku sudah menyukaimu. Ikut aku pulang, ya?"Aku menatapnya dengan bingung dan bertanya, "Itu ada hubungannya denganku?"Rangga baru hendak bicara lagi, tapi tiba-tiba terdengar suara seorang pria muda dari belakangku. "Kak Rinoa, kamu belum pulang juga? Nanti mau makan bareng nggak?"Waldo berjalan mendekat sambil menatapku, lalu menoleh ke arah Rangga. "Ini siapa?"Rangga menatapku dan dalam sorot matanya tampak sedikit harapan. Aku menjawab dengan tenang, "Itu mantan suami yang pernah selingkuh sama banyak perempuan."Waldo sudah pernah mendengar soal hubunganku dengan Rangga dari cerita Anita. Dia langsung menatap Rangga dengan pandangan merendahkan. "Jadi sekarang nyesal? Mau balikan, ya?" Nada bicaranya yang sinis membuat wajah Rangga langsung menggelap."Urusan aku dan Rinoa, apa hubungannya sama kamu?"Aku hanya tersenyum kecil karena malas menanggapi. Lalu, aku menoleh ke Waldo. "Mau makan di mana? Kebetulan Anita nggak masuk hari i

  • Takkan Kembali ke Dekapan Penderitaan   Bab 8

    Para netizen langsung dipenuhi semangat bergosip. Di bawah komentar itu, mereka ramai-ramai bertanya lebih lanjut. Tak lama kemudian, akun tersebut membongkar semua tentang hubunganku dengan Rangga. Topik ini pun langsung meroket ke daftar trending.Banyak yang menyerbu akun Coco, menanyakan apakah benar dia adalah orang ketiga.Hari itu juga, Coco mengunggah sebuah video. Dalam video itu, dia memohon padaku agar mengembalikan Rangga kepadanya dengan air mata yang berlinang. Dia memintaku untuk tidak merusak hubungan mereka.Coco tidak menjawab secara langsung pertanyaan dari netizen, tapi cara bicaranya membuat banyak orang mengira akulah orang ketiga dalam hubungan mereka.Saat aku sedang diam-diam mengagumi keahliannya mempermainkan kata, Rangga tiba-tiba mengunggah video dari akun resminya. Dalam video itu, dia mengakui sendiri bahwa dia memang berselingkuh.Dengan satu langkah ini, dia langsung membenarkan bahwa Coco adalah selingkuhan. Netizen yang sebelumnya tertipu langsung ber

  • Takkan Kembali ke Dekapan Penderitaan   Bab 7

    Namun dia lupa, hari aku pergi waktu itu adalah hari pertunangannya dengan Coco. Terlebih lagi, pernikahan kami sedari awal hanya bertahan karena selembar perjanjian, mana mungkin aku peduli dia menikah dengan siapa?Setelah hari itu, berita pernikahan Rangga dan Coco menyebar luas di internet. Coco memanfaatkan momen itu dengan membuat akun media sosial pribadi, isinya dokumentasi persiapan pernikahannya dengan Rangga.Saat Anita memberitahuku soal ini, aku meletakkan berkas di tanganku dan bertanya dengan heran, "Kamu akhir-akhir ini lagi senggang, ya?"Anita terkikik, "Aku cuma mau berbagi sesuatu yang lucu sama kamu."Aku hanya sekilas melirik video di ponselnya, lalu langsung mengalihkan pandangan. "Rangga memang memanjakan perempuan itu."Melihat aku tidak merespons lebih jauh, Anita mendecak kesal karena tak seru. Sebelum pergi, dia tiba-tiba bertanya, "Kamu sudah resmi cerai belum sama dia?"Tanganku sempat terhenti sejenak sebelum menjawab dengan nada tak berdaya, "Baru saja p

  • Takkan Kembali ke Dekapan Penderitaan   Bab 6

    Saat Rangga melihat tanggal berakhir dalam perjanjian itu, dia pun teringat akan perubahan sikapku pada waktu itu. Dia tidak bisa percaya bahwa kebaikan dan perhatianku selama delapan tahun ini semuanya hanya karena perjanjian itu."Rinoa, tanpa izinku, jangan pernah bermimpi bisa lepas dariku."Rangga langsung mengangkat ponsel dan menelepon asistennya. Dia memerintahkan agar segera mencari tahu keberadaanku.....Sementara itu, di Negara Norwegia yang jauh, aku sama sekali tidak tahu bahwa Rangga sedang menyuruh orang untuk mencariku. Saat ini, aku sedang berdiskusi dengan Waldo soal data produk terbaru.Karena sebelumnya cukup lama terlepas dari dunia kerja, awalnya aku sedikit kesulitan menyesuaikan diri. Namun karena kesibukan pekerjaan, aku tidak sempat terlalu memikirkan ketidaknyamanan itu.Beberapa hari lalu, studio kami menerima proyek pengembangan produk perawatan kulit. Setiap hari aku dan Waldo bekerja lembur bersama tim.Saat kami baru saja menyelesaikan diskusi penting,

  • Takkan Kembali ke Dekapan Penderitaan   Bab 5

    Pesawat mendarat di Negara Norwegia yang dingin. Aku merapatkan jaket tebal di tubuhku dan melihat Anita melambai padaku dengan antusias. Begitu aku berjalan mendekat, dia langsung memelukku erat."Selamat, kamu akhirnya meninggalkan masa lalu."Aku meninju pelan bahunya. Detik berikutnya, ekspresi Anita langsung berubah."Ayo, masih banyak urusan studio yang harus diurus. Oh ya, ini asisten yang sudah kucarikan untukmu, namanya Waldo."Sambil bicara, dia memperkenalkan seorang pria muda yang sejak tadi mengikuti dari belakang. Setelah kami saling menyapa, aku langsung dibawa ke studio.Sejak bertemu Anita, aku langsung memasuki ritme kerja yang sibuk. Hari itu saja, aku baru kembali ke apartemen sewaan lewat pukul sebelas malam. Pagi harinya pukul delapan, aku sudah keluar rumah lagi.Selama seminggu, aku hidup dalam rutinitas padat dari studio ke rumah berulang-ulang. Akhirnya, studio itu pun resmi berdiri.Di hari peresmian, tubuhku benar-benar kelelahan. Namun, kepuasan batin yang

  • Takkan Kembali ke Dekapan Penderitaan   Bab 4

    Sebab, katanya bau hotpot yang membekas di tubuh bisa mencoreng nama baik Keluarga Baskara. Selain makan hotpot, masih banyak hal lain yang bisa mencoreng nama baik. Di tempat umum, aku tidak boleh tertawa lepas, tidak boleh bicara keras ....Delapan tahun ini, aku seakan menjadi alat tanpa emosi. Kini, seolah aku bisa mencium aroma kebebasan yang mulai mendekat, mataku terasa panas.Saat aku pulang setelah makan hotpot, waktu sudah menunjukkan pukul sepuluh malam. Begitu pintu rumah dibuka, aku melihat Rangga duduk di ruang tamu dengan ekspresi dingin. Hari ini dia menelepon lebih dari sepuluh kali, tapi tak satu pun kuangkat."Kamu ke mana?" Aku mengganti sepatu, mencuci tangan, lalu menjawab dengan datar, "Makan bersama teman."Rangga melangkah mendekat. Begitu mencium bau hotpot di tubuhku, wajahnya makin menggelap. "Bukannya sudah kubilang jangan makan hotpot? Baunya terlalu menyengat."Aku menatapnya sambil tersenyum, lalu bertanya dengan heran, "Kenapa nggak masalah waktu Coco m

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status