Share

Bab.47

Kami serentak menoleh ke arah suara. Sesosok yang aku kenal, telah berdiri di ambang pintu. Sosok itu tak lain adalah Umi Mus. Penampilannya sangat berbeda dari sebelumnya. Tubuhnya terlihat lebih berisi dan wajahnya kini nampak lebih segar dengan riasan yang sedikit tebal.

“Kalian kenapa menangis?” tanya Umi Mus dengan wajah tanpa dosa.

Aku terdiam seraya menghapus sisa air mata yang menggenang. Sementara Ustaz Azam bangkit dari tempat sebelumnya dan kembali duduk di atas sofa.

“Abi belum jawab pertanyaan Umi, kenapa kalian menangis?” tanya Umi Mus untuk yang kedua kalinya.

“Aku menangis karena Mbak Aisha menolak menikah denganku.”

Wajah Umi Mus terlihat pias seketika saat mendengar jawaban Ustaz Azam.

“Apakah abi masih ingin menikahi Mbak Aisha, padahal Umi sekarang sudah sembuh dan tengah mengandung buah hati kita?” tanya Umi Mus dengan tatapan menyelidik.

“Aku mencintai Mbak Aisha. Bukankah kamu sendiri yang dulu memaksaku menikah dengannya padahal aku menolak? Sekarang setelah ak
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status