Share

Menggoreng Telur

Tio menelan saliva. Melihat Mila makan ayam krispi membuat perutnya meronta. Tetapi apalah daya dia tidak diberikan walaupun sesuap. Tio kembali ke dapur. Dia mencoba untuk menggoreng telur. Dia ambil telur di dalam kulkas dan memanaskan wajan dengan minyak cukup banyak. Tio bingung bagaimana memecahkan telur. Lantas dia memukulkan Telur dan pecah berceceran di lantai. Dia mencoba lagi sampai Telur enam habis dan tak bersisa lagi.

Tio sudah lelah tak bisa makan telur dan memilih untuk pergi dari dapur dan menunggu Reva mungkin membawa makanan sepulang dari kantor.

*

Sepulang Reva bekerja, dia tidak membawa apapun. Begitu masuk ke dalam rumah dia terkejut melihat rumahnya sangat berantakan. Banyak sampah dan bungkus makanan berserakan di lantai. Reva menghela napas. Dia malas membicarakan masalah ini. Lalu dia melihat Tio sedang duduk di depan televisi. "Kamu sudah pulang, Rev? Kamu bawa makanan tidak?" tanyanya. 

"Tidak," jawab Reva kemudian berlalu meninggalkan Tio. Dia melirik ke arah dapur sangat kotor dan juga menjijikkan. Pecahan telur, bekas kopi yang tumpah dan banyak lagi. Reva tidak menyangka rumahnya akan sekotor ini. Baru juga tamu di rumah satu hari sudah seperti ini keadaannya. Padahal sebenarnya Reva sangat tidak suka jika rumahnya kotor. Karena sangat lelah, Reva menuju ke kamarnya di lantai atas. Dia berharap tidak menyentuh ruangannya di lantai atas. Cukup lantai bawah saja yang dibuat seperti itu.

Reva cukup bersyukur di lantai atas bersih sama seperti saat berangkat bekerja. Tetapi kenapa kekacauan terjadi di lantai bawah. Ngapain saja Mila dan Tio di rumah. Kenapa bisa rumah sekotor itu. Begitu batin Reva.

Reva kemudian membersihkan diri, rasanya ingin mendinginkan tubuhnya di bawah guyuran shower. Setiap hari ada saja yang terjadi di kehidupannya. Apalagi setelah kedatangan tamu di rumahnya.

Reva sebelumnya sudah makan di kantor sebelum pulang. Sehingga dia tidak perlu lagi memasak di rumah. Pasti Tio dan Mila sudah makan juga terlihat dari banyaknya sampah bungkus makanan di lantai bawah.

Setelah cukup fresh, Reva kepikiran dengan dapur nya. Dapur yang selalu terlihat bersih hari ini bisa sekotor itu.

Reva melihat Tio masih di depan televisi dan terlihat begitu lesu. Tetapi Reva masih tak peduli. Mungkin pasangan baru itu baru saja bertempur untuk menikmati masa pengantin baru.

Reva menghela napas untuk memulai membersihkan dapurnya. Sebenarnya dia malas, tetapi dia juga tidak suka melihat rumahnya begitu kotor. 

Reva mulai membersihkan dapurnya. Bau amis yang sangat menyengat karena telur yang pecah berceceran. Reva tak percaya telur untuk persediaan bisa habis di lantai. Bagaimana bisa itu terjadi. 

Setelah semua bersih, Tio datang menghampiri Reva. "Reva, kamu mau masak apa?" tanyanya.

"Kenapa semua telur bisa berceceran di bawah seperti ini? Lalu kopi ini bisa berserakan. Sebenarnya apa yang terjadi di rumah saat aku berangkat ke kantor?" balas Reva.

"Sebenarnya   …. " Tio menceritakan kejadian hari ini.

Reva terkejut. Matanya membulat sempurna. "Jadi seharian kamu belum makan?" 

Tio hanya menganggukkan kepalanya.

"Astaga, sebenarnya kamu membawa pulang siapa sih? Ya sudah aku buatkan nasi goreng untuk kamu. Tapi tanpa telur, karena telurnya sudah habis kamu pecah kan semua,'' dengan berat hati Reva membuat nasi goreng untuk Tio. Ada rasa kasihan juga kepada suaminya karena belum makan sejak pagi. Mila yang dibela Tio semalam untuk bisa melayani Tio justru tidak melakukan apapun. Justru membuat rumah semakin kacau.

Tio menunggu Reva memasak nasi goreng. Setidaknya ada asupan untuk dirinya. Begitu nasi goreng buatan Reva siap, Tio makan dengan sangat lahap. Seperti tidak makan tiga hari saja.

"Terima kasih, Reva. Kamu masih mau membuatkan aku nasi goreng. Malam ini aku boleh tidur dengan kamu, ya!" pinta Tio.

"Tidak. Aku sudah katakan juga sama kamu aku tidak menerima jika aku dimadu. Aku memasak untuk kamu karena aku hanya kasihan. Rasa sayangku sama kamu sudah luntur sejak kemarin. Kalau aku membersihkan rumah karena memang aku tidak suka rumah yang aku tinggali kotor," tolak Reva.

"Tapi boleh aku minta uang sama kamu lagi? Uangku sudah habis. Kemarin aku berikan ke Mila semua untuk mahar dia," pinta Tio.

Reva menyunggingkan setelah bibirnya. "Kamu hanya memikirkan untuk istri baru kamu saja? Aku bekerja keras untuk memenuhi semua kebutuhan kamu dan kamu membawa istri baru. Sekarang kamu minta uang aku lagi. Tidak. Kamu silakan kerja sana! Bukannya bersyukur malah kamu serakah. Itu akibatnya kalau serakah," sergah Reva.

"Jangan keras-keras dong! Nggak enak didengar sama Mila," ucap Tio.

Reva tidak habis pikir dengan Tio. Bisa-bisanya masih memikirkan perasaan Mila. Padahal juga tidak mencerminkan sebagai istri yang baik. Cinta telah membutakan Tio. "Lalu mau kamu apa?" tanya nya.

"Aku butuh uang. Setidaknya untuk beli makanan kalau kamu memang sudah tidak mau memasak untukku lagi. Kan gajimu banyak. Satu minggu lagi kamu gajian, kan?" jawab Tio.

"Tidak. Saat ini uang ku ya uangku. Kamu cari pekerjaan lain sana!" Reva kemudian berlalu meninggalkan Tio setelah memastikan dapurnya bersih.

"Tapi, Reva. Aku mohon!" 

Reva tak menggubris permintaan Tio. Dirinya masih belum habis pikir bagaimana jalan pemikiran Tio. Dia juga tidak ingin mengatakan kalau sebenarnya di kantor dia mendapatkan demosi. 

Tio yang sudah memiliki energi, kemudian menghampiri Mila di kamar. "Aku tidur di sini ya malam ini?"

"Mbak Reva sudah kasih kamu uang belum? Sini uangnya," balas Mila. Bukannya menjawab pertanyaan Tio malah memikirkan masalah uang.

"Aku tidak dapat uang dari Mila. Dia meminta aku untuk bekerja karena dia tidak mau memberikan aku uang lagi," jawab Tio.

"Janji kamu kemana? Katanya istri kamu itu royal selalu memberikan kamu uang. Dan akan melayani kita di rumah. Tetapi kenapa jadi seperti ini, Mas? Aku lama-lama kalau seperti ini ya nggak betah. Kalau perlu kamu cari pekerjaan sana! Biar bisa punya uang," balas Mila.

"Cari pekerjaan itu tidak mudah. Kamu tahu itu, kan? Aku dulu mendapatkan posisi yang bagus di kantor, tetapi karena pengurangan pegawai aku ikut PHK," jelas Tio.

"Maka dari itu kamu cari kerja lagi! Jangan malas jadi laki-laki!" bentak Mila.

"Ah, pusing aku di sini. Lebih baik aku tidur di luar lagi saja," sahut Tio kemudian keluar dari kamar Mila. Melihat lantai yang kotor membuatnya semakin pusing. Tio belum pernah melihat rumahnya sekotor itu. Tetapi Reva kenapa tidak mau membersihkan rumah seperti biasa. Hanya membersihkan dapur saja. Tio kemudian  menuju kamar Reva di lantai atas.

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Rania Humaira
cerita sampah!! klu bikin cerita yg agak waras dikit thor. mana ada istri yg tolonya kayak si reva. jgn memaksakan ide sampah dlm cerita yg kau tulis. kehabisan bahan??
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status