Share

Episode 8

itu.

"Aku terpaksa." Dony meremas rambutnya, frustasi. 

"Wanita itu tengah mengandung benih bosmu." Kakek itu menunduk lagi dan mengusap air matanya kasar.

Derry dan Dony saling pandang. Mereka tidak mengira semua akan sejauh ini.

"Mungkinkah sosok yang hadir sebelum kecelakaan itu--?" ucapan Derry menggantung. Dia melihat ke arah Dony dan Abah secara bergantian.

"Wanita itu?" tanya Dony kemudian. 

"Jangan ngaco kamu, semua itu tidak mungkin. Aku tidak percaya dengan adanya hantu dan apalah itu," sanggah Dony lagi.

"Siapa yang telah membocorkan keberadaan wanita itu?" tanya kakek. Lelaki tua itu mulai berdiri lalu duduk di kursi yang ada di sampingnya.

"James," ucap Derry. Tanka terkejut mendengar percakapan mereka.

Dia tidak menyangka mantan kekasihnya itu turut andil dalam sebuah pembunuhan. 

"Apa ini? Siapa yang mereka bicarakan sebenarnya? Apa ada kaitannya dengan lukisan itu?" Tanka bermonolog dalam hati.

"Kenapa kita harus membicarakan tentang hal ini lagi. Bukankah semuanya telah usai, memangnya siapa gadis itu sebenarnya?" tanya Dony yang kemudian ikut duduk di sebelah kakek.

"Dia adalah--." Kakek tiba-tiba menghentikan ucapannya. Lelaki itu menatap lekat ke arah pintu yang sedikit terbuka. 

Raut wajahnya terlihat sayu dan pilu. Kakek itu bangkit dan melangkah perlahan menuju pintu keluar dengan tatapan kosong. Sontak Dony dan Derry ikut melihat ke arah yang sama, begitu pula Tanka. Aneh, jelas di sana tidak ada siapa-siapa, hanya sebuah guci besar yang berdiri tegak di sisi pintu.

"Abah ...!" teriak Derry. Namun tidak jua menghentikan langkah kakek. 

"Cepat kejar Abah! Jangan sampai dia masuk ke dalam kamar depan." perintah Derry pada Dony.

Dony segera bangkit dan mengejar kakek. Sedangkan di dalam ruangan itu kini hanya ada Derry dan Tanka. Hening. Derry tengah sibuk dengan kursi rodanya yang macet, sedangkan Tanka hanya terdiam menunggu. Gadis itu enggan untuk keluar dari persembunyiannya. Dia takut bila ketahuan sebelum waktunya. 

Tiba-tiba Tanka merasakan berat pada tengkuknya, seperti ada sesuatu yang aneh di belakangnya. Namun saat gadis itu menoleh ke belakang, ia terpaku seketika. 

Perlahan gadis itu bangkit tanpa memikirkan tentang keselamatannya lagi. Pandangannya kosong menatap ke depan, tepat di mana Derry berada.

"Bunuh ... bunuh lelaki itu!" Bisikan halus itu terus terngiang dalam pendengaran Tanka. 

Gadis itu mulai mengayunkan kakinya, langkahnya terarah hanya pada satu titik. Tempat di mana Derry tengah berkutat dengan kursi rodanya.

Derry yang menyadari kehadiran Tanka di tempat itu, kaget dan langsung menyapanya. 

"Hi! Apa yang sedang kau lakukan di sini?" tanya Derry. Ia berusaha menguasai kekagetannya.

Namun gadis yang disapanya hanya diam, tanpa menjawab sepatah katapun. Gadis itu terus berjalan dan menatapnya dengan tatapan kosong. Melihat keanehan itu Derry langsung panik dan mendorong paksa roda yang ada pada kedua sisi kursi rodanya.

Bum!

Dalam sekali kibas. Derry pun terjatuh tertelungkup lengkap dengan kursi rodanya.

Gadis itu, entah dari mana mendapatkan kekuatan super.

"Si--siapa kau sebenarnya?" Derry tergagap, mencoba bangkit namun gagal.

"Apakah kamu sudah lupa padaku? Gadis yang dahulu kau gagahi dan kau bunuh dengan keji. meski berulang kali aku memohon padamu, untuk anak yang kukandung." Suara Tanka terdengar menggema berirama. Bukan suara yang dimilikinya. 

"Maafkan aku. Aku hanya menjalankan perintah," kilah lelaki itu, ketakutan. 

"Kamu tidak punya hati nurani, hatimu telah dibutakan oleh harta." Tanka terlihat semakin geram, matanya berkilat merah.

"Lepaskan aku! Aku mohon!" Derry beringsut mundur, menjauhi gadis yang semakin mendekatinya.

"Hahaha .... Maaf kata mu." Tanka semakin mendekat.

Gadis itu perlahan mengangkat kedua tangannya, menciptakan angin yang begitu dahsyat. Membuat Derry semakin ketakutan. 

Tiba-tiba tubuh lelaki itu pun terangkat sementara kedua tangannya memegangi leher, seperti dicekik.

Derry melotot terarah tepat pada mata gadis itu, yang membawanya pada kejadian tujuh tahun silam.

Flash back 

*****

"Jangan ... kumohon lepaskan aku!" Gadis itu beringsut ke sudut kamar. Berharap lelaki di depannya itu pergi dan membiarkannya hidup.

  

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Zieys Abady
ceritanya bagus dan bikin penasaran. teruskan usahanya 👍👍👍💪💪💪
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status