Bayu sontak mematung di tempat ketika mendengar pertanyaan Varen, baru hari ini dia mendengar sahabatnya mengungkit soal Olivia lagi, wanita yang sudah lama dia kubur di dalam hatinya. Bukan masalah menghubunginya, tapi Bayu tidak yakin jika wanita itu akan mau menerima panggilannya.
“Tapi, buat apa?” tanya Bayu kembali.
“Untuk nyokap, nyokap gue berbaring lemah di rumah sakit. Gue juga kayaknya ikut andil, yang menyebabkan jantung nyokap melemah. Gue pernah baca profil Olivia di internet, sepertinya dia dokter yang hebat.”
“Gue bisa carikan dokter paling baik di dunia ini, bila perlu gue yang akan menjemputnya untuk membawa ke hadapan lo. Tapi please, jangan suruh gue buat hubungin Olivia!”
“Gue kasi nomornya sama lo deh!” mohon Bayu layu lagi.
“Yu, ini bukan buat gue, tapi buat nyokap! Nyokap butuh lo sek
“Hahaha, kenapa Aerin?”Aerin memang sangat sensitif dengan kehadiran orang baru, baru pertama kali bertemu bisa langsung menilai seperti itu. Varen juga membencinya, tapi ada baiknya untuk mendengarkan pendapat Aerin. Yang dibenci Aerin adalah Gantari terlalu banyak bicara dan menyebalkan.“Jangan khawatir, dia bukan teman Mama. Kamu tidak akan bertemu lagi dengannya.”Varen sangat tahu jika istrinya tidak memiliki banyak teman, teman yang paling dekat hanya Kenzo. Tapi Kenzo sangat mencintai Alexa, Varen tahu semuanya dan dia tidak mungkin bisa menutup mata akan hal itu.Di tempat kerja, Alexa merasa gelisah. Jika dia tahu Gantari juga bekerja di sini, dia lebih baik menolak tawaran pekerjaan ini. Tidak masalah mendapatkan pekerjaan dengan pelan-pelan, kenyamanan jauh lebih penting daripada sebuah jabatan.Alexa tahu sikap dan prilakunya se
Keduanya mengobrol hingga langit di luar perlahan-lahan menjadi gelap. Wajah Jasmine mengekspresikan rasa lelah, dia lalu berkata, “Tampaknya aku telah mengajakmu mengobrol hingga lupa waktu. Pulanglah, kamu juga butuh istirahat.”“Baiklah!” Bayu mengangguk, setelah jasmine berbaring di ranjang dan berselimut, barulah dia pergi meninggalakan ruang rawat inap.Bayu keluar dengan perasaan yang bahagia, bagaimana tidak bahkan kedua orang tua Olivia saja sudah mendukung niatnya untuk memperjuangkan putri mereka. Tapi sepertinya ada sesuatu yang ingin diucapkan oleh Tante Jasmine namun tertahan. Bayu tidak berniat untuk memikirkan semua itu.Bayu menyalakan sebatang rokok dan menghisap dalam-dalam sebanyak dua kali. Sebatang rokok terbakar lebih dari setengah, pintu lift tiba-tiba terbuka. Olivia keluar dari lift, ketika melihat Bayu matanya jelas terlintas secercah kekagetan.&nbs
Mau tidak mau demi mendapatkan kembali kepercayaan semua orang tentang dirinya, Bayu mempersiapkan diri apapun yang terjadi nanti. Dia ingin membuktikan bahwa dirinya adalah pria yang bertanggung jawab.Sesampainya di kamar rawat inap di mana Jasmine, ibu dari Olivia berbaring lemah, tubuhnya sudah kurus kering dan rambutnya sudah habis rontok akibat kemoterapi yang ia lakukan. Jasmine sedang tertidur, sementara Lukman ayah, dari Olivia sedang duduk di sampingnya.Lukman kaget melihat Bayu bersama dengan kedua anak kembarnya. “Nak Bayu, silahkan duduk!”Tidak hanya Lukman yang tadinya kaget, sekarang giliran Bayu yang merasa nyalinya langsung menciut mendengar ucapan lembut dari mantan calon mertuanya. Bagaimana tidak, setelah kesalahannya yang menyakiti putri dari pria paruh baya ini, dirinya masih diberikan kehormatan yang begitu besar.Bayu lalu duduk di kursi yang ditunj
Varen mulai membimbing Alexa untuk naik ke atas tubuhnya, kemudian membimbing Alexa agar berada pada posisi nyaman. Varen lantas menarik wajah istrinya agar wajahnya sejajar dengannya. Tangannya menahan tengkuk leher perempuan itu, lalu dalam satu hentakan Varen meraup bibir Alexa dengan lembut.Gerakan bibir Varen yang menyapu lembut permukaan wajah Alexa cukup lama seketika membuat membuat tubuh Alexa lantas bereaksi dan menuntut lebih. Nafasnya yang kian memburu tak ayal membuat Varen lantas melepaskan pagutannya.Perputaran oksigen di sekitanya yang mulai menipis membuat Varen kemudian menggulirkan tubuhnya hingga kini posisi istrinya berada di bawah. Nafas Alexa masih terengah-engah, membuat Varen lantas membiarkannya menghirup oksigen sebanyak-banyaknya.Tatapan keduanya bertemu sekian detik, begitupun dengan dada Alexa yang bergerak naik turun seakan menyatu dengan detakan jantung yang semakin membur
“Apakah Aerin tahu apa itu istana?” tanya Varen sembari mengelus kepala anaknya.“Istana itu adalah rumahnya raja dan permaisurinya, Papa adalah raja, Mama adalah permaisuri dan aku adalah putri raja!” Aerin menjelaskan dengan bersemangat.Alexa duduk di sampingnya, dia mengeluarkan handphone dan memotret adegan yang harmonis ini. Setelah itu baru mengedit fotonya menjadi sedikit kabur dan di unggah ke aplikasi sosial media. Caption untuk postingan tersebut adalah: Keharmonisan papa dan putrinya.Tidak lama setelah foto diunggah, orang yang melihatnya telah mencapai jutaan, komentarnya juga sangat menghebohkan. Akan tetapi, Alexa tidak memperhatikan hal ini. Selesai mengunggah foto, dia sudah langsung menyimpan ponselnya.Alexa tidak pernah tahu jika ada wanita yang terus memperhatikan akun media sosialnya. Dia adalah Kinan, ibu biologis dari Aerin.
Di sisi lain, Bayu benar-benar mengikuti Olivia pergi ke Sydney. Sepanjang perjalanan tidak ada yang berbicara, seolah tidak ada yang perlu mereka bahas lagi.Setibanya di Bandara Sydney, seorang pria sudah menunggu Olivia di pintu kedatangan. Dia adalah Oscar, saudara kembar dari Olivia. Tanpa diketahui oleh Bayu, Olivia ternyata tinggal bersama dengan Oscar di salah satu apartemen. Jadi suara pria yang waktu itu adalah suara Oscar, oh bagaimana bisa dia melupakannya.Mereka bertiga bertemu seperti ini, tentu saja terasa canggung. Namun Oscar sama sekali tidak terlihat goyah, dia memasukkan satu tangan ke dalam kantong celananya dan menyapa Bayu dengan santai, “Hay, Bayu, kebetulan sekali kita bisa bertemu di sini!”“Hm,” Dia mengangguk dengan singkat dan menjawab, “Aku datang untuk mengantarkan calon istriku.”Oscar dan Olivia tercengang mende