“Alexa, kamu telah salah paham padaku. Aku datang ke sini hanya untuk memastikan bahwa putriku baik-baik saja. Aku hanya ingin meminta maaf padanya, apakah menurutmu itu salah?”
“Tentu saja dia baik-baik saja, apa yang bisa terjadi padanya. Apa kamu pikir aku adalah ibu tiri yang jahat?”
“Apakah kamu merasa kamu perlu melakukan ini, kalau empat tahun yang lalu kamu sudah memilih untuk pergi, tapi empat tahun kemudian kamu tiba-tiba kembali hanya untuk meminta maaf padanya. Apakah kamu mengira kata maafmu masih berarti?”
“Empat tahun sudah berlalu, empat tahun juga Aerin merindukan sosokmu. Tapi di mana kamu? Dia terus mencari bayanganmu dalam diriku, sekarang kamu datang ingin merebutnya dari ku?”
Kinan tidak menduga jika Alexa begitu pintar berbicara, dia dengan terkejut menatap sejenak, namun tidak marah, “Alexa, kamu sungguh telah
Alexa tersentak, tentu saja dia belum memikirkan hal ini. Sejujurnya dia masih ingin meniti kariernya, sepertinya hamil juga bukan halangan untuk tetap bekerja. Masih banyak yang dia lihat wanita hamil pun masih tetap produktif untuk membantu suaminya mencari nafkah.Tapi dia bekerja bukanlah untuk membantu mencari nafkah, bahkan tujuh keturunannya saja tidak bekerja, kekayaan keluarga Dhananjaya masih mampu untuk menghidupinya.Varen selesai sarapan, dia menunggu Aerin untuk langsung mengantarnya ke taman kanak-kanak. Alexa mengantar mereka sampai di depan pintu, tidak lupa memberikan kecupan pada keduanya.Di ujung gerbang sana, Kinan sedang memandang keharmonisan dan kebahagiaan anak dan mantan suaminya.Kinan duduk di mobil, lalu mengeluarkan ponselnya dan menghubungi teman lamanya. Setelah berdering beberapa saat, terdengar suara seorang laki-laki di seberang sana.
“Alexa, kamu telah salah paham padaku. Aku datang ke sini hanya untuk memastikan bahwa putriku baik-baik saja. Aku hanya ingin meminta maaf padanya, apakah menurutmu itu salah?”“Tentu saja dia baik-baik saja, apa yang bisa terjadi padanya. Apa kamu pikir aku adalah ibu tiri yang jahat?”“Apakah kamu merasa kamu perlu melakukan ini, kalau empat tahun yang lalu kamu sudah memilih untuk pergi, tapi empat tahun kemudian kamu tiba-tiba kembali hanya untuk meminta maaf padanya. Apakah kamu mengira kata maafmu masih berarti?”“Empat tahun sudah berlalu, empat tahun juga Aerin merindukan sosokmu. Tapi di mana kamu? Dia terus mencari bayanganmu dalam diriku, sekarang kamu datang ingin merebutnya dari ku?”Kinan tidak menduga jika Alexa begitu pintar berbicara, dia dengan terkejut menatap sejenak, namun tidak marah, “Alexa, kamu sungguh telah
“Mungkin di dalam sedang ada tamu, bisa jadi papa atau mama yang sedang menunggu kepulanganmu.” Jika benar itu adalah mertuanya, betapa bahagianya Alexa memiliki kehidupan yang sempurna, dicintai oleh banyak orang.Begitu masuk ke dalam rumah, pelayan segera menghampirinya, “Nyonya, Anda sudah pulang? Bagaimana keadaannya?”“Baik, Bi! Tolong bawa kopernya ke atas, ya, Bi!” titah Alexa.“Bi, mobil siapa di depan?” tanya Varen.“Anu, anu, Tuan. Ada seorang wanita yang mengaku ibu kandungnya non Aerin. Bibi tidak bisa melarangnya, karena dia bersikeras untuk masuk. Wajahnya juga sangat mirip dengan non Aerin, jadi bibi percaya.”“Lain kali, jangan sembarangan membawa orang masuk ke rumah ini tanpa persetujuan dari saya!” ucap Varen tegas.Varen dan Alexa berjalan naik ke lantai
Suaranya yang serak terus bergetar, terdengar tak berdaya membuat orang merasa tertekan. Varen memeluk erat dirinya dan tidak berhenti mengecup dahinya, wajah hingga bibirnya yang lembut.Ketika Varen melumat bibirnya, tidak terduga Alexa merespon. Alexa mengulurkan tangan merangkul lehernya dan mengambil inisiatif membuka lebar-lebar mulutnya untuk membuka jalan agar lidah Varen bisa lebih dalam bermain di sana.Bagian bawah tubuh Varen sudah menegang seiring dengan lumatan panas pada bibirnya. Setelah tertegun sejenak dan melihat Alexa masih memejamkan matanya, Varen ragu untuk melanjutkan aktifitasnya.Tapi Alexa justru menantangnya dari alam bawah sadar, dia terus memanggil-manggil nama Varen. Tangannya yang mungil mulai membuka kancing baju Varen dengan paksa, sehelai demi sehelai pakaian di lepaskan.Entah mimpi apa Alexa malam ini, Varen sungguh tak berdaya dibuatnya.
“Mengapa kedengarannya sangat lucu, Kinan! Setelah sekian tahun kamu menghilang, meninggalkan anak yang masih berumur satu tahun. Kini kamu datang menanyakan keadaannya? Padahal malam itu, dia matipun kamu tidak akan perduli.” Varen sangat geram dengan kehadiran Kinan yang tanpa dosa.Kinan tidak menjawab, melainkan pergi mengikuti Alexa ke sebuah coffee shop. Tapi kali ini Alexa memilih untuk duduk di sudut ruangan.“Aku pesankan minum untukmu, teh hangat bisa memulihkan kesehatanmu,” ucap Kinan merasa perduli.“Tidak usah repot-repot, aku ke sini hanya ingin berbicara denganmu,” Alexa membalasnya dengan sopan.Setelah saling memandang, Alexa kembali bertanya, “Kapan kamu kembali?”“Beberapa waktu yang lalu.”“Apakah kamu begitu takut akan kehadiranku?” tanya Kinan lagi.
“Jika tidak bertemu denganmu, mungkin aku dan kakak masih harus berjuang untuk bertahan hidup. Apalagi keluarga Baron saat ini sudah menghilang entah ke mana.”“Jika tidak bertemu dengan mu, aku juga mungkin masih seorang workhaholic yang gila kerja. Melupakan lingkungan dan orang-orang yang menyayangiku terutama Aerin.”“Kamulah wanita yang datang dalam kehidupanku dan Aerin, wanita yang membawa sinar cerah dalam hidupku,” imbuhnya lagi.“Setelah sarapan, bagaimana kalau kita pergi ke taman?” tanya Varen.Alexa kembali menganggukkan kepalanya, lalu dia merapatkan tubuhnya dan mendekap dadanya dengan kedua tangan.“Dinginkah?” Dia lalu melepaskan jaket yang dia pakai dan memasangkannya di tubuh Alexa untuk memberikannya kehangatan.Alexa menarik jaket parasut tebal di tubuhnya, ba