“Halo,” sapa Bayu.
“Bayu, maaf aku mengganggumu lagi. Kamu tahu tidak, di mana tempat biasa Kinan dan Varen bertemu dulu?” tanya Alexa.
“Tunggu, Alexa. Apa tadi kamu bilang, Kinan? Ada apa, tolong ceritakan kepadaku?”
“Bayu, maaf aku tidak bisa menceritakannya sekarang. Aku butuh alamatnya sekarang.”
Bayu lalu mengirimkan alamat kedai mie ayam pada Alexa melalui pesan chat. Tanpa berpikir panjang, Alexa lalu pergi ke tempat itu dengan kecepatan tinggi. Sesampainya di sana dia langsung menemukan mobil Varen.
Mereka duduk berdua di dekat jendela, karena Varen memang paling suka duduk di dekat jendela. Alexa melihat Kinan dari kejauhan, wajahnya terlihat cukup tenang.
Tapi hati Alexa berdetak sangat kencang, melihat suaminya duduk berdua bersama dengan mantan istrinya, wanita mana yang bisa mene
“Halo,” sapa Bayu.“Bayu, maaf aku mengganggumu lagi. Kamu tahu tidak, di mana tempat biasa Kinan dan Varen bertemu dulu?” tanya Alexa.“Tunggu, Alexa. Apa tadi kamu bilang, Kinan? Ada apa, tolong ceritakan kepadaku?”“Bayu, maaf aku tidak bisa menceritakannya sekarang. Aku butuh alamatnya sekarang.”Bayu lalu mengirimkan alamat kedai mie ayam pada Alexa melalui pesan chat. Tanpa berpikir panjang, Alexa lalu pergi ke tempat itu dengan kecepatan tinggi. Sesampainya di sana dia langsung menemukan mobil Varen.Mereka duduk berdua di dekat jendela, karena Varen memang paling suka duduk di dekat jendela. Alexa melihat Kinan dari kejauhan, wajahnya terlihat cukup tenang.Tapi hati Alexa berdetak sangat kencang, melihat suaminya duduk berdua bersama dengan mantan istrinya, wanita mana yang bisa mene
Sementara Alexa juga sedang dalam suasana yang tidak baik, dia meminta supir untuk mengantarnya ke sebuah taman. Jika ada masalah, Alexa memang selalu menghabiskan waktunya di taman. Suasana hatinya akan cepat membaik seiring dengan dia bisa menghirup udara segar.Setelah beberapa lama berjalan sendiri, Alexa akhirnya memutuskan untuk pulang dan beristirahat. Bagaimanapun juga kini dia sedang mengandung, jadi tidak boleh setres dan capek.Jika Kinan bisa memanfaatkan Aerin untuk merebut kembali Varen, bahkan dia juga bisa menggunakan anak yang masih dalam kandungan untuk mempertahankan Varen. Terkesan jahat dan licik, tapi apa boleh buat, segala sesuatu memang harus di perjuangkan.Tiba-tiba handphone di tasnya berdering, mengetahui bahwa nama yang tertera di sana adalah My Lovely Husband, itu artinya yang menelepon adalah Varen.“Halo,” suara sapaan dari seberang sana
Pagi ini karena ada rapat penting, Varen tidak bisa mengantar Aerin ke sekolah seperti biasa. Varen sudah berangkat ke kantor pagi-pagi sekali. Varen dan Alexa memang sepakat tidak boleh menyerahkan Aerin kepada supir, jadi salah satu harus ada yang ikut mengantarnya.Jadi hari ini yang mengantar Aerin adalah Alexa, mereka tiba di taman kanak 15 menit sebelum jam pelajaran berlangsung. Dari kejauhan di gerbang sekolah, Alexa melihat kehadiran Kinan di sana.Alexa menatap ke arah Kinan, dia seperti bunga mawar yang tenang. Bersinar di antara matahari pagi yang menyinari wajahnya. Sepasang matanya terus menatap Aerin yang semakin menjauh dari gerbang sekolah.Ekspresinya begitu tenang bagaikan air, tersenyum lembut tapi tatapannya tidak terlihat memiliki cinta untuk seorang anak. Senyuman yang lembut itu bagaikan mendapatkan alat untuk mencapai tujuannya.Alexa tidak bergerak dan hanya be
“Mamaku, demi membuat kamu menikah denganku, sungguh telah melakukan banyak omong kosong. Lain kali tidak usah di dengarkan, jika kamu ingin berubah pikiran juga aku akan menerimanya dengan baik.”Bayu yang mendengarkan, langsung memiringkan kepala dan meliriknya sekilas. Mereka bertatapan sejenak, seluruh udara seolah-olah terpenuhi dengan percikan api yang indah.Olivia kembali mengingat hubungannya dengan Bayu dulu. Mereka tinggal di dalam apartemen yang sama bagaikan sepasang suami istri yang baru menikah, melewati hidup dengan sangat mesra dan bahagia.Setiap pagi Bayu akan mengantarkannya pergi ke rumah sakit dan dia akan ke kantor untuk bekerja. Siang hari jika ada waktu, mereka akan makan siang bersama. Malam hari akan pulang bersama dan sepanjang malam akan melewati hari yang indah di dalam apartemen.Bagi Bayu, tinggal bersama dengan wanita secantik Olivia adalah t
Ini akhirnya setelah tiga tahun, mereka kembali melakukannya lagi, melepas semua kerinduan yang selama ini terpendam. Karena sudah terlalu lama, Olivia merasa kesakitan, air matanya terus mengalir keluar.Sementara Bayu terus menggempurnya dengan segenap tenaga yang dia miliki. Baru kali ini dia melakukannya lagi dengan cinta dan bersama orang yang telah hilang dari hidupnya. Selama ini dia hanya membayangkannya bersama dengan wanita lain.Sesekali Bayu menghapus air mata yang jatuh di wajah Olivia dengan bibirnya, terus mengecupnya hingga air mata itu mengering seiring dengan luka yang selama ini Olivia pendam sendiri.Setelah menuntaskan segala hasrat yang selama ini terpendam, Bayu merebahkan tubuhnya ke samping. Dia membawa Olivia ke dalam pelukannya, dan berbisik, “Via, aku mencintaimu!”Tubuh mereka kini tertutup oleh selimut, berpelukan dengan sangat mesra. Olivia dik
Olivia melajukan mobilnya menuju rumahnya yang tidak jauh dari bioskop. Sesampainya di rumah dia melihat mobil Bayu sudah terparkir di depan gerbang rumahnya. Tubuh Bayu yang tinggi dan jenjang bersandar di mobil, tangannya memegang rokok, bara rokok menyala dan meredup di tengah gelapnya malam.Melihat puntung rokok yang berserakan di bawah kakinya, sepertinya dia sudah menunggu cukup lama. Olivia mengerutkan alis menatapnya, namun tidak bicara. Seketika matanya bertemu dengan mata hitam Bayu yang jernih.“Kenapa baru pulang? Aku menunggu sangat lama di sini.”“Ada apa?” Olivia bertanya dengan datar, tidak ada ekspresi di wajahnya.Tanpa menjawab, Bayu langsung mengulurkan tangan membuka pintu, memberi syarat padanya untuk naik ke mobil. Bayu yang di kenal Olivia selalu begitu arogan dan keras, semua kemauannya harus di turuti.Bayu membawa