Suasana di dalam mobil kali ini benar-benar sunyi. Mikha sama sekali tidak berbicara sepatah katapun. Rasa-rasanya ini sungguh sangat berbeda dengan hubungan mereka dulu. Tidak mungkin selama satu jam lebih ini Retno akan diam saja di samping Mikha yang sibuk memanuver setir mobilnya diantara kemacetan ibukota yang kejamnya kata orang melebihi ibu tiri ini.
"Tumben kamu ke Jakarta, Mik?" Tanya Retno sebagai bahan basa basi.
"Lagi kangen Kania sama Maureen."
"Jadi kamu nanti bakal balik lagi 'kan ke Jogja?"
"Iyalah, kalo enggak balik ke Jogja mau balik ke mana lagi?"
Retno menganggukkan kepalanya. "Sabarin dulu kalo kamu harus rela bolak balik Jogja Jakarta. Ini
Selama hampir dua menit dirinya berada dalam keadaan sedikit takut dan tegang ketika berada di dalam gendongan Rio, akhirnya kini Retno bisa bernapas dengan lega. Pelan-pelan akhirnya Rio menurunkannya di dekat sebuah ayunan yang tidak jauh dari penjual layangan."Yang, kamu duduk di sini dulu, ya?""Memangnya kamu mau ke mana?""Mau beli layangan."Retno menelan salivanya. "Kamu beneran mau kita terbangin layangan siang ini?""Iya. Udah kamu tunggu sini sebentar, ya?"Belum sempat Retno menjawab, namun Rio telah pergi begitu saja untuk menuju ke tempat penjual layangan itu berada. Mau tidak mau Retno memi
Retno kira jika Ibunya sudah merasa cukup dengan berjalan-jalan di Malioboro, tapi siapa sangka jika pada akhirnya mereka justru terdampar di Pantai Baru yang ada di kabupaten Bantul ini. Saat sampai di sini, Retno cukup terkejut karena banyaknya pengunjung yang memadati tempat ini."Kamu kok kelihatannya heran gitu sih, Ret? Jangan bilang kalo kamu belum pernah ke sini sebelumnya?" Pertanyaan Wulan membuat Retno tersenyum. Itulah kenyataannya. Ia termasuk jarang berwisata di sekitaran Jogja yang merupakan kota tempat tinggalnya. Ia lebih sering menghabiskan waktu di Thailand, Raja Ampat, Bali, Lombok bahkan Maldives jika ingin menghabiskan liburannya di tepian pantai."Belum, Bu.""Kok bisa? Memangnya selama ini kamu ke mana saja?"
Rio cukup kesal karena ia justru mendapatkan parkiran mobil yang cukup jauh dari area teras Malioboro. Bukan karena ia malas berjalan, namun Rio tidak tega dengan kondisi kaki Retno yang masih belum sembuh sepenuhnya. Jika seperti ini, mau tidak mau Retno akan kelelahan karena berjalan cukup jauh dengan tongkat bantu jalannya.Saat mereka keluar dari mobil, Rio langsung berjalan mendekati Retno. Tidak ingin pembicaraan yang ia lakukan dengan Retno didengar orangtua mereka, Rio berbisik di telinga Retno."Yang, aku gendong kamu aja, ya?"Seketika Retno langsung menoleh ke arah Rio. Ia tatap Rio dengan tatapan penuh ketidakpercayaan. Beberapa saat kemudian Retno menggelengkan kepalanya."Enggak, Ri. Aku masih bi
Elina duduk di sofa yang ada di lobby sambil memikirkan apa yang Rio ceritakan kepadanya dan Ari kemarin tentang Retno saat mereka sampai di hotel. Rasa prihatin muncul di dalam diri Elina ketika mengetahui cerita lengkap tentang perempuan yang sebentar lagi akan menjadi menantunya itu.Siapa sangka jika kecelakaan kecil yang menimpa Retno membuatnya harus kehilangan calon buah hatinya. Sebagai wanita yang pernah mengalami keguguran sebanyak dua kali sebelum akhirnya ia berhasil melahirkan Rio, Elina tahu bagaimana perasaan Retno. Tidak hanya merasa hancur namun juga rasa bersalah pasti muncul di dalam diri Retno karena merasa gagal dalam menjaga calon anak yang ada di dalam rahimnya. Elina sangat bersyukur karena Retno bisa melewati semua ini dengan baik. Apalagi Rio tidak ada di dekatnya kala masa-masa terpuruknya. Rio lebih banyak berada di Jakarta untuk bekerja. Elina
"Ya Tuhan, gue sudah dandan cantik paripurna gini, tahunya malah disuruh pangku seserahan yang isinya bikin gue pingin buruan cepet dihalalin," ocehan Manda yang duduk di kursi penumpang depan mobil Nada membuat Prima yang duduk di kursi belakang mobil Nada menghela napas panjang."Masih mending lo, Man lihat apa yang gue bawa ini. Rasanya gue mangku barang begini jadi pingin ngasah pusoko," kata Prima sambil melihat baju dalaman wanita lengkap dengan lingerie tidur seksi yang sudah dihias dengan begitu cantiknya di sana."Udah, mending lo berdua jadi pasangan aja," ucap Nada kepada Prima dan Manda."Ogah, Mbak. Kaya enggak ada laki-laki lain aja di luar circle kampret ini."Nada
Setelah acara lamarannya semalam dengan Rio berjalan dengan sukses sesuai rencana, pagi ini Retno harus bersiap-siap kembali untuk menghabiskan waktunya bersama Wulan dan orangtua Rio. Ia belum memperkenalkan sosok Wulan sebagai ibu kandungnya kepada keluarga Rio. Ia tidak ingin ada yang ditutupi lagi tentang masa lalu dirinya dan siapa ibu kandungnya. Retno ingin keluarga Rio mengetahui asal usulnya yang sebenarnya. Kini setelah merasa siap dengan penampilannya, Retno memilih segera keluar dari dalam kamarnya.Ketika ia sampai di ruang keluarga, Retno tersenyum karena akhirnya rumah ini yang biasanya sepi, kini terasa hangat. Kehadiran keluarga kakaknya dan empat orang keponakannya sukses membuat rumah ini terasa lebih hidup lagi. Di ruang keluarga pagi ini bahkan tampak sosok Mikha yang sedang duduk bersama Asri dan Chandra. Mereka sedang menonton acara gosip pagi di televisi sa