Share

51. Mimpi Buruk

“Huhhh tampaknya kini aku benar benar harus lebih mengingat kata kakek tua itu,” kata sosok pemuda yang berjalan tenang di hutan bambu.

Pemuda itu adalah Surya, dia baru saja mengantarkan pesanan yang telah di kerjakan oleh datuk merah. Dia sama sekali tidak menyangka bahwa perjalannya kali ini mengubah sudut pandangnya terhadap dunia dengan cukup banyak.

“Kira kira kakek tua itu sedang apa ya sekarang,” Surya bertanya spontan.

Tampak di wajah pemuda itu sedikit penyesalan. Dia sangat rindu dengan pihak lain, seorang yang telah merawat Surya Ketika merasakan bahwa dunianya akan runtuh. Inyiak putiah kakek itu adalah cahaya hangat yang kadang tidak ingin di akui Surya, namun jelas kakek itu sangat berarti baginya.

Surya entah mengapa semakin lama semakin merasakan sesak di dadanya. Dia sangat sedih. Surya bahkan tanpa sadar mengeluarkan air mata.

Dia mulai teringat Kembali tentang masa lalunya yang ceria. Melihat senyum kedua orang tuanya. Dan juga dia mulai mengingat hari hari ya
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status