Share

BAB 2

Author: Geny Giany
last update Last Updated: 2023-02-17 17:31:44

“Apa aku jual saja organ tubuhmu ini?” bisik Raizel sambil membelai pipi Gabby.

Seketika Gabby meludahi wajah Raizel lalu membuntang sambil berteriak, “Ya! Bunuh saja aku! Lebih baik aku mati menyusul orang tuaku dari pada harus bekerja dengan iblis sepertimu!”

Raizel tertawa pedar. Dia mengusap pipinya yang basah akibat air liur. Kemudian menjambak rambut Gabby hingga gadis itu mendongak.

“Sayang sekali aku tak memberikanmu pilihan itu, Nona Gabriella! Jika kau ingin terbebas dari semua ini, pilihannya hanya dua. Bekerja denganku, atau lunasi hutang itu sekarang juga!” bisik Raizel dengan tegas.

Akhirnya dia melepas cengkramannya di rambut Gabby. Kemudian berjalan ke arah pintu untuk meninggalkan ruangan tersebut. Sementara Gabby hanya terisak sambil membenamkan wajahnya di kedua telapak tangan.

Baru saja Raizel berjalan beberapa langkah, tiba-tiba dia berhenti. Pria itu memutar sedikit lehernya untuk melihat Gabby dengan ujung mata.

“Kalau kau tak mau, hidupkan kembali saja orang tuamu! Suruh mereka lunasi hutangnya,” ucap Raizel dengan tegas lalu melangkah keluar, meninggalkan Gabby yang masih terisak.

Sesampainya di luar, Lascrea menghampiri Raizel yang terlihat kesal. Wanita seksi berambut hitam lurus dengan poni rata itu adalah orang kepercayaan Raizel yang sudah mengabdi padanya selama sepuluh tahun.

“Ada apa, Bos?” tanya Lascrea, sedikit membukuk. Jika menggunakan high heels, postur Lascrea menjadi lebih tinggi dibanding Raizel.

Sebelum menjawab, Raizel mengusap kasar wajahnya sambil menghela napas gusar.

“Lo urus cewek yang ada di dalam ruangan gue! Pastikan dia mandi dan tolong dandani yang cantik!

“Siapa dia, Bos?” tanya Lascrea penasaran.

Raizel langsung menoleh dengan mata terbelalak.

“Rea! Udah gue bilang berkali-kali, kalau gue kasih perintah, segera lakukan! Jangan pernah tanya kenapa!” bentak Raizel.

Lascrea pun langsung menunduk.

“Ba-baik. Maaf, Bos!” serunya dengan nada gemetar.

“Udah sana pergi!”

Lascrea pun segera memasuki ruangan Raizel dan menghampiri Gabby yang masih terisak.

Dia memandang Gabby dari atas sampai bawah dengan tatapan jijik.

“Kenapa Raizel bawa perempuan kotor ke sini? Siapa lo?” tanya Lascrea, terdengar menginterogasi.

Gabby hanya terdiam. Enggan berucap sepatah kata pun.

“Udah lah! nggak ada gunanya ngomomg sama lo. Ayo ikut gue!” seru Lascrea sambil menyeret Gabby keluar dari ruangan Raizel.

Akhirnya Gabby diperintahkan untuk mandi. Kemudian para pelayan menyiapkan pakaian seksi yang wajib dipakai oleh Gabby.

“Aku tak mau memakai ini!” seru Gabby, menatap nanar ke arah gaun mini yang bagian dadanya terlihat sangat rendah sedangkan bagian punggungnya terbuka lebar.

Lascrea membuntang lalu menjambak Gabby hingga wajahnya mendongak.

Gabby pun memekik kesakitan. Cengkraman Lascrea lebih kuat dibanding Raizel tadi.

“Argh! Lepasin!” pinta Gabby sambil berusaha melepas cengkraman Lascrea dari rambutnya.

“Pakai atau gue tarik rambut ini sampe kulit kepala lo terlepas!” ancam Lascrea dengan bengis.

“Aku nggak mau!” teriak Gabby.

Tiba-tiba Raizel datang menghentikan semuanya.

“Apa yang lo lakuin sama tamu gue, Lascrea?” tanya Raizel, menyeramkan.

Otomatis Lascrea melepas cengkramannya dan Gabby masih meringis sambil mengusap-ngusap kulit kepala yang terasa sakit.

“Maaf, Bos. Dia nggak mau nurut,” kilah Lascrea.

“Jangan sakiti tamu gue atau lo yang gue bunuh,” ancam Raizel dengan tatapan tajam.

Lascrea terperangah dengan ucapan Raizel. Bisa-bisanya dia mengancam seseorang yang sudah loyal bertahun-tahun demi wanita asing yang bahkan Lascrea sendiri tak pernah melihatnya.

“Udah, lebih baik lo pergi aja. Gue mau bawa Gabriella ke kamar gue.”

“Apa?” pekik Gabby dan Lascrea secara bersamaan.

“Untuk apa?” tanya Gabby, tergemap.

Raizel menyunggingkan senyum sambil menyilangkan kedua tangan di depan dada.

“Nanti juga kau akan tahu, Nona Gabriella.”

***

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Tawanan Cinta Mafia Tampan   BAB 113

    Sepasang mata terperangkap dalam lirikan jendela yang memancarkan sinar senja, tatkala Gabby duduk termenung di dalam kamarnya. Rasa resah menyusup ke dalam setiap hela napasnya, seperti angin sejuk yang merambat perlahan di tengah-tengah hati yang terluka. Bayangan sosok Raizel yang tidur bersama wanita lain terus bergelayut dalam benaknya, menciptakan gelombang tak berkesudahan dalam pikiran. Perasaan campur aduk antara kekecewaan, kebingungan, dan kerinduan terus menghantui dirinya. Ia merasa seperti terjebak dalam labirin emosi yang sulit diurai. Bagaimana bisa hal ini terjadi? Pertanyaan itu terus berputar-putar dalam kepalanya, sementara rasa tidak percaya dan luka yang mendalam terus membayanginya. "Sepertinya apa yang diucapkan Lascrea bukanlah suatu kebohongan," ucap Gabby, bermonolog. "Aku harus mencari tahu apa yang terjadi di antara mereka. Karena, bisa saja Raizel berbohong dan sebenarnya ada main dengan Lascrea." Tanpa sadar, Gabby menekuk wajahnya. Walau di hadap

  • Tawanan Cinta Mafia Tampan   Bab 112

    Arnold yang tengah bersantai di depan televisi tiba-tiba dikejutkan oleh suara bel yang menandakan ada seorang tamu yang tengah berdiri di depan rumah, menunggu untuk dibukakan pintu. Pria itu sempat menoleh dan berpikir sejenak dengan sebelah alis yang terangkat. 'Siapa yang datang malem-malem gini?' Waktu menunjukkan pukul sebelas malam. Pantas saja terasa janggal jika ada yang berkunjung ke rumahnya. Namun Arnold tak membiarkan perasaan bingung itu menghalangi niatnya untuk menerima tamu. Dalam hitungan detik, pria itu bangkit dari sofanya dan beranjak untuk membuka pintu. Baginya, tak mungkin ajudan di depan gerbang membiarkan seseorang masuk begitu saja jika tidak mengenal atau berhubungan dekat dengan bosnya. Sudah pasti tamu ini adalah seseorang yang Arnold kenal sehingga dia bisa sampai di pintu utama. Arnold menghela napas gusar, sebenarnya enggan untuk menerima tamu. Namun, rasa penasaran rupanya mengalahkan semuanya. Dengan berat hati akhirnya Arnold bangkit dan melan

  • Tawanan Cinta Mafia Tampan   Bab 111

    "Argh!" Raizel mengerang seraya menjambak rambutnya sendiri. 'Gimana ceritanya aku bisa ga sadar?' Melihat tingkah aneh Raizel, gairah Gabby mendadak sirna dan berganti dengan kepanikan. Dia pun bangkit dari meja untuk berusaha menenangkan Raizel. "Are you ok?" Raizel menoleh secara perlahan dan menatap sepasang netra gadis itu. Ada sebuah perasaan bersalah yang sedikit menghantui meskipun Gabby pernah melakukan kesalahan serupa. Tanpa aba-aba, Raizel pun memeluk Gabby dengan erat seraya berbisik lirih. "Maafin aku!" Gabby mengernyit heran. "Kenapa tiba-tiba minta maaf?" Berat rasanya untuk menceritakan kejadian yang dia alami saat itu. Namun menyimpan masalah itu sendiri rupanya jauh lebih berat. Walau bagaimanapun, Raizel butuh sosok Gabby untuk bersandar dan menumpakan semua keluh kesahnya. Tak kunjung mendengar jawaban, akhirnya Gabby melepas pelukan itu lalu menangkup wajah Raizel serta menatap kedua matanya. "Kamu nggak mau cerita?" tanya Gabby lembut, berusaha unt

  • Tawanan Cinta Mafia Tampan   Bab 110

    Pucuk dicinta ulam pun tiba. Saat Gabby dan George mencari cara untuk mengawasi gerak-gerik Raizel secara intens, tiba-tiba saja Gabby mendapatkan tawaran sebagai asisten pribadinya dengan menggantikan sosok Lascrea. Bagaimana mungkin Gabby menolak jika hal tersebut dapat menguntungkannya? Dia akan jadi lebih mudah mengumpulkan bukti tentang bisnis kotor Raizel secara spesifik. Dengan menjadi asisten pribadinya, Gabby dapat mengikuti Raizel dengan mudah, kapan pun dan di mana pun. Di tengah lamunan yang diiringi perasaan antusias, tiba-tiba Gabby dikejutkan oleh pertanyaan Raizel yang tengah menanti jawabannya. "Jadi gmana, Gabby? Apa kamu mau jadi asisten pribadiku?"Sontak Gabby terperangah dan mengenyahkan lamunannya. Dia pun mengerjapkan mata seraya bertanya dengan raut kikuk. "Eh? Emang Lascrea ke mana?"Raizel menghela napas gusar. Sejujurnya dia enggan membahas wanita itu serta masalah yang tengah mereka alami. "Emm, Paniang ceritanya. Intinya Lascrea udah nggak tinggal di

  • Tawanan Cinta Mafia Tampan   Bab 109

    Sepulangnya dari taman, Raizel menemukan sepucuk surat yang tergeletak di atas kasur. Dia menautkan kedua alisnya saat meraih selembar kertas itu, lalu terduduk di tepi kasur untuk membacanya dengan hikmat. Dear, Raizel Eleizer. Terima kasih sudah memberikan pelajaran hidup yang sangat berharga selama sepuluh tahun ini. Aku sangat bahagia pernah menemanimu walau hanya sebatas asisten. Tapi sekarang aku mau minta maaf kalau aku nggak bisa lanjut kerja dan tinggal sama kamu lagi. Jaga diri baik-baik, Rai. Aku akan berusaha buang perasaan terlarang ini buat kamu. Semoga kita bisa dipertemukan kembali sebagai partner yang lebih baik. Thanks, Lascrea Raizel meremas surat itu usai membacanya, lalu melempar kertas yang sudah berubah menjadi gumpalan ke sembarang arah. "Argh!" Pemuda itu mengerang dalam kamarnya seraya mengacak rambut sendiri. Dia tak pernah berekspektasi bahwa keadaannya akan brakhir seperti ini. "Kalau udah kayak gini, siapa yang akan hanndle pekerjaanku ke depann

  • Tawanan Cinta Mafia Tampan   Bab 108

    Raizel termenung di sebuah taman sambil membenamkan wajah di kedua telapak tangan. Kali ini ada yang berbeda darinya. Pria itu benar-benar sendiri tanpa ditemani ajudan maupun Lascrea. Dia cukup syok setelah mendengar kenyataan bahwa asisten sekaligus orang terdekatnya, ternyata memendam rasa. Terlebih lagi, pagi itu mereka terbangun tanpa busana setelah Raizel mabuk parah sebelumnya. "Aish! Apa yang udah gue lakuin malam itu? Kenapa gue nggak inget sedikit pun?" Raizel tampak frustrasi hingga mengacak-ngacak rambutnya sendiri. "Gue nggak mungkin segampang itu tidur sama dia kalau nggak ada sesuatu yang aneh." Raizel terus bermonolog hingga akhirnya raut yang tampak gusar itu seketika berubah setelah melihat kehadiran seseorang yang membuatnya terperangah. "Ga-Gaby?" Raizel tak berkedip sedetik pun. Bahkan kedua matanya terbelalak, disertai mulut yang terbuka lebar. "Ka-kamu Gabby, 'kan?" Raizel berdiri lalu mengucek matanya, seolah-olah tak percaya dengan apa yang dia lihat. Se

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status