Share

BAB 3

Author: Geny Giany
last update Last Updated: 2023-02-17 20:01:25

“Kenapa Anda membawa saya ke sini?” tanya Gabby sambil memandang sekeliling kamar Raizel yang tampak megah. Kasurnya begitu besar dengan ranjang emas yang tampak berkilau.

“Setelah didandani. wajahmu lumayan juga,” ucap Raizel sambil meraih dagu lancip Gabby.

Gabby menepis tangan Raizel sambil menatapnya tajam.

“Anda tak menjawab pertanyaan saya!”

Raizel terkekeh melihat Gabby yang tampak beringas.

“Wow! Jangan galak-galak. pelangganku bisa kabur menghadapi perempuan sepertimu,” ucap Raizel, menepuk-nepuk pipi Gabby.

“Sampai kapanpun saya nggak mau menjual tubuh saya! gertak Gabby, mengedikkan kepalanya agar tangan Raizel terlepas.

Raizel tertawa pedar. “Sudah aku bilang kamu nggak punya pilihan, Gabriella."

Raizel meraih kedua bahu Gabby lalu menuntunnya untuk mendekati tiang berukuran dua meter dengan diameter 45 mm.

“Menarilah untukku!”

Seru Raizel tiba-tiba.

“Apa ini?” tanya Gabby dengan mata terpicing. Dia mendongak, memperhatikan tiang.

“Kau tak tahu apa itu pole dance?” Raizel malah balik bertanya.

“Ta-tau. Tapi apa maksudnya kau menyuruhku menari? Aku tak bisa menari,” tampik Gabby.

Raizel mengulum senyum lalu menuntun Gabby untuk menyentuh tiang.

“Oleh sebab itu aku ingin mengajarimu,” ucap Raizel sambil memeluk Gabby dari belakang.

Gadis manis bertubuh mungil itu merasakan gelenyar ganjil saat cambang tipis Raizel bergesekan dengan telinganya.

“Bagaimana? Apa kau mulai menikmatinya?” tanya Raizel, berbisik di telinga Gabby dengan sengaja.

Gadis itu pun menggelinjang dengan mata terpejam. Tak dapat dipungkiri bahwa Gabby menikmati sensasi yang diberikan oleh Raizel.

“Se-sebenarnya Anda siapa?” tanya Gabby dengan suara yang mulai gemetar.

“Aku?” Raizel menyeringai hingga akhirnya menyentuh leher Gabby dan membalikan tubuh wanita itu agar mereka saling berhadapan.

“Aku hanya Raizel Eliezer,” ucap Raizel sambil mendekatkan wajahnya untuk menciun Gabby.

Namun belum sempat Raizel merengkuh bibir ranum Gabby, tiba-tiba dia harus merasakan sakit yang teramat hebat di bagian alat vitalnya.

“Argh! Cewek sialan!” erang Raizel sambil memegangi bagian pribadinya dari luar celana.

Rupanya Gabby berhasil menendang bagian sensitif pria itu hingga dia tersungkur kesakitan.

“Rasakan itu, Pria Iblis!” desis Gabby lalu berlari ke luar kamar Raizel.

“Arghhh!” Raizel berteriak hingga seluruh ajudannya datang menghampiri.

“Ada apa, Bos?” tanya beberapa ajudan yang terlihat bingung. Kenapa atasannya meringkuk di lantai?

“Cewek itu kabur! Cepet kejar dia, Brengsek!” teriak Raizel dengan sangat murka.

“Hah? Siap, Boss!”

Para ajudan Raizel segera berlari mengejar Gabby. Sementara gadis itu bersembunyi di belakang tiang-tiang besar yang menjulang sebagai pondasi rumah megah Raizel.

“Aku harus segera kabur dari sini,” gumam Gabby dalam hati.

Wanita itu berlari, terkadang bersembunyi di berbagai sudut rumah. Dia seperti bermain kucing-kucingan dengan beberapa ajudan Raizel. Jika Gabby tertangkap, akan tamat riwayatnya.

Keringat dingin mulai bercucuran di antara pelipis. Semakin dia mencari jalan keluar, semakin tak dapat menemukannya. Terlebih lagi Raizel mulai memberikan pesan di grup kepada seluruh anggota Black Wolf untuk menemukan Gabby.

“Jangan biarkan dia lolos dari rumah ini!” seru Raizel sambil mengetik pesan.

Lascrea yang membaca pesan dari atasannya itu hanya bisa tersenyum kecut lalu berkata, “Harusnya kau menyerahkan gadis itu kepadaku, Rai.”

Kemudian dia mengantungi ponselnya dan berlari, turut mencari Gabby yang berusaha kabur.

Gabby semakin terperangkap. Dia melihat seluruh ajudan Raizel dari berbagai arah, termasuk Lascrea.

“Aduh! Gimana ini?” batin Gabby semakin resah.

***

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Tawanan Cinta Mafia Tampan   BAB 113

    Sepasang mata terperangkap dalam lirikan jendela yang memancarkan sinar senja, tatkala Gabby duduk termenung di dalam kamarnya. Rasa resah menyusup ke dalam setiap hela napasnya, seperti angin sejuk yang merambat perlahan di tengah-tengah hati yang terluka. Bayangan sosok Raizel yang tidur bersama wanita lain terus bergelayut dalam benaknya, menciptakan gelombang tak berkesudahan dalam pikiran. Perasaan campur aduk antara kekecewaan, kebingungan, dan kerinduan terus menghantui dirinya. Ia merasa seperti terjebak dalam labirin emosi yang sulit diurai. Bagaimana bisa hal ini terjadi? Pertanyaan itu terus berputar-putar dalam kepalanya, sementara rasa tidak percaya dan luka yang mendalam terus membayanginya. "Sepertinya apa yang diucapkan Lascrea bukanlah suatu kebohongan," ucap Gabby, bermonolog. "Aku harus mencari tahu apa yang terjadi di antara mereka. Karena, bisa saja Raizel berbohong dan sebenarnya ada main dengan Lascrea." Tanpa sadar, Gabby menekuk wajahnya. Walau di hadap

  • Tawanan Cinta Mafia Tampan   Bab 112

    Arnold yang tengah bersantai di depan televisi tiba-tiba dikejutkan oleh suara bel yang menandakan ada seorang tamu yang tengah berdiri di depan rumah, menunggu untuk dibukakan pintu. Pria itu sempat menoleh dan berpikir sejenak dengan sebelah alis yang terangkat. 'Siapa yang datang malem-malem gini?' Waktu menunjukkan pukul sebelas malam. Pantas saja terasa janggal jika ada yang berkunjung ke rumahnya. Namun Arnold tak membiarkan perasaan bingung itu menghalangi niatnya untuk menerima tamu. Dalam hitungan detik, pria itu bangkit dari sofanya dan beranjak untuk membuka pintu. Baginya, tak mungkin ajudan di depan gerbang membiarkan seseorang masuk begitu saja jika tidak mengenal atau berhubungan dekat dengan bosnya. Sudah pasti tamu ini adalah seseorang yang Arnold kenal sehingga dia bisa sampai di pintu utama. Arnold menghela napas gusar, sebenarnya enggan untuk menerima tamu. Namun, rasa penasaran rupanya mengalahkan semuanya. Dengan berat hati akhirnya Arnold bangkit dan melan

  • Tawanan Cinta Mafia Tampan   Bab 111

    "Argh!" Raizel mengerang seraya menjambak rambutnya sendiri. 'Gimana ceritanya aku bisa ga sadar?' Melihat tingkah aneh Raizel, gairah Gabby mendadak sirna dan berganti dengan kepanikan. Dia pun bangkit dari meja untuk berusaha menenangkan Raizel. "Are you ok?" Raizel menoleh secara perlahan dan menatap sepasang netra gadis itu. Ada sebuah perasaan bersalah yang sedikit menghantui meskipun Gabby pernah melakukan kesalahan serupa. Tanpa aba-aba, Raizel pun memeluk Gabby dengan erat seraya berbisik lirih. "Maafin aku!" Gabby mengernyit heran. "Kenapa tiba-tiba minta maaf?" Berat rasanya untuk menceritakan kejadian yang dia alami saat itu. Namun menyimpan masalah itu sendiri rupanya jauh lebih berat. Walau bagaimanapun, Raizel butuh sosok Gabby untuk bersandar dan menumpakan semua keluh kesahnya. Tak kunjung mendengar jawaban, akhirnya Gabby melepas pelukan itu lalu menangkup wajah Raizel serta menatap kedua matanya. "Kamu nggak mau cerita?" tanya Gabby lembut, berusaha unt

  • Tawanan Cinta Mafia Tampan   Bab 110

    Pucuk dicinta ulam pun tiba. Saat Gabby dan George mencari cara untuk mengawasi gerak-gerik Raizel secara intens, tiba-tiba saja Gabby mendapatkan tawaran sebagai asisten pribadinya dengan menggantikan sosok Lascrea. Bagaimana mungkin Gabby menolak jika hal tersebut dapat menguntungkannya? Dia akan jadi lebih mudah mengumpulkan bukti tentang bisnis kotor Raizel secara spesifik. Dengan menjadi asisten pribadinya, Gabby dapat mengikuti Raizel dengan mudah, kapan pun dan di mana pun. Di tengah lamunan yang diiringi perasaan antusias, tiba-tiba Gabby dikejutkan oleh pertanyaan Raizel yang tengah menanti jawabannya. "Jadi gmana, Gabby? Apa kamu mau jadi asisten pribadiku?"Sontak Gabby terperangah dan mengenyahkan lamunannya. Dia pun mengerjapkan mata seraya bertanya dengan raut kikuk. "Eh? Emang Lascrea ke mana?"Raizel menghela napas gusar. Sejujurnya dia enggan membahas wanita itu serta masalah yang tengah mereka alami. "Emm, Paniang ceritanya. Intinya Lascrea udah nggak tinggal di

  • Tawanan Cinta Mafia Tampan   Bab 109

    Sepulangnya dari taman, Raizel menemukan sepucuk surat yang tergeletak di atas kasur. Dia menautkan kedua alisnya saat meraih selembar kertas itu, lalu terduduk di tepi kasur untuk membacanya dengan hikmat. Dear, Raizel Eleizer. Terima kasih sudah memberikan pelajaran hidup yang sangat berharga selama sepuluh tahun ini. Aku sangat bahagia pernah menemanimu walau hanya sebatas asisten. Tapi sekarang aku mau minta maaf kalau aku nggak bisa lanjut kerja dan tinggal sama kamu lagi. Jaga diri baik-baik, Rai. Aku akan berusaha buang perasaan terlarang ini buat kamu. Semoga kita bisa dipertemukan kembali sebagai partner yang lebih baik. Thanks, Lascrea Raizel meremas surat itu usai membacanya, lalu melempar kertas yang sudah berubah menjadi gumpalan ke sembarang arah. "Argh!" Pemuda itu mengerang dalam kamarnya seraya mengacak rambut sendiri. Dia tak pernah berekspektasi bahwa keadaannya akan brakhir seperti ini. "Kalau udah kayak gini, siapa yang akan hanndle pekerjaanku ke depann

  • Tawanan Cinta Mafia Tampan   Bab 108

    Raizel termenung di sebuah taman sambil membenamkan wajah di kedua telapak tangan. Kali ini ada yang berbeda darinya. Pria itu benar-benar sendiri tanpa ditemani ajudan maupun Lascrea. Dia cukup syok setelah mendengar kenyataan bahwa asisten sekaligus orang terdekatnya, ternyata memendam rasa. Terlebih lagi, pagi itu mereka terbangun tanpa busana setelah Raizel mabuk parah sebelumnya. "Aish! Apa yang udah gue lakuin malam itu? Kenapa gue nggak inget sedikit pun?" Raizel tampak frustrasi hingga mengacak-ngacak rambutnya sendiri. "Gue nggak mungkin segampang itu tidur sama dia kalau nggak ada sesuatu yang aneh." Raizel terus bermonolog hingga akhirnya raut yang tampak gusar itu seketika berubah setelah melihat kehadiran seseorang yang membuatnya terperangah. "Ga-Gaby?" Raizel tak berkedip sedetik pun. Bahkan kedua matanya terbelalak, disertai mulut yang terbuka lebar. "Ka-kamu Gabby, 'kan?" Raizel berdiri lalu mengucek matanya, seolah-olah tak percaya dengan apa yang dia lihat. Se

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status