Share

Tawanan Cinta Mafia Tampan
Tawanan Cinta Mafia Tampan
Author: Geny Giany

BAB 1

Author: Geny Giany
last update Last Updated: 2023-02-17 10:56:16

"Lepaskan aku!" teriak Gabby saat kedua pria berbadan kekar menyeretnya ke ruangan Raizel.

“Siapa gadis ini?” tanya Raizel dengan tatapan nanar. Dia melangkah ke arah Gabby sambil memasukkan kedua tangan di saku celana.

“Maaf, Bos! Setelah kami datang ke rumah Riko dan Laura, mereka ditemukan gantung diri dan rumahnya habis terbakar. Yang tersisa hanya gadis ini,” ucap Alex, preman yang bekerja untuk Raizel.

Pandangan Gabby menjelajah seisi ruangan yang berukuran 5x5 meter itu. Suasananya terasa begitu mencekam. Apalagi ruangan yang didominasi oleh warna hitam itu terdapat banyak koleksi senpi dan sajam yang menggantung di dinding. Yang lebih mencuri perhatian Gabby adalah sosok pria tampan bertubuh kekar yang disapa bos oleh kedua preman itu.

“Sebenarnya aku ada di mana? Kalian siapa?” teriak Gabby, masih berusaha memberontak.

“Gimana, Bos? Barangkali dia bisa kita jual,” lanjut Dion, yang turut memegangi Gabby.

Raizel hanya melambaikan tangan, memberi kode agar Dion dan Alex keluar dari ruangannya.

“Tinggalin aja! Biar gue yang urus,” ucap Raizel memberi perintah.

“Baik, Bos!” seru Alex dan Dion secara bersamaan. Kemudian mereka pergi meninggalkan ruangan Raizel.

“Kalian mau ke mana? Bawa aku pergi dari sini!” teriak Gabby dengan raut panik.

Raizel segera mencengkram pipi Gabby hingga gadis itu mendongak.

“Ssst! Tidak perlu takut. Aku tidak akan membunuhmu,” bisik Raizel.

Pria itu menghirup rambut Gabby lalu mengusap pipinya yang tercoreng abu dari rumah yang terbakar.

“Si-siapa kamu? Jangan macam-macam, ya!” seru Gabby dengan suara gemetar. Dia mulai takut akan gerak-gerik Raizel yang terlihat aneh.

“Sepertinya aku akan membutuhkanmu,” ucap Raizel menyeringai.

Pandangan Raizel menelisik lekuk tubuh Gabby yang terlihat kurus. Saat itu Gabby hanya memakai gaun putih polos selutut yang tampak kotor. Tanpa aba-aba, Raizel pun merobek gaun Gabby hingga terpampang pakaian dalamnya.

“Aaah!”

Gabby menjerit sekaligus terkejut. Dia tak pernah menunjukkan bagian dalam tubuhnya kepada lelaki mana pun.

“Apa yang kamu lakukan?” pekik Gabby dengan mata terbelalak. Kedua tangannya sibuk menutupi bagian tubuhnya yang terbuka.

Raizel hanya tersenyum kecut menanggapi reaksi gadis di hadapannya. Kemudian dia mulai bertanya sambil memperhatikan Gabby dari ujung rambut hingga kaki.

“Siapa namamu?” tanya Raizel.

“Ga-Gabriella,” jawab Gabby sedikit gugup.

Raizel mengangguk-angguk sambil berjalan mengelilingi Gabby.

“Apa kau tahu kenapa kau bisa ada di sini?” tanya Raizel kembali.

Gabby hanya menggeleng. Sebenarnya dia belum mencerna situasi yang sedang terjadi.

“Gabriella,” ucap Raizel pelan, “Kau adalah putri semata wayang Riko dan Laura, kan?”

Gabby mendelik ke arah Raizel. Dia tak terima jika pria itu menyebut nama orang tuanya.

“Kenapa? Apa hubungannya semua ini dengan mendiang orang tuaku?” tanya Gabby dengan sinis.

“Orang tuamu berhutang ratusan juta padaku. Tapi mereka malah mengakhiri hidupnya,” jawab Raizel sambil terkekeh.

“Terus? Kau mau bagaimana?” tanya Gabby, menantang.

“Hutangnya harus tetap dibayar. Apa kau sanggup melunasinya hari ini juga?” tanya Raizel, menyeringai.

Seketika Gabby bergeming. Dia tak memiliki uang sepeser pun saat ini. Jangankan untuk membayar hutang, memperbaiki rumah yang habis terbakar pun tak bisa. Dia hanya seorang pengangguran yang bergantung pada orang tua.

“Bagaimana Gabriella?” tanya Raizel, menanti jawabannya.

“Jika aku tidak punya uang, apa yang akan kau lakukan?” Gabby balik bertanya.

Raizel pun menghela napas gusar sambil mengusap dagunya yang dihiasi cambang tipis.

“Kalau begitu kau harus bekerja denganku!” jawab Raizel

“Be-bekerja apa?” tanya Gabby terbata-bata.

“Menjadi penari yang mempertontonkan tubuhmu ini,” jawab Raizel menyeringai. Kini tangannya mengusap lembut bagian tubuh Gabby yang tampak menonjol.

Gadis itu pun menggelinjang lalu menepis tangan Raizel yang bergerak turun ke bagian pribadinya.

“Kalau aku tak mau?” tanya Gabby gemetar. Sepasang netranya sudah berembun, menahan bulir air yang akan melesak keluar.

****

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Tawanan Cinta Mafia Tampan   Bab 110

    Pucuk dicinta ulam pun tiba. Saat Gabby dan George mencari cara untuk mengawasi gerak-gerik Raizel secara intens, tiba-tiba saja Gabby mendapatkan tawaran sebagai asisten pribadinya dengan menggantikan sosok Lascrea. Bagaimana mungkin Gabby menolak jika hal tersebut dapat menguntungkannya? Dia akan jadi lebih mudah mengumpulkan bukti tentang bisnis kotor Raizel secara spesifik. Dengan menjadi asisten pribadinya, Gabby dapat mengikuti Raizel dengan mudah, kapan pun dan di mana pun. Di tengah lamunan yang diiringi perasaan antusias, tiba-tiba Gabby dikejutkan oleh pertanyaan Raizel yang tengah menanti jawabannya. "Jadi gmana, Gabby? Apa kamu mau jadi asisten pribadiku?"Sontak Gabby terperangah dan mengenyahkan lamunannya. Dia pun mengerjapkan mata seraya bertanya dengan raut kikuk. "Eh? Emang Lascrea ke mana?"Raizel menghela napas gusar. Sejujurnya dia enggan membahas wanita itu serta masalah yang tengah mereka alami. "Emm, Paniang ceritanya. Intinya Lascrea udah nggak tinggal di

  • Tawanan Cinta Mafia Tampan   Bab 109

    Sepulangnya dari taman, Raizel menemukan sepucuk surat yang tergeletak di atas kasur. Dia menautkan kedua alisnya saat meraih selembar kertas itu, lalu terduduk di tepi kasur untuk membacanya dengan hikmat. Dear, Raizel Eleizer. Terima kasih sudah memberikan pelajaran hidup yang sangat berharga selama sepuluh tahun ini. Aku sangat bahagia pernah menemanimu walau hanya sebatas asisten. Tapi sekarang aku mau minta maaf kalau aku nggak bisa lanjut kerja dan tinggal sama kamu lagi. Jaga diri baik-baik, Rai. Aku akan berusaha buang perasaan terlarang ini buat kamu. Semoga kita bisa dipertemukan kembali sebagai partner yang lebih baik. Thanks, Lascrea Raizel meremas surat itu usai membacanya, lalu melempar kertas yang sudah berubah menjadi gumpalan ke sembarang arah. "Argh!" Pemuda itu mengerang dalam kamarnya seraya mengacak rambut sendiri. Dia tak pernah berekspektasi bahwa keadaannya akan brakhir seperti ini. "Kalau udah kayak gini, siapa yang akan hanndle pekerjaanku ke depann

  • Tawanan Cinta Mafia Tampan   Bab 108

    Raizel termenung di sebuah taman sambil membenamkan wajah di kedua telapak tangan. Kali ini ada yang berbeda darinya. Pria itu benar-benar sendiri tanpa ditemani ajudan maupun Lascrea. Dia cukup syok setelah mendengar kenyataan bahwa asisten sekaligus orang terdekatnya, ternyata memendam rasa. Terlebih lagi, pagi itu mereka terbangun tanpa busana setelah Raizel mabuk parah sebelumnya. "Aish! Apa yang udah gue lakuin malam itu? Kenapa gue nggak inget sedikit pun?" Raizel tampak frustrasi hingga mengacak-ngacak rambutnya sendiri. "Gue nggak mungkin segampang itu tidur sama dia kalau nggak ada sesuatu yang aneh." Raizel terus bermonolog hingga akhirnya raut yang tampak gusar itu seketika berubah setelah melihat kehadiran seseorang yang membuatnya terperangah. "Ga-Gaby?" Raizel tak berkedip sedetik pun. Bahkan kedua matanya terbelalak, disertai mulut yang terbuka lebar. "Ka-kamu Gabby, 'kan?" Raizel berdiri lalu mengucek matanya, seolah-olah tak percaya dengan apa yang dia lihat. Se

  • Tawanan Cinta Mafia Tampan   Bab 107

    Setelah memarkirkan mobilnya di halaman depan, George turun dengan menenteng beberapa kantung belanjaan dan memasuki villa yang kini ditempati oleh Gabby. Sorot matanya tampak berbinar disertai senyum merekah yang menghias wajah tampannya. Pria itu berlari kecil, memasuki villa sambil berseru, "Gabby ...!" Sementara sosok yang dipanggil tengah bersantai di depan televisi seraya memakan sepotong kue. Wanita itu menoleh ke arah seruan yang terdengar dari arah belakangnya. Sampai akhirnya dia melihat sosok George yang menenteng beberapa kantung belanjaan. "George?" lirih Gabby, tak kalah semringah. "Lihat, aku bawa apa!" George menaik-turunkan kedua alisnya sambil menunjukkan apa yang ada di tangannya. Sementara Gabby terlihat bingung hingga kedua alisnya bertaut. "Apa?" tanya Gabby. George pun terkekeh lalu melangkah, mendekati Gabby. "Aku beliin beberapa baju buat kamu. Nggak mungkin kan, kamu tiap hari pake baju papaku," jawab George seraya meletakkan kantung belanjaannya

  • Tawanan Cinta Mafia Tampan   Bab 106

    Raizel terbangun di kasurnya dengan tubuh polos yang sudah terbalut oleh selimut. Awalnya dia belum tersadar dan hanya bisa menguap seraya meregangkan otot-ototnya yang terasa sedikit pegal. Sampai akhirnya dia menoleh ke arah samping dengan mata terpicing. Samar-samar, terlihat sosok wanita yang tengah terlelap di sebelahnya. Raizel pun terpaku selama beberapa detik hingga akhirnya terperangah dengan apa yang dia lihat. "Lascrea?" pekik Raizel seraya terbelalak. Kenyataan yang begitu menghantam benaknya adalah saat menyadari bahwa Lascrea dan dirinya sama-sama tak berpakaian dan hanya dibalut oleh selimut. "Apa yang terjadi?" Berbagai macam pertanyaan terus bergelayut dalam benak. Raizel benar-benar tak ingat dengan apa yang sudah terjadi tadi malam. Pengaruh alkohol yang kuat telah membuatnya lupa diri bahkan menguasai alam bawah sadarnya. Raizel pun mendengus kasar seraya menjambak rambutnya sendiri. Pria itu khawatir jika dia benar-benar melalukan hal yang sama sekali tak d

  • Tawanan Cinta Mafia Tampan   Bab 105

    Lascrea berhasil melumat bibir Raizel hingga pria itu mengerutkan keningnya di tengah rasa pengar. Aroma alkohol yang menguar dari mulutnya tak menghentikan Lascrea untuk terus menjelajahi mulut pria itu, bahkan kini tangannya mulai beraksi untuk menanggalkan kemeja Raizel. Raizel yang mengira bahwa gadis di pangkuannya adalah Gabby pun hanya bisa pasrah dan membalas lumatan pada bibirnya. Kedua tangannya melingkar di pinggang Lascrea, sesekali mengelus punggung wanita itu yang masih dibalut oleh blazer hitam andalannya. Sementara Lascrea semakin gencar dengan aksinya. Ciuman yang semula intens di sekitar bibir, kini pindah ke leher jenjang Raizel. Sontak pria itu mulai melenguh indah, merasakan sensasi yang luar biasa di tengah rasa pengar. Jemari indah Lascrea kini melepas ikat pinggang Raizel dan berusaha untuk menanggalkan celananya. Dia tak ingin melewatkan kesempatan indah yang mungkin tak akan datang dua kali dalam hidupnya. Entah apa jadinya jika Raizel tahu bahwa wanita y

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status