Beranda / Romansa / Tawanan Mafia Blackwood / Bab 23 - Rumah Tanpa Suara

Share

Bab 23 - Rumah Tanpa Suara

Penulis: Avelina Anggel
last update Terakhir Diperbarui: 2025-07-29 06:00:32

Aurora berdiri di depan pintu besar kediaman Blackwood. Ketika ia melangkah keluar halaman, Aurora tertegun. Halaman luas kediaman Damian kini berubah seperti benteng. Puluhan pria berjas hitam berjaga di setiap sudut. Ada dua orang yang mencolok di antara mereka seorang wanita berambut pirang terikat kencang dan pria bertubuh kekar.

“Rebecca. Robert.” Pelayan menjelaskan dengan nada rendah. “Mereka akan mendampingi Nyonya… selama Tuan tidak di rumah.”

Aurora menoleh cepat, matanya membulat. “Selama Damian tidak di rumah? Maksudmu… berapa lama?”

Pelayan itu hanya menunduk. “Kami tidak diberitahu pasti, Nyonya. Hanya… kami diminta menjaga Anda dengan nyawa kami.”

Aurora menelan ludah. Di luar, gerbang setinggi tiga meter tertutup rapat, dijaga setidaknya lima orang bersenjata.

Tidak ada celah. Damian telah mengurungnya dalam istana emas ini atau penjara, entahlah.

Udara malam menggigit kulit, tapi hawa di dalam rumah jauh lebih d
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Tawanan Mafia Blackwood   Bab 27 - Saat Bayangan Berbalik

    POV DAMIAN – Gudang BajaHujan mengguyur atap seng. Damian berdiri di antara kontainer, jasnya basah, tangan kanan memegang pistol, tangan kiri berlumur darah. Pria yang tadi diinterogasi kini tergeletak tanpa napas.Damian menghela napas panjang, dingin, seperti iblis baru saja memutuskan nyawa.Di saat itu, suara langkah cepat memecah keheningan. Adrian muncul dari balik kontainer, jasnya juga basah kuyup, napasnya berat.“Tuan!” serunya, suaranya teredam hujan.Damian menoleh perlahan. Mata hitamnya memantulkan kilat yang menyambar. “Apa?” suaranya berat, penuh ancaman seolah kata berikutnya harus membawa alasan untuk tidak menembak siapa pun lagi.Adrian mendekat, wajahnya tegang. “Tuan… kita ada masalah besar. Aurora… dia diculik.”Diam. Seperti dunia berhenti. Mata Damian membelalak, pupilnya mengecil seperti binatang buas yang terbangun. Nafasnya tertahan satu detik, lalu meledak seperti petir.“Apa?!” ra

  • Tawanan Mafia Blackwood   Bab 26 - Akan Ku Bakar Kau Hidup Hidup

    Mobil melaju membelah hujan, lampu kota memantul di kaca jendela. Aurora duduk diam, menyandarkan kepala, mencoba menata napas. Dari sudut mata, ia melirik pria di sampingnya. “Tenanglah,” suara Rafael pecah dalam hening, rendah, nyaris seperti bisikan. “Tidak ada yang akan menyakitimu selama kau bersamaku.”Aurora mengerjap pelan, menoleh. Tatapannya tampak rapuh, tapi suaranya cukup stabil. “Kenapa kau melakukan ini? Kau bahkan tidak mengenalku.”Rafael menoleh sekilas, senyumnya tipis, nyaris sendu. “Aku mengenalmu lebih dari yang kau kira. Kau bukan hanya Aurora Blackwood… kau darah Valente. Pewaris keluarga yang pernah membuat dunia berlutut.”Ia menghela napas, matanya menatap jalan kembali. “Aku bersumpah pada ibumu, jika sesuatu terjadi padanya, aku akan melindungi putrinya.”Kalimat itu menusuk seperti jarum halus. Mama… kata yang selama ini mengalir samar di ingatannya. Aurora menunduk, menahan gemetar di tangannya. Kalau ini b

  • Tawanan Mafia Blackwood   Bab 25 - Darah dan Rahasia

    Aurora melangkah ke ruang konsultasi, nafasnya berkejaran dengan suara detak sepatu hak di lantai marmer. Aroma antiseptik menusuk hidung, bercampur dengan wangi kopi yang entah kenapa terasa asing.Pria paruh baya di depannya menatap lekat, seperti sedang menelanjangi seluruh lapisan memorinya. Dokter Salvatore. Orang yang dulu ia percaya… atau setidaknya ia pikir bisa dipercaya.“Selamat datang kembali, Aurora,” ucapnya datar.Aurora menarik napas dalam. “Kau terdengar… tahu banyak.”Pria itu menyeringai tipis. “Haruskah kukatakan nama lamamu? Atau kau sudah ingat semuanya?”Aurora mengerjap, tubuhnya menegang. Nama lamaku?“Apa maksudmu, Dokter?” suaranya pelan, tapi penuh ancaman.Pria itu duduk santai, menyilangkan kaki. “Lima tahun lalu… kau tidak hanya seorang gadis biasa. Kau adalah Valente. Pewaris garis darah yang pernah menguasai setengah jalur perdagangan gelap Eropa.”Aurora membeku. Kata-kata itu menghantam seper

  • Tawanan Mafia Blackwood   Bab 24 – Ingatan yang Kembali

    Aurora membuka mata dengan kepala berat. Langit mendung terlihat dari balik tirai, hujan tipis turun membasahi kaca. Semua terasa sama kamar megah, aroma mawar, keheningan mencekam kecuali satu hal.Ia ingat segalanya.Dentuman kaca, api yang melahap malam pesta, teriakan ayahnya, tubuh Damian yang berdarah di lantai. Dan sesaat sebelum semuanya gelap… Damian memeluknya, berbisik, “Aku akan melindungimu, Aurora.”Air mata hangat menelusuri pipi Aurora. Bukan karena sedih, tapi karena kesadaran yang datang terlambat. Lima tahun ia hidup dengan kebohongan. Lima tahun ia membenci pria yang sebenarnya disiksa karena melindunginya.Tapi ia menahan semua itu. Bibirnya membentuk senyum samar saat pintu terbuka. Rebecca masuk dengan langkah anggun, nampan teh di tangan.“Pagi, nona. Bagaimana tidurmu?” Senyumnya sempurna, seperti patung porselen.Aurora memandangnya, menahan diri agar tidak menunjukkan tatapan benci yang membakar dadanya

  • Tawanan Mafia Blackwood   Bab 23 - Rumah Tanpa Suara

    Aurora berdiri di depan pintu besar kediaman Blackwood. Ketika ia melangkah keluar halaman, Aurora tertegun. Halaman luas kediaman Damian kini berubah seperti benteng. Puluhan pria berjas hitam berjaga di setiap sudut. Ada dua orang yang mencolok di antara mereka seorang wanita berambut pirang terikat kencang dan pria bertubuh kekar.“Rebecca. Robert.” Pelayan menjelaskan dengan nada rendah. “Mereka akan mendampingi Nyonya… selama Tuan tidak di rumah.”Aurora menoleh cepat, matanya membulat. “Selama Damian tidak di rumah? Maksudmu… berapa lama?”Pelayan itu hanya menunduk. “Kami tidak diberitahu pasti, Nyonya. Hanya… kami diminta menjaga Anda dengan nyawa kami.”Aurora menelan ludah. Di luar, gerbang setinggi tiga meter tertutup rapat, dijaga setidaknya lima orang bersenjata. Tidak ada celah. Damian telah mengurungnya dalam istana emas ini atau penjara, entahlah.Udara malam menggigit kulit, tapi hawa di dalam rumah jauh lebih d

  • Tawanan Mafia Blackwood   Bab 22 - Jejak Yang Tertinggal

    Fajar baru saja menyapa, menembus tirai tipis dengan semburat oranye pucat. Ruangan itu sunyi, hanya suara detik jam yang terdengar samar. Aurora mengerjap pelan, tubuhnya terasa berat, otot-ototnya nyeri seakan baru melewati badai. Tangannya meraba sisi ranjang. Dingin. Kosong. Aurora memutar tubuh, matanya mencari tapi Damian tidak ada. Hanya seprei kusut yang ternoda merah samar, bukti malam yang mengikat segalanya. Dadanya berdegup aneh, antara malu, bingung, dan... entah apa lagi yang menyelinap. Di atas bantal, selembar kertas terlipat rapi. Aurora meraihnya dengan tangan bergetar. Tulisan Damian, tegas, maskulin: “Aku pergi sebentar, istriku. Ada hal yang harus aku selesaikan. Jangan takut, jangan mencoba kabur. Aku akan kembali… untukmu.” — Db Aurora menggigit bibir. Surat itu sederhana, tapi meninggalkan gejolak. Ke mana Damian pergi? Kenapa terasa seperti pesan perpisahan?

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status