Share

18. Emosi Kiara

Rumahku sudah mulai ramai. Ibu juga telah datang. Wanita itu sengaja membuka toko bunganya setengah hari saja. Seperti biasa dirinya hadir dengan diantar oleh Paman Hasan. Kebetulan pria itu sudah pulang dari kerja sehingga bisa mengikuti acara syukuran ini.

Hari kian beranjak petang. Langit terang telah berganti malam. Paman Hasan, Om Hendri, Kak Sabiru, dan Zayn juga telah kembali dari masjid terdekat selepas menunaikan ibadah sholat tiga rakaat mereka. Tidak lama berselang mobil Om Johan pun telah memasuki halaman.

Semua sudah siap. Hidangan dan para tetangga dekat sudah mulai berdatangan. Namun, keluarga Tante Santi tidak ada seorang pun yang menampakkan batang hidungnya. Bahkan Tara yang biasanya wira-wiri ke rumah kali ini pun absen.

Merasa penasaran, aku menyuruh Nasya untuk mengingatkan undangan acara syukuran ini pada keluarga Tante Santi. Namun, gadis itu menolak. Dalihnya ogah berurus
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status