Share

Teman Sekamar Selebriti (Indonesia)
Teman Sekamar Selebriti (Indonesia)
Penulis: Deedein

Prolog

"MEMILIKI TIDUR yang menyenangkan, Abigail-girl?"

Abigail terkesiap, sontak ia menarik selimut tebal ke atas hingga menutupi dada telanjangnya. Ia menggosok mata merusak riasan yang ia buat selama hampir satu jam hanya untuk memastikan apa yang ia lihat bukan halusinasi. Namun, senyum menyebalkan yang mengisi bibir pria itu jelas nyata. Artinya, Benjamin Marchetti memang sedang berdiri di depan sana sambil mengancingkan kemeja putih yang dengan tidak senonoh memamerkan otot-otot hasil olahraga pria itu.

Ya Tuhan, semoga Abigail tidak bermimpi melihat seorang Benjamin Marchetti memakai pakaiannya sendiri mengingat reputasi gemilang pria itu sebagai aktor.

"Berengsek, kau memperkosaku?!"

"Kenapa dari semua kosa kata yang ada kau memilih kata memperkosa? Aku jelas masih suamimu, Abigail Marchetti."

Benjamin tersenyum seakan ia memenangkan lotre, tetapi jauh lebih dari itu ia memang berhasil mengambil sesuatu yang Abigail pertahankan sejak 20 tahun lamanya dan hanya diperuntukkan untuk suaminya kelak. Benjamin Marchetti sejauh ini masih berstatus suaminya, tetapi hanya suami bayangan yang tidak pernah menampakkan diri setelah status Abigail resmi menjadi Nyonya Marchetti.

"Namaku Abigail Russell, Sir." Dengan malas, Abigail merotasikan bola matanya.

"Ya Tuhan, istriku mengemaskan sekali. Aku ingin sekali mencicipimu lagi, tapi tiga puluh menit lagi aku ada syuting."

Abigail tidak tahan untuk berdecak. Tempat tidurnya menempel ke dinding, dari tempatnya berada ia dapat melihat langit dari dinding kaca yang tertanam memenuhi sudut. Pikirannya muram mengingat aktivitas penuh gairah pertama mereka setelah dua tahun menikah. Abigail ingin memukul sesuatu, menyalurkan rasa marah dan kesal pada dirinya sendiri telah menghabiskan malam penuh keringat bersama suami berengseknya.

Pernikahan mereka tidak pernah membaik atau bahkan memburuk karena memang pernikahan mereka tidak benar-benar terjalin serius.

"Pergilah, aku tidak pernah menginginkanmu tinggal."

Benjamin mengayunkan kaki panjangnya ke tepi ranjang tempat Abigail berada sambil memasang arloji di pergelangan tangan. Dia meraih dagu perempuan itu dengan senyum yang setengah dari populasi perempuan di dunia rela bertekuk lutut di bawah kakinya.

"Abigail-girl, lidahmu tajam sekali. Kau bahkan tidak memberi morning kiss pada suami tampanmu ini?" Tatapan mata Benjamin melihat mata Abigail, lalu turun dan berlama-lama di bibir istrinya membuat perempuan itu salah tingkah.

Abigail menggeram, merasa ingin menendang selangkangan Benjamin. "Bermimpilah sampai kau kembali mimpi basah, Berengsek! Kau bukan suamiku lagi setelah beberapa bulan ke depan.'"

"Setidaknya, untuk saat ini kita masih suami istri, bukan begitu?"

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status