Nate tampak terburu-buru mengemudikan mobilnya, semenjak tadi ponselnya sudah berdering. Seseorang yang sangat penting dan berpengaruh baginya menghubungi berulang-ulang.
"Huh, menyebalkan sekali lalu lintas siang ini," keluhnya sambil mencoba mencari celah untuk dilewati oleh mobilnya.Tak ada pilihan lain baginya selain menunggu dan membiarkan telinganya bising oleh dering ponsel yang tak kunjung berhenti. Nama Tuan J terpampang jelas pada layar ponsel saat benda pipih itu berdering.***Sedan mewah berlogo binatang buas itu memasuki sebuah villa yang ada di pinggiran kota. Villa dengan pemandangan laut lepas, dimana ombak menyapu batuan cadas tempat bangunan mewah itu berdiri.Nate mendekatkan wajahnya pada camera dan mic yang ada di samping dan mengabarkan kedatangannya. Kemudian, dalam beberapa detik saja pintu pagar elektrik di depannya pun terbuka dan memberikan akses padanya untuk masuk."Tuan sudah menungRuang rapat Hotel Windsor tampak tegang saat ini. Edmund, si putra bungsu dari Elizabeth batu saja datang dan menyampaikan kabar yang tak bagus bagi mereka.Nenek Elizabeth bahkan memalingkan wajah, seolah ia tak sudi untuk mrlihat wajah anak keduanya itu. Sementara Howard, kakaknya hanya bisa diam bersungut-sungut. Sedangkan Damian, ia hanya duduk diam dengan pandangan menghadap ke bawah."Huh, apa kau serius dengan yang barusan kau katakan Edmund?" tanya Nenek pada akhirnya."Benar, Jo mengatakan semua padaku. Ia tak dapat menolak permintaan Tuan Evans. Apalagi itu semua adalah keinginan dari sang direktur utama," jawab Ayah Josephine.Elizabeth menghentakkan tongkatnya pada lantai marmer dan menatap ke arah putranya nyalang. Kedua mata wanita itu terlihat memerah, menunjukkan kemarahan dan kekecewaan terhadap keputusan Josephine."Kurang ajar! Dasar penghianat!" seru wanita tua ini. Kemudian ia mengarahkan uju
Laura berjalan dengan tergopoh-gopoh sambil menoleh ke kanan dan kiri, berharap tak ada yang mengetahui apa yang tengah ia perbuat. Sekretaris wakil direktur itu pergi diam-diam dari kantor dan meninggalkan jam kerjanya.Masih terekam jelas dalam ingatannya saat malam itu. Bagaimana laki-laki yang paling diinginkannya memakaikan jaket pada perempuan lain yang menjadi istrinya. Apa yang mereka lakukan sungguh romantis walaupun tak berkelas.Tak dapat dipungkiri kalau pendamping hidup dari lelaki idamannya itu memiliki penampilan yang amat menarik. Ia yang seorang perempuan saja harus mengakui kecantikan dan kemolekannya tapi bukan berarti ia harus menerima kekalahan. Gengsi yang tertanam pada diri Laura sungguh membuatnya merasa kalau perempuan cantik itu tak pantas berada di sana."Aku memiliki kehebatan dan nilai yang lebih tinggi darinya, seharusnya aku yang menjadi pendamping Tuan Muda," gumamnya sambil berjalan diam-diam.Perem
Senyum terkembang di wajah pemuda tampan itu. Sementara jemarinya sibuk menekan tombol pada keyboard komputernya."Masuklah!" serunya saat mendengar suara seseorang mengetuk pintu.Seorang perempuan dengan busana kerja yang sangat minim, memperlihatkan lebih dari separuh pahanya. Sedangkan bagian atasnya adalah blouse tanpa lengan dengan potongan dada rendah.Perempuan itu menampilkan senyum manis dari bibir yang berperona matte. Senyumnya semakin merekah kala melihat laki-laki yang memanggilnya mengambil cangkir kopi latte dan meminumnya."Hmm tak lama lagi kau pasti akan masuk dalam perangkapku dan kau pasti akan terpsesona dengan setiap permainan ranjangku, dan membuatmu meninggalkan istrimu yang bodoh itu," batinnya penuh kemenangan."Duduklah Laura!" kata si Bos ramah.Tanpa menunggu lama lagi, perempuan ini pun mengambil tempat di kursi dan menyilangkan kaki. Sengaja ia mengambil posisi ini untuk mem
Nicko mencoba untuk mendekatkan telinganya agar lebih jelas mendengarkan percakapan Jeremiah. Kemudian pemuda itu pun mengangguk dan meninggalkan pantry."Jadi begitu rupanya," gumamnya kemudian melangkah.Kali ini tujuannya menemui Olivia White untuk melihat data dan laporan karyawannya Jeremiah Ford dan Randy Donovan.***Bos Richmond itu memperhatikan laporan yang diberikan oleh Olivia."Jadi, karyawan bernama Randy Donovan selalu mengambil shift sore?" tanya Nicko."Benar Tuan Muda, Randy Donovan adalah seorang mahasiswa, jadi dia hanya bisa bekerja di sore hari. Apakah itu jadi masalah Tuan Muda?" tanya wanita tiga puluh tahun ini.Nicko menggeleng cepat, "Tidak ... Tidak masalah. Aku hanya ingin tahu saja."Kemudian perhatiannya beralih pada Jeremiah Ford yang kerap melakukan pekerjaan dobel shift. Bahkan hari ini renacananya ia juga melakukan pekerjaan dobel.S
Nicko menepuk dahinya, ia hampir lupa akan Nate Brighton, laki-laki yang tengah berusaha merusak rumah tangganya."Huh gara-gara sekretaris tak tahu diri itu aku jadi lupa dengan urusan pribadiku!" keluhnya, kemudian membaca laporan tentang Nate yang dikirimkan oleh Russell.Laki-laki yang menyamar itu menyunggingkan senyuman dan mengepalkan tangannya kuat. Ia tengah diliputi amarah, tapi sudah menemukan jalan untuk mengalahkan pria itu"Hmm jadi begitu ya?" gumam Nicko.Pemuda itu pun melirik ke arah arloji yang melingkari pergelangan tangannya. Masih ada tiga jam lebih untuk menjemput Josephine. Artinya ia masih memiliki kesempatan untuk memberi kejutan pada pekuda Brighton yang sombong.Dengan cepat, pemuda itu pun menuliskan instruksi pada Russell, kemudian mengendarai mobil van kesayangannya.***Nicko menghentikan van putihnya di depan sebuah dealer mobil mewah dan memperhatikannya denga
Sementara ituVilla yang menghadap laut lepas itu tengah porak poranda. Kehadiran kelompok berjubah hitam beberapa waktu lalu telah membuat kacau semua.Villa yang awalnya dipercantik dengan sentuhan karya seni berupa patung dan juga perabotan bergaya klasik pun menjadi rusak. Semua patung bernilai tinggi itu telah hancur oleh ayunan kapak. Bahkan koleksi kristal pun ikut-ikutan hancur oleh hantaman peluru dari kelompok jubah hitam."Cepat beritahu dimana Joachim Rios berada!" perintah pimpinan kelompok penyerang itu. Anak buah Joachim yang sudah terpojok pun hanya bisa menunduk dan menunjuk dengan takut-takut.Mereka semua dengan mudah dilumpuhkan oleh kelompok jubah hitam yang menjadi pengawal pribadi keluarga Lloyd.Hanya dengan satu tangan saja, pria berambut kemerahan itu menyeret anak buah Joachim."Cepat tunjukkan dimana dia!" perintah Russell dengan diikuti beberapa anak buahn
Nicko segera merogoh ponselnya begitu benda pipih itu berdering. Sementar Keitg pemuda masih sibuk menertawainya."Tuan Muda, segeralah keluar, orang-oramg Joachim sedang dalam perjalanan menuju dealer mobil Brighton!" kata Russell mencoba memberi tahu Tuannya.Apa yang terjadi pada Joachim Rios membuat pria berjambang tipis itu menderita banyak kerugian. Villa mewah yang selama ini berdiri kokoh tampak kacau dan berantakan.Villa yang selalu tertata rapi dan elegan kini dipenuhi puing dan debu. Benar-benar pemandangan yang tak menyedapkan dilihat mata."Hmm, apa yang kau lakukan?" tanya Nicko pada pengawalnya.Hutang keluarga Brighton sudah lama jatuh tempo. Seperti pernjanjian awal kalau harta keluarga Brighton akan jatuh ke tangannya apabila mereka tak juga melunasi hutang.Kehancurannya kali ini akibat ia terlalu terobsesi akan teman masa kecilnya dulu Josephine Windsor. Obsesi yang selama ini dipendam
Sekelompok berandalan masuk ke dalam dealer mobil milik Nate, tepat beberapa menit setelah kepergian Nicko. Tanpa basa-basi mereka mulai mengacak-acak. Kursi yang tertata rapi ditendang dan dilempar, vas bunga pun dipecahkan. Keributan yang mereka ciptakan tentu membuat para pengunjung lari terbirit-birit."Nate Brighton! Keluar kau!" teriak salah seorang berandalan yang merupakan pemimpin dari gank yang memporak-porandakan dealer mobil.Nate yang mendengar namanya disebut pun langsung berlari tergopoh-gopoh sambil diikuti kedua rekannya. Lebih tepatnya teman yang menjadi minion untuknya. Kedarangan kelompok berandal itu pun cukup mengejutkan baginya, lantaran ia kenal betul siapa orang-orang itu. Belum sempat keterkejutannya hilang, sebuah tinju menghujam perutnya. Dia yang berdiri tanpa kuda-kuda pun terhuyung jatuh menerima serangan yang tiba-tiba."Ouch!" keluhnya kemudian dibantu oleh dua temannya untuk berdiri."Siapa k