Share

Chapter 11

Rafa masih menggunakan handuk sepinggang berwarna putih dengan atasan yang memperlihatkan dada bidangnya disertai sekat sekat kotak yang mampu membuat siapa saja yang melihatnya meneguk liur. 

Ia sengaja bangun pagi buta hanya untuk sarapan bersama di kos-an Mao. Katakanlah Rafa bucin, pasalnya baru kemarin ia berkunjung dengan segala celotehan akan tindakan Mao yang selalu tidak mengangkat panggilannya dan pergi entah kemana tanpa pamit. 

Bukankah didalam hubungan juga perlu sebuah kejujuran? 

Maka untuk menambah daya energi sebelum  menghadapi tumpukan berkas yang meminta perhatiannya di kantor. Rafa akan dengan senang hati berkunjung kembali,melihat,memandang wajah cantik kekasihnya. Ah, atau bisa disebut calon istrinya. 

"Sial. Gak sabar bawa Mao ke penghulu"

Rafa senyum senyum sendiri. Bersiul kesenangan. Menghadapkan wajah tampannya pada kaca besar dan mengambil baju formalnya di walk in closet. 

Sebuah pemberit

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status