Short
Mulai Sekarang, Aku Tak Menanti Lagi

Mulai Sekarang, Aku Tak Menanti Lagi

By:  YusiCompleted
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel4goodnovel
24Chapters
5views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Hal pertama yang dilakukan Lily Ginanjar setelah menghadiri pemakaman kakak laki-laki Yoga Ferdian adalah mengajukan gugatan cerai pada suaminya yang sudah menikahinya selama tiga tahun. Alasannya adalah karena semua orang di Keluarga Ferdian menuntut Yoga meneruskan garis keturunan dua keluarga sekaligus, yaitu memberikan keturunan bagi kakaknya yang baru saja meninggal. "Lily, orang tuaku mengancam akan gantung diri dan mogok makan untuk memaksaku melakukan ini. Aku nggak punya pilihan. Lagi pula, aku dan kakak iparku cuma akan menjalani program bayi tabung. Nggak akan terjadi apa-apa. Kenapa kamu begitu ngotot mengajukan gugatan cerai?" Mendengar kata-kata Yoga, Lily pun memejamkan matanya. Hatinya terasa seperti ditusuk. Air mata yang sudah lama ditahannya, akhirnya jatuh juga. "Yoga, kita ini suami istri. Apa kamu nggak merasa kalau semua ini benar-benar konyol?" Pria yang dicintainya akan memiliki anak dengan wanita lain. Betapa konyolnya itu!

View More

Chapter 1

Bab 1

Hal pertama yang dilakukan Lily Ginanjar setelah menghadiri pemakaman kakak laki-laki Yoga Ferdian, adalah mengajukan gugatan cerai pada suaminya, yang sudah menikahinya selama tiga tahun.

Alasannya adalah karena semua orang di Keluarga Ferdian menuntut Yoga meneruskan garis keturunan dua keluarga sekaligus, yaitu memberikan keturunan bagi kakaknya yang baru saja meninggal.

"Lily, orang tuaku mengancam akan gantung diri dan mogok makan untuk memaksaku melakukan ini. Aku nggak punya pilihan. Lagi pula, aku dan kakak iparku cuma akan menjalani program bayi tabung. Nggak akan terjadi apa-apa. Kenapa kamu begitu ngotot mengajukan gugatan cerai?"

Mendengar kata-kata Yoga, Lily pun memejamkan matanya. Hatinya terasa seperti ditusuk. Air mata yang sudah lama ditahannya, akhirnya jatuh juga. "Yoga, kita ini suami istri. Apa kamu nggak merasa kalau semua ini benar-benar konyol?"

Pria yang dicintainya, akan memiliki anak dengan wanita lain. Betapa konyolnya itu!

Melihat Lily menangis, Yoga pun merasa panik untuk sesaat. Tepat di saat Yoga hendak angkat bicara untuk menghibur Lily, ponselnya tiba-tiba saja berdering.

Baru saja menjawab panggilan itu, sebelum Yoga bisa bersuara, sudah terlebih dahulu terdengar suara tajam dari ujung telepon. "Yoga, cepat pulang! Kakak iparmu menelan sebotol pil tidur dan mencoba bunuh diri!"

"Apa?!"

Setelah menutup telepon, sebelum Lily bisa memahami apa yang terjadi, mobil sudah berhenti di pinggir jalan.

Yoga terlihat cemas. "Lily, pergilah dulu ke area istirahat dan tunggu aku di sana. Aku pergi sebentar dan akan segera kembali."

Lily menatap hujan deras di luar dan tetap diam tak bergerak. Detik berikutnya, Yoga buru-buru membuka sabuk pengaman dan mendorong Lily keluar dari mobil. "Lily, ngambek sekalipun juga harus tahu waktu. Ini masalah hidup dan mati. Kenapa kamu selalu egois?"

Lily kehilangan keseimbangan dan terjatuh ke dalam genangan lumpur. Seluruh pakaiannya basah kuyup.

Menyaksikan bagian belakang mobil yang menjauh, hati Lily terasa seperti dipanggang di atas api yang membara. Seketika, Lily teringat masa lalu saat Yoga pernah tiga kali menyelamatkan dirinya dari bahaya.

Yang pertama kalinya, ketika Lily digosipkan mesum di sekolah dan dihujat oleh semua orang. Yoga berhasil melacak pelakunya dan membersihkan nama Lily.

Yang kedua kalinya, ketika Lily menyewa apartemen dan hampir dilecehkan oleh pemilik apartemen yang kejam. Yoga datang memukul habis-habisan si pelaku, lalu membantu Lily pindah malam itu juga.

Yang ketiga kalinya, saat musim hujan, Lily bertemu penderita gangguan jiwa dan diceburkan ke danau. Saat Lily hampir meregang nyawa, Yoga-lah yang terjun ke danau dan menyelamatkannya.

Semua orang tahu, jika Lily adalah nyawa Yoga.

Dari pacar hingga menjadi istri, Lily selalu percaya jika mereka akan seperti ini selamanya. Namun kini, pernikahan baru berjalan tiga tahun, kenapa bisa menjadi seperti ini…

Lily berjalan di trotoar, di tengah hujan deras yang mengguyur. Pakaiannya yang basah kuyup oleh lumpur terus meneteskan air. Rambutnya yang tadinya diikat, kini berantakan dan menempel di leher. Sementara itu, tumit kakinya sudah penuh luka karena tergesek sepatu hak tinggi.

Dini hari, barulah Lily sampai di rumah.

Tepat di saat Lily hendak membuka pintu, dia mendengar Yoga sedang menelepon.

"Kak Yoga, apa kamu benar-benar mau melakukan program bayi tabung bersama Kak Nadine? Impianmu dari kecil akhirnya sekarang terwujud juga, hahaha."

"Benar, Kak Yoga. Dari kecil, kamu sudah menyukai Kak Nadine. Sayangnya, Kak Nadine menyukai kakakmu. Kami semua mengira kamu nggak bakal punya kesempatan dalam hidup ini. Tapi, ternyata nggak begitu. Ngapain pakai program bayi tabung? Sekalian saja, jadikan kepura-puraan ini sungguhan."

"Diam!" Yoga memotong ucapan mereka. Matanya dipenuhi kelembutan. "Kak Nadine sedang sedih. Jangan bicara sembarangan yang bisa menyakitinya."

"Tapi... kalau aku dan Kak Nadine punya anak nanti, semoga anak itu lebih mirip dia."

"Hahaha." Suara tawa riuh langsung meledak dari ujung telepon. "Kalau dari awal tahu hasilnya begini, untuk apa Kak Yoga repot-repot merancang gosip mesum di sekolah, drama pemilik apartemen yang jahat dan skenario orang gila hanya untuk menipu Lily agar masuk perangkap? Mana mungkin pengganti bisa lebih memikat dari yang asli?"

Tiba-tiba saja, Lily merasa seluruh dunia berputar. Dia mencengkeram gagang pintu erat-erat, berusaha sekuat tenaga agar tubuhnya tidak roboh.

Ternyata, semuanya seperti itu… Ternyata begitu…

Pantas saja, setelah teman sekelas yang menyebarkan gosip mesum itu minta maaf, Lily langsung mendengar kabar ada orang kaya yang membiayai dia untuk belajar di luar negeri.

Pantas saja setelah pemilik apartemen yang jahat itu dipukuli, dia bukan hanya tidak melapor ke polisi, tetapi malah dengan patuh mengembalikan uang deposit dan uang sewa apartemen.

Pantas saja, ketika Lily diselamatkan Yoga dari danau, tidak ada satu pun berita di media sosial yang mengumumkan kejadian tersebut.

Pantas saja, ketika pertama kali bertemu dengannya, semua anggota Keluarga Ferdian mengatakan Lily mirip dengan Nadine Baskoro. Bahkan, mereka juga mengatakan selera anggota Keluarga Ferdian itu hampir sama.

Ternyata, semua itu sudah direncanakan oleh Yoga.

Hati Lily terasa seperti dicengkeram erat oleh sebuah tangan. Sakitnya membuat Lily sulit bernapas dan air mata pun menetes satu per satu tanpa bisa dikendalikan.

Ponsel di tangan Lily tiba-tiba berdering.

Lily pun berjalan ke samping dan menjawabnya seperti mesin, "Lily, apa kamu nggak mau mempertimbangkan lagi maestro ukiran kayu yang kurekomendasikan? Itu pasti pilihan yang tepat. Tujuh hari lagi, batas waktu terakhir untuk mempertimbangkannya. Kamu begitu berbakat, kenapa tidak mau memanfaatkannya? Aku…"

Mendengarkan kata-kata gurunya, Lily menatap pintu yang tak jauh di depannya, lalu perlahan mengusap air mata di ujung matanya dengan jarinya.

"Pak Hendra, tolong jangan katakan apa-apa lagi. Aku akan pergi."
Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

No Comments
24 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status