Home / Romansa / Terbawa Hasrat / Bab 6. Desire

Share

Bab 6. Desire

last update Last Updated: 2023-06-15 23:48:29

“Tuan Morgan.” Pelayan menundukan kepalanya, kala melihat Morgan baru saja menuruni tangga. Tampak Morgan memakai pakaian santai. Celana training panjang berwarna abu-abu tua, dan kaus berwarna putih. Membuat aura kharisma pria itu menonjol.

“Di mana Xena? Apa dia ada di kamarnya?” tanya Morgan dingin. Hari ini, Morgan memang tak ke kantor. Pria itu lebih memilih mengerjakan pekerjaan di rumahnya. Namun, meski tak berangkat ke kantor, pria itu sejak tadi pagi hingga sore hari tak keluar ruang kerjanya. Jadi wajar, kalau dia tak mengetahui keberadaan Xena.

“Nona Xena sedang berenang, Tuan. Baru saja beliau berenang,” jawab sang pelayan memberi tahu.

“Berenang? Dia berenang?” ulang Morgan memastikan.

Sang pelayan mengangguk. “Benar, Tuan. Nona Xena Foster sedang berenang. Tadi beliau sempat mengeluh bosan di kamar.”

Morgan terdiam sebentar mendengar apa yang dikatakan oleh pelayan itu. Tanpa mengatakan apa pun, Morgan melangkah menuju ke arah kolam renang. Sang pelayan langsung menundukan kepala di kala Morgan sudah pergi.  

Byurrr.

Xena melompat ke kolam renang. Gadis itu berenang dengan gaya bebas. Terlihat Xena begitu pandai dalam berenang. Tak sesekali, Xena mengubah gaya renang. Ya, terlalu asik berenang, membuat Xena sama sekali tak menyadari kalau sedari tadi Morgan sudah melihatnya.

Morgan bergeming di tempatnya, menatap Xena yang tengah berenang. Bikini merah yang membalut tubuh Xena sangat terlihat jelas di mata Morgan. Di dalam air kolam yang jernih, tubuh putih mulus Xena mengundang tatapan matanya. 

Xena muncul di permukaan seraya mengambil napas, dan menyeka air yang ada di wajahnya. Detik selanjutnya, tanpa sengaja tatapan Xena teralih pada Morgan yang berdiri di dekat kolam. Raut wajah Xena berubah. Gadis itu tak menyadari kalau Morgan ada di dekatnya.

“Untuk apa kau ke sini? Aku pikir kau sedang asik berhubungan seks dengan pelacur-pelacurmu,” ujar Xena ketus, namun nampak jelas wajah gadis itu menampilkan kecemburuan.

Morgan tersenyum samar, seraya mendekat. “Ini mansionku. Aku berhak berada di mana pun. Aku yakin, kau tidak lupa ingatan, Kan?”

Xena mendengkus. Gadis itu memilih untuk membuang wajahnya tak melihat Morgan. Memang ini adalah mansion pria itu. Morgan berhak ada di mana pun. Rasa kesal dalam diri Xena, membuatnya sampai menanyakan pertanyaan konyol.

Byurrrr

Morgan melepas kaus, melempar ke kursi, dan melompat ke kolam renang. Sontak, Xena terkejut di kala Morgan masuk ke dalam kolam renang. Xena hendak menjauh, namun Morgan menarik tubuh Xena—membenturkan tubuh gadis itu ke tepi kolam.

“Morgan! Apa yang kau lakukan! Minggir.” Xena mendorong dada Morgan sekuat tenaga, tapi alih-alih melepas malah Morgan kian mengungkung tubuh Xena.

“Kenapa kau menghindar dariku, Xena? Bukankah sejak awal, kau sengaja menggodaku, hm?” Morgan menarik dagu Xena, mendekatkan bibirnya ke bibir gadis itu.

Xena panik bukan main. Ritme jantungnya berpacu lebih kencang. Dadanya menempel di dada Morgan, membuat gadis itu tak bisa bergerak. Darah di tubuh Xena seakan berhenti mengalir. Tubuh bidang Morgan begitu maskulin dan jantan, membuat gadis itu terpaku.

“A-aku tidak menggodamu! Kau jangan asal bicara!” jawab Xena cepat dengan wajah angkuh.

Really? Mari kita coba.” Morgan dengan berani membenamkan bibirnya ke bibir Xena, melumat dengan lembut bibir gadis itu. Mata Xena melebar kala Morgan mencium bibirnya. Xena hendak mendorong tubuh Morgan, tapi bibir Morgan begitu lembut. Xena tak bisa menghetikan ciuman luar itu.

Kewarasan di otak Xena telah hilang. Gadis itu kini melingkarkan tangan di leher Morgan, membalas ciuman Morgan dengan penuh kelembutan. Tampak senyuman di wajah Morgan terlukis kala melihat Xena membalas ciumannya.

Perlahan, Morgan melepaskan bra yang dipakai Xena, melempar ke sembarangan arah. Tindakan Morgan sama sekali tak disadari oleh Xena. Gadis itu terlena akan ciuman panas yang telah diciptakan.

“Ah—” Xena mendesah kala Morgan memainkan puncak payudaranya. Mata gadis itu sayu, akibat gelora hasrat yang tak tertahan. Xena telah melihat bra-nya telah terlepas. Akan tetapi, Xena tak berdaya. Gadis itu seakan pasrah.

“Kau menginginkanku, Xena. Aku tahu itu.” Morgan menciumi leher Xena dengan telunjuk yang mengusap-usap lembut puncak payudara Xena.

“Ah, Morgan,” desah Xena pelan.

Morgan tersenyum melihat Xena mendesah. Pria itu langsung menggendong tubuh Xena—keluar dari kolam—menuju kamar yang letaknya tak jauh dari kolam renang.

***

Brakkk

Tubuh Xena dibanting pelan ke hamparan ranjang yang luas. Terlihat mata Morgan menatap tubuh mulus Xena dengan tatapan memuja. Tubuh bagian atas Xena telanjang, memperlihatkan payudara sintal gadis itu. Celana dalam merah tipis yang membalut kewanitaan Xena, membuat Morgan seakan begitu lapar.

“M-Morgan.” Pipi Xena merona malu di kala Morgan tak henti menatap tubuhnya.

Morgan menindih tubuh Xena, dan melumat bibir Xena seraya meremas payudara Xena. “Kau memiliki tubuh yang indah, Xena.” Lalu, Morgan menundukan kepalanya mengulum puncak payudara Xena, bergantian.

“Ah, Morgan!” Xena mengerang hebat saat Morgan mencumbu dadanya.

Morgan mensejajarkan wajahnya ke wajah Xena, lalu pria itu membawa tangannya menyentuh titik sensitive Xena. “Kau mudah sekali basah, Xena.”

“Ah, ah,” Xena meremas bahu kekar Morgan. Gadis itu tak sanggup lagi menahan diri, seakan ledakan akan segera terjadi dalam dirinya.

Morgan menyeringai. “Kau tau? Aku tidak suka tidur dengan wanita yang kurang berpengalaman di ranjang. Aku lebih suka tidur dengan wanita yang bisa memuaskanku.”

Xena menggigit bibir bawahnya, menatap Morgan penuh gairah. “Siapa yang bilang aku tidak mampu memuaskanmu, hm? Kau belum mengenalku, Tuan Louise.”

Morgan terekekeh. “Do it. Buktikan kau mampu memuaskanku.”

Xena tersenyum menggoda. Gadis itu bangkit berdiri, dan menciumi tubuh Morgan dengan lembut seraya memainkan lidahnya di tubuh kekar Morgan. Detik selanjutnya, Xena menundukan kepala seraya menurunkan celana Morgan.

Xena menatap memuja kejantanan Morgan yang sudah berdiri, keras, dan tegang. Dengan berani, Xena mengulum kejantanan Morgan dengan mulutnya. Mengisap layaknya permen manis. Xena menunjukan keliarannya dalam memuaskan pria itu.

Fuck, Xena.” Morgan memejamkan mata seraya menjambak rambut Xena. Morgan melihat ke bawah, mulut Xena mengisap kejantanannya dengan lembut layaknya permen.

Morgan menggeram, merasakan nikmatnya mulut hangat Xena. Rupanya gadis itu memiliki pengalaman. “Ah! Shit, Xena!” erang Morgan.

Morgan menarik wajah Xena, menghadap wajahnya. Pria itu mencium bibir Xena liar seraya berbisik, “Aku belum bisa memasukimu, kalau kau belum menandatangani surat perjanjian kita. Tahanlah sedikit.” Lalu, Morgan melangkah masuk ke dalam kamar mandi, meninggalkan Xena yang berada di ranjang. Raut wajah Xena menunjukan kekecewaan di kala Morgan pergi begitu saja, tak menuntaskan permainan panas mereka.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Terbawa Hasrat    Bab 94. Ending Scene (TAMAT)

    Beberapa minggu kemudian …Suara tangis bayi memecahkan ruang persalinan. Tangis bayi laki-laki itu begitu kencang bercampur dengan tangis haru bahagia dari Xena dan Morgan. Berkali-kali Morgan mengecupi bibir Xena. Dua insan saling mencintai itu tengah berbahagia dengan kelahiran anak kedua mereka. Setelah sekian lama, akhirnya mereka kembali memiliki buah cinta lagi.Sang dokter meminta Xena untuk melakukan proses IMD. Bayi laki-laki Xena lahir dengan sehat dan sempurna, tanpa kekurangan apa pun. Meski baru lahir, tapi bayi laki-laki Xena itu sudah memiliki rambut yang hitam dan tebal. Bibir mungil sedikit belah, dan hidung nan mancung. Jika di lihat, wajah bayi laki-laki itu perpaduan dari wajah Xena dan Morgan.“Sayang … kau tampan sekali,” ucap Xena dengan air mata yang terus berlinang. Hatinya lega sekarang putranya sudah berada di dalam pelukannya. Bahkan sekarang putra kecilnya itu begitu lahap meminum susu. Sepertinya putranya sangat lapar.Morgan tersenyum menatap hangat put

  • Terbawa Hasrat    Bab 93. Extra Part VIII

    Lampu kamera menyorot di ballroom hotel megah pernikahan Biana berlangsung. Para tamu undangan menyaksikan janji suci pernikahan Biana Faye dan Lake Tate. Tampak semua tamu undangan turut berbahagia atas pernikahan Biana dan pria yang bernama Lake Tate—yang sekarang telah resmi menjadi suaminya. Xena dan Morgan duduk di kursi bagian depan nomor tiga, mereka melihat jelas upacara pernikahan Biana dan Lake yang tengah berlangsung. Keluarga besar Xena duduk di kursi di belakang Xena dan Morgan.Bonita berada di pangkuan Morgan. Tentu gadis kecil itu diajak ke pesta. Xena dan Morgan memang sengaja mengajak Bonita. Lagi pula, Rikkard dan Rachel juga ikut, jadi Bonita tak merasa kesepian sama sekali.Sejak tadi, Xena menjadi sorotan para media. Terutama Bonita yang duduk di pangkuan Morgan. Kilat kamera tak henti terarah pada keluarga kecil Morgan. Bagaimana tidak? Morgan Louise adalah mantan suami dari Biana Faye, wajar kalau kehidupan keluarga pria itu menjadi sorotan para media. Berunt

  • Terbawa Hasrat    Bab 92. Extra Part VII

    Xena menatap undangan pernikahan Biana yang baru saja diantar oleh kurir. Sebuah undangan dengan design kombinasi gold dan putih, membuat undangan itu nampak sangat indah dan elegan. Hanya melihat undangan pernikahan saja, Xena sudah yakin bahwa konsep pernikahan Biana akan sangat cantik.Hal itu tidak perlu diragukan. Mengingat Biana adalah anak dari seorang Presiden Prancis. Pasti pernikahannya dibuat dengan konsep sedemikian indah dan cantik. Iri? Jelas saja Xena tidak iri. Malah, Xena sangat bahagia mendengar kabar tentang Biana telah menemukan belahan jiwanya.Xena ingat dulu Biana mengatakan tak pernah bisa melupakan Morgan. Padahal Morgan hanya menjadikan Biana sebagai alat agar Morgan memiliki chanel demi bisa menemukan Angie. Jika saja Xena berada di posisi Biana, sudah pasti Xena akan sangat hancur dan terpuruk.Bagi Xena, sosok Biana adalah sosok wanita yang kuat, hebat, dan tegar. Bahkan di detik-detik terakhir dirinya memilih menyerah dengan Morgan, Biana datang memberika

  • Terbawa Hasrat    Bab 91. Extra Part VI

    Jam dinding menunjukkan pukul sembilan malam. Xena masuk ke dalam kamar, setelah tadi dia membacakan dongeng untuk Bonita. Tentu Xena tak hanya sendiri, Morgan pun turut menemani Bonita. Namun, setelah Bonita terlelap, Morgan ke luar sebentar karena ingin menjawab telepon.Xena mengusap-usap perutnya yang begitu buncit. Perutnya sudah terasa begitu begah. Makan sedikit ataupun makan banyak tetap saja Xena merasakan perutnya terasa begah. Sampai membuatnya kesulitan untuk bergerak.Xena ingin membaringkan tubuh di ranjang, namun Morgan dengan sigap membantu sang istri untuk berbaring di ranjang. Ya, Morgan tahu kalau Xena pasti kesulitan untuk berbaring karena posisinya perut Xena semakin hari semakin bertumbuh besar.Xena tersenyum sambil menatap Morgan yang membantunya. “Terima kasih, Sayang.”Morgan ikut berbaring di samping Xena, menarik tubuh Xena masuk ke dalam pelukannya. “Jangan berterima kasih. Kau seperti ini kan karena mengandung anakku.” Tangan Morgan mengusap-usap perut bu

  • Terbawa Hasrat    Bab 90. Extra Part V

    “Paman Zack, ice cream ini enak sekali. Aku boleh nambah tidak?” Bonita begitu lahap memakan ice cream cokelat yang dibelikan oleh Zack. Gadis kecil itu nampak begitu riang gembira. Layaknya gadis kecil kebanyakan. Memang ice cream memang makanan favorite anak kecil. Zack tersenyum sambil mencubit pelan pipi bulat Bonita. “Memangnya kau tidak sakit gigi kalau makan ice cream terlalu banyak, hm?”“Tidak, Paman. Aku tidak pernah sakit gigi. Aku selalu rajin menggosok gigiku. Lihat saja gigiku bagus.” Bonita menunjukan gigi putih bersih dan rata di hadapan Zack. Ya, memang gigi gadis kecil itu sangat rapi dan putih. Itu menunjukkan bahwa memang gadis kecil itu diurusi dengan benar-benar. Zack kembali tersenyum. “Nanti bisa-bisa Paman dimarahi Mommy dan Daddy-mu kalau kau terlalu banyak makan ice cream, Little Girl.” Bonita mendesah panjang. “Paman, kau tenang saja. Mommy dan Daddy tidak akan tahu kalau aku makan banyak ice cream. Ayolah Paman, belikan aku ice cream lagi. Aku masih in

  • Terbawa Hasrat    Bab 89. Extra Part IV

    “Iya, Kak. Kau tidak usah mencemaskanku. Aku dan kandunganku sehat-sehat. Bonita juga sehat, Kak.”“Jangan lupa minum vitaminmu, Xena. Jangan kelelahan. Jangan berpikir negative. Ingat kandunganmu sudah besar. Sebentar lagi kau akan melahirkan.” “Iya, Kak. Aku pasti mendengar semua perintahmu.”“Ya sudah, aku tutup dulu. Sebentar lagi pesawatku akan take off.” “Take care, Kak. Salamkan untuk Dad, Mom, Kak Audrey, dan dua keponakanku tersayang.”“Ya, aku akan menyampaikan.” Panggilan tertutup. Xena meletakan ponselnya ke tempat semula, dan menatap ke cermin melanjutkan memoles wajahnya dengan pelembab. Meski hamil, tapi Xena wajib merawat kulitnya. Tentunya dalam pengawasan dokter kandungan.Walau sebenarnya, terkadang Xena malas sekali merawat kulitnya. Apalagi sejak hamil anak laki-laki. Namun, yang memicu Xena tetap wajib menjaga kecantikannya adalah karena dirinya memiliki suami yang sangat tampan. Xena tak mau sampai sang suami melirik wanita lain. Sekalipun sang suami setia, t

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status