Home / Romansa / Terbawa Hasrat / Bab 7. The Agreement

Share

Bab 7. The Agreement

last update Huling Na-update: 2023-06-15 23:48:53

Xena menatap sebuah dokumen yang ada baru saja Morgan sodorkan padanya. Raut wajah gadis itu nampak bingung dan tak mengerti. Ya, gadis itu kini berada di kamar Morgan yang ada di lantai 5. Setelah permainan panas, Morgan meminta Xena untuk ganti baju, dan ikut dengan pria itu ke kamar.  

“Morgan, dokumen apa itu? Kenapa kau memberikan dokumen itu padaku?” tanya Xena seraya menatap lekat Morgan. Gadis itu meminta Morgan memberikan penjelasan padanya.

“Di dalam dokumen itu ada surat perjanjian. Bacalah, dan tanda tangani,” jawab Morgan dingin dan datar.

Xena terdiam sebentar, dan kembali menatap dokumen yang ada di hadapannya. Xena ingin sekali bertanya apa perjanjian yang dimaksud oleh Morgan, tapi pertanyaan itu seakan tertelan di tenggorokannya, hingga tak mampu mengeluarkan sebuah pertanyaan.   

Perlahan, Xena mengambil dokumen yang ada di hadapannya. Gadis itu membuka dokumen tersebut, dan membacanya dengan seksama dan penuh ketelitian.

Surat perjanjian.

Pihak pertama : Morgan Louise

Pihak kedua    : Xena Foster.

Adapun perjanjian yang harus disepakati sebagian berikut:

Hubungan yang terjalin antara pihak pertama dan pihak kedua adalah hubungan saling menginginkan. Pihak pertama dan pihak kedua bebas melepas, jika memang ingin menyudahi hubungan itu.

Pihak kedua harus tunduk dan patuh pada pihak pertama. Termasuk tentang berhubungan seks. Pihak kedua dilarang menolak.

Pihak kedua tidak berhak untuk ikut campur urusan pribadi pihak pertama.

Selama perjanjian ini masih aktif, maka pihak kedua harus tinggal bersama dengan pihak pertama.

Demikian, surat perjanjian yang dibuat dan dapat dipergunakan semestinya.

Pihak pertama,                                                                                   Pihak kedua,

Morgan Louise                                                                                    Xena Foster

Xena terpaku kala sudah membaca surat perjanjian yang diberikan oleh Morgan. Yang Xena bingung adalah ‘Hubungan saling menginginkan’, hubungan macam apa itu? Apa maksudnya kekasih? Jutaan pertanyaan muncul di kepala Xena saat ini. Gadis itu tak mengerti akan maksud dari surat perjanjian tersebut.

Xena bangkit berdiri, menatap Morgan dengan tatapan menuntut. Sedari tadi Morgan memang berdiri di hadapannya. Sungguh, saat ini perasaan Xena campur aduk. Rasa kesal, emosi, dan bingung telah bercampur. Bisa-bisanya pria di hadapannya itu terpikir untuk membuat surat perjanjian di antara mereka.

“Apa maksud dari surat perjanjian ini?” seru Xena seraya menatap dingin Morgan.

Morgan mendekat, menatap dalam manik mata cokelat terang Xena. “Surat perjanjian yang aku buat, adalah keuntungan untuk kita, Xena.”

Xena mengembuskan napas kasar. “Hubungan saling menginginkan? Hubungan macam apa itu, Morgan?” serunya lagi dengan nada menahan rasa kesal.

Morgan menangkup kedua pipi Xena. Mendekatkan bibirnya ke bibir gadis itu seraya berbisik, “Hubungan saling menginginkan adalah hubungan yang menggambarkan tentang keadaan kita. Bukankah sejak awal, kau menginginkanku, Xena?” Tangan Morgan membelai payudara Xena dari balik bra gadis itu, memberikan remasan pelan, hingga membuat Xena mendesah.

“M-Morgan.” Xena menggigit bibir bawahnya, merasakan embusan napas Morgan menyentuh lehernya. Tubuh Xena meremang. Bulu kuduknya merinding. Gairah yang tergulung dalam dirinya, seakan ingin meledak.

Morgan membenamkan bibirnya ke bibir Xena, mencium dan melumat gadis itu liar. “Aku akan memberikan waktu untukmu memikirkan ini.” Morgan menelusuri bibir Xena dengan jemarinya.

Xena bergeming di tempatnya dengan keresahan yang mulai muncul. Kaki Xena seakan lumpuh di kala mendapatkan ciuman dari Morgan. Hanya ciuman saja, mampu membuat hasrat dalam diri Xena seakan meronta-ronta.

***

Xena menghempaskan tubuhnya di ranjang. Gadis itu mengambil bantal, dan menutupi seluruh wajahnya dengan bantal tersebut. Kepala Xena pusing luar biasa, bingung apa yang harus dilakukannya. Benak Xena hanya memikirkan tentang surat perjanjian yang Morgan berikan padanya. Sebuah perjanjian yang membuat Xena dilanda kebingungan.

Tak memungkiri, Xena ingin sekali menandatangani surat perjanjian tersebut. Akan tetapi, logika Xena seakan jalan. Gadis itu takut terjebak akan sesuatu hal dikemudian hari. Terlebih Xena mengingat status Morgan adalah seorang duda. Oh, astaga! Xena pusing luar biasa.

“Apa yang harus aku lakukan? Apa aku tanda tangani saja dokumen itu?” gumam Xena pada diri sendiri.  

“Akh! Morgan sialan! Kenapa kau selalu ada di pikiranku?!” Xena mengacak-acak rambutnya.

Xena memejamkan mata seraya mengumpat dalam hati. Xena ingin sekali pergi menjauh dari pria sialan itu, tapi dirinya tak bisa pergi. Xena seakan terpaku dalam penjara, yang telah dirinya ciptakan. Penjara besi, yang tak mampu terbebas oleh siapa pun.

Sejenak, Xena mengatur napasnya. Dalam kondisi seperti ini yang dirinya butuhkan adalah alkohol guna menenangkan pikiran yang berkecamuk. Detik selanjutnya, Xena menghubungi pelayan yang ada di lantai bawah.

“Hallo,” sapa sang pelayan sopan, kala panggilan terhubung.

“Bawakan aku wine. Aku ingin minum wine,” jawab Xena dingin.

“Baik, Nona. Saya akan segera mengantarkan wine ke kamar Anda,” balas sang pelayan penuh sopan.

Xena menutup panggilan tersebut, dan meletakan kembali telepon ke tempat semula.  Sebenarnya, Xena ingin sekali pergi ke klub malam, namun Xena takut kalau dirinya bertemu dengan paparazzi. Xena tak mau terkena masalah lebih banyak lagi.

“Nona Xena?” Sang pelayan melangkah masuk ke dalam kamar Xena, seraya membawakan sebotol wine yang diminta oleh Xena.

“Ya?” Xena mengalihkan pandangannya, menatap pelayan itu.

“Nona, ini wine yang Anda minta.” Pelayan itu menghidangkan botol wine ke atas meja.

Xena bangkit duduk, gadis itu mengambil botol wine, dan menuangkan ke gelas berkaki tinggi yang ada di hadapannya, lalu menegak wine itu secara perlahan. Tampak Xena sedikit memejamkan mata saat wine masuk ke dalam tenggorokannya.

“Nona Xena, apa ada hal lain yang Anda butuhkan?” tanya sang pelayan penuh sopan.

“Aku ingin bertanya sesuatu padamu,” ujar Xena dengan raut wajah yang serius.

“Ya, Nona? Ada apa?” Pelayan itu menatap Xena.

Xena mengembuskan napas panjang. “Apa Biana Faye dulunya tinggal di sini?” tanyanya ingin tahu.

“Tidak, Nona. Tuan Morgan baru saja pindah ke mansion ini beberapa bulan lalu tepatnya setelah perceraian beliau dengan Nyonya Biana,” jawab sang pelayan sopan.

Xena terdiam kala mendengar jawaban sang pelayan. “Lalu kenapa lukisan Biana ada di ruang makan? Apa Biana sendiri yang mengantarkan ke sini?” tanyanya lagi.

Sang pelayan menganggukan kepalanya. “Benar, Nona. Nyonya Biana yang datang ke sini, dan meletakan lukisan itu di ruang makan.”

Xena kembali menegak wine di tangannya. “Apa kau tahu alasan Morgan dan Biana bercerai?”

“Maaf, Nona. Untuk hal itu saya kurang tahu,” jawab sang pelayan sopan.

Xena berdecak pelan. Pertanyaan yang diajukan memang pertanyaan bodoh. Mana mungkin pelayan tahu alasan perceraian majikannya. Otak Xena memang blank sejak kehadiran Morgan di hidupnya.

“Keluarlah, selesaikan pekerjaanmu yang lain. Terima kasih sudah mengantarkan wine untukku,” ucap Xena dingin.

“Baik, Nona. Kalau begitu saya permisi.” Pelayan itu menundukan kepala, lalu pamit undur diri dari hadapan Xena.

Xena menatap lurus ke depan, dengan pikiran yang saat ini memikirkan tentang perjanjian yang diberikan oleh Morgan. Hati dan logika Xena seakan berperang. Tak menampik, dirinya telah terpesona pada Morgan sejak pertama kali bertemu dengan pria itu.

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Mga Comments (1)
goodnovel comment avatar
Puspita Adi Pratiwi
terpesona ...
Tignan lahat ng Komento

Pinakabagong kabanata

  • Terbawa Hasrat    Bab 94. Ending Scene (TAMAT)

    Beberapa minggu kemudian …Suara tangis bayi memecahkan ruang persalinan. Tangis bayi laki-laki itu begitu kencang bercampur dengan tangis haru bahagia dari Xena dan Morgan. Berkali-kali Morgan mengecupi bibir Xena. Dua insan saling mencintai itu tengah berbahagia dengan kelahiran anak kedua mereka. Setelah sekian lama, akhirnya mereka kembali memiliki buah cinta lagi.Sang dokter meminta Xena untuk melakukan proses IMD. Bayi laki-laki Xena lahir dengan sehat dan sempurna, tanpa kekurangan apa pun. Meski baru lahir, tapi bayi laki-laki Xena itu sudah memiliki rambut yang hitam dan tebal. Bibir mungil sedikit belah, dan hidung nan mancung. Jika di lihat, wajah bayi laki-laki itu perpaduan dari wajah Xena dan Morgan.“Sayang … kau tampan sekali,” ucap Xena dengan air mata yang terus berlinang. Hatinya lega sekarang putranya sudah berada di dalam pelukannya. Bahkan sekarang putra kecilnya itu begitu lahap meminum susu. Sepertinya putranya sangat lapar.Morgan tersenyum menatap hangat put

  • Terbawa Hasrat    Bab 93. Extra Part VIII

    Lampu kamera menyorot di ballroom hotel megah pernikahan Biana berlangsung. Para tamu undangan menyaksikan janji suci pernikahan Biana Faye dan Lake Tate. Tampak semua tamu undangan turut berbahagia atas pernikahan Biana dan pria yang bernama Lake Tate—yang sekarang telah resmi menjadi suaminya. Xena dan Morgan duduk di kursi bagian depan nomor tiga, mereka melihat jelas upacara pernikahan Biana dan Lake yang tengah berlangsung. Keluarga besar Xena duduk di kursi di belakang Xena dan Morgan.Bonita berada di pangkuan Morgan. Tentu gadis kecil itu diajak ke pesta. Xena dan Morgan memang sengaja mengajak Bonita. Lagi pula, Rikkard dan Rachel juga ikut, jadi Bonita tak merasa kesepian sama sekali.Sejak tadi, Xena menjadi sorotan para media. Terutama Bonita yang duduk di pangkuan Morgan. Kilat kamera tak henti terarah pada keluarga kecil Morgan. Bagaimana tidak? Morgan Louise adalah mantan suami dari Biana Faye, wajar kalau kehidupan keluarga pria itu menjadi sorotan para media. Berunt

  • Terbawa Hasrat    Bab 92. Extra Part VII

    Xena menatap undangan pernikahan Biana yang baru saja diantar oleh kurir. Sebuah undangan dengan design kombinasi gold dan putih, membuat undangan itu nampak sangat indah dan elegan. Hanya melihat undangan pernikahan saja, Xena sudah yakin bahwa konsep pernikahan Biana akan sangat cantik.Hal itu tidak perlu diragukan. Mengingat Biana adalah anak dari seorang Presiden Prancis. Pasti pernikahannya dibuat dengan konsep sedemikian indah dan cantik. Iri? Jelas saja Xena tidak iri. Malah, Xena sangat bahagia mendengar kabar tentang Biana telah menemukan belahan jiwanya.Xena ingat dulu Biana mengatakan tak pernah bisa melupakan Morgan. Padahal Morgan hanya menjadikan Biana sebagai alat agar Morgan memiliki chanel demi bisa menemukan Angie. Jika saja Xena berada di posisi Biana, sudah pasti Xena akan sangat hancur dan terpuruk.Bagi Xena, sosok Biana adalah sosok wanita yang kuat, hebat, dan tegar. Bahkan di detik-detik terakhir dirinya memilih menyerah dengan Morgan, Biana datang memberika

  • Terbawa Hasrat    Bab 91. Extra Part VI

    Jam dinding menunjukkan pukul sembilan malam. Xena masuk ke dalam kamar, setelah tadi dia membacakan dongeng untuk Bonita. Tentu Xena tak hanya sendiri, Morgan pun turut menemani Bonita. Namun, setelah Bonita terlelap, Morgan ke luar sebentar karena ingin menjawab telepon.Xena mengusap-usap perutnya yang begitu buncit. Perutnya sudah terasa begitu begah. Makan sedikit ataupun makan banyak tetap saja Xena merasakan perutnya terasa begah. Sampai membuatnya kesulitan untuk bergerak.Xena ingin membaringkan tubuh di ranjang, namun Morgan dengan sigap membantu sang istri untuk berbaring di ranjang. Ya, Morgan tahu kalau Xena pasti kesulitan untuk berbaring karena posisinya perut Xena semakin hari semakin bertumbuh besar.Xena tersenyum sambil menatap Morgan yang membantunya. “Terima kasih, Sayang.”Morgan ikut berbaring di samping Xena, menarik tubuh Xena masuk ke dalam pelukannya. “Jangan berterima kasih. Kau seperti ini kan karena mengandung anakku.” Tangan Morgan mengusap-usap perut bu

  • Terbawa Hasrat    Bab 90. Extra Part V

    “Paman Zack, ice cream ini enak sekali. Aku boleh nambah tidak?” Bonita begitu lahap memakan ice cream cokelat yang dibelikan oleh Zack. Gadis kecil itu nampak begitu riang gembira. Layaknya gadis kecil kebanyakan. Memang ice cream memang makanan favorite anak kecil. Zack tersenyum sambil mencubit pelan pipi bulat Bonita. “Memangnya kau tidak sakit gigi kalau makan ice cream terlalu banyak, hm?”“Tidak, Paman. Aku tidak pernah sakit gigi. Aku selalu rajin menggosok gigiku. Lihat saja gigiku bagus.” Bonita menunjukan gigi putih bersih dan rata di hadapan Zack. Ya, memang gigi gadis kecil itu sangat rapi dan putih. Itu menunjukkan bahwa memang gadis kecil itu diurusi dengan benar-benar. Zack kembali tersenyum. “Nanti bisa-bisa Paman dimarahi Mommy dan Daddy-mu kalau kau terlalu banyak makan ice cream, Little Girl.” Bonita mendesah panjang. “Paman, kau tenang saja. Mommy dan Daddy tidak akan tahu kalau aku makan banyak ice cream. Ayolah Paman, belikan aku ice cream lagi. Aku masih in

  • Terbawa Hasrat    Bab 89. Extra Part IV

    “Iya, Kak. Kau tidak usah mencemaskanku. Aku dan kandunganku sehat-sehat. Bonita juga sehat, Kak.”“Jangan lupa minum vitaminmu, Xena. Jangan kelelahan. Jangan berpikir negative. Ingat kandunganmu sudah besar. Sebentar lagi kau akan melahirkan.” “Iya, Kak. Aku pasti mendengar semua perintahmu.”“Ya sudah, aku tutup dulu. Sebentar lagi pesawatku akan take off.” “Take care, Kak. Salamkan untuk Dad, Mom, Kak Audrey, dan dua keponakanku tersayang.”“Ya, aku akan menyampaikan.” Panggilan tertutup. Xena meletakan ponselnya ke tempat semula, dan menatap ke cermin melanjutkan memoles wajahnya dengan pelembab. Meski hamil, tapi Xena wajib merawat kulitnya. Tentunya dalam pengawasan dokter kandungan.Walau sebenarnya, terkadang Xena malas sekali merawat kulitnya. Apalagi sejak hamil anak laki-laki. Namun, yang memicu Xena tetap wajib menjaga kecantikannya adalah karena dirinya memiliki suami yang sangat tampan. Xena tak mau sampai sang suami melirik wanita lain. Sekalipun sang suami setia, t

  • Terbawa Hasrat    Bab 88. Extra Part III

    “Daddy!” Bonita berlari menghamburkan tubuhnya di kala melihat Morgan berada di ruang makan. Refleks, Morgan menggendong putri kecilnya itu, dan menghujani putri kecilnya dengan kecupan lembut penuh dengan kasih sayang mendalam.“Little girl, satu minggu tidak melihatmu, kau semakin cantik dan tinggi.” Morgan memeluk erat Bonita. Pun dia sangat merindukan putri kecilnya. Tak bertemu satu minggu, membuatnya sangatlah tersiksa. Bonita memeluk leher Morgan. “Daddy aku kesal pada Daddy. Daddy pulang lama sekali. Tadi saja Mommy menelepon tapi Daddy tidak jawab. Apa Daddy tidak merindukanku?” Bibir Bonita tertekuk kala mengatakan itu.Xena tersenyum samar melihat Bonita begitu manja pada Morgan. Ya, saat ini Xena bersama dengan suami dan putrinya berada di ruang makan. Bonita belum tahu kepulangan Morgan. Itu yang membuat gadis kecil itu bahagia dan riang di kala melihat keberadaan Morgan.Morgan menyapukan hidungnya ke hidung Bonita. “Little Girl, tentu saja Daddy merindukanmu. Daddy cep

  • Terbawa Hasrat    Bab 87. Extra Part II

    Morgan menurunkan tubuh Xena tepat di kala tiba di kamar. Pria itu menangkup kedua pipi sang istri, memberikan ciuman yang tersirat sedikit agresif. Tampak Xena sedikit kewalahan mendapatkan ciuman dari suamunya itu.Xena meremas pelan kemeja sang suami, dan mulai membalas ciuman suaminya, meski sedikit kesulitan mengimbangi ciuman liar dari suaminya itu. Ciuman yang menunjukkan jelas kerinduan yang mendalam.“Morgan.” Xena menepuk lengan kekar Morgan. “Kau membuat napasku hampir putus. Apa kau berniat membunuh istrimu yang sedang hamil, lalu kau bisa menikah lagi?” tukasnya menuduh. Morgan menyentil pelan kening Xena yang berbicara konyol. “Aku sangat merindukanmu. Seminggu tidak melihatmu membuatku tersiksa.”Bibir Xena tertekuk. “Kau bilang merindukanku, tapi tadi ponselmu saja tidak aktif. Apa kau sedang bersama dengan seorang wanita?!” serunya jengkel.Morgan tersenyum samar sambil menggeleng-gelengkan kepalanya mendengar tuduhan sang istri. Sejak hamil anak kedua memang istrin

  • Terbawa Hasrat    Bab 86. Extra Part

    Note: Karena banyak yang request, extra part jadi muncul di sini juga ya. Follow IG: abigail_kusuma95Tiga tahun berlalu … “Bonita, jangan berlari-lari. Nanti kau jatuh, Sayang.” Xena berseru sambil bertolak pinggang, menatap Bonita yang sejak tadi terus berlari. Tampak raut wajah Xena sedikit kesal, karena sudah sejak tadi Bonita bermain tapi tak juga merasa lelah.“Mommy, aku masih ingin bermain.” Bonita berlari mengelilingi taman, dengan raut wajah riang. Gadis kecil itu memegang bola kecil. Seiring berjalannya waktu, Bonita tumbuh menjadi sosok gadis yang lincah. Terkadang, Xena sampai kewalahan menghadapi Bonita yang terlalu lincah.Well, bisa jadi sifat lincah Bonita ini menurun dari Xena yang memang sejak dulu terkenal lincah. Sewaktu Xena kecil, dia selalu terkenal dengan gadis pembuat masalah. Kedua orang tuanya sekaligus kakaknya sampai dibuat sakit kepala dengan ulah Xena yang kerap kabur-kaburan sekaligus berfoya-foya.Xena mengusap-usap perutnya yang buncit. “Bonita, per

Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status