Share

16. Kesempatan untuk Jujur

"Natya, kalau setelah ini saya mengajak kamu untuk bertemu, bukan sebagai dua orang yang terikat pekerjaan, apa boleh?"

Di dalam kamarnya, Natya masih memikirkan perkataan Daksa yang tiba-tiba itu sebelum mereka saling berpamitan. Saat itu Natya tidak memberikan jawaban yang pasti karena terlalu terkejut. Mereka pun langsung berpisah begitu Daksa mendapat telepon dari asisten koki di restorannya.

“Hah …” Natya membuang napasnya. “Kalimat itu kedengeran kayak ajakan kencan. Tapi kalau gue nyimpulin kayak gitu padahal maksud Daksa bukan itu, malu juga.” Natya bermonolog dengan dirinya sendiri.

Cukup lama Natya terdiam dengan pikirannya sendiri. Tubuhnya sudah terbaring di atas kasur sambil mengenakan pakaian santai untuk tidur. Tetapi mata Natya belum bisa terpejam. Karena itu, Natya bangkit dan mengambil ponsel dan dua buah novel. Natya memutar “Sonata No. 14. “Moonlight” in C-Sharp Minor” oleh Beethoven dan Paul Lewis dari salah satu aplikasi streaming musik di ponselnya.

Tangan ka
atriaskhaer

Wih, Beno muncul lagi. Gimana ya perasaan Natya yang sebenarnya? Penasaran? Simak terus ceritanya, dan jangan lupa kasih vote serta komentar!

| Sukai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status