Share

Part 25

Sinar matahari cukup bersinar meskipun baru menunjukkan pukul delapan pagi. Ibra berusaha menghubungi Laras dari semalam juga mengirim pesan. Pesan berisikan penyesalan yang dia kirim panjang-lebar. Jangankan dibalas, dibaca pun enggak.

Biasanya, pesan masuk dari Ibra sengaja diberi pin oleh Laras. Pesannya selalu teratas. Namun, ketika luka mulai menganga satu per satu, Laras menghilangkan tanda pin, dan menjadikan pesan yang diarsipkan. Tidak lagi menjadi prioritas.

"Halo, Din. Maaf pagi-pagi menganggu."

"Ya, Mas. Ada apa? Tumben?" Dinda sangat terkejut ketika ponselnya berdering nyaring, matanya membola saat melihat nama Ibra terpampang nyata di layar ponselnya. Berulang kali dia memastikan, apakah deretan huruf itu benar mas Ibra mantan suami Laras. Meski pada akhirnya tanpa sadar jemarinya menyentuh icon telepon berwarna hijau.

"Bisa kita bertemu?"

"Ada apa, ya? Nggak ada angin, nggak ada hujan minta bertemu."

"Aku mau minta tolong sama kamu, Din!"

"Haa? Minta tolong, Mas. Apa ak
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Tri Wahyuni
kmu tenang saja Laras rezeqi g kemana klo kmu sabar dn juga kerja apa saja dgn ikhlas pasti ada rezeqi yg dtng dn juga jangan mau ketemu dgn ibra dh d buang sama Annisa batu dh sadar
goodnovel comment avatar
Imah Rahimah
ibra2.. memang benar yg d katakan Dinda, penyesalan selalu ada d akhir,......
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status