Share

17. Emosi

Hari ini kerjaan cukup hectic. Aku juga terpaksa harus mempelajari draf fail yang akan Debi presentasikan lantaran wanita itu izin nggak masuk hari ini. Bolak-bolak aku ke ruangan Andeas memastikan semuanya agar lebih matang.

"Semangat ya, ini sedikit amunisi biar lo enggak gemetaran di depan Pak Asta." Aldo menyodorkan minuman isotonik ukuran kecil kepadaku. Padahal Asta nggak semenyeramkan itu sampai harus aku takuti.

"Terima kasih."

Aku memang deg-degan. Tapi bukan deg-degan lantaran takut presentasiku gagal, lebih ke takut tidak bisa mengontrol emosi di depan Asta nanti.

"Minuman lo lumayan membantu, Do," ujarku setelah meneguk beberapa kali minuman isotonik pemberian Aldo.

"Sudah siap? Yuk, kita ke ruang meeting sekarang."

Aku menoleh ketika Andeas muncul. Hari sudah beranjak siang, tapi penampilan laki-laki itu masih saja segar seperti baru pertama kali datang.

"Siap, Pak." Aku menutup botol minuman dan menyimpannya di atas meja. Lalu segera menyambar laptop dan menyusul An
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status