Share

Bab 4 ( Hamil Anak Rangga)

"A-apa?" Suci kebingungan dengan pertanyaan wanita paruh baya itu.

"Melihat ekspresi wajahmu, sepertinya benar. Dan ini sungguh kabar gembira, ini artinya anakku normal dan bukanlah penyuka sejenis." Jawab Wanita yang tak Suci kenal itu dengan penuh rasa syukur.

Suci menggeleng, merasa pernyataan wanita itu begitu aneh di telinganya.

"Saya tidak mengerti pria yang anda maksud," sanggah Suci berusaha untuk meyakinkan wanita itu.

"Jaga diri, siapa tahu saat ini kau sedang mengandung anak Rangga."

Ucap wanita itu, seraya bangkit dari tempat duduknya, lalu berjalan meninggalkan Suci yang masih kebingungan karena tingkah wanita itu sangatlah aneh.

Hamil?

Siapa yang hamil? Anak Rangga? Impossible!

Setelah Kepergian wanita itu, Suci menatap perutnya yang saat ini masih terlihat datar. Memang benar, pagi itu dirinya bangun dalam keadaan tidak memakai sehelai benangpun di tubuhnya. Tapi, untuk mengingat kembali kejadian itu, jujur Suci sampai sekarang masih belum bisa mengingatnya. Yang Ia ingat bahwa Anton memintanya untuk mengantarkan Rangga pulang dalam keadaan…

Suci menggeleng cepat, berusaha untuk kembali mengingat dan hasilnya masih saja sama.

Rangga menatap wajah sumringah Ibunya yang baru saja keluar dari rumah sakit. Wanita penting dalam hidupnya itu terlihat begitu bahagia. Tak ingin membuat suasana hati Ibunya sedih, Rangga memutuskan untuk tidak menanyakan perihal tentang hal yang membuat Ibunya gembira itu.

***

Setelah Kepergian wanita yang tidak dikenalnya itu, Suci memutuskan untuk masuk kembali ke dalam ruangan tempat Ayahnya dirawat .Dengan perasaan bimbang atas Perkataan wanita asing itu, membuat hati Suci semakin cemas saja akan nasibnya. Karena merasa tidak nyaman dengan perasaannya saat ini,Suci memutuskan duduk di kursi yang terdapat di pinggir ranjang pasien.

Suci meraih tangan Ayahnya, menggenggam erat tangan yang telah berkerut itu.

"Maafkan aku, Ayah…" Suci kembali menangis dengan suara yang ditahan agar tak terdengar di telinga ayahnya. Pria itu nampak masih tertidur pulas.

***

"Menikahlah dengan wanita itu,"

Rangga menatap wajah Ibunya yang terlihat belum turun dari mobilnya, padahal, saat ini keduanya telah berada di depan gerbang pintu rumah mereka.

"Apa maksud Ibu?" tanya Rangga tidak mengerti dengan ucapan Ibunya.

Wanita itu segera memalingkan wajahnya ke wajah Rangga. Sambil tersenyum menatap anak semata wayangnya itu, wanita itu kembali melanjutkan ucapannya.

"Menikahlah dengan gadis yang sudah kau tiduri. Sebagai seorang pria, seharusnya kau bertanggung jawab atas segala hal yang terjadi malam itu. Gadis itu nampak begitu baik dan Ibu rasa, Ia cocok dengan dirimu."

Rangga tidak menjawab. Wajah pria itu terlihat mengeras dan nampak tak suka dengan arah pembicaraan Ibunya yang mengungkit soal malam panas itu. Jadi, ini adalah alasan kenapa Ibunya terlihat begitu senang saat keluar dari rumah sakit. Kemungkinan besar, Ia telah bertemu dengan wanita itu.

Merasa tak mendapatkan respon dari Rangga, wanita itu segera turun dari mobil. Berharap Rangga dapat menyimpulkan sesuatu tentang ucapan yang baru saja keluar dari mulutnya.

Setelah Ibunya turun dari Mobil, Rangga memutuskan untuk segera pergi ke kantor. Ia ingin mencari informasi tentang wanita itu. Dalam pikirannya, wanita itu telah dibayar oleh Ibunya untuk melakukan hal menjijikkan itu. Bisa saja, wanita itu sengaja tidur bersama dengan Rangga untuk mendapatkan uang, pikirnya saat ini.

"Berikan aku informasi tentang gadis yang bernama Suci itu!" ucap Rangga saat sudah berada di kantor.

"Suci…office girl itu?" Anton sedikit ragu, namun ia harus memastikan bahwa yang dimaksud Rangga adalah wanita yang dulu bekerja di kantor ini.

Rangga mendongak menatap tajam ke arah Anton. Ia tidak ingin mengulang kembali pernyataan yang baru saja ia utarakan.

Anton mendesah pasrah, lalu keluar dari ruangan Rangga.

Beberapa saat kemudian, Anton kembali dengan membawa beberapa berkas yang diminta oleh Rangga.

Tak ingin membuang waktu, Rangga segera menyambar file dokumen tentang Suci. Ia ingin memastikan latar belakang kehidupan wanita itu.

Dalam file tersebut dikatakan bahwa Suci merupakan anak dari pengusaha Roti yang telah bangkrut. Karena hal itu, Kuliahnya harus terbengkalai dan dirinya harus bertahan hidup bekerja untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Rangga membolak-balik halaman kertas itu. Tapi, tak ada satupun dari informasi ini yang menyatakan bahwa Suci pernah bertemu dengan Ibunya.

Rangga benar-benar dibuat kesal dengan ini semua. Soal malam itu dan permintaan aneh ibunya Seperti sebuah benang merah yang telah disengaja dan berkaitan satu dengan lainnya.

Mengingat bahwa sampai saat ini tamu bulanannya belum datang, dengan perasaan sedikit ragu. Suci memutuskan untuk membeli alat bantu untuk mengetahui seseorang mengandung atau tidak. Tidak ada cara lain, Ia harus melakukan hal itu.

Sebelum meninggalkan rumah sakit, Suci meminta agar perawat menjaga ayahnya karena ia beralasan bahwa ada sesuatu hal yang harus ia lakukan. Karena tak ingin membuat curiga, Suci memutuskan untuk pergi ke sebuah apotek terdekat dengan Rumah Sakit.

Suci sengaja membeli enam test pack agar ia dapat melihat dengan jelas hasilnya.

Merasa tak aman jika mencoba untuk menggunakan alat ini di rumah sakit, Suci memutuskan untuk pulang ke rumahnya. Ia tidak ingin pengunjung rumah sakit melihat gerak-geriknya yang mencurigakan.

'Aku mohon Tuhan, tidak kali ini.' ucap Suci memohon dalam hatinya.

Benar saja. Doanya telah dikabulkan. Harapan tidak hamil itu pun terwujud dengan sangat baik. Suci benar-benar merasa sangat lega, mungkin karena bulanannya belum datang, Ia merasa begitu cemas, takut jika benar-benar mengandung anak Rangga. Lagipula, jika sampai Ia hamil anak Rangga. Suci yakin, pria itu tidak mungkin akan mau bertanggung jawab atas perbuatannya.

Suci benar-benar merasa lega, perkataan wanita itu ternyata salah besar. Dengan ini, Suci bisa bernafas lega dan hanya akan fokus pada kesehatan Ayahnya.

Suci memandang alat test pack yang muncul garis satu itu. Ternyata, Dunia tak benar-benar kejam padanya.

Tak ingin memperpanjang masalah dikemudian hari, Rangga memutuskan untuk pergi ke rumah sakit untuk menemui Suci. Ia harus memastikan bahwa wanita itu tidak sedang hamil anaknya. Walaupun kenyataannya, hati kecilnya sedikit ragu akan hal itu. Karena Ibunya sendiri sudah mengatakan bahwa wanita itu sedang hamil. Jadi, kemungkinan tidak mengandung anaknya sangatlah kecil. Karena tak dapat menemukan Suci di rumah Sakit, Rangga memutuskan menghubungi Anton dan meminta alamat lengkap Suci.

Rangga ingin menyelesaikannya sekarang juga. Ia tidak ingin dikemudian hari, wanita itu datang ke rumahnya dengan alasan bayi yang dikandung. Karena bisa saja, sebelum tidur dengan Rangga, wanita itu sebelumnya pernah tidur dengan pria lain. Bahkan berganti pasangan.

Suara ketukan pintu terdengar begitu jelas. Suci yang sudah akan bersiap untuk pergi, segera melangkah untuk melihat siapa tamunya. Mungkin saja itu tetangganya yang ingin mengetahui keadaan Ayahnya.

Saat pintu terbuka lebar, Senyum di wajahnya menghilang.

"P-pak Rangga?"

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status