Home / Romansa / Tergoda Hasrat si Presdir Tampan / Bab 5 ( Tawaran Menikah)

Share

Bab 5 ( Tawaran Menikah)

Author: Tri Afifah
last update Last Updated: 2023-10-18 10:56:19

"Apa benar, saat ini kau mengandung anakku?"

Suci menahan nafasnya. Pertanyaan Rangga tidak pernah terlintas dipikiran Suci. Pria itu terlampau jujur dan tidak bertele-tele.

"Ti-tidak, Pak." Jawab Suci. Bola matanya terlihat bergerak gelisah, hal itu dapat ditangkap oleh kedua mata Rangga. Pria itu tidak berkomentar, Ia memandangi wajah di hadapannya itu, mencari nada kebohongan yang bisa saja Suci ucapkan.

Hening.

Tidak ada yang bersuara, keduanya sedang dalam pikiran masing-masing. Hal itu membuat Suci harus kembali bersyukur, untung saja Ia tidak benar-benar mengandung anak Rangga. Jika saja hal itu terjadi, mungkin Ia akan mendapatkan teror dari pria ini.

"Maaf Pak, jika tidak ada yang ingin bapak katakan lagi, saya harus pergi ke rumah sakit."

Rangga hanya diam saja sambil terus menatap wajah Suci. Wajah pria yang terlihat tampan itu kembali mengeras.

"Jangan mencoba bermain api denganku!"

Suci mundur selangkah menjauh dari jangkauan Rangga. Ia tidak ingin berada di dekat pria yang tampak dingin dan tak bersahabat itu. Entah takdir apa yang membuat keduanya harus bertemu dalam keadaan seperti ini. Tapi, Suci tidak pernah sekalipun menyangka bahwa dirinya harus terlibat hal seperti ini dengan mantan Bosnya itu.

Suci memalingkan wajahnya ke arah lain, Ia tak ingin menjadi bahan tatapan mata Rangga yang seakan-akan sedang menguliti dirinya.

Setelah puas memberikan sebuah isyarat peringatan pada Suci, Rangga memutuskan untuk pergi meninggalkan wanita itu yang masih terlihat terkejut dengan kedatangannya.

Suci menghela nafas lega saat melihat tubuh Rangga yang semakin jauh meninggalkan rumah. Suci merasa tubuhnya lemas dan ia memutuskan untuk duduk di kursi terlebih dahulu sebelum pergi ke rumah sakit. Ia butuh waktu untuk memenangkan dirinya.

Dalam perjalanan menuju ke arah kantor, Rangga dikejutkan dengan kabar Ibunya yang saat ini dilarikan ke Rumah Sakit. Bayangan masa lalunya yang kelam saat kematian Ayahnya membuat hati Rangga begitu gelisah. Ia tidak ingin waktu itu terulang kembali dan membuat luka hati yang sedikit terobati itu kembali terbuka lagi.

"Bagaimana keadaannya?" tanya Rangga saat Melihat Anton berada di ruangan tempat Ibunya dirawat.

"Kata dokter, sudah stabil dan hanya perlu menunggu beliau kembali untuk sadar. Tapi Pak,.." Anton nampak ragu untuk mengatakannya.

Kedua alis Rangga bertemu, mengekspresikan perasaan tak senangnya karena Anton tak meneruskan perkataannya.

Merasa dipelototi, Anton berdehem beberapa kali untuk bisa mencairkan suasana.

"Ibu anda, menitipkan pesan agar anda cepat bertanggung jawab atas perbuatan yang anda lakukan pada Suci."

"Tidak ada yang perlu dipertanggung jawabkan!"

***

"Ta-tapi, uang saya belum cukup untuk membiayai operasi…"

"Itu bukan urusan kami, karena masih banyak lagi pernyataan seperti itu setiap harinya." Ucap seorang wanita yang berada di balik kaca ruang administrasi Rumah Sakit.

Suci hanya dapat tersenyum masam mendapati pernyataan wanita itu.

"Tolong mundur, karena masih banyak orang yang akan membayar." Ucap seorang pria yang berada di samping wanita itu.

Ya, yang dikatakan mereka benar adanya. Di Belakang tubuh Suci, ada banyak orang yang sedang mengantri untuk menyelesaikan biaya administrasi. Suci menghembuskan nafas berat, entah kepada siapa lagi dirinya harus memohon agar bisa mendapatkan uang untuk Opera Ayahnya.

Suci sudah berusaha untuk meminjam ke sanak saudara dari ayah dan ibunya, tapi mereka semua tutup mata untuk masalah ini. Tega sekali mereka, padahal saat mereka kesusahan. Ayah adalah orang yang selalu berdiri di garda terdepan dalam membantu keuangan mereka. Menyedihkan sekali.

Suci terus berjalan di koridor rumah sakit tanpa memperhatikan kondisi koridor yang ramai.

Kejadiannya begitu cepat, membuat Suci sangat kaget saat dirinya merasa ada tangan kokoh yang menarik dirinya ke sisi bagian sisi kiri, belum sempat melihat siapa pemilik tangan itu. Suci melihat beberapa perawat sedang mendorong brankar pasien yang terlihat tergolek lemah dengan kepala yang mengeluarkan darah.

"Apa kau tidak bisa melihat itu semua?"

Suci menoleh ke arah orang yang saat ini berbicara dengannya. Dadanya masih bergemuruh, antara kaget dan merasa takut melihat pemandangan yang baru saja dilihatnya.

"P-pak Rangga?" belum reda rasa keterkejutannya, kini Suci harus kembali melihat Rangga yang berdiri tepat di hadapannya. Ternyata, orang yang menarik tangannya adalah Rangga. Mata Rangga menjadi gelap saat menyadari bahwa orang yang ditolongnya tak lain adalah Suci.

Suci menundukkan kepalanya, Ia merasa tak kuat jika terus ditatap seperti itu. Rangga menatapnya bagaikan ulat bulu yang harus disingkirkan dari kehidupannya.

Rangga tidak mengatakan apa-apa lagi. Suci dapat melihat pria dingin itu pergi meninggalkan dirinya.

Jantung Suci mulai berdebar kencang saat kembali mengingat kejadian tadi. Memang itu hanya sebatas pertolongan biasa, tapi entah mengapa rasanya hatinya mendingin mengingat sifat Rangga yang begitu dingin.

Mengingat banyaknya hal yang akhir-akhir ini terjadi, Rangga berusaha untuk tetap bersikap tenang. Ia tidak bisa dengan cepat mengiyakan permintaan Ibunya. Soal Suci, Rangga berkesimpulan bahwa wanita itu tidak terlibat dalam rencana Ibunya. Rangga yakin, karena sampai detik ini, wanita itu masih bertahan sendirian dalam kesusahan yang sedang ia alami.

Rangga tidak bodoh, Ia memutuskan untuk mencari informasi soal kehidupan Suci dengan menyuruh anak buahnya untuk mengorek keterangan kehidupan wanita itu. Apabila Ibunya memaksanya untuk menikahi Suci, itu hanyalah sebuah akal-akalan Ibunya saja agar dirinya cepat menikah. Walaupun sebenarnya Rangga tahu, Ibunya melakukan itu semua karena merasa hidupnya sebagai seorang Ibu tak akan lama lagi.

"Tapi, untuk mendapatkan hati klien ini. Anda harus memiliki seorang istri." Ucap Anton saat keduanya telah berada di kantor. Pekerjaan Rangga hampir terbengkalai saat meninggalkan kantor untuk menjaga Ibunya yang dirawat tiga hari di rumah sakit. Dan setelah Ibunya kembali sehat, Rangga kembali menjalani hari-harinya di kantor seperti biasanya.

Sudut bibir Rangga berkedut, Ia menatap tajam wajah Anton yang saat ini berada di hadapannya dengan sebuah File dokumen masih berada di genggamannya.

"Terlebih, Video anda sudah tersebar di internet."

"Video?" Rangga menyambar ponsel yang tergeletak di atas meja. Lalu mencari kabar berita populer hari ini.

Benar saja, Videonya bersama dengan Suci telah menjadi trending topik pembicaraan di berbagai media elektronik.

Tanpa disuruh, Anton kembali menerangkan situasi yang saat ini sedang terjadi. Terutama masalah video yang berimbas pada Kantor.

Klien yang tidak ingin bekerja sama dengan perusahaan yang memiliki skandal terutama dengan wanita, menginginkan agar Rangga terlebih dahulu menikah sebelum keduanya menjalin kerjasama dengan pihak terkait.

Rangga tidak merespon ucapan Anton, kepalanya sibuk dengan pemikiran tentang siapa yang berani bermain-main dengan dirinya. Terlebih, sampai menyebarkan video tersebut. Rangga harus mencari, siapa dalang dibalik ini semua.

"Tanda tangani surat perjanjian itu, dan masalahmu akan selesai." Rangga menatap wajah pucat Suci yang terlihat begitu berantakan. Terakhir bertemu dengan wanita itu, Ia merasa Suci masih terlihat baik-baik saja.

"Kontrak Pernikahan?" Suci dapat melihat raut wajah Rangga terlihat masih saja tidak bersahabat.

"Tanda tangani surat itu dan Ayahmu akan dioperasi."

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Tergoda Hasrat si Presdir Tampan   Bab 152 ( I Love You, My Presdir! )

    "Sepertinya, kita salah kamar."Rangga dan Joni saling tatap, lalu mengalihkan pandangannya pada Suci."Apa maksudmu, sayang?" tanya Rangga."Wanita itu, dia tidak mungkin Siska. wajahnya...sama sekali, tidak mirip dengan Siska. aku yak-""Maaf, tapi itulah Siska. wanita yang wajahnya rusak dan bertubuh kurus itu Siska." Potong Joni. Saat Suci akan mematahkan perkataan Joni, seorang dokter dan perawat datang menghampiri mereka."Siapa diantara kalian, yang bernama Rangga?" tanya dokter itu sambil tersenyum."Saya, dok. " Rangga maju selangkah, agar bisa lebih dekat dengan sang dokter bertubuh gempal itu."Saya harap, kedatangan anda bisa sedikit membantu kesembuhan Siska," Mendengar nama Siska disebut, Suci kembali menolehkan kepalanya pada kaca jendela ruangan itu.Suci kembali mendekatkan wajahnya pada kaca jendela ruangan itu. Berkali-kali ia menggelengkan kepalanya, air matanya menetes begitu saja tanpa dapat ia cegah. Siska yang dulu terlihat begitu cantik dengan wajah yang semp

  • Tergoda Hasrat si Presdir Tampan   Bab 151 ( Menemui Mantan)

    Sandi yang telah sepenuhnya pulih dari luka yang dideritanya, telah kembali ke rumah. Lebih tepatnya, rumah yang disediakan oleh Lestari. Ia begitu menjaga keamanan mantan sahabatnya itu, dari orang-orang yang bisa saja kembali akan melukainya."Bagaimana, sudah kau urus semuanya?"Joni mengangguk mengiyakan.Lestari mendesah lega, karena semua rencana yang telah ia rancang sudah mulai menemui titik terang."Baguslah, kalau begitu tugasmu kali ini adalah mengantarkan anak menantuku ke Rumah Sakit-""Anda serius?"potong Joni. Pria itu nampak menatap wajah majikannya itu begitu serius."Maaf, apabila tindakan saya tidak sopan. tapi, terlalu berisiko jika harus kembali mempertemukan Rangga dengan mantan kekasihnya itu. saya hanya kasihan pada Suci." Lanjutnya tanpa berani memandang wajah Lestari.wanita itu sempat ingin memprotes, namun hal itu urung ia ucapkan karena paham bahwa Joni sudah mengetahui seluk beluk tentang keluarganya.Joni bukan sekedar anak buah Lestari. Namun, pria itu

  • Tergoda Hasrat si Presdir Tampan   Bab 150 ( Sedikit Rasa Iba)

    Lestari menatap wajah Suci, sebenarnya ia tidak ingin menyakiti buah hatinya itu. Tapi, sebagai seorang wanita, Lestari tidak cukup kuat untuk menahan beban pikiran saat melihat penderitaan Siska.“Maafkan, ibu sayang. Ibu kasihan melihat keadaan Siska. Dia benar-benar membutuhkan bantuan kita. Ibu tahu, kau akan kembali terluka saat suamimu menolongnya. Tapi, ibu yakin kau akan merasa kasihan jika melihat keadaannya.”Suci mengalihkan pandangannya pada suaminya. Ia ingin melihat dan mendengar, apa yang akan diucapkan oleh Rangga. Suci ingin mendengar, jawaban yang akan keluar dari bibir pria itu.Rangga yang ditatap seperti itu, mengalihkan pandangannya. Ia tidak dapat langsung memberikan jawaban atas apa yang diinginkan oleh ibu mertuanya itu. Jujur saja, banyak hal yang dulu pernah ia alami bersama dengan Siska. Ia tidak menampik, bahwa kehadiran Siska dulu pernah mengisi ruang dalam hatinya.“Apa jawabanmu, mas?” Suci tidak dapat bersabar lagi. Ia tidak ingin menunggu lebih lama l

  • Tergoda Hasrat si Presdir Tampan   Bab 149 ( Permintaan Lestari)

    Rangga hanya diam menatap isi karung yang telah dibuang oleh seseorang di depan pagar rumahnya.“Apa kita laporkan ke polisi saja, mas?” tanya Suci saat melihat isi karung yang membuat perutnya bergejolak ingin muntah.“Tega sekali mereka,”“Hubungi Polisi, kita akan lihat apa yang sebenarnya mereka inginkan. Jangan-jangan ini perbuatan Anton.” Pikir Rangga dengan mata yang masih menatap tubuh anjing yang telah mati. Bukan hanya satu, melainkan tiga ekor anjing yang sudah tidak bernyawa.***Pemberitaan tentang Karung berisi anjing yang telah mati menjadi topik hangat untuk, dibicarakan diberbagai macam platform media elektronik. Keluarga Rangga kembali menjadi bulan-bulanan pembicaraan media sosial manapun. Hal itu, membuat pria itu kembali harus ekstra berhati-hati saat pergi ke suatu tempat, terutama untuk keselamatan Suci, istrinya.“Ini adalah hasil petisi tanda tangan para karyawan yang tidak menginginkan kehadiran mu, di kantor ini.” Anton membuka rapat koordinasi dengan para p

  • Tergoda Hasrat si Presdir Tampan   Bab 148 ( Kali Ini, Harus Berhasil!)

    "Apa kau mau aku pecat, hah! mengganggu saja!" ucap Rangga pada seorang wanita yang terlihat menundukkan kepalanya saat pintu kamar telah terbuka."Ma-maaf pak, tapi tadi ada mobil berhenti di depan gerbang. terus melemparkan sesuatu di dalam karung. penjaga di depan gerbang, tidak berani membukanya tanpa persetujuan anda." Jawab wanita itu.Rangga menggeleng, otaknya terasa ingin pecah. namun, ia berusaha untuk tetap tegar menghadapi kenyataan bahwa ada saja manusia yang mencoba untuk mengganggu waktunya."Baiklah, dengarkan aku baik-baik. biarkan karung itu ditempatnya, tunggu sampai aku turun ke bawah, yang terpenting. kamera pengawas sudah merekam aksi orang tersebut. mengerti?""Baik, pak. saya akan memberikan informasi ini pada para penjaga." wanita itu bergegas untuk pergi meninggalkan Rangga."Ada apa mas?" tanya Suci, saat Rangga kembali masuk.ke dalam kamar dan menutup pintu."Hanya masalah kecil, tapi mereka membesarkan semuanya."Rangga menatap tubuh Suci yang sudah terbal

  • Tergoda Hasrat si Presdir Tampan   Bab 147 ( Ada Pengganggu)

    Rangga masih belum beranjak dari tempat duduknya. pria itu terlihat kesal karena sudah mendapatkan penolakan mentah-mentah oleh Suci. wanita itu nampak lebih segar setelah keluar dari kamar mandi.Suci memang menolak berhubungan dengan Rangga. hal itu karena bagian bawah tubuhnya masih merasa sakit karena ulah Rangga saat di kantor tadi."Masih marah?" Rangga menatap dingin wanita cantik yang saat ini sedang menatapnya."Sayang..." Suci mendekat, duduk di samping pria yang masih menampilkan wajah enggannya.Rangga mendesah pasrah, ia tidak mungkin bisa terus-terusan marah pada istrinya itu."Aku kesal, tidak dapat menikmati makananku." Jawab Rangga dengan senyum liciknya."Jadi, kau pikir aku ini makanan?"Rangga tertawa terbahak-bahak mendengar pertanyaan Istrinya itu.Suci terlihat sedikit terkejut, dengan respon yang diberikan oleh suaminya itu. setelah beberapa lama tidak melihat wajah Rangga yang tertawa lepas Seperti ini, rasanya hal ini begitu menakjubkan.Suci merengkuh tubuh

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status