Beranda / Urban / Tergoda Pesona Ibu Mertua / Bab 139. Desahan di kamar Mama

Share

Bab 139. Desahan di kamar Mama

Penulis: Galaxybimasakti
last update Terakhir Diperbarui: 2025-06-01 12:19:52

Untungnya, Pak Hendra hanya mengangguk, alasan yang aku katakan cukup masuk akal. Aku merasa lega, tapi di dalam hati, aku tahu suatu saat nanti aku harus jujur tentang hubunganku dengan Mama Siska.

Setelah ngobrol panjang, Pak Hendra pamit pulang. Dia mengatakan rumah ini akan dijaga ketat, bukan hanya oleh bodyguardnya Alicia saja, tapi juga anak buahnya dan anak buahnya Pak Budi.

Aku termenung, teringat kata-kata Alicia waktu itu. Aku harap dia tidak serius tentang hubungan ini, karena dari awal ini hanya urusan kesepakatannya saja untuk membantuku. Aku hanya ingin setia pada Mama Siska, meskipun hubungan kami masih di rahasiakan.

Seharian ini aku hanya rebahan di kasur, tapi ketika sore hari aku memaksakan diri berjalan-jalan di rumah. Kaki dan dadaku masih terasa sakit, setiap langkah terasa berat. Nayla pulang menjelang makan malam, wajahnya ceria.

“Bang, aku makan di kamar sama Abang, ya? Aku ingin nemenin Abang!” katanya, membawa piring berisi nasi dan ayam goreng.

“Kamu kayak
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (2)
goodnovel comment avatar
virna putri
mimpi ya? hehe
goodnovel comment avatar
Erwanto Andi
kok cerita nya tidak terduga, siska malah ke alex?
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Tergoda Pesona Ibu Mertua   Bab 226. Bertemu di Seminyak

    Saat santai di tepi Atuh Beach, Nayla melakukan panggilan video dengan Siska dan Raka. Di layar, Siska dan Raka sedang berjalan di taman villa mewah di Jakarta, dengan pemandangan pepohonan rindang dan bunga mawar di latar belakang.“Nayla, besok pagi kami akan ke Bali sama keluarganya Abangmu. Nanti kita ketemu di sana ya? Mama kangen banget pengen ketemu kamu," kata Siska, suaranya penuh rindu.“Iya, Ma, aku juga kangen banget! Besok kami akan ke sana, oh ya Bali nya dimana?” jawab Nayla, tersenyum lebar.Raka menimpali, “Abang juga belum tahu sih, nanti kalau sudah tiba di kabari. Jaga diri baik-baik ya, Nay. Ibu Abang juga pengen segera ketemu kamu katanya.”Nayla mengangguk, sedikit nervous tapi antusias."Iya Bang, Abang dan Mama juga baik-baik di sana, sehat-sehat."Panggilan video pun berakhir, Nayla sudah sangat rindu ingin segera bertemu dengan Siska dan Raka. Malam itu, mereka tidak kembali lagi ke homestay yang berada di Kelingking karena ingin menjelajahi lebih banyak tem

  • Tergoda Pesona Ibu Mertua   Bab 225. Libido tinggi Tom

    Nayla masih dalam posisi membelakangi Tom, hanya celananya saja yang dibuka oleh Tom. Tom memposisikan dirinya tepat di belakang Nayla, dengan benda pusakanya yang tegak berdiri siap menembus bagian intinya. Tom memegang benda pusakanya, dia arahkan pada bagian inti Nayla secara perlahan. Lubang kenikmatan Nayla masih sempit, apalagi posisinya seperti itu yang membuat bagian intinya semakin sempit. "Ahhh, Tom mmmhh." Nayla melenguh panjang, ketika sebagian benda pusaka Tom berhasil membobolnya."Enak banget lobang kamu sayang, masih tetap rapet. Tapi sekarang sudah gak sakit kan?" Tom mengangkat satu kaki Nayla."Nggak, Tom. Cuma masih ngilu, punya kamu gede banget sih. Tapi enak, terasa hangat dan berasa sekali."Tom mendekap erat tubuhnya, tangannya mulai menelusuri buah dada Nayla yang masih terbungkus oleh bra. "Yang gede itu memang lebih enak sayang, pokoknya mulai sekarang jadi milikmu. Jika kamu mau, bilang saja. Nanti aku siap memberikan kamu kenikmatan,"Nayla memegang tanga

  • Tergoda Pesona Ibu Mertua   Bab 224. Sikap perhatian Jack

    Malam itu, langit Nusa Penida semakin gelap, hanya diterangi bintang-bintang dan cahaya bulan yang memantul di permukaan laut. Nayla memeluk pinggang Tom erat-erat saat mereka melaju kembali dengan jet ski, udara malam yang dingin membuat tubuhnya menggigil. Pakaian Nayla basah kuyup setelah kejar-kejaran dengan ombak, dan angin laut semakin terasa menusuk. Akhirnya, jet ski mereka menepi di Pantai Kelingking, tapi Ethan, Liam, dan Jack sudah tak terlihat di tepi pantai.“Mungkin mereka udah balik ke penginapan,” kata Tom, melepas helm jet ski. “Sebaiknya kita ke sana.”“Iya, Tom, pakaianku basah banget. Dingin, pengen cepet mandi,” balas Nayla, menggosok lengan untuk menghangatkan tubuh.Mereka berjalan kaki menuju homestay, yang untungnya tak terlalu jauh. Jalan setapak diterangi lampu-lampu kecil, dan aroma bunga kamboja tercium samar. Sesampainya di homestay, mereka melihat mobil sewaannya terparkir di depan, dan Liam keluar dari pintu, membawa botol air mineral.“Kalian dari mana

  • Tergoda Pesona Ibu Mertua   Bab 223. Bermain di tepi pantai

    Lalu Tom kembali mencium bibirnya, Tangan Tom membuka celana Nayla sampai terlepas. Keduanya sama-sama sudah sangat bernafsu, sampai tidak memperdulikan sekitar. Mereka tidak peduli jika ada orang yang melihat, yang penting hasrat mereka terlampiaskan.Kini keduanya sudah tidak memakai apapun, angin yang terus berhembus dari pantai sudah tidak di perdulikan. Padahal saat itu menjelang malam, udara malam mulai berhembus tapi hasrat mereka tidak terkalahkan. Ketika Tom akan mengarahkan benda pusakanya pada bagian inti Nayla, Nayla langsung bangkit karena takut sakit lagi."Tunggu, Tom. Aku takut, pasti sakit lagi." Nayla menatap benda pusaka Tom yang sudah sangat keras dan besar.Tom menenangkan, memegang tangan Nayla lembut, "Kalau sudah pernah di coba, yang kedua kalinya gak akan sakit lagi, sayang. Percaya padaku kali ini pasti enak, bukankah kata kamu rasanya enak.""Iya, tapi..." Nayla masih merasa ragu.Tom mendekati Nayla, tangannya membelai wajahnya dan mencium tengkuknya yang m

  • Tergoda Pesona Ibu Mertua   Bab 222. Pengen lagi

    Setelah sarapan, mereka melanjutkan petualangan. Pertama, mereka mengunjungi Broken Beach, sebuah teluk kecil dengan lengkungan batu alami yang membingkai laut biru. Ombak menghantam dinding karst, menciptakan suara gemuruh yang dramatis. Ethan merekam panorama itu, sementara Nayla dan Tom berpose di tepi tebing, tangan mereka bertaut. Jack dan Liam mewawancarai seorang pria Bali setempat, I Made, yang bekerja sebagai pemandu wisata.“Halo, Bli, boleh kami wawancara sebentar?” tanya Liam, memegang mikrofon kecil.Made tersenyum ramah. “Boleh, apa yang mau ditanya?”“Ceritain dong tentang Broken Beach ini. Apa yang bikin tempat ini spesial?” tanya Jack.Made menjelaskan, “Broken Beach ini unik karena lengkungan batunya terbentuk alami oleh erosi laut selama ratusan tahun. Airnya jernih, tapi tidak bisa untuk berenang karena arusnya kuat. Banyak wisatawan datang buat foto, apalagi pas sunset.”Nayla menimpali, “Pasti keren banget ya, Bli, sunset di sini?”“Iya, pemandangannya bagus. Kal

  • Tergoda Pesona Ibu Mertua   Bab 221. Kembali mengeksplor

    Pagi itu, pukul lima pagi, udara terasa dingin mereka masih tidur berdua saling berpelukan dan sama-sama tidak berpakaian. Tom terbangun dengan hati-hati, berusaha tidak mengganggu Nayla yang masih terlelap dalam pelukannya.Ia melirik jam di ponselnya dan berbisik, “Sayang, aku harus balik ke kamar. Takutnya temen-temen udah bangun dan curiga.”Tapi ternyata Nayla terbangun, karena Tom melepaskan pelukannya. Nayla mengangguk mengantuk, matanya setengah terbuka. “Iya, sebaiknya kamu cepet kembali. Takutnya nanti mereka ngadu ke Mama sama Bang Raka,” katanya, tersenyum kecil.Tom mencium kening Nayla lembut. “Ya sudah, sampai nanti ya, sayang. Kamu tidur lagi aja.”“Iya, kamu juga. Aku nggak sabar pengen jalan-jalan lagi,” balas Nayla, suaranya penuh antusiasme meski masih ngantuk.Tom tersenyum, “Seharian ini kita eksplor semua tempat. Aku pergi ya.” Ia bangkit pelan, mengambil laptopnya, dan kembali ke kamar sebelah dengan langkah hati-hati.Nayla memeluk bantal, hatinya berbunga-bun

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status