Home / Urban / Tergoda Pesona Ibu Mertua / Bab 140. Semakin rumit

Share

Bab 140. Semakin rumit

last update Last Updated: 2025-06-01 23:08:13

Tapi justru Mama Siska mendesah keras, hingga aku kembali membuka mataku. Tepat di depanku, Alex menghujam keras bagian inti Mama Siska aku ingin muntah melihatnya.

"Lihat, Raka! Mama Siska keenakan, ternyata lebih enak dari Tiara. Gimana? apa jantungmu masih aman?" Dia tertawa terbahak-bahak, sambil memeluk Mama Siska.

"Gimana sayang, enak kan? Enakan mana dengan Raka?" Alex mencengkram erat leher Mama Siska dan menatapnya begitu dekat.

Suara Mama Siska berat, terbata-bata karena Alex terus menghujam bagian intinya begitu sangat keras. "E-enakan kamu, Alex! Aku sangat suka, lebih kencang lagi!" Aku tidak percaya dengan apa yang dia ucapkan.

Alex tertawa puas, dia menatapku, "Lihat, Raka! Dia sangat keenakan, selama ini kamu hanya di jadian pelampiasannya saja." Alex kembali menatap Mama Siska, "Keluarin di dalam ya sayang?"

Mama Siska tidak menjawab, dia tidak berhenti terus mendesah.

Alex semakin menghentak pinggulnya dengan keras, hingga tubuhnya tidak terkontrol dan gerakannya sem
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Salim Kastono
Mana ini Terusan nya....?????
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Tergoda Pesona Ibu Mertua   Bab 143. Hasrat liar Alicia

    “Oh, kalau gitu, silakan. Alhamdulillah, Raka memang sudah lebih baik sejak pagi,” kata Mama Siska.“Terima kasih, Bu. Kalau begitu, kami pamit dulu. Ayo, Raka,” ajak Alicia.Aku bingung, tapi tidak bisa menolak. “Sebentar, aku ganti baju dulu,” kataku, lalu bergegas ke kamar.Aku mengenakan kemeja lengan panjang dan celana bahan, lalu kembali ke ruang tamu.“Ma, aku pergi dulu,” pamitku.“Iya, hati-hati, Raka,” jawab Mama Siska.Nayla tidak terlihat, mungkin sudah ke kamarnya.Aku naik ke mobil Alicia. Kali ini dia yang menyetir. Dadaku terasa sesak. Aku tidak ingin membohongi Mama Siska lagi, tapi situasi ini membuatku tidak punya pilihan.“Kamu kelihatannya nggak suka pergi sama aku,” kata Alicia tiba-tiba.“Bu-bukan gitu. Aku cuma masih lemas aja,” jawabku gugup.Alicia tersenyum. “Aku ajak kamu ke apartemenku. Kamu sudah baikan, kan? Kita cuma ngobrol ko, ya mungkin sedikit sentuhan."“I-iya, aku bisa,” kataku, meski ragu.Sampai di apartemen, Alicia memesan makanan untuk makan s

  • Tergoda Pesona Ibu Mertua   Bab 142. Ancaman baru

    Aku duduk di teras bersama mas Bambang dan yang lainnya, di depan rumah yang sedang berjaga. Aku merasa bosan di rumah, kita ngobrol-ngobrol hingga aku iseng-iseng tanya soal Alicia. Mereka bodyguardnya mungkin tahu tentang Alicia."Mas, apakah Bu Alicia dan Daniel akan menikah?"Walaupun aku tahu Alicia dan Daniel ketika di sosmed hanya bersandiwara. Mas Supri menggeleng. “Orangtuanya memang menginginkan mereka agar segera menikah, tapi Bu Alicia tidak mau karena dari awal bertunangan tidak setuju."Aku hanya memastikan saja dan memang benar adanya, sama seperti yang dikatakan oleh Alicia. Alicia mungkin sama sepertiku, dia mewarisi harta kekayaan orangtuanya. Alicia anak satu-satunya, jadi dia yang akan pegang kendali. Tapi syaratnya, harus menikah dengan anak dari teman bisnis ayahnya yaitu Daniel. Makanya Alicia tidak bisa membantah, karena jika tidak orangtuanya tidak akan memberikan sepeserpun harta kekayaannya.Alicia orangnya sangat ambisius, angkuh dan egois. Apapun yang dia

  • Tergoda Pesona Ibu Mertua   Bab 141. Momen bersama mereka

    Di kamar, ponselku bergetar. Pesan dari Alicia masuk.[Raka, siang ini aku ke rumahmu. Ada hal penting yang mau aku bicarakan.]Jantungku kembali berdegup kencang. Apa Alicia akan kembali membahas hal yang sama seperti yang dia katakan waktu itu? Masalah ini semakin rumit, dan aku tidak tahu harus berbuat apa.Tiba-tiba pintu kamar terbuka perlahan. Nayla muncul, wajahnya ceria seperti biasanya, seolah percakapan tadi di dapur tidak pernah terjadi. “Bang Raka! Abang sudah sembuh? Memangnya badannya sudah tidak sakit lagi?" katanya, matanya berbinar. “Aku mau ngasih tahu, sarapannya sudah siap. Mau aku ambilkan makanannya bang?"Aku tersenyum kecil, berusaha menutupi kegelisahan di hatiku. “Alhamdulilah, Nay. Nggak usah Nay, Abang mau sarapan bersama kalian aja. Abang sudah benar-benar sembuh ko, ini Abang sudah bisa jalan." sambil memperlihatkan padanya, berjalan-jalan.“Syukurlah, aku senang kalau Abang sudah sembuh. Kalau gitu ayo kita makan! Tapi aku masih khawatir, ayo aku tuntun

  • Tergoda Pesona Ibu Mertua   Bab 140. Semakin rumit

    Tapi justru Mama Siska mendesah keras, hingga aku kembali membuka mataku. Tepat di depanku, Alex menghujam keras bagian inti Mama Siska aku ingin muntah melihatnya."Lihat, Raka! Mama Siska keenakan, ternyata lebih enak dari Tiara. Gimana? apa jantungmu masih aman?" Dia tertawa terbahak-bahak, sambil memeluk Mama Siska."Gimana sayang, enak kan? Enakan mana dengan Raka?" Alex mencengkram erat leher Mama Siska dan menatapnya begitu dekat.Suara Mama Siska berat, terbata-bata karena Alex terus menghujam bagian intinya begitu sangat keras. "E-enakan kamu, Alex! Aku sangat suka, lebih kencang lagi!" Aku tidak percaya dengan apa yang dia ucapkan.Alex tertawa puas, dia menatapku, "Lihat, Raka! Dia sangat keenakan, selama ini kamu hanya di jadian pelampiasannya saja." Alex kembali menatap Mama Siska, "Keluarin di dalam ya sayang?"Mama Siska tidak menjawab, dia tidak berhenti terus mendesah.Alex semakin menghentak pinggulnya dengan keras, hingga tubuhnya tidak terkontrol dan gerakannya sem

  • Tergoda Pesona Ibu Mertua   Bab 139. Desahan di kamar Mama

    Untungnya, Pak Hendra hanya mengangguk, alasan yang aku katakan cukup masuk akal. Aku merasa lega, tapi di dalam hati, aku tahu suatu saat nanti aku harus jujur tentang hubunganku dengan Mama Siska.Setelah ngobrol panjang, Pak Hendra pamit pulang. Dia mengatakan rumah ini akan dijaga ketat, bukan hanya oleh bodyguardnya Alicia saja, tapi juga anak buahnya dan anak buahnya Pak Budi.Aku termenung, teringat kata-kata Alicia waktu itu. Aku harap dia tidak serius tentang hubungan ini, karena dari awal ini hanya urusan kesepakatannya saja untuk membantuku. Aku hanya ingin setia pada Mama Siska, meskipun hubungan kami masih di rahasiakan.Seharian ini aku hanya rebahan di kasur, tapi ketika sore hari aku memaksakan diri berjalan-jalan di rumah. Kaki dan dadaku masih terasa sakit, setiap langkah terasa berat. Nayla pulang menjelang makan malam, wajahnya ceria.“Bang, aku makan di kamar sama Abang, ya? Aku ingin nemenin Abang!” katanya, membawa piring berisi nasi dan ayam goreng.“Kamu kayak

  • Tergoda Pesona Ibu Mertua   Bab 138. Sikap Mama Siska berubah

    Setelah Mama Siska pergi ke dapur, Nayla juga pamit. “Bang, aku ke kampus dulu, ya. Sudah siang nih, mau kuliah dulu. Aku ke kamar bentar ya!” katanya, suaranya ceria seperti biasanya.“Iya, Nay. Hati-hati di jalan,” jawabku, tersenyum.Nayla mengangguk, lalu berlari ke kamarnya. Kini aku sendirian di kamar, ditemani keheningan yang terasa menyesakkan. Tubuhku masih terasa sakit, setiap tubuhku aku gerakan terasa seperti ditusuk-tusuk. Kepalaku yang baru sembuh dari pukulan beberapa waktu lalu kini kembali terluka setelah pertarungan di rumah tua itu. Aku hampir kehilangan nyawa demi menyelamatkan Mama Siska, tapi luka fisik ini tidak sebanding dengan kegelisahan yang menggerogoti hatiku.Mama Siska masuk, membawa mangkuk bubur ayam yang masih mengepul. Aroma wangi bubur itu biasanya membuatku nyaman, tapi entah kenapa suasana terasa berbeda. Dia meletakkan mangkuk di meja samping ranjangku, lalu mulai menyuapiku seperti saat di rumah sakit.“Ma, biar aku makan sendiri saja. Aku sudah

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status