Share

Aku Orang Kaya!

Penulis: Cheesecake
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-25 08:27:37

"Maaf ya, Mbak ...." ucapan seorang pria berkacamata yang duduk di samping pria tampan itu terputus, karena pria tampan itu memberikan isyarat untuk diam.

Pria bernama Dexa itu tersenyum miring, alisnya terangkat sebelah ke atas menatap Amira yang berada di hadapannya dengan berani. "Aku ingin kau menghamiliku, aku akan membayar mahal untuk benihmu!" ucap Amira sambil menunjuk Dexa.

"Sungguh?" tanya Dexa. Suaranya terdengar sangat berat selaras dengan wajahnya yang terkesan maskulin dan sensual.

"Aku ini orang kaya raya. Uang aku banyak. Aku akan bayar benih kamu dengan harga fantastis. Cepat buat aku hamil!"

Amira meraih kerah baju Dexa, hingga membuat jarak mereka semakin terkikis. "Apa kamu meragukanku karena penampilanku? Tenang saja, aku adalah pewaris resmi Beauty Lab, aku bisa membayar benihmu dengan cek kosong!"

Dexa bangkit dari duduknya, kudua tangannya merangkul pinggul mungil Amira. Dexa tersenyum dan berbisik, "Baiklah, aku harap kau tidak menyesalinya, pelanggan!"

***

"Kamu, berlututlah!" seru Amira yang kini terduduk di pinggir ranjang hotel.

Salah satu kakinya diletakkan di atas pundak Dexa yang tengah menuruti kemauan Amira. Tawanya pecah mendapati seseorang di bawah kakinya.

"Siapa aku bagimu?" tanya Amira yang mulai mengikuti adegan dewasa dari buku novel yang ia baca. Dexa meraih kaki Amira lalu menciumnya dengan lembut. Bulu kuduk Amira seketika meremang, ada perasaan aneh yang tiba-tiba terasa menggelitik dalam tubuhnya.

"Kamu adalah Tuanku!" jawab Dexa.

Amira melenguh, merasakan getaran akibat Dexa yang terus mengecupi setiap bagian kakinya hingga area yang paling tersembunyi.

Wajah Amira yang sedari tadi sudah merona semakin memerah karena menikmati sensasi bercumbu yang baru kali ini dirasakannya. Kupu-kupu seakan berterbangan di dalam perutnya, membuat Amira terus mengeluarkan suara yang kian membangkitkan hasrat.

Dexa sungguh lihai mempermainkannya, menjadikannya seolah ratu semalam yang semakin menenggelamkannya dalam kenikmatan duniawi.

"Kenapa?" tanya Dexa saat Amira menahan gerak tangannya yang tengah membuka kancing Amira satu persatu.

Amira terdiam sesaat, wajahnya terlihat cemas memikirkan sesuatu. "Tubuhku jelek," jawabnya.

Ingatannya seakan bercampur aduk membuat perasaannya menjadi keruh, Amira teringat saat malam pengantinnya bersama Gio. Kala itu Gio enggan menyentuhnya, dan mengatakan jika ia jijik melihat tubuh sang istri yang pada akhirnya semakin membuat Amira tidak percaya diri.

"Hanya orang bodoh yang mengatakan itu," bisik Dexa. Dibelainya dengan lembut wajah cantik Amira, Dexa berusaha kembali menarik perhatian Amira agar tertuju padanya saja.

Bibir ranum merekah bak bunga mawar seakan terus memanggil untuk dijamah. Dexa menyentuh bibir Amira, hingga keduanya pun saling bertautan memadu kasih, menikmati nirwana duniawi hingga fajar menjelang.

***

Kring! Kring! Kring! Kring!

Suara alarm yang berasal dari ponsel milik Amira sontak membangunkannya dari mimpi indah.

Dengan mata yang setengah terpejam dan kepala yang terasa sakit, Amira meraba-raba mencari keberadaan ponselnya yang entah berada di mana.

"Aduh," Amira mengeluh merasakan sakit pada area sensitifnya saat ia tengah bergerak.

Rasa dingin tiba-tiba menyelimutinya, keningnya mengerut menyadari jika dirinya tidak memakai sehelai benangpun saat tidur.

Seketika kedua matanya terbuka, tubuhnya terasa kaku mendapati dirinya tertidur di ruangan asing bersama seorang pria asing.

"Loh! S-siapa dia?! K-kok aku ...," ucapnya menggantung dan langsung menarik selimut guna menutupi tubuhnya yang polos. Susah payah ia berusaha mengingat semua kejadian, jantungnya semakin berdebar saat ia telah mengingat hal gila yang sudah dilakukannya.

Amira panik. Digigitnya kuku jempol tangannya, ia benar-benar berada dalam masalah karena telah nekat melakukan hal tak bermoral. "Bagaimana ini?!"

"Bajuku, mana bajuku?"

Tanpa banyak berpikir Amira mengambil rok miliknya yang berceceran di lantai, tetapi tak menemukan baju atasan miliknya. Karena takut Dexa segera bangun, Amira memutuskan untuk memakai kemeja Dexa dan meraih tas miliknya dan mengeluarkan sejumlah uang.

"Ya ampun, aku cuma punya cash segini! Bagaimana ini?" gumamnya panik.

Amira menghitung uang miliknya, 2 lembar uang pecahan 100 ribu, 2 lembar uang pecahan 20 ribu, 4 lembar uang pecahan 2000 dan juga 4 buah koin 500 perak yang bahkan sempat terjatuh dan menggelinding di lantai.

"Maaf, aku sungguh minta maaf." Amira segera meletakkan uang dengan total 250 ribu itu di atas meja dan juga ia menuliskan sepucuk surat yang ditulis menggunakan pensil alis miliknya di atas selembar kertas dari bon bekas belanja di minimarket. Tak lupa ia membubuhkan cap bibirnya lalu pergi secepat kilat meninggalkan Dexa seorang diri.

Tak berselang lama Dexa pun terbangun. Pria yang memiliki lensa mata biru ini pun seketika tersentak dan mencari keberadaan Amira yang sudah tak berada di sampingnya.

"Kamu dimana? Amira?" teriaknya sambil membuka pintu kamar mandi.

Namun semua usahanya sia-sia, Amira telah menghilang bahkan sebelum sang mentari mulai menyapa. Perasaan kesal menyelimutinya. Diusapnya wajah dengan kasar, lalu tanpa sengaja ia menoleh dan menemukan tumpukan uang receh dan juga selembar pesan yang ditulis seadanya.

'Saya sungguh minta maaf karena saya cuma punya cash segini. Saya sungguh telah melakukan kesalahan dan berjanji akan segera melunasi sisanya secepat mungkin.'

Bibir Dexa tersenyum lebar membaca pesan tersebut. Amira sungguh berhasil membuat perasaannya campur aduk dalam sekali waktu. "Beraninya dia membayarku dengan recehan!"

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Terhasut Rayuan Presdir Dingin    Rencana Dexa

    "Dasar orang gila! Kalian pikir aku bisa terus menerus kalian injak!" Sambil terus memakai, Amira berjalan keluar toko itu. Perasaannya sungguh tak karuan, ingin rasanya ia segera membalas semua perlakuan adik tiri dan mantan suaminya. Tiba-tiba tangannya di tarik seseorang. Amira yang terkejut pun langsung menatap sosok yang menarik tangannya. "Dexa?" "Kita bicara di tempat lain!" bisik Dexa dan segera membawa Amira untuk menjauh. Kali ini Dexa memesan sebuah restoran secara privat. Memastikan agar tidak ada yang mengganggu atau menguping pembicaraannya dengan Amira. "Minum dulu," ucapnya tersenyum, menyodorkan segelas jus jeruk kepada istrinya. Amira tak banyak bicara. Tanpa sedikitpun keraguan ia segera meminum seluruhnya hingga tandas. Napasnya masih terlihat terengah-engah, wajahnya memerah sampai membuat dahinya berkeringat. Dexa mengambil sapu tangan miliknya dari dalam saku, lalu mengusapkannya perlahan pada kening istrinya. "Minumnya perlahan aja agar tidak terseda

  • Terhasut Rayuan Presdir Dingin    Sombong Dikit Gak Masalah

    "Maaf, saya tidak sengaja." Spontan Amira mengucapkan permintaan maaf dengan suaranya yang lembut dan sopan. Ia pun turut membantu mengambilkan barang wanita yang baru saja ia tabrak tanpa melihat sosoknya terlebih dahulu."Kalau jalan tuh pakai mata! Lihat tas mewah saya jadi jatuh, emangnya kami bisa ganti?!" teriak wanita tersebut dengan wajah jengkel.Amira yang masih menunduk dan berpakaian sederhana itu pun di anggap sebagai seorang pembantu oleh wanita tersebut, yang terus menerus memaki dan merendahkannya. "Mana tas saya, lelet!"Wanita itu pun menarik paksa tas yang baru saja Amira raih, sehingga membuat Amira tersentak dan spontan mendongakkan kepala.Seketika tawa wanita itu pecah, melihat siapa sosok yang ada di hadapannya."Ya ampun! Lihat siapa ini, Sayang?!"Amira terdiam, dadanya terasa bergemuruh karena wanita yang tak sengaja ia tabrak adalah Irene yang tengah bersama Gio. Keduanya tampak mesra, dan tanpa ragu menunjukkan kemesraan mereka di depan umum.Irene menoleh

  • Terhasut Rayuan Presdir Dingin    Aku Telah Terikat

    "Aku akan berusaha menjadi istri yang baik untuk kamu tapi, aku harap kamu tidak akan lupa akan janjimu!"Dexa tersenyum sumringah lalu lalu berdiri dan mendekati Amira. Pria tampan itu merengkuh dagu Amira, menatap lekat mata jernih nan indah milik Amira. "Satu tahun! Berikan waktu paling lama 1 tahun untuk menyelesaikannya. Tapi, jika semua sudah aku penuhi, aku harap ...." ucap Dexa menggantung.Dexa mendekati telinga Amira dan berbisik, "Jangan pernah sedikitpun berpikir untuk pergi dariku!"Entah mengapa Amira merasa berdebar hanya karena bisikan dari Dexa. Ia menelan salivanya dengan kasar, dan berusaha untuk tetap memasang mimik wajah tenang. "Baiklah.""Bagus. Tugas pertamamu adalah pindah ke rumahku! Bawalah barang-barang yang menurutmu berharga, selebihnya aku akan membelikan semuanya yang baru."Amira mengangguk, tanpa banyak bicara ia menuruti semua perintah dari Dexa. Amira masuk ke dalam kamarnya dan membawa berkas berharga serta barang peninggalan mendiang ibunya, seda

  • Terhasut Rayuan Presdir Dingin    Suami Baru

    "M-maaf! Maaf aku gak sengaja!"Kedua pipinya merona, dengan kepalanya yang menunduk sambil sedikit membungkuk.Amira setengah mati menahan rasa malu setelah ia akhirnya menyadari, jika dirinya sedari tadi terjatuh di tas tubuh Dexa."Kenapa harus minta maaf? Bahkan jika kamu masih ingin bersandar padaku pun aku akan senang hati melakukannya," ujar Dexa menggoda.Dengan pakaian yang terlihat berantakan dan membuka sebagian kemeja bagian atasnya, Dexa merentangkan tangannya seolah menanti Amira untuk kembali terjun ke dalam pelukannya.Brak!"K-kamu tidur di sini!" ucap Amira setelah melemparkan sebuah bantal sofa hingga mengenai wajah Dexa.Rasa malu yang mendominasi hatinya membuat Amira segera berlari masuk ke dalam kamarnya dan mengunci pintunya. Amira terdiam di balik pintu, memegang dadanya yang masih terasa berdetak kencang."Ya Tuhan, sebenarnya apa yang terjadi pada hidupku?"Perlahan tubuhnya merosot hingga terduduk di lantai. Rasa dingin malam itu terasa menusuk hati, menema

  • Terhasut Rayuan Presdir Dingin    Tamu Tengah Malam

    "Sayang, pelan-pelan dong! Geli tau."Suara desahan dan tawa saling silih berganti, memenuhi sebuah kamar yang biasanya hanya diselimuti keheningan.Sinar sang rembulan yang bersinar terang mengintip di balik celah gorden kamar yang sedikit terbuka.Sepasang kekasih bak merpati itu saling bercumbu berbagi kasih atas kemenangan hubungan mereka."Apakah dia pernah menyentuhmu seperti ini?" tanya Irene dengan jemarinya membelai lembut wajah tampan Gio.Gio tersenyum, menangkap tangan Irene yang berada di bawahnya lalu perlahan mengecupnya. "Hanya kamu yang melakukannya, Sayang.""Sungguh?""Tentu saja. Aku tidak akan membiarkan wanita kampungan buruk rupa itu menyentuhku," jawan Gio tersenyum lebar.Suara decitan ranjang pun semakin membuat panas malam itu. Mereka tidak memperdulikan apapun, selain kesenangan dan kepuasan mereka sendiri.Sementara di lantai bawah sebuah kabar membuat keributan dari orang tua Gio. Wajah pasangan suami istri itu tampak bingung sekaligus terkejut tidak perc

  • Terhasut Rayuan Presdir Dingin    Pernikahan Tanpa Rencana

    "Kamu ini sudah gak waras?" Suara seorang pria tampak murka selaras dengan wajahnya yang memerah. Pria itu mengusap wajahnya dengan kasar, tidak habis pikir dengan jalan pikiran dari lawan bicaranya. "Amira, jawab!""Semuanya terjadi begitu saja! Aku juga masih bingung, Devan!" jawab Amira.Satu jam yang lalu, dirinya dan Dexa pergi menuju catatan sipil. Keduanya pun segera mendaftarkan pernikahan mereka, agar langsung terlihat dah di mata hukum negara.Amira menghela napasnya, memijat keningnya yang masih terasa berdenyut. "Aku gak punya pilihan lain. Aku benar-benar bingung!"Kedua tangan Devan mengepal, rahangnya bahkan mengeras menahan rasa kesal yang sudah payah ia kendalikan. "Dasar Vegas brengsek. Mereka semua sama saja!"Amira meraih segelas air putih dingin yang terletak di atas meja, lalu segera meminumnya hingga tandas. Matanya menatap pemandangan balkon apartemen milik sang ibu. Langit terlihat kelabu, seolah menggambarkan hati dan pikirannya saat ini."Gak bisa dibiarkan"

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status