Share

TKDCP 6

Author: Melyana_Arum
last update Last Updated: 2025-04-28 14:17:10

Kaisar langsung berbalik dan meminta menghubungi anak buahnya untuk mencari tahu tentang berita kehilangan beberapa belas tahun yang lalu diseluruh negara ini.

Sedangkan Narumi yang bosan menunggu diluar ruangan periksa. Akhirnya Narumi berdiri melangkah meninggal ibunya- Bu Naomi yang sedang diperiksa. Narumi berjalan menuju laboratorium rumah sakit. dengan detak jantung yang berpacu lebih cepat. tanganya mulai dingin.

Dengan penuh tekat yang sangat kuat, Narumi menghampiri penjaga bagian laboratorium. mulutnya kelu, dia hanya mengeluarkan sebuah selembar kertas. Kertas yang berisi identitas dirinya yang diberikan perawat waktu lalu.

"Sebentar ya," ucap penjaga laboratorium itu.

Narumi mengatur napasnya hingga penjaga laboratorium tadi membawa 2 amplop yang ada di tangan penjaga itu lalu diserahkan pada Narumi.

"Mohon ditandatangani dulu buku terima hasil lab."

Narumi pun mengikuti prosedur lalu keluar dari laboratorium. Narumi bernait untuk segera membuka dan membaca isi amplop itu. Tapi dari kejauhan Narumi melihat perawat keluar mendorong kursi roda Bu Naomi. Narumi pun menyembunyikan amplop itu disaku celananya. Lalu langkah Narumi berjalan lebih cepat menuju sang ibu. Dengan penuh senyuman yang ditampilkan, Narumi menghampiri ibunya.

"Darimana nak?" tanya Bu Naomi setelah perawat menyerahkan Bu Naomi pada Narumi.

"Dari toilet Bu. Tadi gimana pemeriksaannya? menakutkan atau havefun aja?" tanya Narumi yang mendorong perlahan-lahan kursi roda Bu Naomi.

"Gak gimana-gimana? Nak kamu baik-baik saja?" BU Naomi melihat muka pucat Narumi membuat Bu Naomi khawatir.

"Enggak kenapa-kenapa."

Kursi itu pun di dorong masuk. Hingga ke dalam ruangan rawat inap kembali. Saat membuka pintu itu Narumi melihat kedua kakaknya sudah ada didalam sana. Rasa kecewa pun ada, Narumi merajuk karena mereka Narumi harus berhubungan dengan Kaisar.

"Biar kakak saja," Wala berdiri mendekati Narumi yang sedang mendorong kursi itu. Niat Wala hanya ingin mengambil alih. Tapi tangan Wala langsung ditepi oleh Narumi.

Dengan nada yang sangat ketus Narumi berucap, "Rumi sanggup kok. Awas!"

Narumi mendorong kursi roda itu mendekati ke brangkar tidur pasien. "Sini Abang bantu," kini Buana yang berusaha membantu. Tapi masih saja Narumi menyingkirkan semua tangan yang akan membantu dirinya memindahkan Bu Naomi diatas brangkar.

"Kami minta maaf dek, bukan maksud kami untuk tak menjawab panggil dari kamu. Kami benar-benar sibuk. Jangan marah, ya." Wala pun membujuk Narumi karena dia tahu ini ulah dirinya dan Buana.

"Lagian kenapa juga kalian ke sini? Mendingan kalian gak usah datang gak ada yang butuh juga kedatangan kalian!" Narumi menjaga jarak dari Wala maupun dari Buana.

"Rumi jangan begitu sama kakakmu." peringat Bu Naomi.

"ih, ibu selalu suruh Narumi yang mengalah tapi mereka gak tahu gimana kebingungannya Narumi mencari bantuan. Sedangkan keluar yang terdekat aja dihubungi sulit. ah.. tau ah," Narumi malas berdebat dia memilih ke kamar mandi untuk menenangkan diri dan mencoba membuka isi amplop dari laboratorium tadi.

"Kamu mau kemana? Maafkan Abang dek." Wala akan mengejar Narumi bahkan sudah menahan tangan Narumi. Narumi melirik kearah tangan yang ditahan Wala dan melihat ke ekspresi muka Wala penuh dengan permohonan.

"Ih, adek cuma mau ke toilet aja, kenapa ditahan-tahan sih!" Tiba-tiba suara merdu dan bau busuk menyerbak di ruangan itu.

Dengan cepat Wala melepaskan tangannya pada Narumi. Langsung menutup hidung karena bau busuk dari kentut Narumi.

"Salah siapa? Orang udah mules ditahan terus ya bobol kan baunya." Narumi langsung berjalan menuju toilet di dalam kamar itu.

Sedangkan semua orang tertawa karena ulah Narumi. "Dapat rejeki ya kan Bang," ejekan itu muncul dari mulut Pak Nusa.

Didalam Toilet itu, Narumi mengunci pintu memastikan tidak ada yang menerobos masuk. Dia duduk di atas closet yang tertutup. Lalu tangannya merogoh amplop dari lab tadi. Narumi mengatur napasnya dengan tangan sedikit gemetar pun mulai membuka salah satu amplop itu. Dengan menyobek salah satu sisi amplop dengan tangannya. Suara di luar ruangan itu yang riuh pun tak bisa masuk dalam indra pendengar Narumi.

srek!

Kertas didalam itu dikeluarkan, kop laboratorium juga tertulis dibagian atas. Mata Narumi menelusuri tulisan itu dengan teliti.

"Apa yang sebenarnya terjadi?"

"

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Terikat Kontrak Pernikahan CEO Posesif   93

    Kenzo mengingat satu hal, “Aruna pernah bilang… dia bermimpi tentang rumah yang beratap langit.” Kaisar langsung terdiam. “Itu bukan mimpi. Itu basis penelitian rahasia lama, di puncak Gunung Batu Langit. Hanya ada satu akses ke sana dan hanya aku yang punya peta jalur utamanya.” Narumi tak ingin menunggu. Ia bersikeras ikut. Dan untuk pertama kalinya, keluarga inti ini melakukan perjalanan penyelamatan mereka sendiri tanpa pasukan, tanpa protokol kerajaan, hanya insting seorang ayah, ibu, dan dua anak yang ingin menyelamatkan adik mereka. Sebuah pintu logam tua tertutup oleh lumut, dengan kode sidik jari lama milik Kaisar. Begitu terbuka, mereka turun ke lorong bawah tanah dan menemukan, Dinding berisi foto anak-anak perempuan dengan label “ARUNA_001” hingga “ARUNA_009”. Hanya ARUNA_003 yang tidak dicoret dengan tinta merah. Di bawah labelnya tert

  • Terikat Kontrak Pernikahan CEO Posesif   92

    Beberapa hari kemudian, Narumi menemukan sepucuk surat di atas bantalnya. Tulisan tangan kasar, tak beridentitas. Tapi kalimatnya menggetarkan:“Untuk yang memperjuangkan darahnya dengan cinta,Aku tak akan biarkan mereka menyentuh satu helai rambut Aruna.Dunia ini sedang dikendalikan oleh tangan-tangan lama. Dan aku sudah bosan sembunyi.”— RPertemuan mereka berlangsung di reruntuhan hangar militer lama, di wilayah yang tak tercatat secara legal.Rafael kini berambut panjang, tubuh penuh bekas luka. Tapi matanya... masih menyala seperti dulu."Sudah saatnya aku membayar utang nyawa, Kaisar.""Aruna mungkin bukan anakku. Tapi dia bisa jadi obor terakhir dari dunia yang tak kita selamatkan dulu."Kaisar menggenggam tangan Rafael.“Selamat datang kembali ke dunia nyata.”Dengan Rafael, mereka mengaktifkan jaringan lama bernama "Tangan Ketiga", sebuah sisa pasukan bayangan yang dulu mengundurkan diri dari siste

  • Terikat Kontrak Pernikahan CEO Posesif   91

    Langit seperti pecah di atas kepala mereka. Hujan tak hanya jatuh dari langit, tapi dari hati Narumi yang hancur setelah membaca ulang arsip dari fasilitas rahasia itu. Aruna... Putrinya. Bukan sekadar putri biologis, tapi—menurut dokumen tua itu—proyek hidup. Subjek yang sudah "dirancang" oleh suatu kekuatan yang pernah mengikat masa lalu Kaisar dalam pelatihan militer genetis. Narumi berdiri memeluk Aruna yang tertidur di sofa. Sementara Kaisar bersandar di kusen pintu, pandangannya kosong menatap keluar jendela rumah yang kini seperti tak punya tembok lagi. “Jadi semua ini… sudah dirancang bahkan sebelum kita menikah, Kaisar?” Suara Narumi parau. Kaisar tak langsung menjawab. Tapi saat akhirnya ia menoleh, matanya merah. “Aku mencintaimu sebelum semua ini dimulai, Narumi. Dan Aruna... dia bukan rancangan siapa pun. Dia anak kita. Bukan eksperimen. Bukan proyek.”

  • Terikat Kontrak Pernikahan CEO Posesif   90

    Narumi menunggu anak-anak tertidur. Ia menyelinap masuk ke kamar Kenzo. Tapi ketika ia membuka laci rahasia di bawah meja—dan menemukan map, peta lokasi, serta diagram pengawasan sederhana—jantungnya runtuh perlahan.Ia duduk di lantai.Membaca satu demi satu tulisan Kenzo.“Mereka pikir kami anak-anak tidak tahu.”“Aku tahu sosok itu muncul tiga kali. Tapi aku tidak cerita pada ibu.”“Aku mau jadi penjaga Aruna dan Aurea seperti Ayah menjaga Ibu.”Narumi menahan isaknya.Lalu perlahan, suara berat terdengar di belakangnya.Kaisar.“Dia mewarisi sisi gelapku. Tapi juga semua cintaku padamu.”Keesokan paginya, Kenzo bangun dengan wajah tegang. Ia tahu. Ia tahu malam itu map rahasianya pasti sudah ditemukan.Tapi yang mengejutkannya adalah ketika ia melihat ayah dan ibunya… tersenyum lembut. Tanpa marah. Tanpa teriak.Narumi mendekat. Membelai rambut Kenzo dan membisik:

  • Terikat Kontrak Pernikahan CEO Posesif   89

    Kenzo tidak menyerang. Ia berdiri diam, menunggu, memantau. Ia tak berniat membuat adik-adiknya takut. Tapi ia mencatat.Di bawah tempat tidurnya, Kenzo menyimpan jurnal penjagaan.Berisi sketsa wajah, waktu patroli, gerak-gerik orang-orang dewasa yang menurutnya mencurigakan. Bahkan perasaan aneh yang ia rasakan saat melihat orang tertentu bicara dengan Aruna.Aruna pernah berkata, "Aku pengen punya kakak seperti di kartun-kartun. Yang punya sayap dan bisa terbang nolongin kita."Tapi Kenzo menatapnya, senyum kecil.“Aku enggak butuh sayap. Kakak nggak boleh pergi ke mana-mana. Kakak harus tetap di sini.”Untuk sekarang, Kenzo diam. Tapi dia tahu—ada sesuatu yang mengintai. Sesuatu yang tak bisa dilawan oleh permainan, atau lentera dari kaleng bekas.Dan saat itu datang, Kenzo bersumpah:“Aku akan jadi perisai paling pertama. Dan tak seorang pun boleh menyentuh mereka... bahkan bayangan.”Aurea dikenal seba

  • Terikat Kontrak Pernikahan CEO Posesif   88

    Aruna terbangun suatu pagi, memegang selembar kertas kosong.“Aku mimpi, kak... Livia bilang ada anak kecil yang kehilangan cahaya. Kita harus bantu dia.”Aurea, yang sudah terbiasa mendengar cerita dari mimpi Aruna, tidak menertawakan. Sebaliknya, ia justru diam lama, lalu mengangguk.“Berarti ini misi kedua.”Di akhir pekan, mereka pergi ke Perpustakaan Kecil Nenek Senja, yang ada di rumah tua milik ibu dari Jingga. Di sana, mereka menemukan buku harian anak bernama Sera, anak perempuan berusia 9 tahun yang menghilang bertahun-tahun lalu dalam kabut di taman yang sama.“Katanya dia takut gelap, dan sejak malam badai itu, dia tak pernah kembali,” bisik Mael.Aqila menggenggam tangan Aruna. “Jadi kita cari... cahaya untuk Sera?”Dengan senter kecil, jubah dari handuk bekas, dan bendera klub yang dibuat dari sprei sobek, mereka berempat memulai perjalanan mereka malam itu.Mereka menamai diri mereka:Aurea Sa

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status