Home / Romansa / Terjebak Ambisi Sang Pewaris / Penampilan baru Eloise

Share

Penampilan baru Eloise

Author: luscie
last update Huling Na-update: 2025-04-20 21:30:37

Sebastian yang pertama bangun. Saat membuka mata dan tidak menemukan Eloise di sebelahnya, ia bangkit duduk dan mencari keberadaan gadis itu. Ia membeku sesaat. Sosok tubuh tampak tertidur pulas di lantai kamar. Sebastian beranjak mendekat. Mengamati Eloise sejenak.

Tubuh Eloise benar-benar menggoda. Sebastian mengumpat pelan. Gaun tidurnya melekat pas di tubuh Eloise. Belahan dada yang tidak terlalu rendah masih tak mampu menutupi dada Eloise yang berukuran besar. Belum lagi gaun itu tersingkap di bagian paha Eloise. Menampakkan paha mulus dan menggoda. Kejantanan Sebastian seketika mengeras. Ia mengumpat kembali. Sebastian buru-buru mengambil selimut dan menutupi tubuh Eloise dengan selimut. Setelahnya ia menuju kamar mandi sebelum kendali dirinya hilang dan menyetubuhi gadis itu dengan paksa. Tidak. Ia tak pernah memaksa satu wanita pun dalam hidupnya untuk memenuhi nafsu seksnya. Wanita-wanita dengan sukarela menyerahkan tubuh mereka untuk Sebastian.

Suara gemericik air membuat Eloise terbangun. Ia heran menyadari tubuhnya yang tertutupi selimut. Ia duduk sejenak sebelum bangkit berdiri. Eloise mendesah kesal menyadari jika ia bangun kesiangan karena tidur terlalu nyenyak. Dengan tergesa ia merapikan ranjang Sebastian, saat pria itu keluar dan memperhatikan kesibukan Eloise di tempat tidur.

“Itu bukan tugasmu,” kata Sebastian tajam.

Eloise terkejut dengan suara Sebastian, tak menyangka pria itu sudah selesai mandi. “Maaf, aku terbiasa melakukannya.”

“Mulai sekarang, kamu tidak boleh mengerjakan tugas seorang pelayan. Kamu istriku dalam setahun ini, mengerti?Jangan membuatku malu.” Suara Sebastian sedikit meninggi.

Eloise mengangguk. “Maafkan aku.”

Sebastian berdecak kesal membuat Eloise salah tingkah. Ia menunduk saat Sebastian berjalan mendekat. Tanpa sadar Eloise mundur hingga tubuhnya menyentuh dinding kamar. Sebastian yang bertelanjang dada membuat Eloise gugup. Bukan itu saja. Aura dingin Sebastian seperti melelehkan persendian, membuatnya gemetar dan tak mampu menghindar.

“Apa kau selalu seperti ini?” tanya Sebastian mengunci tubuh Eloise dengan kedua tangan.

Bau tubuh Sebastian tercium hidung Eloise. Wangi musk dan kayu yang maskulin membuat dada Eloise berdegup kencang. “Seperti apa?” tanya Eloise serak.

“Selalu menunduk, tidak percaya diri.”

Eloise merasa seperti itulah dirinya selama ini. Sejak kecil ia terus menerus mendapat umpatan dari Valerie, jika berani menatap Valerie saat wanita itu berbicara, Eloise akan dianggap menantang dan Valerie tidak akan segan untuk menamparnya. Ia harus menunduk dan terus menunduk saat Valerie marah.

Sebastian menyentuh dagu Eloise dengan jari telunjuk, memaksa Eloise menatapnya. “Katakan padaku, kenapa kau suka sekali menundukkan wajah?”

Eloise menatap kedua pasang mata Sebastian bergantian. Mata hijau gelap yang menawan itu seakan menyihirnya. Membuatnya harus patuh dan memberi jawaban. “Jika aku menatap ibuku yang sedang marah, dia akan menamparku.”

Sebastian terpaku mendengar jawaban Eloise. “Apa maksudmu?”

“Ibu akan menamparku jika menatapnya saat marah,” ulang Eloise sendu.

Sebastian tidak mempercayai ucapan Eloise. Selama ini Valerie tampak menunjukkan kelembutan pada semua orang. Sebastian mengamati jika beberapa bulan tinggal di mansion, Valerie bersikap baik pada orang-orang di sekitarnya.

“Aku tidak percaya ucapanmu.”

Eloise tampak pasrah. “Aku tidak akan memaksamu untuk percaya.” Eloise hendak bergerak menjauh saat tangan Sebastian memaksanya tetap di tempat.

“Aku mau mandi.” Eloise menunduk saat mata Sebastian menjelajah tubuhnya. “please.”

Sebastian menjauh, membiarkan Eloise berjalan menuju kamar mandi. Apakah yang dikatakan Eloise benar?Jika iya, berarti ia harus lebih berhati-hati dengan Valerie. Perempuan manipulative memiliki berbagai cara untuk mendapatkan keinginannya.

Hampir setengah jam Sebastian dan Eloise berdebat tentang pakaian yang akan dikenakan Eloise pagi ini. Eloise bersikukuh memakai baju lamanya seperti biasa sedangkan Sebastian memaksanya memakai baju yang telah dibeli pria itu untuknya.

"Jika kau berani memakai baju kemeja dan celana panjang jelek itu, kusuruh pelayan untuk membakar semua bajumu, " ucap Sebastian berang.

Eloise ketakutan, dengan terpaksa ia memilih sebuah dress tanpa lengan bermotif bunga-bunga cantik dengan panjang mencapai lutut. Ia menggulung rambutnya menjadi satu hingga menampilkan leher jenjangnya. Eloise merasa tidak percaya diri saat mengikuti langkah Sebastian menuruni tangga menuju meja makan.

Pagi itu keduanya sarapan bersama di meja makan. Tak terlihat lagi Anna Mayer usai pesta pernikahan kemarin, Alexa, si bungsu juga tidak hadir untuk sarapan pagi ini.

Sean tak berhenti menatap Eloise yang tampil berbeda. Eloise tidak lagi memakai kemeja berukuran besar dan celana panjang seperti biasa. Elouise tampil manis dengan dress yang dikenakannya saat ini. Casey berdehem di samping kakak kandungnya sembari menyenggol lengan Sean.

“Hentikan, Sean. Jangan menatapnya seperti itu. Kau mau membuat keributan pagi ini?” Tampaknya Casey menyadari jika kakaknya menatap Eloise tak berkedip sedari tadi.

Sean menoleh sekilas pada adik laki-lakinya. “Tutup mulutmu,” bisiknya dengan wajah muram.

Valerie menatap Eloise dengan sinis, tapi hanya sesaat. Ia mengalihkan tatapan saat Sebastian memandang ke arahnya. Seperti biasa, ia menyapa ramah anak-anak tirinya yang hadir di meja makan.

Eloise pamit terlebih dahulu saat ia telah menghabiskan sarapannya. Ia berjalan menuju kamar tidurnya, hendak merapikan pakaian lamanya saat Valerie masuk ke dalam kamar mengikuti gadis itu. .

“Jangan berlagak kau sekarang. Mentang-mentang sudah menikah dengan Sebastian, kau melupakan tugasmu?” Valerie tampak berang.

“Aku tidak lupa, Bu. Setelah merapikan pakaian, aku akan ke kamar ibu.”

“Tidak!Lakukan sekarang!” bentak Valerie.

Dulu sewaktu masih tinggal di apartemen sempit, Eloise bertanggungjawab akan pekerjaan rumah. Mencuci baju, merapikan baju Valerie dan adiknya hingga membersihkan apartemen sepulang sekolah. Dulu Eloise merasa hal itu wajar karena ibunya harus bekerja sejak suami keduanya meninggal saat Jolie berusia 9 tahun. Ia putri tertua dan sudah selayaknya membantu ibunya meringankan pekerjaan rumah dan merawat adiknya. Tapi lambat laun, saat Jolie beranjak dewasa, kebiasaan itu tak pernah berubah. Eloise layaknya pembantu di rumah.

Dengan patuh ia mengikuti langkah Valerie menuju kamar wanita itu. Membersihkan dan merapikan kamar tidur ibunya diselingi cerita Valerie yang tengah mengelu-elukan Jolie yang sebentar lagi akan lulus kuliah.

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • Terjebak Ambisi Sang Pewaris   Keresahan Jolie

    Sean semakin tenggelam dalam kesibukan di awal-awal pembukaan cabang baru. Sean lebih sering menghabiskan waktunya di Kansas dan memilih menyewa apartemen alih-alih harus tiap hari pulang dengan pertimbangan jarak NYC Kansas yang membutuhkan waktu hampir 4 jam dengan pesawat terbang. Intensitas pertemuan dengan Jolie semakin berkurang membuat Jolie semakin putus asa. Hari Jumat siang itu, Eloise memanjakan diri di spa langganan. Saat melakukan konfirmasi pendaftaran, dari arah pintu masuk terlihat Jolie datang mendekat. Wajahnya tampak lesu. "Hai Eloise," sapa Jolie. "Hai, Jolie. Apa kabar?" Eloise mengamati wajah adik tirinya, "kau tampak pucat, kau tak apa-apa?"Jolie diam sejenak, tersenyum samar. "Aku sedang ada masalah dengan Sean," jawab Jolie akhirnya. Ia seperti ingin menangis. "Kau ingin menceritakannya?" tanya Eloise penuh perhatian. Jolie merasakan ketulusan Eloise. Ia sadar selama ini telah bersikap jahat pada Eloise, meski Eloise mencoba mempertahankan diri dengan

  • Terjebak Ambisi Sang Pewaris   Peninjauan cabang baru

    Seminggu kemudian Sebastian dan Sean pergi ke Kansas untuk meninjau persiapan cabang baru.Tim legal telah menyelesaikan masalah perijinan sementara tim HRD mulai melakukan perekrutan. Sebastian yang pernah menjabat sebagai manajer produksi turun langsung ke lapangan mengecek persiapan awal. Mesin-mesin berat telah didatangkan seminggu sebelumnya dan bahan baku akan tiba saat pekerja di bagian produksi telah siap. Sebastian termenung sejenak. Ia sempat melihat anggaran yang dibuat bagian keuangan dan telah disetujui oleh Sean selaku presdir. Jumlah yang tidak sedikit ditengah gempuran persaingan produk serupa oleh pesaing mereka. Sebastian berharap ambisi Sean untuk memperluas jangkauan produk mereka tidak merugikan perusahaan. Ia tidak berkomentar lebih jauh lagi saat Sean kembali berapi-api menjelaskan visinya. Dua hari setelah tiba di NYC, Sebastian mendapat berita tentang penetapan hukuman Naomi yang harus dihadirinya. Juri dan hakim memutuskan hukuman 12 tahun penjara denga

  • Terjebak Ambisi Sang Pewaris   Hasil laboratorium

    Keduanya telah berada di depan meja dokter, wanita setengah baya itu tengah menatap serius hasil laboratorium milik Sean. "Jumlah sperma anda terlalu sedikit, Tuan Barnard," ucap dokter kandungan. Sean mengerutkan kening. Tak paham dengan bahasa medis yang diucapkan sang dokter. "Maksudnya?""Jumlah minimum sperma normal adalah lebih dari 15 juta per milimeter, sedangkan milik anda kurang dan kondisi itu menyebabkan peluang untuk membuahi sel telur menjadi menurun."Jolie menegakkan tubuh dengan kaku. Tiba-tiba ia menjadi resah. "Apakah itu penyebab saya tidak bisa hamil, Dok?" tanya Jolie hati-hati tapi tak urung membuat suasana berubah tidak nyaman. Sean duduk dengan tegang. Menunggu dokter menyampaikan lebih lanjut. "Sementara saya akan memberi vitamin dan rencana untuk mengubah gaya hidup sehat dan pola makan. Fokus utamanya adalah detoks tubuh, meningkatkan hormon testosteron alami, dan mendukung spermatogenesis atau pembentukan sperma.""Apapun yang terbaik, Dok," ucap Jolie

  • Terjebak Ambisi Sang Pewaris   Tes kesuburan

    Ketiganya pulang menjelang sore. Ethan tertidur di gendongan Eloise. Charles menyambut kedatangan mereka di halaman depan. Eloise menuju kamar tidur lantai dua untuk menidurkan Ethan sementara Sebastian masih ngobrol dengan Charles saat memasukkan mobil di dalam garasi. "Aku berterima kasih padamu telah menjaga Eloise dan Ethan." Sebastian merujuk tentang kedatangan Lucas yang terang-terangan menemui Eloise. "Sudah menjadi tugasku menjaga putri dan cucuku. Aku tak ingin hanya karena masalah sepele bisa menyebabkan keretakan hubungan kalian. Dalam berumah tangga terjadi masalah itu hal biasa, yang terpenting pasangan bisa menekan egonya masing-masing."Sebastian mengangguk setuju. "Aku yang salah kali ini, Charles." Charles menepuk pundak Sebastian. "Kau pria yang baik. Aku senang Eloise mendapat suami sepertimu." Sebastian tersenyum singkat. Ia melihat ke arah Eloise yang masuk ke dalam garasi. "Aku sudah menidurkan Ethan. Aku akan memasak untuk makan malam." Charles mengikuti

  • Terjebak Ambisi Sang Pewaris   Bahagia bertiga

    Sebastian merengkuh pinggang Eloise setelah usai menyalurkannya hasratnya."Maaf, aku terburu-buru tadi, kau merasa tidak nyaman?" tanya Sebastian. Eloise menggeleng dengan senyum, menyusuri bibir Sebastian dengan telunjuknya, menikmati keindahan wajah suaminya. "Tidak, sama sekali tidak. Aku menikmatinya."Sebastian tersenyum lebar. "Aku belum pernah mengajakmu berbulan madu. Kau ingin bulan madu kemana, Sayang?"Eloise diam sejenak. Ia menggigit bibir bawah. Memikirkan sesuatu. "Entahlah, bagiku selama bersamamu, dimanapun tempat nya, akan menjadi bulan madu setiap hari."Sebastian mengecup bibir Eloise sekilas. Ia tiba-tiba teringat tentang masalah yang ingin di bahas nya dengan Eloise. "Aku berencana merenovasi kembali tokomu, bagaimana menurutmu?"Eloise tampak enggan. "Aku masih trauma dengan malam kebakaran itu, Sayang. Sebaiknya kita jual saja., aku masih bisa berkarya dengan melukis.""Baiklah, apapun keinginanmu."Eloise membayangkan sesuatu. Ragu saat bertanya. "Sebenarnya

  • Terjebak Ambisi Sang Pewaris   Menikmati hari

    Eloise tidak menjawab pertanyaan Sebastian. Aura di sekitar terasa menegangkan. Sebastian menoleh, mempertegas kembali "Kau menyukainya?" tanya Sebastian mengulang. "Kami hanya berteman," jawab Eloise singkat. Sebastian diam. Mengalihkan pandangan ke depan sebelum akhirnya menghidupkan mesin mobil dan melaju pergi. Sebastian menghentikan mobil saat berada di Hillwood Estate, museum dan taman. Museum yang terkenal dengan seni dekoratif. Untuk sesaat Sebastian melupakan ketegangan di antara keduanya. Di samping museum, ada juga kafe yang buka di siang hari dan juga taman luas yang bisa digunakan untuk bersantai. Ethan sangat menikmati berjalan di sekitar taman. Sebastian kali ini fokus menemani putranya yang sudah mahir berjalan tanpa terjatuh. Tawa Ethan sangat menghibur orang tuanya. Sebastian memeluk bahu Eloise saat keduanya duduk di sebuah bangku taman. Sebastian hendak mencium pipi Eloise saat wanita itu lebih dulu mencium bibir suaminya. Eloise benar-benar me

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status