Share

Rasa penasaran

Penulis: luscie
last update Terakhir Diperbarui: 2025-06-07 23:41:37

Sabtu pagi.

Sebastian bangun lebih awal dari Eloise. Ia telah selesai lari pagi sekaligus membeli sarapan.

Ia menyapa Dominic yang sudah menyeduh kopi. Memberikan sekotak sarapan pada pria itu sebelum melangkah masuk ke dalam apartemen.

Eloise berada di dapur sewaktu Sebastian membuka pintu. Tampaknya Eloise tengah bersiap membuat sarapan.

"Aku sudah membeli sarapan, kau tidak usah masak." Sebastian meletakkan bungkusan di atas pantry.

"Aku bangun kesiangan." Eloise meletakkan dua piring dan membuka kemasan kotak makan.

"Tak apa, kau perlu banyak istirahat."

Meski wajah Sebastian datar dan kaku, tapi pria itu menunjukkan perhatian pada Eloise. Mungkin perhatian Sebastian karena bayi dalam perutku, Eloise membatin. Tapi itu sudah lebih dari cukup, ia tidak berharap banyak.

Keduanya menikmati sarapan tanpa banyak bicara.

"Kau ingin pergi ke suatu tempat?" tanya Sebastian sejurus kemudian.

"Tidak, aku ingin menonton film saja seharian ini."

Sebastian mengangguk. "Kau ingin menon
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Terjebak Ambisi Sang Pewaris   Kejujuran Sebastian

    Warning 21+ Eloise bergerak semakin agresif. Ia turun dari tempat tidur dan duduk di pangkuan Sebastian yang hanya diam memperhatikan. Pikirannya yang suntuk sedari tadi berubah ketika bibir Eloise dengan rakus mencium bibirnya. Sebastian membalas dengan tak kalah liar. Eloise melepas ciuman saat ia hampir kehabisan nafas. Ia bangkit berdiri dan mendorong tubuh Sebastian hingga tubuh pria itu berbaring sebagian sementara kakinya masih menyentuh lantai. Eloise merangkak di atas tubuh Sebastian. Menciumi leher Sebastian dari arah depan, merayap ke bawah ke dada lelaki itu, mengulum puting Sebastian hingga suaminya mendesah kasar. Eloise menepis tangan Sebastian yang hendak menjangkau tubuh Eloise. "Diam dan nikmati, Sebastian." Sebastian terkekeh, tapi kekehannya segera menghilang saat lidah hangat Eloise menelusuri perutnya dan kini tangan Eloise menurunkan celana panjang Sebastian, menyusuri paha lelaki itu hingga Sebastian memaki pelan. Eloise kemudian menurunkan celan

  • Terjebak Ambisi Sang Pewaris   Sean menjadi presdir

    Sebastian meminta pertemuan pemegang saham diadakan minggu depan. Agenda inti yang akan dibahas adalah mengenai pengunduran dirinya sebagai presdir yang akan digantikan oleh adik tirinya, Sean Barnard. Banyak rumor bermunculan. Mulai dari upaya penculikan istri presdir hingga rumor retaknya rumah tangga sang presdir. Siang itu Olympic Corp tampak disibukkan oleh persiapan rapat. Tepat pukul sebelas siang rapat dimulai. Sebastian duduk tenang di kursi paling ujung ruang aula pertemuan. Pembawaannya yang kharismatik dan aura dingin tanpa senyum membuat para pemegang saham yang berdatangan memberi hormat dengan segan sebelum duduk di kursinya masing-masing. Valerie juga turut hadir. "Terima kasih atas waktunya. Aku tahu ini sangat mendadak, tapi harus dilakukan segera." Sebastian menjeda kalimatnya sesaat, "aku mengucapkan terima kasih atas kepercayaan kalian selama ini dan hari ini aku ingin menyerahkan surat pengunduran diriku, seperti agenda yang sudah disebutkan sebelumnya, Se

  • Terjebak Ambisi Sang Pewaris   Pengorbanan

    Eloise merapikan alat lukisnya saat mendengar suara pintu depan terbuka. Masih sore, bukan kebiasaan Sebastian untuk pulang lebih awal. Eloise melangkah keluar kamar, menemukan Sebastian tengah duduk dengan menyandarkan kepala di sandaran sofa sembari memejamkan mata. Sepertinya ada sesuatu yang salah. Eloise mengambil segelas air dan meletakkannya di atas meja di depan sofa. Sebastian membuka mata, menatap Eloise yang berdiri agak jauh darinya dan ke arah gelas, ia kemudian mengambil gelas dan meminum isinya hingga tandas. "Kemarilah," pinta Sebastian sembari menepuk pahanya, "ada yang ingin kubicarakan." Eloise bimbang melangkah mendekat. Ia duduk di pangkuan Sebastian menghadap pria itu. Sebastian diam mengamati Eloise. Tangannya membelai perut Eloise sedikit lama. "Aku mengingkari sumpah ku, " ucapnya lirih. Bahu Eloise luruh seketika. Ia mendesah putus asa. Ia hendak bangkit berdiri saat lengan Sebastian telah melingkari pinggangnya dengan erat, "aku takkan

  • Terjebak Ambisi Sang Pewaris   Kau mau menjadi Presdir?

    Sepanjang hari keadaan menjadi canggung di antara keduanya. Eloise lebih banyak menghindar. Sebastian tidak banyak bicara. Saat malam tiba dan mereka berada di ranjang yang sama, keadaan semakin tidak nyaman. Sebastian berbaring telentang sementara Eloise berbaring miring membelakangi suaminya. Eloise belum tertidur tapi berusaha untuk tidak banyak bergerak. Ia khawatir terlalu banyak gerakan akan membuat Sebastian terganggu. Sebastian menghela nafas panjang. "Kau belum tidur?"Eloise diam. "Belum.""Ini sangat aneh, kita serumah tapi tidak saling bicara.""Maafkan aku tadi pagi, aku tidak bermaksud menggoda. Itu spontan," ucap Eloise. "Tak apa. Kuanggap itu karena kau sedang hamil.""Terima kasih.""Sama-sama." Sebastian menoleh, "kau tidak capek berbaring diam seperti itu?""Aku khawatir mengganggumu." "Aku tidak terganggu."Eloise bergerak. Ia menoleh ke arah Sebastian. "Sepertinya aku belum mengucapkan terima kasih kamu telah menolongku saat di Wyoming.""Ya, aku juga belum

  • Terjebak Ambisi Sang Pewaris   Rasa penasaran

    Sabtu pagi. Sebastian bangun lebih awal dari Eloise. Ia telah selesai lari pagi sekaligus membeli sarapan. Ia menyapa Dominic yang sudah menyeduh kopi. Memberikan sekotak sarapan pada pria itu sebelum melangkah masuk ke dalam apartemen. Eloise berada di dapur sewaktu Sebastian membuka pintu. Tampaknya Eloise tengah bersiap membuat sarapan. "Aku sudah membeli sarapan, kau tidak usah masak." Sebastian meletakkan bungkusan di atas pantry. "Aku bangun kesiangan." Eloise meletakkan dua piring dan membuka kemasan kotak makan. "Tak apa, kau perlu banyak istirahat."Meski wajah Sebastian datar dan kaku, tapi pria itu menunjukkan perhatian pada Eloise. Mungkin perhatian Sebastian karena bayi dalam perutku, Eloise membatin. Tapi itu sudah lebih dari cukup, ia tidak berharap banyak.Keduanya menikmati sarapan tanpa banyak bicara. "Kau ingin pergi ke suatu tempat?" tanya Sebastian sejurus kemudian. "Tidak, aku ingin menonton film saja seharian ini."Sebastian mengangguk. "Kau ingin menon

  • Terjebak Ambisi Sang Pewaris   Belajar melukis

    Sebastian melepaskan ikatan tali pinggangnya di kedua pergelangan tangan Eloise. Ia bahkan tak peduli dengan bekas merah samar di pergelangan tangan Eloise. Tanpa melihat Sebastian, Eloise menarik celana dalamnya dan memungut rok dan blouse yang berserakan di lantai. Eloise mengenakannya dan berusaha untuk tidak menangis. "Boleh aku ke kamar tidur sekarang?" tanya Eloise tanpa menoleh. "Ya, " jawab Sebastian pendek. Ia sedikit merasa bersalah memaksa Eloise bercinta malam ini. Tidak, bukan bercinta, tapi hubungan badan yang dipaksakan, ralat Sebastian dalam hati. Hanya ia yang menikmati hingga pelepasan tadi sementara Eloise tidak sama sekali. Ia sempat melihat dahi Eloise mengernyit menahan sakit. Eloise merebahkan tubuh di ranjang, menangis tanpa suara. Sebastian tidak berniat tidur di kamar malam ini. Ia tetap berada di sofa hingga pagi menjelang. Esok paginya, Sebastian membuka pintu kamar dan memperhatikan Eloise baru saja keluar dari kamar mandi. "Kita sarapan di luar sek

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status