Share

BAB 5

Author: LaSheira
last update Huling Na-update: 2025-03-21 11:57:06

Aleana Munaf, begitulah gadis itu bernama. Satu-satunya keluarga Ale, yang ia sayang dan akan ia lindungi. Ana, begitulah dia dipanggil. Bola mata yang lebar dan jernih, rambut panjang sehitam langit malam. Lurus jatuh terburai di bahunya. Bulu mata lentik itu mengerjap menanti jawaban dari kakak laki-lakinya.

Glek, Aleando menelan ludah panik. Mau pura-pura minum tapi botol ditangannya sudah dia remas. Akhirnya hanya berdehem pelan. Mengarang adalah hal terbaik yang bisa dia lakukan sekarang.

"Aku pergi kencan." Memalingkan wajah sambil mengusap-usap meja. Sedang menutupi kebohongan.

Ana menggelengkan kepala sambil mengeryit.

"Kenapa Kak Ale nggak sekalian bilang di depan toko roti turun hujan salju, aku pasti lebih percaya itu." Sang adik yang paham betul kalau kakaknya sedang berbohong.

"Cih. Memangnya aku nggak boleh berkencan." Menuding kesal dengan botol yang sudah di remasnya. Ana tergelak berjalan mendekati Ale, mengacak rambut kakaknya yang sedang dia jatuhkan ke atas meja. Gadis itu berjalan menuju kulkas, melihat Ale dengan ekor matanya. Kak Ale adakah kakak yang menggemaskan, baik hati tapi tidak punya pacar. Terakhir dia pacaran dulu, sewaktu kuliah. Selepas itu Ale sama sekali tidak pernah membicarakan tentang pacar. Karena waktunya ia habiskan untuk adik dan toko roti. Karena itu, dia pergi berkencan adalah kebohongan paling besar di muka bumi ini yang dipercayai Ana.

"Aku malah senang kalau Kak Ale kencan tahu, biar aku segera punya kakak ipar." Membuka kulkas, ada buah stroberi, dia ambil dan dibawanya duduk. "Apa ada masalah di toko Kak?" Mendelik saat Ale sudah membuat gerakan tangan sebagai isyarat kalau semua baik-baik saja. "Jangan mencoba menutupinya, Kak Ale sudah janji kan kita tidak akan punya rahasia."

Hembusan nafas berat terdengar. Aleando belum sanggup untuk mengatakan, apalagi perihal pertemuannya dengan Argen. Namun, dia pun paling tidak bisa menyembunyikan apa pun dari adiknya.

"Sebulan ini pemasukan toko semakin menurun. Kakak bahkan harus memakai tabungan pribadi untuk membayar pinjaman bank." Suara Aleando getir terdengar. Masih tiga tahun lagi, pinjaman bank yang dulu dipakai untuk pembelian bangunan toko roti. "Belum lagi gaji karyawan, rasanya." Bahkan tanpa perlu dijelaskan lebih lanjut Ana bisa merasakan beratnya beban di pundak kakak ya.

"Maaf ya Kak, gara-gara aku yang minta Kak Ale mempertahankan toko ayah dan ibu." Ana meletakkan lagi stroberi yang sudah ada di tangannya. "Padahal Kak Ale bisa bekerja di perusahaan besar sekelas Domaz Group, tapi malah."

Aleana memang memiliki peran besar dalam keputusan Aleando. Selain janji pada ayah dan ibunya, gadis kecil itu memohon pada kakaknya agar jangan menyerah dengan toko roti. Berjuta kenangan manis ada di sana, hingga dia tidak rela tempat itu menghilang tanpa jejak.

"Kau ini bilang apa si." Menggoyangkan tangan di kepala adiknya. "Kakak kan memang yang mau melakukan itu karena janji kakak pada ayah."

Keduanya sejenak terdiam. Bayangan ayah dan ibu yang sedang bekerja di toko roti terbias nyata dalam ingatan mereka masing-masing. Semua membahagiakan, hanya ada senyum, hanya ada cerita dan tawa.

"Apa aku cuti kuliah dan membantu Kak Ale?" Ana tiba-tiba bersuara.

"Jangan macam-macam kamu ya." Langsung menghardik adiknya.

"Apa aku kerja paruh waktu sepulang kuliah Kak?" Mencari alternatif lain.

"Mau aku gaji berapa perjam?"

Wajah Aleana manyun, Kak Ale memang melarangnya kerja paruh waktu. Semakin fokus kuliah, semakin cepat lulus, itu jauh lebih membantu katanya. Kalau mau bekerja, lakukan setelah lulus kuliah. Mereka sudah sangat bersyukur tidak harus memikirkan biaya kuliah karena Ana mendapatkan beasiswa. Perkataan Ale akhirnya membuat Ana pun urung mencari kerja paruh waktu.

"An..." Panggilan Ale menggantung. Dia ragu mengatakannya. Ana menanti lagi-lagi dengan mata mengerjap, antusias. Kali ini sudah makan lagi stroberi yang ada di depannya. "Kalau ada yang mau membantu dana untuk toko, tapi memberi syarat pernikahan bagaimana menurutmu."

"Dasar gila!" Menyalak marah.

"Hei, kau tidak boleh memaki orang." Padahal Ale sendiri sudah beberapa kali memaki Argen gila, walaupun cuma dalam hati.

"Dia mau menukar Kak Ale untuk perjanjian bisnis! Siapa orang gila itu Kak?" Berapi-api marah. Kak Ale adalah laki-laki luar biasa bagi Ana, siapa yang berani mengajukan syarat semacam itu pada orang sebaik Kak Ale pikir Ana.

Pasti dia orangtua kejam yang memandang rendah Kak Ale kan. Padahal kakakku itu orang paling hebat di bumi ini.

Ya, ya, terserah kamulah An. Wkwkwk. Salah paham Ana berfikir kalau tawaran pernikahan itu untuk kakaknya.

"Benar, pasti gila kan, gila, kalau aku setuju itu lebih gila lagi." Sudahlah, Aleando akan mencari cara lain, walaupun itu akan menguras isi tabungannya sekalipun. Itu jauh lebih baik daripada tawaran Argen.

Pinjaman bank, mungkin itu yang paling memberatkan. Beban paling besar pengeluaran setiap bulan toko. Tabungan yang mereka miliki masih bisa dipakai menutupi sampai beberapa bulan ke depan. Tapi kalau omset toko semakin anjlok seperti ini. Entah bagaimana nasib toko selanjutnya.

Ale bahkan takut untuk sekedar membayangkan.

Suara Ana memecah lamunan Ale.

"Apa Kak Ale mengenal wanita itu? Dia baik? Dia cantik?" Walaupun tidak suka, namun Ana penasaran seperti apa wanita yang ingin dinikahkan dengan kakaknya.

Hah! Aku belum bilang ya kalau tawaran menikah itu bukan untukku. Aleando semakin terlihat muram.

"Kenapa Kak?"

"Bukan aku."

Ana menaikkan alis mata, berfikir, kalau bukan Kak Ale, berarti. Deg, hatinya langsung berdegup. Berarti tawaran pernikahan untukku kan gumamnya.

Dasar gila! Ini lebih gila lagi. Memang siapa yang mau menikah. Aku kan masih sekolah juga.

Entah kenapa wajah Ana menjadi lebih muram, karena rasanya beban itu berpindah ke pundaknya.

"Sudahlah, jangan dipikirkan, Kakak akan mencari cara yang lain. Maaf, malah menambah beban pikiranmu An, fokus pada kuliahmu saja jangan pikirkan toko roti." Aleando bangun, mendorong kursinya. Dia mau menyudahi semuanya. Mengubur tawaran tidak masuk akal Argen. Baru saja berjalan dua langkah, Ana juga ikut berdiri mengikutinya.

"Siapa dia Kak, orang yang mau membantu toko roti dengan syarat menikah denganku." Padahal Ana juga takut mendengarnya, tapi kepalang basah, pikirannya dihantui penasaran. Kenapa ada orang segila itu. "Kak."

"Sudahlah, istirahatlah." Ana berlari mendahului kakaknya, merentangkan tangan menjadi pembatas di pintu kamar kakaknya. "Jawab dulu Kak, siapa dia?"

Apa aku kenal dia, apa aku perlu memohon padanya, kalau jangan menikah dulu, bertunangan saja cukup. Pikiran Ana jadi berjalan kemana-mana, karena dia yang jadi tokoh utamanya sekarang.

Haduh, anak ini ya. Kalau sudah penasaran.

"Argen." Akhirnya menjawab, biar penasaran adiknya terpuaskan. Selesai sudah pikirnya. "Sudahlah jangan dipikirkan." Sudah menyentuh bahu Ana untuk menyuruhnya minggir. "Aku akan bilang padanya kalau ini bukan ide yang baik."

"Kak Argen, Kak Argen sahabat kakak? Kak Argen aku."

Bersambung

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Mga Comments (3)
goodnovel comment avatar
Betty Wulansari
Hmmm Kak Argen Akyu ...
goodnovel comment avatar
sasri
diterima ana nggak yaaaa. ana sepertinya juga suka tuh sm argen...
goodnovel comment avatar
Siti Aisa
makin penasaran ...
Tignan lahat ng Komento

Pinakabagong kabanata

  • Terjebak Asmara Tuan Argen    BAB 199 (Final Episode 4)

    Meja mereka memang tidak memiliki nomor, namun diatur berdasarkan nama keluarga. Kakek berjalan menuju mejanya, Ana tersenyum hangat saat kakek mendekat. Gadis itu dan Argen duduk di meja kakek. Ale dan Miria bergabung bersama Gara dan ibunya.Saat kakek menggerakkan tangannya mereka semua duduk dengan teratur. Setelah semua orang duduk, kakek mengambil sendok dan membenturkannya ke gelas. Suara dentingan itu membuat suasana senyap."Apa kalian menyukai suasana baru makan malam kali ini?"Hening, tidak ada yang berani menjawab. "Kalian pasti merasa aneh, apalagi saat melihat banyak sekali yang hadir di acara makan malam kali ini. Kalian semua adalah anak-anak dan cucu-cucuku, aku mengundang kalian semua tanpa terlewat satupun." Kakek mengedarkan pandangan. "Kedepannya aku akan mengundang kalian semua juga."Hening... Hati semua orang berdebar."Jadi, jangan saling bertengkar dan menjatuhkan. Dukung Argen membangun Domaz Group dan mempertahankan kejayaan Domaz Group. Jangan ada dari k

  • Terjebak Asmara Tuan Argen    BAB 198 (Final Episode 3)

    Perjamuan makan malam bulan ini di rumah vila tepi pantai, akan sangat berbeda dengan perjamuan bulan yang lalu atau bulan-bulan sebelumya. Karena bulan ini bertepatan dengan ulang tahun kakek. Perayaan ulang tahun kakek disiapkan bibi dengan sepenuh hati. Wanita itu bahkan menawarkan apakah tuan besar juga ingin membuat pesta kembang api seperti kejutan yang diberikan Tuan muda. Kakek menghardik bibi dengan marah."Maaf Tuan, karena saya melihat Anda menyukainya jadi saya pikir Anda ingin melakukannya. Apa Anda menyukainya karena itu kejutan dari tuan muda?" Kakek tidak mau menjawabnya. Tapi terlihat sekali, kalau dia menikmati kembang api yang diberikan cucu kepada cucu menantunya.Perjamuan makan malam seperti apa yang disiapkan bibi untuk merayakan ulang tahun kakek?Mari kita lihat, sedikit persiapan yang dilakukan orang-orang yang akan datang ke perjamuan makan malam. Rumah Gara.Pengantin baru itu terlihat kaget saat menerima undangan yang dikirimkan seorang pengawal ke rumah

  • Terjebak Asmara Tuan Argen    BAB 197 (Final Episode 2)

    Gadis di depan Gara tersenyum malu. Mereka tidak saling memberi tahu isi dari janji pernikahan, bukan untuk kejutan, namun karena mereka ingin menunjukkan ketulusan. Bahwa janji pernikahan yang mereka buat bukan sekedar membaca tulisan, namun memang curahan isi hati terdalam mereka."Rene, terimakasih sudah melihatku dengan cara yang berbeda saat pertama kali kita bertemu. Aku bukan siapa-siapa saat pertama kali melihatmu. Tapi entah kenapa, kau bahkan sudah tersenyum padaku saat itu." Tangan keduanya semakin tergenggam dengar erat. "Semakin aku mengenalmu, semakin aku tahu, kau gadis yang luar biasa. Tanpa ayah dan ibu, kau membesarkan adik-adikmu dengan penuh cinta. Bagiku kau adalah berlian terindah Rene, terimakasih sudah menerima sebongkah batu tak berharga ini dalam hidupmu. Aku mencintaimu Rene dengan sepenuh hatiku. Aku akan membahagiakanmu dan melindungimu." Kecupan manis mengakhiri janji pernikahan Gara.Airmata menetes membasahi pipi Rene. Saat mic yang dipegang Gara tersod

  • Terjebak Asmara Tuan Argen    BAB 196 (Final Episode 1)

    Dan akhirnya, hari yang sudah dinantikan oleh semua orang. Mereka sudah duduk ditempat yang telah disediakan. Deretan kursi sudah ditempati para tamu. Musik dengan tim yang di bawa WO dari ibu kota. Para pelayan yang merapikan hidangan serta mengecek semua kelengkapan untuk terakhir kali.Sepupu Miria menggangkat tangannya, sebagai isyarat acara dimulai.Acara pernikahan Gara dan Rene pun dimulai.Ruben maju ke atas podium, dia ditunjuk sebagai MC acara. Ya, kemampuan bicaranya memang cukup baik. Dia pun mengajukan diri saat WO bertanya apakah dari pihak keluarga yang menentukan MC acara. Sebenarnya dalam hati kecilnya, dia ingin terlihat di antara banyaknya orang. Terlihat oleh kakek.Ruben mengetuk mik di depannya. Menyapukan pandangan pada orang-orang yang ada di depannya. Dia mencari sosok seseorang. Apa kakek tidak ada gumamnya, melihat lagi memastikan. Sekilas tertangkap rasa kecewa di matanya, namun buru-buru dia tersenyum. Karena tugasnya jauh lebih penting sekarang. Ternyata

  • Terjebak Asmara Tuan Argen    BAB 195

    Hari pernikahan Gara dan Rene.Untuk sampai pada hari ini, seorang laki-laki bernama Anggara, telah melewati banyak hal, jalan yang tidak mudah. Namun, seperti janji Tuhan, Dia menjawab setiap usaha dan doa manusia, hari ini laki-laki itu merasakan kebahagiaan yang teramat sangat. Memetik buah dari usahanya selama ini.Ibu yang ia sayangi, telah masuk ke dalam keluarga Domaz Group, bukan hanya sebagai wanita pelayan yang menggoda majikan, namun sebagai ibu dari cucu sang pendiri Domaz Group.Adik laki-laki yang dulu dia panggil tuan muda, dengan manisnya memanggilnya kakak. Itu adalah buah dari kesabaran seorang laki-laki bernama Anggara. Membayar semua pengorbanan yang sudah dia lakukan.Kesibukan pagi sudah dimulai sejak sebelum matahari terbit, memperbaiki dekorasi yang kurang atau kelengkapan yang lainnya dilakukan oleh para panitia WO. Waktu bergerak perlahan, ditengah semua orang bersiap.Langit hari ini berwarna biru, secerah hati calon mempelai yang akan mengikat janji. Mataha

  • Terjebak Asmara Tuan Argen    BAB 194

    Siang hari kesibukan di halaman vila mulai terlihat untuk persiapan acara besok. WO acara saudara Miria sudah datang. Mereka dengan cekatan menata setiap sudut taman menjadi sangat indah. Para karyawan toko Daisy sudah datang juga. Amira juga ikut. Dokter William akan menyusul dan sampai malam hari, karena masih ada pekerjaan yang tidak bisa dia wakilkan. Semoga dia bisa menemani Amira saat pesta kembang api nanti malam. Setelah meletakan barang masing-masing, mereka terlihat membantu ini dan itu. Ada yang menata bunga-bunga, ada yang memberi pita pada kursi. Setelah selesai membantu dekorasi mereka lari ke pantai, bermain di laut dan menikmati liburan gratis yang diberikan Kak Ale, memakai uang Argen tentunya. Semua orang bahagia, pesta pernikahan sederhana Gara dan Rene memberi kebahagiaan pada semua orang. Bahkan Ben menyapa takut-takut menyapa kakek, dengan perantara Argen. Kakek tidak bereaksi, namun dia menanyakan kepada bibi siapa nama orangtua Ben.Begitulah hari ini berlal

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status