Share

BAB 6

Author: LaSheira
last update Last Updated: 2025-03-25 12:17:45

Cih, bisa-bisanya kau bilang Kak Argen aku. Gumam Ale sedikit kesal. Bisanya kan cuma dia yang menempati posisi paling besar di hati Ana, dan panggilan manis itu hanya untuknya.

Kak Ale aku, Kak Ale aku. Seharusnya itukan cuma aku.

"Memang Argen siapa lagi. Sudah minggir." Masih sedikit sakit hati dengan panggilan Kak Argen aku.

"Aku mau!" Jawaban Ana langsung membakar kewarasan Aleando seperti percikan api yang berkobar.

"Kau sudah gila ya." Teriakan Ale memenuhi udara di rumah kecil ini. Padahal Ana dari tadi memaki, giliran nama Argen langsung mengiyakan tanpa berfikir begitu gumam Ale.

"Aaaa, Kak Ale kan tahu aku dulu bahkan melamar Kak Argen untuk menikah denganku kan."

"Itu kan pas kamu masih SMP bocah." Telunjuk Ale menuding kening adiknya. Dulu Ana memang mengejar-ngejar Argen seperti fans mengejar idolanya, sampai mengajak Argen untuk menikah kalau sudah dewasa.

Aleana mengusap keningnya sambil tertawa. Dulu, sekarang, dan sampai kapan pun aku masih berharap bisa menikah dengannya. Gumam Ana dalam hati kecilnya.

Ale masuk ke dalam kamar, adiknya mengekor. Tidak perduli kakaknya melepas baju atasan dan naik ke tempat tidur. Ana sudah terbiasa melihat tubuh itu.

"Pergi ke kamarmu sana!" Menarik selimut.

"Kak, kalau Kak Argen aku mau menikah dengannya."

Ale menyentuh keningnya pusing sendiri sekarang.

"Kalau Kak Argen aku mau."

"Ana."

"Hemmm, kenapa, kenapa?"

"Kamu tahu kan Argen orang seperti apa, dia tidak tertarik dengan wanita. Dia menikah juga pasti karena para tetua di keluarganya menyuruh dia menikah. Dan."

"Dan dia memilihku karena aku adik Kak Ale kan."

Kata-kata itu seperti panah yang menghujam bagi Ale, karena dia sadar hal itu. Argen memilih Ana, karena Ana adik sahabatnya, yang sering ia temui dulu. Mungkin hanya Ana perempuan yang bisa melihat Argen dari dekat atau mengobrol dengannya. Karena Ana adalah adik Aleando.

"Aku tahu kali Kak, dari dulu Kak Argen baik sama aku karena aku adik Kak Ale. Tapi bodo amat, hehe, aku tetap bangga dan pamer pada teman-temanku. Kakak tidak tahu kan bagaimana mereka irinya aku bisa punya foto dengan Kak Argen. Dulu aku fans paling beruntung tahu. Hehe."

Kalau kau tahu kenapa kau masih mau si Dek. Ale yang tidak habis pikir.

Aku tahu Kak Argen baik padaku karena aku adik Kak Ale, walaupun begitu aku tetap senang. Aku bisa melihatnya dari dekat, aku bisa bicara dengannya. Ah, mencintainya dari kejauhan saja sudah lebih dari cukup. Begitulah isi hati Ana.

Ana memendam perasaannya jauh. Dulu saat masih SMP dia berfikir perasaannya hanyalah cinta monyet belaka. Karena Kak Argen tampan dan jadi idola, karena dia sahabat kakaknya, dan karena Kak Argen baik padanya. Namun, seiring waktu perasaan yang ada di hati Ana tidak bisa dibohongi. Dia jatuh cinta pada laki-laki itu. Dia menyukai Kak Argen bukan sebatas idola. Dia berharap suatu hari nanti bisa berada di samping laki-laki itu.

Dan kesempatan itu datang, seperti menjadi cara Tuhan membuka pintu takdir untuknya. Ana pun tidak mau melepaskannya.

"Kau benar-benar masih suka padanya ya?"

"Kak Argen kan tampan Kak, baik hati, menawan, mempesona."

Melihatnya menikah dengan orang lain pasti akan jauh lebih menyakitkan. Jadi, Ana berfikir kalau dia yang dipilih oleh Kak Argen, berada disamping saja sudah cukup bagi Ana. Sederhana itu caranya mencintai.

"Dasar bocah kenapa pikiranmu masih seperti anak SMP si. Kenapa nggak pacaran sama anak seumuran mu saja." Kenapa kau malah masih menyimpan perasaan pada laki-laki yang tidak mungkin kau gapai. Begitulah perasaan depresi Ale untuk adiknya. Argen memilih adiknya bukan karena cinta, dia tahu itu. Sedangkan adiknya menganggukkan kepala karena memang dia menyukai Argen.

Aaaaa, bisa-bisa aku ikut gila karena memikirkan ini.

"Inikan semua gara-gara Kak Ale juga." Ale terperanjat mendengar protes Ana, lho memang apa salahku begitu pikirnya. Selama ini kan dia sama sekali tidak pernah melarang adiknya bergaul atau pacaran selama dalam batasan dan tidak berlebihan. Walaupun sebenarnya dia punya standar setinggi langit juga untuk laki-laki yang mau mendekati adiknya. Tapi, selama ini dia tidak melarang apa pun.

"Kenapa jadi salahku."

"Ya, karena aku punya kakak sekeren Kak Ale, dan Kak Argen standarku kan jadi setinggi langit." Ana membuat alasan mengada-ada. "Kak Ale ingat nggak dulu waktu SMP kelas tiga aku bawa teman laki-laki, terus kenalan sama Kak Ale dan Kak Argen, besoknya dia nggak mau bicara sama aku lagi. Katanya dia nggak pantas jadi temanku, dia minder sama Kak Ale dan Kak Argen." Ini Ana cuma berteman lho, bukan mengenalkan pacaran atau gebetan.

Hah! Memang ada pernah begitu. Saat ana menceritakan lagi dan lagi, kejadian yang sama berulang terus katanya. Bahkan sampai SMA. Mereka mundur teratur bahkan tidak mau menyapa Ana lagi jika berpapasan. Menjauh, bahkan terkesan takut mendekat. Bahkan hanya sekedar bertegur sapa saja mereka tidak mau.

"Seperti mereka di ancam Kak Ale saja supaya nggak dekat-dekat aku."

"Heh, kapan aku pernah ngancam-ngancam mereka ya. Pernah ketemu mereka saja nggak setelah kamu kenalin." Ale merasa mendapatkan fitnah. Memang si dia menatap tajam kalau ada teman laki-laki yang dikenalkan Ana, tapi cuma sebatas itu kali, dia tidak pernah bicara dengan mereka secara pribadi. "Baguslah, berarti mereka tidak pantas buat jadi teman kamu, begitu aja takut. Huh!"

Memang kau harus punya pasangan yang seperti Argen, eh. Ale menghardik pikirannya sendiri, yang secara tidak langsung mengakui Argen selayak itu menjadi pasangan adiknya.

Sudahlah, bagi Ana itu juga bukan hal yang penting sekarang. Mungkin cowok-cowok itu memang merasa minder di depan Kak Ale dan Kak Argen makanya menjauhinya. Walaupun Ana dulu tetap merasa sedih juga. Karena mereka bahkan tidak mau menyapa atau melihat Ana.

"Ia, ia. Aku percaya, Kak Ale dan Kak Argen nggak mungkin kan begitu, mereka saja yang minder atau nggak suka sama aku. Sudahlah, nggak usah bahas itu. Sekarang bahas pernikahan aku sama Kak Argen saja."

"Dasar bocah gila, kau benar-benar mau menikah dengan Argen."

Ana mengganguk-anggukan kepalanya mantap tanpa keraguan sama sekali.

"Ana." Suara Ale sudah terdengar nadanya serius. Dia mundur ke belakang bersandar pada bantal. Menarik selimut menutupi dadanya yang sudah telanjang. "Kau tahukan keluarga besar Domaz Group." Gadis itu mengganguk. "Kakeknya yang masih berkuasa, ibunya juga, mereka pasti sudah merencanakan pernikahan Argen dengan putri-putri pengusaha atau konglomerat lainnya."

Ana menggigit bibir dengan kenyataan menyayat hatinya. Dia bukan apa-apa dibandingkan gadis-gadis itu. Mereka memang jauh lebih layak bersanding dengan Kak Argen.

"Tapi kan, Kak Argen yang memintanya Kak, dia yang mau kan. Menikah denganku."

"Aku tahu, tapi kamu tahu kan dia memilihmu bukan karena cinta, dia memilihmu karena kamu adikku. Jadi dia merasa nyaman denganmu."

Aku tahu kak, aku tahu itu. Walaupun begitu aku tidak apa-apa. Asalkan bisa bersama Kak Argen aku sudah puas kok. Menjadi istrinya saja sudah menjadi kebahagiaan untukku.

Namun Ana tidak punya keberanian mengakuinya.

Bersambung

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Siti Aisa
pasti argen yg ngancam teman cowoknya ana...
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Terjebak Asmara Tuan Argen    BAB 199 (Final Episode 4)

    Meja mereka memang tidak memiliki nomor, namun diatur berdasarkan nama keluarga. Kakek berjalan menuju mejanya, Ana tersenyum hangat saat kakek mendekat. Gadis itu dan Argen duduk di meja kakek. Ale dan Miria bergabung bersama Gara dan ibunya.Saat kakek menggerakkan tangannya mereka semua duduk dengan teratur. Setelah semua orang duduk, kakek mengambil sendok dan membenturkannya ke gelas. Suara dentingan itu membuat suasana senyap."Apa kalian menyukai suasana baru makan malam kali ini?"Hening, tidak ada yang berani menjawab. "Kalian pasti merasa aneh, apalagi saat melihat banyak sekali yang hadir di acara makan malam kali ini. Kalian semua adalah anak-anak dan cucu-cucuku, aku mengundang kalian semua tanpa terlewat satupun." Kakek mengedarkan pandangan. "Kedepannya aku akan mengundang kalian semua juga."Hening... Hati semua orang berdebar."Jadi, jangan saling bertengkar dan menjatuhkan. Dukung Argen membangun Domaz Group dan mempertahankan kejayaan Domaz Group. Jangan ada dari k

  • Terjebak Asmara Tuan Argen    BAB 198 (Final Episode 3)

    Perjamuan makan malam bulan ini di rumah vila tepi pantai, akan sangat berbeda dengan perjamuan bulan yang lalu atau bulan-bulan sebelumya. Karena bulan ini bertepatan dengan ulang tahun kakek. Perayaan ulang tahun kakek disiapkan bibi dengan sepenuh hati. Wanita itu bahkan menawarkan apakah tuan besar juga ingin membuat pesta kembang api seperti kejutan yang diberikan Tuan muda. Kakek menghardik bibi dengan marah."Maaf Tuan, karena saya melihat Anda menyukainya jadi saya pikir Anda ingin melakukannya. Apa Anda menyukainya karena itu kejutan dari tuan muda?" Kakek tidak mau menjawabnya. Tapi terlihat sekali, kalau dia menikmati kembang api yang diberikan cucu kepada cucu menantunya.Perjamuan makan malam seperti apa yang disiapkan bibi untuk merayakan ulang tahun kakek?Mari kita lihat, sedikit persiapan yang dilakukan orang-orang yang akan datang ke perjamuan makan malam. Rumah Gara.Pengantin baru itu terlihat kaget saat menerima undangan yang dikirimkan seorang pengawal ke rumah

  • Terjebak Asmara Tuan Argen    BAB 197 (Final Episode 2)

    Gadis di depan Gara tersenyum malu. Mereka tidak saling memberi tahu isi dari janji pernikahan, bukan untuk kejutan, namun karena mereka ingin menunjukkan ketulusan. Bahwa janji pernikahan yang mereka buat bukan sekedar membaca tulisan, namun memang curahan isi hati terdalam mereka."Rene, terimakasih sudah melihatku dengan cara yang berbeda saat pertama kali kita bertemu. Aku bukan siapa-siapa saat pertama kali melihatmu. Tapi entah kenapa, kau bahkan sudah tersenyum padaku saat itu." Tangan keduanya semakin tergenggam dengar erat. "Semakin aku mengenalmu, semakin aku tahu, kau gadis yang luar biasa. Tanpa ayah dan ibu, kau membesarkan adik-adikmu dengan penuh cinta. Bagiku kau adalah berlian terindah Rene, terimakasih sudah menerima sebongkah batu tak berharga ini dalam hidupmu. Aku mencintaimu Rene dengan sepenuh hatiku. Aku akan membahagiakanmu dan melindungimu." Kecupan manis mengakhiri janji pernikahan Gara.Airmata menetes membasahi pipi Rene. Saat mic yang dipegang Gara tersod

  • Terjebak Asmara Tuan Argen    BAB 196 (Final Episode 1)

    Dan akhirnya, hari yang sudah dinantikan oleh semua orang. Mereka sudah duduk ditempat yang telah disediakan. Deretan kursi sudah ditempati para tamu. Musik dengan tim yang di bawa WO dari ibu kota. Para pelayan yang merapikan hidangan serta mengecek semua kelengkapan untuk terakhir kali.Sepupu Miria menggangkat tangannya, sebagai isyarat acara dimulai.Acara pernikahan Gara dan Rene pun dimulai.Ruben maju ke atas podium, dia ditunjuk sebagai MC acara. Ya, kemampuan bicaranya memang cukup baik. Dia pun mengajukan diri saat WO bertanya apakah dari pihak keluarga yang menentukan MC acara. Sebenarnya dalam hati kecilnya, dia ingin terlihat di antara banyaknya orang. Terlihat oleh kakek.Ruben mengetuk mik di depannya. Menyapukan pandangan pada orang-orang yang ada di depannya. Dia mencari sosok seseorang. Apa kakek tidak ada gumamnya, melihat lagi memastikan. Sekilas tertangkap rasa kecewa di matanya, namun buru-buru dia tersenyum. Karena tugasnya jauh lebih penting sekarang. Ternyata

  • Terjebak Asmara Tuan Argen    BAB 195

    Hari pernikahan Gara dan Rene.Untuk sampai pada hari ini, seorang laki-laki bernama Anggara, telah melewati banyak hal, jalan yang tidak mudah. Namun, seperti janji Tuhan, Dia menjawab setiap usaha dan doa manusia, hari ini laki-laki itu merasakan kebahagiaan yang teramat sangat. Memetik buah dari usahanya selama ini.Ibu yang ia sayangi, telah masuk ke dalam keluarga Domaz Group, bukan hanya sebagai wanita pelayan yang menggoda majikan, namun sebagai ibu dari cucu sang pendiri Domaz Group.Adik laki-laki yang dulu dia panggil tuan muda, dengan manisnya memanggilnya kakak. Itu adalah buah dari kesabaran seorang laki-laki bernama Anggara. Membayar semua pengorbanan yang sudah dia lakukan.Kesibukan pagi sudah dimulai sejak sebelum matahari terbit, memperbaiki dekorasi yang kurang atau kelengkapan yang lainnya dilakukan oleh para panitia WO. Waktu bergerak perlahan, ditengah semua orang bersiap.Langit hari ini berwarna biru, secerah hati calon mempelai yang akan mengikat janji. Mataha

  • Terjebak Asmara Tuan Argen    BAB 194

    Siang hari kesibukan di halaman vila mulai terlihat untuk persiapan acara besok. WO acara saudara Miria sudah datang. Mereka dengan cekatan menata setiap sudut taman menjadi sangat indah. Para karyawan toko Daisy sudah datang juga. Amira juga ikut. Dokter William akan menyusul dan sampai malam hari, karena masih ada pekerjaan yang tidak bisa dia wakilkan. Semoga dia bisa menemani Amira saat pesta kembang api nanti malam. Setelah meletakan barang masing-masing, mereka terlihat membantu ini dan itu. Ada yang menata bunga-bunga, ada yang memberi pita pada kursi. Setelah selesai membantu dekorasi mereka lari ke pantai, bermain di laut dan menikmati liburan gratis yang diberikan Kak Ale, memakai uang Argen tentunya. Semua orang bahagia, pesta pernikahan sederhana Gara dan Rene memberi kebahagiaan pada semua orang. Bahkan Ben menyapa takut-takut menyapa kakek, dengan perantara Argen. Kakek tidak bereaksi, namun dia menanyakan kepada bibi siapa nama orangtua Ben.Begitulah hari ini berlal

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status