Share

BAB 7

Author: LaSheira
last update Last Updated: 2025-03-25 12:19:19

"Aku nggak papa Kak, karena aku adik Kak Ale dia akan melindungiku kan, dari kakeknya, dari ibunya kalau tidak merestui. Pokoknya aku aman kan, karena aku adik Kak Ale."

Sebenarnya kenyataan itu getir rasanya, namun itu sudah cukup bagi Ana. Karena kalau dia bukan adik Kak Ale, dia tidak akan punya kesempatan untuk sekedar bicara dengan Kak Argen.

"Bukankah ini kesempatan baik Kak, kita bisa menyelamatkan toko roti, aku menikah dengan laki-laki keren."

"Ana!" Gusar sendiri Ale, karena adiknya masih berfikir seperti bocah.

"Hehe, ya Kak, bilang pada Kak Argen." Tawa Aleana merekah bak kelopak bunga. Ia tersenyum karena sekilas wajah Argen muncul di kepalanya. "Lagian toko roti yang di dekat tempat kita itu nggak enak juga tahu. Ihhhh aku sebel sama mereka kenapa buka di dekat tempat kita. Sudah tokonya besar, iklan dan promosinya kencang, harganya separuh dari harga kita lagi. Huaaaaa, mereka dapat bahan baku gratisan apa." Tiba-tiba menyulut murka teringat alasan toko roti keluarganya hampir bangkrut karena persaingan tidak sehat toko roti yang muncul di dekat tokonya

Ada sebuah toko roti besar yang buka di dekat toko mereka. Sebuah toko waralaba besar yang cabangnya sudah ada di beberapa tempat. Tempatnya luas dan bagus. Sangat menarik untuk di pakai foto-foto. Anak zaman sekarang kan suka tempat-tempat begituan. Apalagi ada hari tertentu yang memberi promo setengah harga dari biasanya. Kalau hari biasa saja rotinya lebih murah dari toko mereka apalagi kalau ada promo khusus.

"Kapan kamu makan disana?"

"Seminggu lalu dengan Amira, roti kita masih jauh lebih enak. Coba saja kita bisa renovasi toko Kak, buat ala-ala kafe, terus bikin event promo setiap akhir pekan misalnya." Ana menghentikan kalimatnya ketika wajah murah Ale muncul. Memang itulah permasalahannya sekarang. Uang untuk modal. " Makanya terima tawaran Kak Argen Kak, kita selamatkan toko kita."

Ale mendelik, sementara Ana terkekeh dan bangun dari duduk. Melambaikan tangan dan berdendang keluar kamar. Meninggalkan Ale yang berkubang dalam rasa bersalahnya.

"Padahal kau tahu Argen tidak mencintaimu, kenapa kau masih seceria itu mengatakan mau menikah dengannya."

Kata-kata Argen berdengung lagi ditelinga ya.

"Kau tahu dimana mencariku."

Apakah ini pilihan yang benar, sampai tengah malam Ale hanya bergulingan di tempat tidur.

***

Awalnya Aleana berfikir mencintai dalam diam itu adalah jalan cinta terbaik yang ia tempuh. Toh, ia pun tidak pernah mendengar kabar dari Kak Ale tentang kehidupan cinta Kak Argen. Laki-laki itu hanya fokus pada karir dan tanggung jawabnya sebagai Presdir Domaz Group. Dia atau wanita mana pun tetap tidak bisa memiliki cinta Kak Argen. Itu adalah faktanya.

Ana duduk di meja belajarnya, ditemani temaran lampu tidurnya. Suara jentikan jarinya terdengar saat ia menghidupkan lampu belajar. Pendar cahaya terang langsung menyinari. Ana menatap deretan foto-foto yang menghiasi dinding meja belajarnya. Ada banyak foto kenangan ayah dan ibu di sana, bersama Kak Ale, mereka berempat yang dipenuhi kenangan bahagia. Selain itu ada juga foto mereka bertiga Kak Ale, Ana dan Kak Argen. Foto yang dia banggakan di depan teman-temannya dulu semasa SMU.

Ana mengeluarkan sebuah map warna biru dengan hiasan taburan daun kekuningan. Dia buka satu persatu. Artikel atau berita tentang Domaz Group dia print lalu dia tempelkan satu persatu. Ada Argen yang selalu tampil dengan balutan jas. Wajah yang dingin tanpa senyuman, namun tetap saja terlihat tampan dilihat dari sudut mana pun.

Sudah ada tiga buku sejenis di dalam laci meja Ana, dia kumpulkan sambil memuji pemilik wajah tampan itu. Ana memulai kegiatannya itu ketika dia masih sebatas fans Kak Argen. Ketika dia tumbuh menjadi remaja, kebiasaan itu tetap menjadi kebiasaan. Bahkan sampai hari ini, disela kesibukannya mengerjakan tugas kuliah, di akhir pekan dia selalu meluangkan waktu mencari-cari berita tentang Domaz Group, mengeprint, menggunting dan menempelkan dalam buku agendanya.

Ana mengusap buku lalu meletakkannya di dadanya. Dia bukannya tidak pernah menyerah dan melawan arus. Dia pernah berfikir mengubur perasaannya untuk Argen dan membuka hati untuk laki-laki lain. Tapi, bahkan tidak ada laki-laki yang pernah dekat dengannya. Hiks, bahkan yang sekedar berteman pun menjauhinya, hingga akhirnya Ana menutup lagi hatinya. Dia belum pernah pacaran sampai di umurnya yang sekarang ini. Apalagi membicarakan cinta dengan hati berdebar-debar. Hatinya masih terpaut pada satu nama.

Ana menyandarkan kepalanya, menatap foto Argen.

Aku sudah benar kan, dari pada melihatnya bersama dengan wanita lain, tentu lebih baik aku yang ada disampingnya kan. Tapi, Aku harus tetap merahasiakan perasaanku dalam-dalam. Jangan sampai Kak Argen tahu kalau aku menyukainya.

Wajah Ana bersemu merah, banyangan di kepalanya merekah sudah berangan-angan sampai jauh tentang bagaimana kalau dia menikah dengan laki-laki yang dia sukai.

Kak Argen menikah denganku karena aku adik Kak Ale. Jangan sampai dia tahu kalau aku menyukainya. Nanti kalau dia membenci hal merepotkan tentang cinta, bisa-bisa dia tidak mau menikah denganku kan. Tetap pakai alasan toko roti dan Kak Ale sebagai alasan.

Ana mengepalkan tangan ke atas. Menebar keyakinan ke udara. Bahwa dia pasti bisa menjalani ini semua.

Wajahnya berubah menjadi sedikit sendu lagi. Ketika wajah-wajah keluarga Kak Argen melintas. Ibunya, wanita cantik yang terlihat sangat berkelas. Berita atau foto-fotonya yang elegan dan bersahaja banyak bertebaran di internet. Dengan yayasan amal Domaz Group wanita itu telah mencuri banyak cinta dari kalangan sesama wanita. Dia kaya raya dan dermawan, cantik dan elegan, begitulah berita tentangnya yang di baca Ana.

Dia sepertinya ibu yang hangat.

Kakek, salah satu keluarga Argen yang mungkin paling diwaspadai Ana. Tapi, dia tetap hanya seorang kakek kan, yang akan menyukai apa yang disukai cucunya. Kalau Kak Argen sedikit saja bersandiwara menunjukkan perhatian padaku, aku rasa kakek juga akan luluh hatinya.

Sesederhana itulah Aleana berfikir tentang keluarga Argen. Semoga, semoga begitu adanya nanti, Ana berdoa dalam hati supaya apa yang Kak Ale takutkan tidak akan menjadi kenyataan

Ana membereskan harta karun yang berharga dengan hati-hati, memasukkan semua ke tempatnya semula. Mematikan lampu belajar . Masih dengan senyum-senyum sendiri karena lagi-lagi wajah Argen muncul di kepalanya, lalu dia ambruk di tempat tidur.

Aku menikah dengan Kak Argen, ini bukan mimpi kan. Aaaaaa. Menendang udara karena merasa girang sendiri.

Langit malam semakin menghitam, udara juga semakin dingin. Angin menampar jendela kamar, gadis dalam kamar yang sedang berbunga itu jatuh dalam tidur dengan hati dipenuhi bunga, dan sepertinya dia sedang mimpi indah. Gumaman terdengar di malam yang semakin senyap.

Bersambung

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (2)
goodnovel comment avatar
sasri
kamu salah ale,, menurutku argen cinta sama ana loh
goodnovel comment avatar
Rutia Ningsih
klau ini yg ngebet nikah malah si cewek duluan semangat ana hhh
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Terjebak Asmara Tuan Argen    BAB 199 (Final Episode 4)

    Meja mereka memang tidak memiliki nomor, namun diatur berdasarkan nama keluarga. Kakek berjalan menuju mejanya, Ana tersenyum hangat saat kakek mendekat. Gadis itu dan Argen duduk di meja kakek. Ale dan Miria bergabung bersama Gara dan ibunya.Saat kakek menggerakkan tangannya mereka semua duduk dengan teratur. Setelah semua orang duduk, kakek mengambil sendok dan membenturkannya ke gelas. Suara dentingan itu membuat suasana senyap."Apa kalian menyukai suasana baru makan malam kali ini?"Hening, tidak ada yang berani menjawab. "Kalian pasti merasa aneh, apalagi saat melihat banyak sekali yang hadir di acara makan malam kali ini. Kalian semua adalah anak-anak dan cucu-cucuku, aku mengundang kalian semua tanpa terlewat satupun." Kakek mengedarkan pandangan. "Kedepannya aku akan mengundang kalian semua juga."Hening... Hati semua orang berdebar."Jadi, jangan saling bertengkar dan menjatuhkan. Dukung Argen membangun Domaz Group dan mempertahankan kejayaan Domaz Group. Jangan ada dari k

  • Terjebak Asmara Tuan Argen    BAB 198 (Final Episode 3)

    Perjamuan makan malam bulan ini di rumah vila tepi pantai, akan sangat berbeda dengan perjamuan bulan yang lalu atau bulan-bulan sebelumya. Karena bulan ini bertepatan dengan ulang tahun kakek. Perayaan ulang tahun kakek disiapkan bibi dengan sepenuh hati. Wanita itu bahkan menawarkan apakah tuan besar juga ingin membuat pesta kembang api seperti kejutan yang diberikan Tuan muda. Kakek menghardik bibi dengan marah."Maaf Tuan, karena saya melihat Anda menyukainya jadi saya pikir Anda ingin melakukannya. Apa Anda menyukainya karena itu kejutan dari tuan muda?" Kakek tidak mau menjawabnya. Tapi terlihat sekali, kalau dia menikmati kembang api yang diberikan cucu kepada cucu menantunya.Perjamuan makan malam seperti apa yang disiapkan bibi untuk merayakan ulang tahun kakek?Mari kita lihat, sedikit persiapan yang dilakukan orang-orang yang akan datang ke perjamuan makan malam. Rumah Gara.Pengantin baru itu terlihat kaget saat menerima undangan yang dikirimkan seorang pengawal ke rumah

  • Terjebak Asmara Tuan Argen    BAB 197 (Final Episode 2)

    Gadis di depan Gara tersenyum malu. Mereka tidak saling memberi tahu isi dari janji pernikahan, bukan untuk kejutan, namun karena mereka ingin menunjukkan ketulusan. Bahwa janji pernikahan yang mereka buat bukan sekedar membaca tulisan, namun memang curahan isi hati terdalam mereka."Rene, terimakasih sudah melihatku dengan cara yang berbeda saat pertama kali kita bertemu. Aku bukan siapa-siapa saat pertama kali melihatmu. Tapi entah kenapa, kau bahkan sudah tersenyum padaku saat itu." Tangan keduanya semakin tergenggam dengar erat. "Semakin aku mengenalmu, semakin aku tahu, kau gadis yang luar biasa. Tanpa ayah dan ibu, kau membesarkan adik-adikmu dengan penuh cinta. Bagiku kau adalah berlian terindah Rene, terimakasih sudah menerima sebongkah batu tak berharga ini dalam hidupmu. Aku mencintaimu Rene dengan sepenuh hatiku. Aku akan membahagiakanmu dan melindungimu." Kecupan manis mengakhiri janji pernikahan Gara.Airmata menetes membasahi pipi Rene. Saat mic yang dipegang Gara tersod

  • Terjebak Asmara Tuan Argen    BAB 196 (Final Episode 1)

    Dan akhirnya, hari yang sudah dinantikan oleh semua orang. Mereka sudah duduk ditempat yang telah disediakan. Deretan kursi sudah ditempati para tamu. Musik dengan tim yang di bawa WO dari ibu kota. Para pelayan yang merapikan hidangan serta mengecek semua kelengkapan untuk terakhir kali.Sepupu Miria menggangkat tangannya, sebagai isyarat acara dimulai.Acara pernikahan Gara dan Rene pun dimulai.Ruben maju ke atas podium, dia ditunjuk sebagai MC acara. Ya, kemampuan bicaranya memang cukup baik. Dia pun mengajukan diri saat WO bertanya apakah dari pihak keluarga yang menentukan MC acara. Sebenarnya dalam hati kecilnya, dia ingin terlihat di antara banyaknya orang. Terlihat oleh kakek.Ruben mengetuk mik di depannya. Menyapukan pandangan pada orang-orang yang ada di depannya. Dia mencari sosok seseorang. Apa kakek tidak ada gumamnya, melihat lagi memastikan. Sekilas tertangkap rasa kecewa di matanya, namun buru-buru dia tersenyum. Karena tugasnya jauh lebih penting sekarang. Ternyata

  • Terjebak Asmara Tuan Argen    BAB 195

    Hari pernikahan Gara dan Rene.Untuk sampai pada hari ini, seorang laki-laki bernama Anggara, telah melewati banyak hal, jalan yang tidak mudah. Namun, seperti janji Tuhan, Dia menjawab setiap usaha dan doa manusia, hari ini laki-laki itu merasakan kebahagiaan yang teramat sangat. Memetik buah dari usahanya selama ini.Ibu yang ia sayangi, telah masuk ke dalam keluarga Domaz Group, bukan hanya sebagai wanita pelayan yang menggoda majikan, namun sebagai ibu dari cucu sang pendiri Domaz Group.Adik laki-laki yang dulu dia panggil tuan muda, dengan manisnya memanggilnya kakak. Itu adalah buah dari kesabaran seorang laki-laki bernama Anggara. Membayar semua pengorbanan yang sudah dia lakukan.Kesibukan pagi sudah dimulai sejak sebelum matahari terbit, memperbaiki dekorasi yang kurang atau kelengkapan yang lainnya dilakukan oleh para panitia WO. Waktu bergerak perlahan, ditengah semua orang bersiap.Langit hari ini berwarna biru, secerah hati calon mempelai yang akan mengikat janji. Mataha

  • Terjebak Asmara Tuan Argen    BAB 194

    Siang hari kesibukan di halaman vila mulai terlihat untuk persiapan acara besok. WO acara saudara Miria sudah datang. Mereka dengan cekatan menata setiap sudut taman menjadi sangat indah. Para karyawan toko Daisy sudah datang juga. Amira juga ikut. Dokter William akan menyusul dan sampai malam hari, karena masih ada pekerjaan yang tidak bisa dia wakilkan. Semoga dia bisa menemani Amira saat pesta kembang api nanti malam. Setelah meletakan barang masing-masing, mereka terlihat membantu ini dan itu. Ada yang menata bunga-bunga, ada yang memberi pita pada kursi. Setelah selesai membantu dekorasi mereka lari ke pantai, bermain di laut dan menikmati liburan gratis yang diberikan Kak Ale, memakai uang Argen tentunya. Semua orang bahagia, pesta pernikahan sederhana Gara dan Rene memberi kebahagiaan pada semua orang. Bahkan Ben menyapa takut-takut menyapa kakek, dengan perantara Argen. Kakek tidak bereaksi, namun dia menanyakan kepada bibi siapa nama orangtua Ben.Begitulah hari ini berlal

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status