Home / Romansa / Terjebak BossZone / Chapter 62: Private Beach (Ending)

Share

Chapter 62: Private Beach (Ending)

Author: Anaa
last update Huling Na-update: 2024-11-03 20:40:10

Nesa mengerjapkan matanya perlahan, bibirnya berdecak pelan ketika telinganya masih mendengar suara notifikasi alarm dengan volume yang bukan main kencangnya.

Mencoba bangun dari tidurannya untuk mengambil ponsel, tetapi tubuhnya dipeluk erat oleh sang suami.

Dengan perlahan ia mencoba melepaskan tangan Edgar yang melingkar di perutnya, setelah berhasil, ia bangun lalu berjalan mengitari ranjang untuk duduk di tepi kasur, mengambil ponsel Edgar yang masih mengeluarkan suara notifikasi alarm untuk mematikannya.

Disya mengernyit ketika merasakan perbedaan dengan kamar yan ditempatinya, mendongak lalu kembali memperhatikan sekitaran kamar dengan cahaya remang.

"Sudah bangun, sayang?" tanya Edgar, kedua tangannya kembali memeluk perutnya erat.

Nesa tersenyum kecil lalu mengusap lembut lengan Edgar yang melingkar di perutnya.

"Sudah, tumben banget pasang alarm pagi-pagi buta begini sih?"

"Biar ngga kesiangan."

"Mau ke mana?"

"Lihat sunrise."

"Huh?"

Nesa ingat, semalam ia dan Edgar menghadi
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Pinakabagong kabanata

  • Terjebak BossZone   Epilog

    Pesona seorang Radega Edgar Naratama memang tidak bisa ditolak oleh siapapun—termasuk oleh Vanesa. Walaupun lelaki itu sangat menyebalkan, tetapi berhasil membuat getaran aneh muncul di hatinya. Dulu, membayangkan mempunyai hubungan lebih dari hanya seorang bawahan dan atasan di kantor saja Vanesa tidak berani. Rasa-rasanya Edgar tidak akan tergapai olehnya, lelaki itu terlalu luar biasa. Memutuskan resign untuk menghindari lelaki itu, tetapi berujung pada sebuah pernikahan. Pernikahan yang diawal begitu banyak konflik dan kesalahpahaman, pernikahan yang hampir saja berada pada garis perceraian—tetapi siapa sangka Vanesa akan berada di titik ini, bahkan mempunyai buah hati bersama lelaki itu. Terlalu bulshit jika mengatakan pernikahan mereka baik-baik saja tanpa adanya pertengkaran bahkan setelah hari di mana mereka sama-sama terbuka tentang perasaan keduanya. Beberapa kali ada perdebatan dan pertengkaran—tetapi memang itu adalah bumbu pernikahan bukan? Walaupun sebenarnya Van

  • Terjebak BossZone   Extra Chapter III (Buah Hati)

    "Tidurkan di kasur sayang, tangan kamu tidak pegal memang, hm?" Nesa mendelik menatap suaminya. "Maaf...." kata Edgar sembari mengusap bekas air mata di pipi putranya yang sedang terlelap dipangkuan Nesa. "Minta maaf sama Gavin dulu! Bisa-bisanya ya sama anak aja cemburuan, ngga mau ngalah!" dumel Nesa tetap menatap suaminya dengan delikan tajam. Edgar sedikit menekuk bibirnya. "Saya bisa memberi semua yang Gavin inginkan, tapi... kamu kan punya saya. Lagian Gavin sudah punya kamar sendiri, masa mau tidur terus sama kita?" Nesa menggeleng-gelengkan kepalanya. Edgar benar-benar seperti anak kecil saja, kepada anaknyapun tidak mau mengalah. Jadi, Gavin—putra mereka yang sudah berusia empat tahun memang sudah dibuatkan kamarnya sendiri, tetapi tetap saja yang namanya anak-anak sering masih ingin tidur dengan orang tuanya—seperti malam ini, Gavin sudah tidur ditengah-tengah mereka, tetapi dengan sengaja Edgar memindahkan Gavin yang sudah terlelap ke kamarnya, alhasil bocah itu menan

  • Terjebak BossZone   Extra Chapter II (Kehidupan Bian)

    "Gue ngga perlu jelasin serinci mungkin, Nes. Suami lo jelas pasti tahu semuanya." Nesa menatap Edgar dengan kening mengernyit, seolah bertanya tentang kebenaran dari ucapan Bian. "Udah sih, gue ngga papa, ngga usah natap gue kasihan gitu!" katanya. Walaupun begitu tetap saja, ada perasaan aneh yang dirasakan oleh Nesa. Ini jelas berita besar—dan yang paling mengkhawatirkan adalah bagaimana perasaan Bian selama ini? Pasti lelaki itu sudah melalui banyak hari yang berat. "Sudah berapa bulan?" tanya Bian mempersilahkan Nesa untuk duduk. "Jalan enam bulan," jawab Nesa semangat, mencoba bersikap seperti biasanya. "Apa suami lo memperlakukan lo dengan baik?" Nesa mengangguk tanpa ragu. "Mas Edgar mencintai aku... sangat!" "Bagus! Kalau dia ngga memperlakukan lo dengan baik, mending sama gue aja." Nesa terkekeh pelan, menggeleng lalu memeluk perut Edgar yang sedari tadi masih berdiri di dekatnya. "Nanti Mas Edgar sendirian, kasian." Bian menatap Edgar dengan tatapan yang

  • Terjebak BossZone   Extra Chapter I (Ngidam & Bian)

    "Mas...." Edgar terlihat menghela napas, melepaskan perlahan tangan Nesa yang melingkar di lengannya. "Mas masih marah ya?" tanya Nesa memanyunkan bibirnya, kembali mencoba melingkarkan tangannya di lengan Edgar, walaupun suaminya itu kembali melepaskannya. "Iya maaf, ngga jadi Mas. Tadi aku cuman bercanda kok," lanjutnya. "Saya berangkat," katanya terkesan jutek walaupun sebelumnya mencium kening Nesa sebagai rutinitas wajib pagi mereka sebelum Edgar berangkat kerja. "Ah Mas Edgar...." Nesa kembali merengek, menghalang langkah suaminya. "Aku minta maaf, jangan marah." "Saya ada meeting Vanesa." "Tuh kan! Panggilan sayangnya mana?" Edgar kembali menghela napas pelan, menampilkan senyum yang sebenarnya tidak sampi hati itu. "Saya berangkat kerja ya, ada meeting pagi ini sayang," kata Edgar mengulang pernyataannya. Melingkarkan tangannya memeluk pinggang Edgar, Nesa mencium pipi kanan suaminya dengan lembut. "Aku beneran cuman bercanda tadi, jangan ngambek lagi yaa... dan semoga

  • Terjebak BossZone   Chapter 62: Private Beach (Ending)

    Nesa mengerjapkan matanya perlahan, bibirnya berdecak pelan ketika telinganya masih mendengar suara notifikasi alarm dengan volume yang bukan main kencangnya.Mencoba bangun dari tidurannya untuk mengambil ponsel, tetapi tubuhnya dipeluk erat oleh sang suami.Dengan perlahan ia mencoba melepaskan tangan Edgar yang melingkar di perutnya, setelah berhasil, ia bangun lalu berjalan mengitari ranjang untuk duduk di tepi kasur, mengambil ponsel Edgar yang masih mengeluarkan suara notifikasi alarm untuk mematikannya.Disya mengernyit ketika merasakan perbedaan dengan kamar yan ditempatinya, mendongak lalu kembali memperhatikan sekitaran kamar dengan cahaya remang."Sudah bangun, sayang?" tanya Edgar, kedua tangannya kembali memeluk perutnya erat.Nesa tersenyum kecil lalu mengusap lembut lengan Edgar yang melingkar di perutnya."Sudah, tumben banget pasang alarm pagi-pagi buta begini sih?""Biar ngga kesiangan.""Mau ke mana?""Lihat sunrise.""Huh?"Nesa ingat, semalam ia dan Edgar menghadi

  • Terjebak BossZone   Chapter 61: Sunrise Gagal

    Edgar menghentikan kegiatanya yang sedang berkutat dengan laptop, melirik Nesa yang sepertinya sangat fokus menatap handphone dengan kedua telinga yang disumpal earphone, keduanya duduk bersebelahan, tetapi sibuk dengan kegiatannya masing-masing. Cup! Edgar mencuri satu ciuman di pipi kanan Nesa, yang jelas hal itu dilakukan untuk mendapat perhatian dari si perempuan. "Sedang menonton apa, fokus sekali?" Nesa sedikit terperanjat kaget, langsung mematikan layar handphone, menatap suaminya dengan senyum canggung sambil melepaskan earphone yang masih terpasang di telinganya. "Ngga ada apa-apa kok—aku ngga nonton apa-apa, Mas." Edgar mengernyit, reaksi Nesa terlihat berlebihan padahal dia hanya bertanya. Ditatap sebegitunya oleh Edgar jelas membuat Nesa ciut, seolah ia tidak akan pernah bisa berbohong kepada lelaki itu. "A—aku menonton video Sandi bernyanyi, aku ngga sengaja nyari, Mas, beneran. Tiba-tiba dia muncul di beranda sosial mediaku." "Mana lihat." Nesa kembali menyalakan

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status