Share

Terjebak Cinta CEO Rupawan
Terjebak Cinta CEO Rupawan
Author: Nurrfaza

Jatuh Cinta itu Mudah

"Dasar Om-om genit!" 

Pekikan seorang gadis yang sedang membawa tumpukan buku membuat suasana hening menjadi tegang. Mata sipitnya ia paksa untuk membola, menatap sosok tinggi berkacamata hitam lengkap dengan jas hitamnya. 

"Apa kau tak punya mata, hah! Gara-gara kaca mata itu kau menabrakku!" Tangan gadis itu terulur, membuka paksa kacamata hitam yang menganggu pemandangan jalan sosok itu.

"Kau ini kenapa?" kata sosok tinggi di hadapannya kesal, merebut paksa kacamata miliknya ditangan sang gadis yang masih terpaku dengan mulut terbuka.

"Terpesona, huh?" tanya sosok di depannya dengan kedua tangan di lipat, tersenyum sangat manis.

"Aku?"

"Iya." 

Gadis itu berdecak, dengan raut wajah yang dibuat jijik karena tingkat percaya diri sang laki-laki dewasa di depannya. 

"Jackie Abian. Senang bertemu denganmu, Cantik," goda Jack mengedipkan sebelah matanya.

"Ternyata memang benar, kau seorang Om-om genit!"

Jack tertawa mendengar panggilan itu dari gadis cantik di depannya itu. Memakai kaca mata hitamnya, ia mendekat dua langkah ke hadapan gadis yang terus saja menatapnya penuh kesal.

"Alifa Aderald, nama yang cantik, secantik wajahmu," bisik Jack di depan telinga Alifa. 

"Bagaimana kau tau namaku!" 

"Hei!" Alifa masih berteriak keras, sedangkan Jack meninggalkannya tanpa kata. Alifa benar-benar kesal dengan sosok Om-om genit seperti itu. 

"Sialan!"

***

"Maksud Ayah apa?" Jack yang baru melangkahkan kakinya kedalam ruangannya di hadang dengan pernyataan ayahnya yang membuatnya syok.

Dijodohkan. Jack langsung saja menghela nafasnya, bagaimana ia di jodohkan? Apa dirinya tidak laku sehingga ayahnya cepat memutuhkan untuk menjodohkannya.

"Ayah cuma mau yang terbaik untuk kamu, Nak," kata Bima, ayah Jack. Ia berjalan mendekati sofa yang ada di pojok ruangan, duduk dan menegakan tubuhnya.

"Jack--"

"Ayah. Aku tak mau menikah secepat ini, tolong mengerti." Jack mengacak rambutnya, ia duduk di singgasananya, tanpa mempedulikan tatapan ayahnya yang menajam.

"Jack, jangan permalukan keluarga kita. Ayah sudah menyetujui keputusan ini, dan ... ini adalah wasiat mendiang nenek mu."

"Ayah tak--"

"Demi kebaikanmu, Jack. Malam nanti kamu temui calon istrimu," kata Bima. Ia berdiri, berniat meninggalakan Jack sebelum sebuah ucapan Jack yang membuatnya terbelak.

"Aku sudah mencintai orang lain." Jack mengerutuki mulutnya yang asal bicara. Tapi entah kenapa, pikirannya tertuju pada seorang gadis yang tadi ia temui.

Gadis cantik, matanya sipit, pipi tembam yang sangat putih. Meskipun tingginya hanya sebatas dada nya, tapi gadis itu sangat imut.

"Siapa itu?" tanya Bima. Ia menolehkan kepalanya terkejut. Selama 28 tahun ia hidup bersama Jack, ia tak pernah mendengar kalimat itu dari putra sulungnya.

"Mengapa ayah terkejut?" tanya Jack santai. 

"Kau mengucapkan hal itu, Jack. Tentu Ayah terkejut."

"Bukan hal luar biasa, kan?" Jack memutar kursinya, menatap jalanan yang ramai dari ketinggian lantai sepuluh perusahaannya.

Memejamkan matanya, ia yakin perasaan yang ia rasakan itu adalah cinta. Setelah sekian lama ia tak merasakan gemuruh di hatinya sekarang ia mendapatkannya lagi.

"Bagaimana bisa, Jack? Atau ... kau hanya ingin Ayah membatalkan nya karena kau berbicara seperti itu?" tebak Bima. Ia mendekat, duduk di kursi depan Jack, menatap wajah putranya yang tampak serius.

"Aku merasakannya lagi setelah enam tahun lalu, Ayah." Jack memejamkan matanya, jemarinya saling mengeras, ia tak mungkin lemah dengan semua ini lagi.

"Enam tahun? Bukan tiga tahun lalu?" Jack langsung membuka matanya, menatap sang ayah penuh selidik.

"Memangnya kenapa? Aku mencintai dia, dia orang di masalalu ku."

"Kenapa, Jack?"

"Apa maksud Ayah?" Jack berdiri, tubuh jangkungnya menjulang, sorot mata teduhnya menatap sang Ayah dengan sendu.

"Aku tak ingin menikah dengan pilihanmu, aku ingin menikahi gadis-ku."

"Siapa namanya?" tanya Bima serius. Ia tak akan percaya begitu saja dengan putranya itu. Bisa jadi dia hanya mengarang cerita agar ia tak jadi menjodohkan dirinya. Bima tau bagaimana putranya itu.

"Namanya Ali--"

Kring!

"Sebentar, Jack. Hallo?" Bima menjauhi Jack, keluar ruangan dengan ponsel yang ia dekatkan di telinganya, meninggalkan Jack yang sedang tersenyum.

"Mengapa sangat mudah untuk jatuh cinta padamu, Cantik."

Bersambung ....

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status