Alifa Aderald, remaja labil yang di jodohkan sang ayah dengan dalih wasiat mendiang kakeknya. Alifa di jodohkan dengan seorang CEO bernama Jackie Abian. Dalam benak Alifa, Jack seseorang yang memiliki sifat arogan, sombong, keras kepala, serta dingin. Tapi, Jackie memiliki sifat yang bertolak belakang dengan pemikiran Alifa. Pernikahan yang membuat Alifa menyadari arti cinta dan tidak ingin kehilangan. Namun, gengsinya yang setinggi langit tidak membuat ia menyadarinya. Bagaimana kelanjutan pernikahan mereka? Berakhir bahagia atau putus di tengah jalan?
View More"Dasar Om-om genit!"
Pekikan seorang gadis yang sedang membawa tumpukan buku membuat suasana hening menjadi tegang. Mata sipitnya ia paksa untuk membola, menatap sosok tinggi berkacamata hitam lengkap dengan jas hitamnya.
"Apa kau tak punya mata, hah! Gara-gara kaca mata itu kau menabrakku!" Tangan gadis itu terulur, membuka paksa kacamata hitam yang menganggu pemandangan jalan sosok itu.
"Kau ini kenapa?" kata sosok tinggi di hadapannya kesal, merebut paksa kacamata miliknya ditangan sang gadis yang masih terpaku dengan mulut terbuka.
"Terpesona, huh?" tanya sosok di depannya dengan kedua tangan di lipat, tersenyum sangat manis.
"Aku?"
"Iya."
Gadis itu berdecak, dengan raut wajah yang dibuat jijik karena tingkat percaya diri sang laki-laki dewasa di depannya.
"Jackie Abian. Senang bertemu denganmu, Cantik," goda Jack mengedipkan sebelah matanya.
"Ternyata memang benar, kau seorang Om-om genit!"
Jack tertawa mendengar panggilan itu dari gadis cantik di depannya itu. Memakai kaca mata hitamnya, ia mendekat dua langkah ke hadapan gadis yang terus saja menatapnya penuh kesal.
"Alifa Aderald, nama yang cantik, secantik wajahmu," bisik Jack di depan telinga Alifa.
"Bagaimana kau tau namaku!"
"Hei!" Alifa masih berteriak keras, sedangkan Jack meninggalkannya tanpa kata. Alifa benar-benar kesal dengan sosok Om-om genit seperti itu.
"Sialan!"
***
"Maksud Ayah apa?" Jack yang baru melangkahkan kakinya kedalam ruangannya di hadang dengan pernyataan ayahnya yang membuatnya syok.
Dijodohkan. Jack langsung saja menghela nafasnya, bagaimana ia di jodohkan? Apa dirinya tidak laku sehingga ayahnya cepat memutuhkan untuk menjodohkannya.
"Ayah cuma mau yang terbaik untuk kamu, Nak," kata Bima, ayah Jack. Ia berjalan mendekati sofa yang ada di pojok ruangan, duduk dan menegakan tubuhnya.
"Jack--"
"Ayah. Aku tak mau menikah secepat ini, tolong mengerti." Jack mengacak rambutnya, ia duduk di singgasananya, tanpa mempedulikan tatapan ayahnya yang menajam.
"Jack, jangan permalukan keluarga kita. Ayah sudah menyetujui keputusan ini, dan ... ini adalah wasiat mendiang nenek mu."
"Ayah tak--"
"Demi kebaikanmu, Jack. Malam nanti kamu temui calon istrimu," kata Bima. Ia berdiri, berniat meninggalakan Jack sebelum sebuah ucapan Jack yang membuatnya terbelak.
"Aku sudah mencintai orang lain." Jack mengerutuki mulutnya yang asal bicara. Tapi entah kenapa, pikirannya tertuju pada seorang gadis yang tadi ia temui.
Gadis cantik, matanya sipit, pipi tembam yang sangat putih. Meskipun tingginya hanya sebatas dada nya, tapi gadis itu sangat imut.
"Siapa itu?" tanya Bima. Ia menolehkan kepalanya terkejut. Selama 28 tahun ia hidup bersama Jack, ia tak pernah mendengar kalimat itu dari putra sulungnya.
"Mengapa ayah terkejut?" tanya Jack santai.
"Kau mengucapkan hal itu, Jack. Tentu Ayah terkejut."
"Bukan hal luar biasa, kan?" Jack memutar kursinya, menatap jalanan yang ramai dari ketinggian lantai sepuluh perusahaannya.
Memejamkan matanya, ia yakin perasaan yang ia rasakan itu adalah cinta. Setelah sekian lama ia tak merasakan gemuruh di hatinya sekarang ia mendapatkannya lagi.
"Bagaimana bisa, Jack? Atau ... kau hanya ingin Ayah membatalkan nya karena kau berbicara seperti itu?" tebak Bima. Ia mendekat, duduk di kursi depan Jack, menatap wajah putranya yang tampak serius.
"Aku merasakannya lagi setelah enam tahun lalu, Ayah." Jack memejamkan matanya, jemarinya saling mengeras, ia tak mungkin lemah dengan semua ini lagi.
"Enam tahun? Bukan tiga tahun lalu?" Jack langsung membuka matanya, menatap sang ayah penuh selidik.
"Memangnya kenapa? Aku mencintai dia, dia orang di masalalu ku."
"Kenapa, Jack?"
"Apa maksud Ayah?" Jack berdiri, tubuh jangkungnya menjulang, sorot mata teduhnya menatap sang Ayah dengan sendu.
"Aku tak ingin menikah dengan pilihanmu, aku ingin menikahi gadis-ku."
"Siapa namanya?" tanya Bima serius. Ia tak akan percaya begitu saja dengan putranya itu. Bisa jadi dia hanya mengarang cerita agar ia tak jadi menjodohkan dirinya. Bima tau bagaimana putranya itu.
"Namanya Ali--"
Kring!
"Sebentar, Jack. Hallo?" Bima menjauhi Jack, keluar ruangan dengan ponsel yang ia dekatkan di telinganya, meninggalkan Jack yang sedang tersenyum.
"Mengapa sangat mudah untuk jatuh cinta padamu, Cantik."
Bersambung ...."Apa yang kamu lakukan pada Jack, Alifa?"Alifa yang baru saja melangkahkan kakinya ke dalam rumah mengerutkan keningnya. Ia merasa heran dengan pertanyaan yang diajukan ayahnya.Bagaimana mungkin Alifa membuat masalah pada Jack, sedangkan Jack sudah membuatnya kesal setengah mati."Apa maksud Ayah? Alifa tidak melakukan hal apapun.""Jack mau pernikahan kalian dimajukan. Satu minggu lagi!" Alifa terbelak. "Si brengsek itu ada apa dengannya!" geramnya dengan kesal.Ia menatap ayahnya yang tengah memijat pelipisnya dengan pelan dan di temani bundanya yang tengah menatapnya-- mengintimidasi."Alifa ngak salah!""Ayah sama Bunda udah setuju, karena mau bagaimana lagi?" kata Hikmal dengan santai.Alifa menatap ayahnya dengan beringas. "Apa-apaan Ayah ini! Aku ngak mau!""Itu resiko yang harus kamu tanggung, Sayang," sahut Hida menyahut dalam obrolan ayah dan anak itu sembari membawa sebuah teh di nampan bawaannya.Alifa hanya menghela napas pelan. Ingin sekali ia berteriak jika ia tak me
Jack menarik lengan Alifa yang masih berada di genggaman Bobby dengan paksa, dan membawa Alifa di sampingnya.Menggengam tangan putih itu dengan posesif. "Jangan pernah ganggu Alifa lagi. Anda mengerti, anak muda?" Alifa menggerutu dalam hati, bagaimana bisa Jack mengatakan hal yang sangat dewasa, seperti orang tua saja, pikirnya.Lalu, apa-apan dengan kata 'Calon suami.'"Harusnya saya yang mengatakan hal itu kepada anda, Tuan," balas Bobby dengan tajam.Hatinya sudah panas karena melihat lelaki dewasa di depannya dengan se-enak jidatnya menggenggam lengan kekasihnya.Sebagai kekasih ia sangat tak suka, dan semakin kesal saat Alifa hanya diam tak memberontak."Alifa tunangan saya. So, jangan pernah menganggu kehidupan kita lagi.""Jangan bercanda! Alifa sendiri yang mendatangiku memberikan kesempatan bagiku, Sialan!"Dahi Jack berkerut. Ia menatap Bobby tak suka dan mengalihkan tatapannya pada Alifa yang hanya menundukan kepalanya.Ia berusaha menahan emosi. Ia harus tau bagaimana l
"Aku sangat mencintaimu. Wanita yang kamu lihat kemarin hanya masalaluku. Sahabat dekatku, tak lebih."Alifa diam tak membalas pengakuan Jack. Ia hanya meremas kemeja belakang Jack dengan erat, dengan wajah yang terbenam sempurna di dada bidang Jack.Alifa ingin mengelak, ingin menutup telinganya dengan rapat, tapi, mendengar suara Jack yang penuh kelembutan dan terdengar tulus membuatnya luluh."Aku akan mengenalkanmu pada Diana," kata Jack dengan tegas. Mendengar itu Alifa langsung mundur dan melepaskan paksa pelukan mereka dan menatap Jack dengan tatapan sulit di artikan."Iya, aku ngak mau ada kesalah pahaman di antara kita, Alifa.""Kenapa?" gumam Alifa namun masih bisa di dengar Jack dengan jelas.Jack tersenyum dan membawa kedua tangan Alifa kedalam genggaman lengan besarnya. "Karena kamu calon istriku."Perasaan Jack sangat tulus, ia sangat mencintai Alifa dengan hatinya. Bukan hanya karena perjodohan,
"Tolong, aku cuma mau sendirian dulu.""Ngak bisa gitu, Sayang. Aku ngak mung--""Bobby! Aku cuma mau nenangin diri!" bentak Alifa kesal. Ia menumpukan dagunya di kedua tangannya. Taman kota yang lumayan ramai harusnya bukan tempat Alifa. Harusnya ia pulang saja, bukan malah mengajak Bobby untuk pergi ke tempat ramai ini."Calm down, Baby. Aku akan membeli minuman untukmu dulu. Okay?" Alifa mengangguk kecil. Ia tak menatap Bobby yang tengah penasaran akan kekasih hatinya itu.Bobby melenggang, meninggalkan Alifa yang tengah termenung di duduknya. Bobby ingin menuruti perkataan Alifa tentang menyendiri. Bobby sangat gantle, kan?"Ada apa denganmu, Sayang?" bisik Bobby pada dirinya sendiri. Ia menoleh ke belakang, tepat pada Alifa yang masih di sana, tak bergeser se-incipun.Melihat kekasihnya yang tengah murung, entah karena apa membuat Bobby khawatir. Ia takut jika Alifa terkena masalah yang besar.
Sesuai dengan rencana yang dibuatnya, Alifa tengah duduk dengan nyaman di sebuah restoran, tengah menunggu Jack.Iya, Jack. Semula Alifa ingin mengunjungi kantor Jack, tentu karena paksaan ayahnya, jika bukan Alifa lebih memilih tidur seharian."Laki-laki itu mengapa sangat lambat!" gerutu Alifa. Ia hampir setengah jam menunggu kedatangan Jack.Apa ayahnya lupa memberitahu pertemuan mereka pada Jack?"Maaf terlambat."Alifa mendengus mendengar suara itu. Ia menatap tajam Jack yang entah kenapa semakin tampan di matanya.Jas hitam yang ia sampaikan di tangan kanannya, dengan kemeja biru laut yang ia lipat sampai siku membuat Jack semakin tampan.Oh, iya, jangan lupakan kaca mata berframe hitam yang membingkai rahang tegasnya.Ternyata memang benar dugaan awalnya itu, lelaki seperti Jack, yang berpenampilan
"Apa sebaiknya kita bicarakan dengan Alifa dulu, Yah?""Tidak perlu. Anak itu harus di beri pelajaran!""Tapi Alifa hanya syok mendengarnya, dan dia mungkin akan tambah syok denga--""Tugasmu meyakinkan dia, Sayang.""Aku tidak yakin akan bisa."Langkah tergesa Alifa menjadi melemah saat mendengar percakapan orang tuanya dari ruang makan.Suaranya yang semangat tak jadi ia keluarkan. Ia semakin merapatkan bibirnya saat mendengar lagi apa yang mereka katakan."Pernikahan mereka akan di majukan.""Kita bicarakan dul--""Keluarga Jack bahkan sudah setuju, Sayang. Tak ada yang harus di khawatirkan."Alifa meremas tas gendong di genggamannya. Ayahnya sangat ambisius untuk menikahkan dirinya, bahkan ibunya saja sudah tak berdaya dengan keputusan sepihak itu.
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments